• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelesaian Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Adat Tapanuli Selatan (Studi Kasus Kecamatan Angkola Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyelesaian Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Adat Tapanuli Selatan (Studi Kasus Kecamatan Angkola Barat)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Muhammad Irsan Nasution RosnidarSembiring IdhaAprilyanaSembiring

Salah satu peristiwa penting dalam perjalanan manusia adalah meninggal dunia yang kemudian akan menimbulkan akibat hukum tertentu, yaitu harta warisan yang di tinggalkan oleh pewaris. Masyarakat Angkola Barat, menganut sistem kekeluargaan patrilineal atau menarik garis keturunan dari pihak ayah atau garis keturunan dari nenek moyang laki-laki, dalam hal ini anak laki-lakilah yang menjadi ahli waris orang tuanya sedangkan perempuan bukan merupakan ahli waris tetapi di masyarakat Angkola Barat mengenalHolong Ate atau pemberian berdasarkan kasih sayang semata kepada pihak perempuan. Pembagian warisan di masyarakat Angkola Barat bisa dilakukan dengan dua cara yaitu sebelum dan setelah meninggalnya si pewaris. Maka, persoalan yang diteliti dalam hal ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum waris adat Tapanuli Selatan, mekanisme penyelesaian sengketa pembagian hukum waris di masyarakatAdat Tapanuli Selatan dan akibat hukum dari perkembangan hukum waris adat di masyarakat Kecamatan Angkola barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Hukum normatif empiris, karena penelitian empiris merupakan penelitian tentang hukum yang hidup di masyarakat, yang diterapkan atau dilaksanakan oleh anggota masyarakat, permasalahan yang diteliti menyangkut praktek nyata dilakukan masyarakat adat Tapanuli Selatan terhadap pelaksanaan Warisan. Sumber data yang digunakana dalah sumber data sekunder. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif di maksudkan untuk melukiskan keadaan objek semata-mata apa adanya. Dengan bantuan beberapa responden dari masyarakat Kelurahan Sisoma dan Kelurahan Sitinjak dengan jumlah 8 (delapan orang).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum waris adat Tapanuli Selatan adalah faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor sistem informasi, faktor perantauan, faktor perkembangan sosial, faktor melonggarnya ikatan klan dan suku. Mekanisme penyelesaian sengketa pembagian HukumWaris di masyarakat Adat Tapanuli Selatan, dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui pengadilandan di luar pengadilan (musyawarah keluarga dan musyawarah adat). Akibat Hukum dari perkembangan hukum waris di Tapanuli Selatan mengakibatkan anak perempuan pada zaman sekarang mendapatkan harta warisan dikarenakan kasih sayang orang tua.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, Faktor-faktor perkembangan waris seharusnya masyarakat tidak melupakan unsur adat dalam pembagian harta warisan Mekanisme pembagian harta warisan yang terjadi di masyarakat adat Tapanuli Selatan seharusnya lebih mengutamakan musyawarah keluarga.Para ahli waris diharapkan lebih berpikir dewasa dalam menyikapinya.1 Akibat hukum, seharusnya pemerintah daerah membuat ketetapan atau aturan tentang berapa besar bagian harta warisan yang di berikan kepada anak perempuan.

1

*) MahasiswaFakultasHukum USU **) DosenPembimbing I

***) DosenPembimbing II

Referensi

Dokumen terkait

Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang sayasampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Langsung untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan

Dari pekerja yang didiagnosis akne, diklasifikasikan menurut tingkat keparahan akne dan diperoleh bahwa 31% didiagnosis dengan akne berat, 31%lainnya didiagnosis

of our local cultures in terms of world cultural stage, and the other way round, the world cultural stage in terms of local traditions..

Bagaimana perubahan tata ruang yang terjadi pada Desa Wisata Bejiharjo terutama pada Dusun Glaran I dan Bulu akibat adanya aktivitas baru sebagai obyek wisata beserta faktor-

Pada klon IND 68 pengamatan minggu kedua terjadi kenaikan intensitas serangan. sebesar 4,4% pada minggu kedua lalu naik kembali menjadi 8,2%

McDonaldisasi dan ‘Glokalisasi’ dalam Budaya Makan Masa Kini Sejumlah perkembangan dalam industri makanan dan kuliner pada masyarakat kontemporer dapat dilihat sebagai tolok

Pemilik berani mengambil keputusan tersebut karena didasari oleh produk yang dibuatnya antara lain, barang yang diberikan kepada konsumen merupakan barang yang masih baru,