• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MAS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PROBLEM BASE

LEARNING) DENGAN HASIL BELAJAR PKN PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI

MOJOAGUNG

SRI SUNARTI ABSTRAK

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ,peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir.Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam proses belajar mengajar di atas adalah model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning) Dengan Hasil Belajar PKn Pokok Bahasan Memahami Hakikat Bangsa Dan Negara Kesatuan RI Peserta Didik Kelas X SMK PGRI Mojoagung.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMK PGRI Mojoagung tahun 2012/2013. Sampel penelitian ini adalah kelas X-2 SMK PGRI Mojoagung tahun 2012-2013. Variable dari penelitian ini adalah model Problem Based Learning dan Hasil Belajar.

Metode yang digunakan yaitu angket dan tes. Analisis data yang digunakan analisis korelasi Product Momen.Hasil analisis korelasi Product Moment diperoleh nilai R= 0,912 yang menunjukkan hubungan yang sangat kuat, karena korelasi berada diantara 0,800-1,00 yang menunjukkan korelasi kuat.Hasil analisis data diperoleh gambaran tentang hubungan model Problem Based Learning dan Hasil Belajar PKn peserta didik yang mana peserta didik mampu menyelesaikan isu pembelajaran dan menuangkan dalam kehidupan sehari-hari secara baik. Model Problem Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan baik. Hasil ini memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran Pkn dapat diterapkan model Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Kata kunci:Model Pembelajaran Problem Based Learning, Hasil Belajar ABSTRACT

One of the problems facing our education is the problem of lack of learning. In the process of learning, learners are less encouraged to develop the ability to think. One effort to overcome the problems in teaching and learning above is the model Problem Based Learning (Problem Base Learning).

The purpose of this study was to determine the relationship of Problem Based Learning Model (Problem Base Learning) with The Civic Education Learning Outcomes Understanding the nature of Nations Highlights And NKRI Class X Students SMK PGRI Mojoagung.

The research approach used is quantitative. The population of this research is a class X student of SMK PGRI Mojoagung year 2012/2013. The sample was a class X-2 SMK PGRI Mojoagung years 2012-2013. Variable of the study is a model of Problem Based Learning and Learning Outcomes.

The method used is Problem Based Learning Model (Problem Base Learning).This using test and angqet metode. Analysis of the data used Product Moment correlation analysis. From the Product Moment Correlation analysis obtained value R = 0.912 indicating a very strong relationship, because the correlation is between 0.800 to 1.00 which indicates a strong correlation. From the analysis of data obtained by the metaphor of the model of Problem Based Learning and Learning Outcomes Civics learners where learners are able to resolve the issue of learning and pour in everyday life as well. Problem Based Learning Model to improve the learning outcomes of students well. These results contribute to the world of education, especially in learning Civics can be applied to the model Problem Based Learning to improve student learning outcomes. Keywords:Model of Learning Problem Based Learning, Learning Outcomes

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

(2)

intelektual yang tinggi serta memiliki kepribadian tinggi dan akhlak yang mulia dan pada akhirnya mampu membaktikan dirinya bagi nusa dan bangsa.

Guna merealisasikan tujuan pendidikan nasional maka seorang guru dituntut untuk menjadi tauladan dan juga membekali diri dengan kemampuan secara profesional untukmengantarkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai yang dilandasi iman dan taqwa. Guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran tetapi juga mendidik peserta didik tentang kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan amanat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu guru harus menguasai berbagai macam metode pembelajaran yang sesuai dan melakukan inovasi terhadap media pembelajaran.

Pemilihan dan penentuan model pembelajaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang diantaranya : (1) Nilai strategi model, nilai strategis model dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar; (2) Efektifitas penggunaan model, maksudnya ada kesesuaian antara model dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran sebagai persiapan tertulis; (3) Pentingnya pemilihan dan penentuan model, guru mampu melakukan pemilihan dan penentuan model untuk mencapai tujuan pengajaran; (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan model, antara lain ; (a) Anak didik, perbedaan individual pada aspek biologis, intelektual dan psikologis anak didik mempengaruhi dan penentuan metode. Kemampuan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran; (b) Tujuan, adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar; (c) Situasi, situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari dan harus disesuaikan dengan kondisi kelas dan materi pemelajaran; (d) Fasilitas, lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode belajar. Dan keampuhan suatu model mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukungnya; (e) Guru, kepribadian, latarbelakang pendidikan dan pengalaman guru yang dapat mempengaruhi pikiran dan penentuan model mengajar (Surakhmad, 1999).

(3)

membentuk manusia cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia kreatif dan inovatif.

Untuk mencapai tujuan tersebut, guru PKn harus melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran bermutu diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologgi peserta didik (PP 19 Tahun 2005, pasal 19 )

Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada peserta didik, memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada peserta didik.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam proses belajar mengajar diatas adalah model Pembelajaran Problem Based Learning, karena sebagaimana menurut Smith yang dikutif oleh Taufiq Amir (2009 : 27) bahwa Problem Based Learningdapat memberikan manfaat kepada peserta didik diantaranya peserta didik akan mengingat kecakapan pemecahan masalahnya, lebih mudah mengingat, meningkatkan pemahamannya, meningkatkan pengetahuannya, yang relevan dengan dunia nyata / praktik, mendorong peserta didik penuh pemikiran, membangun kemampuan kepemimpinan dan kerjasama, kecakapan belajar dan memotivasi pelajar.

Model Problem Based Learning (PBL) menjadikan guru sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk mencari dan menemukan solusi yang diperlukan sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran. Model PBL ini mampu menantang peserta didik belajar bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata serta mempersiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis. Pada saat peserta didik berkelompok melakukan diskusi dengan peserta didik lain maka akan berkembang kemampuan berkomunikasi terutama kemampuan mengemukakan pendapat untuk menemukan solusi dari sebuah masalah.

(4)

Untuk menumbuhkan sikap aktif dan kreatif peserta didik tidaklah mudah. Fakta yang ada sekarang ini di sekolah-sekolah khususnya mata pelajaran PKn masih kurang mampu mengembangkan suasana kelas yang kondusif dan berkesan. Penyebabnya, ternyata masih banyak guru yang kurang menguasai keterampilan dalam memilih serta menggunakan model pembelajaran yang mampu mengembangkan suasana kelas yang kondusif, sehingga peserta didik mengalami kesulitan belajar karena pembelajaran mengemukakan pendapat peserta didik.

Pencapaian tujuan belajar akan menghasilkan hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mujiono (2003 : 239) hasil belajar merupakan hasil proses belajar atau proses pembelajaran. Hasil belajar atau prestasi akademik biasanya diukur dari nilai sehari-hari hasil tes dan lamanya bersekolah. Sedangkan menurut Winkel, (2008 : 244) membagi hasil belajar kedalam 3 ranah yaitu : (1) Ranah Kognitif, Ranah Kognitif (berkaitan dengan daya pikir, pengetahuan dan penalaran) berorientasi pada kemampuan peserta didik dalam berpikir dan bernalar yang mencakup kemampuan peserta didik dalam mengingat sampai dengan memecahkan masalah; (2) Rana Psikomotorik. Rana Psikomotorik berkaitan dengan keterampilan fisik, keterampilan motorik atau keterampilan tangan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara otot dan saraf; (3) Ranah Afektif, ranah afektif berkaitan dengan perasaan / kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang yang memotivasi seseorang untuk memilih apa yang disenangi, berorientasi pada kemampuan peserta didik dalam belajar menghayati nilai obyek-obyek yang dihadapi melalui perasan baik obyek yang berupa orang, benda atau peristiwa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pembelajarna Berbasis Masalah(Problem Based Learning) 1. Pengertian Problem Based Learning

PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004 : 54). Menurut Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003 : 123) menyatakan bahwa Problem Based Learning is a way of constructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity .

(5)

demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyongkong keilmuan.

2. Langkah- langkah Model Problem Base Learning ( PBL )

Ada 7 langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Base Learning ) 1) Identifikasi Masalah.Peserta didik membaca masalah yang diberikan dan

mendiskusikannya.Mereka tergoda mendiagnosis masalah tersebut dengan segera.

2) Eksplor Pengetahuan Yang Dimiliki. Peserta didik dapat memahami materi atau pengetahuan baru jika ia telah pernah tahu sekilas tentang topic tersebut.

3) Hasilkan Hipotesis. Pada tahap ini peserta didik dapat membangun hipotesis dari permasalahan yang dibirikan.

4) Identifikasi Isu isu yang dipelajari. Pada tahap ini peserta didik harus tahu isupembelajaran( learning issues) baik bagi kelompok maupun bagi tiap pribadi. 5) Belajar Mandiri.Pada tahap ini, harus jelas yang menjadi tujuan bagi tiap peserta

didik.Hal ini bermanfaat sebelum masuk pembelajaran berikutnya.

6) Re Evaluasi dan Terapkan Pengetahuan Baru Terhadap Masalah.Pada tahap ini peserta didik berkumpul kembali,setelah membahas isu pembelajaran pada tahap berikutnya.Pada tahap inilah ilmu atau pengetahuan yang baru, diterapkan kepada permasalahan yang diberikan diawal.

7) Assessment dan Refleksi. Sebelum proses pembelajaran selesai,peserta didik mendapat kesempatan merefleksi mengenai proses pembelajaran yang terjadi.Hal ini termasuk melakukan review terhadap pembelajaran yang telah diraih, sekaligus memberi kesempatan bagi kelompok untuk memberikan umpan balik mengenai proses yang telah berlangsung.

2. Tahap-tahap dalam PBL

Milne dan McConnell (2001 : 64-65) memberikan gambaran proses idealn PBL yang terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1

Proses Ideal Model PBL

PROSES TUJUAN HASIL

Pengajar memulai sesi awal PBL dengan presentase permasalahan yang akan dihadapi oleh peserta didik

Peserta didik terstimulus untuk berusaha

menyelesaikan permaslahan di lapangan yang nantinya bisa saja menjadi situasi

(6)

PROSES TUJUAN HASIL terkait. Apa yang diketahui ? apa yang terjadi ? setelah periodebrainstorming

(7)

PROSES TUJUAN HASIL

Setelah periodeself-study sesi kedua dilakukan. Pada awal sesi ini maha peserta didik diharapkan dapat

Sumber : Milne dan McConnell (2001 : 64 65)

B. Hasil Belajar

(8)

Belajar menurut Skinner adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya akan lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya akan menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut.

1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons peserta didik. 2. Respons peserta didik, dan

3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.

Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons peserta didik yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons peserta didik tidak baik diberi teguran atau hukuman (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 9)

1.Tujuan Belajar

Tujuan belajar yaitu membentuk guru menyusun alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui apakah proses belajar dan pembelajaran berhasil atau gagal.

Tujuan belajar yang lain sebagai berikut.

(a )Untuk mendapatkan pengetahuan,( b ) Penanaman konsep dan ketrampilan,dan (c) Pembentukan sikap. ( Sardiman, 2001 : 26 28 )

2. Hasil Belajar

Menurut Gagne dalam Sudjana (2002 : 30), mengemukakan bahwa hasil belajar meliputi : pertama, belajar kemahiran intelektual (Kognitif), termasuk dalam tipe hasil belajar ini adalah belajar diskriminasi, yakni kesanggupan membedakan obyek berdasarkan ciri-ciri tertentu.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri peserta didik (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar peserta didik (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

4. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn )

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn) Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.

(9)

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk memperluas wawasan dan menumbuhkan kesadaran warga negara, sikap serta perilaku cinta tanah air yang bersendikan pada kebudayaan bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positisme. Digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tehnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesa yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009 : 14).

Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada ilustrasi diagram berikut :

Keterangan :

X adalah Model pembelajaran berbasis masalah(Problem Based Learning) Y adalah Hasil belajar

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 123 peserta didik kelas X SMK PGRI Mojoagung Tahun 2012 / 2013.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 peserta didik kelas X SMK PGRI Mojoagung Tahun 2012 / 2013.

Adapun langkah-langkah dalam pengambilan sampel sebagai berikut :

a. Mendata seluruh jumlah populasi (seluruh peserta didik kelas X SMK PGRI Mojoagung Tahun 2012 / 2013) sebanyak 123 peserta didik, yang terdiri dari 41 peserta didik kelas 1, 45 peserta didik kelas 2, dan 37 peserta didik kelas X-3.

b. Masing-masing kelas dianggap sama sehingga dilakukan pengundian untuk menentukan kelas yang dipergunakan sebagai sampel

c. Setelah diundi ternyata yang menjadi sampel adalah kelas X-2 yang berjumlah 45.

C. Metode Pengumpulan Data

(10)

Metode pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menentukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data, kemudian disusul dengan cara menyusun alat pembantunya yaitu instrument (Arikunto, 2006 : 222).

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode : 1. Angket

Angket adalah salah satu teknik dari pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengirimkan daftar isian yang harus diisi oleh responden. (Sugiono, 2008 : 46). Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai penerapan pembelajaran PKn modelProblem Based Learning.

2. Test

Test adalah alat untuk menilai hasil atau prestasi belajar peserta didik dan juga menilai efektivitas atau kesanggupan guru dalam mengajar. Tes ini digunakan untuk mendapat data hasil belajar PKn.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mempelajari dokumen yang berupa catatan-catatan, arsip-arsip, atau laporan tertulis.

D. Teknik Analisa Data 1.Uji Validitas

Hasil uji validitas dengan program SPSS di atas diperoleh nilai >

,dan nilai sig < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua soal tes adalah

valid, sehingga dapat dipergunakan untuk pengambilan data penelitian lebih lanjut.

2.Uji Reliabilitas

Instrumen dapat dikatakan handal dan reliable apabila memiliki koefisien alpha 0,6 atau nilai koefisien Alpha Crombach > (Arikunto, 2006). Berdasarkan hasil realibilitas didapatkan nilai koefisien Cronbarch Alpha instrumen test = 0.899 lebih besar dari ( ) = 0,249, dan juga lebih lanjut.

3.Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hasil yang diperoleh maka peneliti menggunakan teknik analisa data yaitu dengan menggunakan teknik analisa statistik Korelasi Product Moment(Pearson)dengan rumus :

= Σ − Σ Σ

(11)

= Nilai koefisien korelasi x dan y Σ = Jumlah skor sebaran y

Σ = Jumlah skor sebaran x

N = Jumlah responden

Σ X = Jumlah perkalian skor x dengan skor y

Σ = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

Σ = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

Kesesuaian antara yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dikonsultasikan dengan r tab. Jika nilai r hit (Problem Base Learning) Dengan Hasil Belajar PKn Pokok Bahasan Memahami Hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Peserta Didik Kelas X SMK PGRI Mojoagung.

Alasan menggunakan rumus Product Moment adalah sebagai berikut : 1. Variabel berjenis data internal

2. Selalu bekerja dengan angka-angka

3. Hubungan yang merupakan hubungan yang sejajar 4. Variabel berbentuk variabel independen dan dependen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 1. DeskripsiVariabel Problem Based Learning

Gambaran penyebaran data tentang penerapan Problem Based Learning di SMK PGRI Mojoagung yang diukur melalui indikator; 1) 1. Identifikasi Masalah; 2) Eksplor Pengetahuan; 3) Hasilkan hipotesis; 4) Identifikasi isu-isu yang dipelajari; 5) Belajar Mandiri; 6) Re-Evaluasi; 7) Assesment dan refleksi yang kembangkan menjadi 20 item pertanyaan untuk menjaring data problem based learning. Hasil distribusi data problem based learningdisajikan pada tabel berikut :

Tabel 3. DeskripsiModel Pembelajaran Problem Based Learning

Kategori Interval Frekuensi Prosentase

Baik Cukup Kurang

47 60 33 46 20 32

33 0 0

73,3% 24,2% 2,3%

Jumlah 45 100%

Sumber : Data primer tahun 2013

(12)

2. Deskripsi Hasil Belajar

Hasil pembelajaran PKn dengan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn yang diukur melalui tes diperoleh data nilai terendah 73 dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 86, 84. Secara garis besar hasil belajar siswa disajikan berikut.

Tabel 4. Deskripsi Hasil Belajar PKn

Kategori Interval Frekuensi Prosentase

Tuntas

Remidi > 75< 75 441 97,8 %2,2 %

Jumlah 45 100%

Sumber : Data primer tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.3. diatas maka dapat dikatakan bahwa dari 44 responden dinyatakan tuntas, dan 1 responden harus remidi.

3. Pembuktian Hipotesis

Guna membuktikan secara analitik hubungan Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Base Learning)Dengan hasil belajar PKn Pokok Bahasan Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Pesertas Didik Kelas X SMK PGRI Mojoagung, maka perlu dilakukan uji korelasi product moment. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap data penelitian sebagaimana tabel berikut:

Hasil uji SPSS analsis korelasi product moment dengan menggunakan program SPSS versi 13, dan hasilnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 5. Hasil KorelasiProduct Moment

Problem Based Learning

Hasil Belajar

Problem Based Learning Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1

45

.912*** .000 45 Hasil Belajar Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N

.912*** .000 45

1

45 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

(13)

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning) Dengan Hasil Belajar PKn Pokok Bahasan Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Pesertas Didik Kelas X SMK PGRI Mojoagung.

Hubungan antara model pembelajaran Based Learning dengan hasil belajar juga dapat dinilai dari hasil observasi peneliti yang terlihat dari :

1) Peserta didik antusias mengikuti pembelajaran dengan model problem based learning.

2) Peserta didik menerapkan model Problem based learning dalam setiap isu pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan baik. Kondisi guru,

1) Guru lebih menyukai model pembelajaran yang telah diterapkan, karena guru telah menemukan pola pembelajaran yang lebih aktif dan kreatif.

2) Guru mampu mengelola kelas denganbaik

3) Guru sudah mengenal pola pembelajaran yang mampu membangkitkan motivasi peserta didik lebih meningkat.

Kondisi peserta didik,

1) Peserta didik lebih aktif mengikuti pembelajaran PKn

2) Peserta didik mulai menemukan keberanian untuk mengungkapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi.

3) Peserta didik berani menyelesaikan isu-isu pembelajaran baik secara pribadi maupun kelompok.

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dan analisis data maka kesimpulan penelitian adalah Ada Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning) dengan Hasil Belajar Republik PKn Pokok Bahasan Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Pesertas Didik Kelas X SMK PGRI Mojoagung,

Terbukti dari hasil analisis korelasi Product Moment diperoleh nilai R = 0,912 yang menunjukkan hubungan yang sangat kuat, karena nilai korelasi berada diantara 0,800 1,00 yang menunjukkan korelasi kuat.

B. Saran

Saran-saran dalam penelitian sebagai berikut :

(14)

2) Kepala Sekolah diharapkan selalu mengadakan supervisi terhadap guru dalam proses belajar mengajar, memberikan motivasi kepada guru untuk mengembangkan pola pembelajaran, inovasi pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa semakin meningkat. Kepala Sekolah juga selalu mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pengajaran yang dilakukan guru sehingga kepala sekolah dapat memberikan kontribusinya berupa saran langkah perbaikan pembelajaran

3) Guru hendaknya melakukan berbagai inovasi pembelajaran melalui sistem pengelolaan kelas secara baik dan benar disesuaikan menurut metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran, karena sistem pengelolaan kelas sangat penting dalam proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

4) Guru mampu memotivasi peserta didik dalam setiap perencanaan pengorganisasian kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Wianti, 2008, Pembelajaran melalui metode problem based learning dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.Universitas Pajajaran.

Amir, M. Taufiq, 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta : Prenada Media Group.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono, 2003,Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Milne, M. J. Dan P.J. McConnell. 2001. Problem-Based Learning : A Pedadogy for Using Case Material in Accounting Education. Accounting Education Vo. 10 / Nomor 1. Sardiman, 2002, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan. Profesionalisme Tenaga

Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia. Sudjana, 2002,Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono, 2009,Statistik untuk Penelitian,Bandung : Alfabeta N.K. Roestiyah, 2001,Strategi Belajar Mengajar.

Slamet, 2000.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Gambar

Tabel 3. Deskripsi Model Pembelajaran Problem Based Learning
Tabel 5. Hasil Korelasi Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembeliankonsumen Dunkin’ Donuts di Yogyakartadibuktikan

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Gaya hidup berpengaruh secara parsial dan besar terhadap keputuasan masyarakat dalam belanja secara ol line menunjukkan

Pasal 2 Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menyebutkan bahwa

Formula larutan hara Sundstrom lebih cocok digunakan sebagai pupuk hidroponik dibandingkan larutan hara Excell, terutama akan meningkatkan bobot buah, jumlah buah, kekerasan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh Media Audio-Visual Terhadap Motivasi pembelajaran

Dari uraian penjelasan di atas, maksud dari peneliti yaitu dengan Penanaman aqidah Islamiyah akan menimbulkan suatu tindakan yang dilakukan oleh ustadz terhadap

Penetapan Kawasan Geopark di Kawasan Karangsambung dan Kawasan Karst Gombong Selatan bukan hanya berbicara aspek material-teknis sebagai prasyarat yang harus

Tentang : PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS-DINAS DAERAH KOTA JAMBI WALIKOTA JAMBI ttd ARIFIEN MANAP KEPALA BIDANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SEKRETARIAT SUBBAGIAN