BAB 3
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan yang digunakan
3.1.1 Alat Yang Digunakan
1. Neraca analitik sartorius
2. Buret pyrex
3. Statif dan klem
4. Pipet tetes
5. Erlenmeyer pyrex
6. Botol sampel
7. Beaker glass pyrex
8. Micro pipet
9. Pipet
10.Chromatography gas
11.Labu ukur pyrex
12.Kuvet
13.Spectrophotometry UV-Visible
14.Blanko
15.Hotplate
16.Pipet volume
17.Tabung reaksi
18.Vortex
20.Sendok
3.1.2 Bahan Yang Digunakan
1. Olein (aq)
2. Stearin (aq)
3. Minyak merah
4. Margarin formula 1
5. Margarin formula II
6. Margarin formula III
7. N-heksan (aq)
8. KOH 0,0087 N (aq)
9. Alkohol
10.Indikator phenolftalein
11.NaOH metanolik
12.BF3 (aq)
13.NaCl (j)
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Pembuatan larutan standart
- Ditimbang 0,1 gram asam oksalat/KH Ftalat
- Larutkan dengan 20-25 ml aquadest
- Ditambahkan 3 tetes indikator PP
- Titrasi dengan KOH yang dibuat
1. minyak CPO disentrifugasi sebanyak 10 kg
2. dilakukan proses degumming dengan penambahan asam posfat 1%
3. diaduk pada suhu 60°C
4. dinetralisasi dengan KOH 0,0087 N
5. ditentukan bilangan asam nya
3.2.3 Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas pada Olein,Stearin,Minyak
Merah,Margarin formula I,II,III
1. Ditimbang labu ukur 10 ml dengan menggunakan Neraca Analitik
2. Dimasukkan sampel sebanyak 2,5 gr (dicairkan terlebih dahulu)
3.Dilarutkan dengan etanol netral
4. Ditambahkan indikator PP 3 tetes
5. Dititrasi dengan KOH 0,0087 N (sedikit merah)
6. Hitung kadar ALB
3.2.4 Penentuan Kadar Karoten pada Olein, Stearin, Minyak Merah,
Margarin Formula I,II,III
1. Ditimbang 0,04 gr sampel kedalam labu ukur 10 ml
2. Ditambahkan N-heksan sampai tanda garis
3.Dianalisa dengan spektrofotometer Uv-visible dengan panjang gelombang
3.2.5 Pembuatan Margarin dengan metode Blending dengan komposisi
minyak merah yang bervariasi
1. variasi pertama minyak merah sebanyak 50 gr untuk 1 kg
2. variasi kedua minyak merah sebanyak 300 gr untuk 1 kg
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
.1 Data untuk komposisi margarin dengan variasi minyak merah yang berbedaTabel 4.1 variasi minyak merah pada percobaan I dalam pembuatan 1 kg margarin dengan metode Blending menggunakan Mixer
NO NAMA SAMPEL BERAT (g)
1 Olein 350 gr
2 Stearin 400 gr
3 Minyak merah 50 gr 4 Natrium Benzoat 1 gr
5 Air 160 ml
6 Gula 10 gr
7 Garam 29,99 gr
Tabel 4.2 variasi minyak merah pada percobaan II dalam pembuatan 1 kg margarin dengan metode Blending menggunakan Mixer
NO NAMA SAMPEL BERAT (g)
1 Olein 100 gr
2 Stearin 400 gr
3 Minyak merah 300gr 4 Natrium Benzoat 1 gr
5 Air 160 ml
6 Gula 10 gr
7 Garam 29,99 gr
Tabel 4.3 variasi minyak merah pada percobaan III dalam pembuatan 1 kg margarin dengan metode Blending menggunakan Mixer
NO NAMA SAMPEL BERAT (g)
1 Olein 250 gr
2 Stearin 400 gr
5 Air 160 ml
6 Gula 10 gr
7 Garam 29,99 gr
Analisis kadar asam lemak bebas pada olein, stearin, minyak merah, margarin I,
II,III dapat dilakukan dengan metode titrasi asam- basa.
Tabel 4.2. pengamatan asam lemak bebas
NO NAMA SAMPEL KADAR (%)
Analisis kandungan karoten terhadap olein ,stearin ,minyak merah,
margarin I, II, III dilakukan dengan dengan menggunakan alat UV-Visible
spectrophotometry pada panjang gelombang λ (440 nm) berdasarkan prosedur dari
metode Palm Oil Research Institute Of Malaysia (PORIM).
Tabel 4.3 pengamatan kadar karoten menggunakan UV-Visible spectrophotometry λ (440 nm)
4.2 Per hitu ngan
A. Pembuatan larutan standart KOH 0,0087 N
Berat Ekivalen (asam oksalat) = berat molekul (asam oksalat) Valensi (asam oksalat)
B. penentuan kadar asam lemak bebas
1.olein
% ALB olein = v.titrasi x N.KOH x berat molekul (oleat) x 100% Berat sampel dalam (mgr)
= 1,2 x 0,0087 x 282 x 100%
% ALB stearin = v.titrasi x N.KOH x berat molekul (stearat) x 100% Berat sampel dalam (mgr)
= 0,12%
3. Minyak Merah
% ALB minyak merah = v.titrasi x N.KOH x berat molekul (palmitat) x 100% Berat sampel dalam (mgr)
Kadar bilangan asam margarin I = ml.KOH x N.KOH x 56,1 Berat sampel (mg)
C. penentuan kadar karoten
ppm stearin A = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
= 383 x 10ml x 0,00159 x 1 0,0471 x 100
= 6,0897 4,71 = 1 ppm
berat sampel x 100
Ppm M.merah A= 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
= 383 x 10ml x 0,50818 x 1 0,0454 x 100
= 1946,3 4,54 = 429 ppm
Ppm M.merah B = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
Ppm Olein A = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
Ppm Olein B = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
Margarin Formula I A = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
0,0496 x 100
= 296,8 4,96 = 60 ppm
Margarin Formula I B = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
= 383 x 10ml x 0,06091 x 1 0,0430 x 100
= 233,28 4,30 = 54 ppm
Margarin Formula II A = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
= 383 x 10ml x 0,18774 x 1 0,0424 x 100
= 719,04 4,24 =170 ppm
Margarin Formula II B = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
= 383 x 10ml x 0,22290 x 1 0,0485 x 100
= 853,70 4,85 = 176 ppm
Margarin Formula III A = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
= 383 x 10ml x 0,10510 x 1 0,0420 x 100
= 402,53 4,20 = 96 ppm
Margarin Formula III B = 383 x Volume labu yang dipakai x adsorbansi 446 x FP berat sampel x 100
0,0496 x 100
=509,61 4,96 = 103 ppm
4.3 Pembahasan
Analisis kadar Asam Lemak Bebas (ALB) pada (Crude Palm Oil) dengan
menggunakan pentiter KOH 0,0087 N dan indikator Phenolpthalein. Kadar rata-
rata ALB dari stearin,olein dan minyak merah adalah 0,13%. Sedangkan kadar
rata-rata bilangan asam pada produk olahan margarin I,II,III yaitu 0,68 mgKOH/g.
Hasil tersebut masih memenuhi syarat yang ditetapkan Standart Nasional
Indonesia (SNI) 01-2901-1992. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa stearin,
olein, minyak merah yang telah dianalisis di Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Brigjen Katamso Medan tergolong baik dengan parameter kadar ALB yang masih
memenuhi standar, walaupun data hasil analisis yang diperoleh bervariasi namun
masih memenuhi batasan standar mutu yang ditetapkan. Data yang bervariasi ini
terjadi karena penimbangan pada tiap sampel yang akan dianalisis sangat sulit
dilakukan dengan tepat, sehingga mempengaruhi dalam penentuan kadar asam
lemak bebas. Untuk itu dalam menganalisis kadar asam lemak bebas pada sampel
diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam menganalisis agar hasil yang
diinginkan benar-benar sesuai dengan standar SNI 01-2901-1992.
Menurut Tim Penulis (1992) Asam lemak Bebas dalam konsentrasi tinggi
yang terikut dalam minyak kelapa sawit sangat merugikan. Tingginya kadar asam
lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Kenaikan kadar ALB
disebabkan karna adanya reaksi hidrolisa pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa
adanya faktor panas, air, keasaman dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi
berlangsung,maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.
Adapun faktor yang menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif
tinggi dalam minyak sawit antara lain :
1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu
2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah
3. Penumpukan buah yang terlalu lama
4. Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik.
Dari hasil yang diperoleh dalam pembuatan produk margarin dengan
memanfaatkan minyak sawit merah yang kaya akan karoten. Pengolahan minyak
merah untuk bahan baku pembuatan produk margarin. Pertama minyak CPO
disentrifugasi dengan menggunakan alat sentrifugasi untuk menghilangkan zat
pengotor. Setelah itu minyak CPO yang telah selesai di sentrifugasi diukur
sebanyak 10 kg. Kemudian dilakukan proses degumming ditambahkan asam
posfat 1 % berfungsi untuk menghilangkan bau, gelembung, getah, kadar air.
Ditimbang asam posfat 1% sebanyak 100 gram ditambahkan ke dalam 10 kg CPO
yang telah diukur. Kemudian diaduk pada suhu 60°C selama 1 jam. Sesudah itu
dilakukan proses netralisasi dengan dititrasi dengan menggunakan KOH 0,0087 N
kemudian diperoleh bilangan asam pada minyak CPO yaitu 0,40 mg KOH/g.
Kadar β-karoten yang terdapat pada minyak sawit mentah mempengaruhi
nilai nutrisi dari pada minyak sawit. Minyak sawit tinggi kandungan karoten yang
merupakan sumber provitamin A yang cukup potensial. Kadar β-karoten
merupakan sebagai salah satu zat gizi mikro di dalam minyak sawit yang
mencegah kebutaan, mencega timbulnya penyakit kanker, mencegah proses
penuaan dini serta berperan aktif dalam memusnahkan radikal bebas.
Dari analisis kadar β-karoten dalam olein,stearin,minyak merah,serta
produk margarin I,II,III dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Visibel
dengan λ = 446 nm diperoleh Olein kode I sebesar 10 ppm, Olein kode II sebesar
11 ppm, Stearin kode I sebesar 1 ppm, Stearin kode II sebesar 2 ppm, Minyak
merah dengan kode I sebesar 429 ppm, minyak merah dengan kode II 424 ppm,
margarin A kode I sebesar 60 ppm, margarin A kode II sebesar 54 ppm, margarin
B kode I sebesar 170 ppm, margarin B kode II sebesar 176 ppm, margarin C kode
I sebesar 96 ppm, margarin C kode II sebesar 103 ppm.
Dari hasil analisis kadar karoten formulasi minyak merah pada pembuatan
margarin dengan penambahan formulasi I yaitu 50 gr kadar rata-rata karotennya
yaitu 57 ppm, formulasi ke II yaitu penambahan minyak merah sebanyak 300 gr
kadar rata-rata karotennya yaitu 173 ppm, formulasi ke III yaitu penambahan
minyak merah sebanyak 150 gr kadar rata-rata karotennya yaitu 99 ppm. Hasil
analisis karoten menunjukkan bahwa formulasi ke-II penambahan minyak merah
sebanyak 300 gr sudah memenuhi kadar karoten international standart
organization. Menurut (Fauzi,2008) kandungan karoten dalam minyak sawit
mencapai 0,005-0,18%. Karoten kaya provitamin A terdiri dari 36% alfakaroten
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis kadar asam lemak bebas pada minyak CPO (crude palm
oil) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Brigjen Katamso Medan diperoleh nilai
sebesar 0,40%. Hal ini memunjukkan bahwa minyak sawit yang diuji
mengandung Asam Lemak Bebas yang memenuhi syarat sesuai norma yang
ditetapkan SNI 01-2901-1992 yaitu 5 %.
Dari hasil analisis kadar β-karoten menunjukkan bahwa rata-rata standart
deviasinya adalah dibawah 5. Hal itu menunjukkan bahwa kadar karoten pada
formulasi ke-II penambahan 300 gr minyak merah dengan kadar karoten 173 ppm
sudah memenuhi standart ditinjau dari international standart organization (ISO).
5.2 Saran
Penentuan kadar asam lemak bebas dan kadar β-karoten sebaiknya pada saat
penimbangan berat sampel dilakukan dengan teliti menggunakan neraca analitik