• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Patriarki dan Isu Gender pada pada Perempuan dalam Birokrasi Lokal (Studi Kasus di Desa Karang Baru, Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isu Patriarki dan Isu Gender pada pada Perempuan dalam Birokrasi Lokal (Studi Kasus di Desa Karang Baru, Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa segala warga negara

bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum

dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pada pasal 28 D ayat 3 juga ditegaskan

bahwa setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

Bila dikaitkan dengan hak seseorang untuk menjadi pemimpin, maka ini berarti

bahwa setiap warga negara sepanjang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan berhak menjadi pemimpin. Tak terkecuali, dalam hal ini

termasuk kaum perempuan.

Hak kaum perempuan untuk menjadi presiden juga ditegaskan dalam Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. UndangUndang tersebut menegaskan

bahwa wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam pekerjaan, jabatan dan profesi

sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan.

Meskipun demikian, pada kenyataannya sebagian masyarakat ada yang berpendapat

bahwa kaum perempuan haram menjadi pemimpin. Ada sebagian orang beranggapan bahwa

kemampuan laki-laki lebih unggul dibandingkan wanita, padahal banyak sekali wanita-wanita

yang mempunyai potensi yang tidak kalah dengan laki-laki. Akan tetapi citra wanita sebagai

“kanca wingking” masih saja melekat dalam citra wanita di Indonesia. Seiring dengan

perkembangan jaman, citra wanita yang hanya sebagai “kanca wingking” sudah mulai

memudar karena sudah banyak wanita yang mempunyai jabatan dan kedudukan yang sejajar

dengan laki-laki baik itu dibidang pemerintahan, kemasyarakatan dsb.

Kepemimpinan perempuan belum bisa diterima oleh semua pihak dan menjadi

masalah yang krusial. Persoalannya tidak hanya menyangkut masalah politik, yaitu ketika

pemimpin harus dipilih secara langsung oleh rakyat yang berarti disana ada pro-kontra tetapi

juga menyangkut perbedaan paham keagamaan terutama di kalangan umat Islam yang

sekaligus juga menyangkut persoalan gender.

Seiring dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan di era global saat ini,

(2)

yang diambil perempuan adalah dengan bekerja, yang biasanya hanya didominasi oleh

laki-laki. Peran perempuan dalam dunia kerja sama besarnya dengan peran laki-laki-laki.

Perempuan dalam dunia kerja memang sudah tidak asing lagi. Kemajuan peran

perempuan di Indonesia sendiri pun telah ditandai dari R.A. Kartini, yang membangkitkan

emansipasi wanita dalam hal pendidikan (Simanullang, 2012). Namun selayaknya Indonesia

yang masih mengikuti aturan dan stereotipe tradisional, peran perempuan dalam dunia kerja

masih terbatas. Perempuan masih dianggap tidak pantas dan tidak setara dengan kemampuan

laki-laki dalam hal bekerja. Pekerjaan yang dilakukan perempuan di Indonesia masih banyak

di bidang pelayanan jasa dan publik dan posisi mereka dalam perusahaan hanya menempati

posisi manager menengah ke bawah (Ghurobi, 2014).

Masih melekatnya stereotype tradisional pada perempuan dalam hal pekerjaan,

menjadikan wanita sulit menembus posisi puncak perusahaan. Posisi-posisi yang ditawarkan

untuk perempuan pun cenderung di bawah laki-laki, dimana perempuan tidak mempunyai

kuasa atau hak tertentu dalam perusahaan.

Sedikitnya perempuan yang dapat mencapai posisi tinggi jabatan menandakan bahwa

ada halangan tertentu bagi perempuan untuk mencapai posisi tersebut. Halangan tersebut

disebut dengan Glass Ceiling . Glass ceiling sendiri adalah istilah simbolik mengenai

hambatan-hambatan yang dialami wanita dan kaum minoritas untuk meningkatkan status

mereka pada posisi puncak hirarki organisasi (Zhen Zeng, 2010) . Hymowitz & Schellhardt

dalam The Wall Street Journal tahun 1986 mengemukakan bahwa glass ceiling merupakan

hambatan tak terlihat yang dialami wanita dan kaum minoritas dalam mencapai posisi puncak

dalam hirarki organisasi (Hymowitz & Schellhardt, 1986 dalam Jenny M.Hoobler,Jia

Hu,Morgan Wilson, 2010). Adapun komisi federal glass ceiling mendeskripsikan 3 hambatan

bagi wanita dan kaum minoritas untuk mecapai posisi puncak yaitu: hambatan sosial,

hambatan struktur internal, dan hambatan pemerintah (The Federal Glass Ceiling

Commission, 2003 dalam Sposito, 2013).

Fenomena Glass Ceiling ini banyak merugikan perempuan yang mana dimana

sekalipun mereka mempunyai pendidikan yang lebih tinggi atau kemampuan yang sama

dengan laki-laki tapi mereka tidak dilihat mempunyai kemampuan yang sama dalam posisi

puncak perusahaan (Kephart & Schumacher, 2005) . Sekalipun kepemimpinan perempuan

lebih baik dalam beberapa hal, hal ini tidak menjadikan perempuan sebagai pemimpin

(3)

mundur atau tidak dapat mencapai posisi puncak perusahaan, salah satunya karena adanya

tekanan berupa tekanan kerja yang nantinya dapat mempengaruhi keseimbangan kehidupan

pribadi, tekanan karena tidak adanya pembimbing atau sedikitnya teman wanita yang

memiliki posisi sama, dan tekanan akan mengurus hal lainnya di luar perusahaan yang masih

menjadi tanggung jawab wanita seperti anak dan keluarga (Morrison, White and Van

Velsor,1992 dalam Kephart & Schumacher, 2005).

Tabel 1.2. Jajaran Birokrasi Pemerintahan Desa Di Desa Karang Baru Kecamatan Talawi

Kabupaten Batu Bara Tahun 2017.

No Jabatan Jenis kelamin

1 Kepala desa Perempuan

2 Sekretaris desa Perempuan

3 Bendahara desa Perempuan

4 Kaur pemerintahan desa Perempuan

5 Kaur umum Perempuan

6 Kaur kesejahteraan desa Perempuan

7 Teknisi komputer Perempuan

8 Kepala dusun Laki-laki

9 PKK (pembinaan kesejahteraan

keluarga)

Perempuan

10 SPP ( simpan pinjam perempuan) Perempuan

11 Kelompok tani Perempuan

12 Perwiritan Perempuan

13 Karang taruna Laki-laki

/perempuan

Sumber : Kantor Balai Desa Karang Baru, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara,

(4)

Desa Karang Baru adalah Desa yang di pimpin oleh perempuan bernama Ibu Siti

Aminah. Ibu Siti Aminah menjabat sebagai Kepala Desa dan sudah mau tiga periode ini. Dari

data di atas, dapat kita lihat pemerintahan di birokrasi lokal yang ada di Desa Karang Baru,

Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, dimana desa tersebut di pimpin oleh perempuan.

Tidak hanya pemimpin atau kepala desanya saja yang perempuan, tetapi perangkat desa dan

organisasinya juga kebanyakan dikerjakan dan dijalankan oleh perempuan. Perempuan di

Desa ini lebih berperan aktif dalam pembangunan. Bukan hanya perempuan, laki-laki juga

ikut berperan aktif dalam pembangunan. Akan tetapi, yang menjadi pendobrak utama

mempunyai ide dan keterampilan-keterampilan baik dalam organisasi, maupun pekerjaan

yaitu perempuan.

Banyak perubahan yang terjadi di desa Karang baru. Seperti pembangunan desa yang

ada di mana-mana. Akses jalan pun sudah lumayan bagus dari sebelum nya. Kantor kepala

desa juga di buat senyaman mungkin, serta bantuan-bantuan pemerintah lainnya.

Perbedaan kepemimpinan sebelumnya dengan kepemimpinan yang di pimpin oleh Ibu

Aminah yang sekarang sangatlah terlihat. Kepala desa sebelumnya seorang laki-laki. Menurut

penilaian perwakilan masyarakat, laki-laki susah di jumpai dalam masalah pengurusan.

Laki-laki juga kurang tertib dalam pengurusan administrasi, dan Laki-laki-Laki-laki tidak begitu perduli

dengan tatanan dan keindahan desa.

Ibu Aminah lebih di kenal dengan seorang pemimpin yang tegas, perduli terhadap

masyarakat, sangat ramah dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Ia selalu membaur kepada

masyarakat dan tidak segan-segan ikut perpartisipasi dalam setiap acara warga. Ia juga sering

memberikan bantuan untuk warga yang mendapat musibah. Itulah yang membuat warga

senang dengan kepemimpinan yang di pimpin oleh nya. Masyarakat di desa Karang baru

sangatlah rasional. Mereka tidak mementingkan jenis kelamin, tetapi mereka lebih

mementingkan kemajuan desa mereka dengan pemimpin yang tegas dan demokrasi.

Penelitian ini penting di lakukan untuk memetakan pergeseran isu patriarki isu gender

di mana selama ini laki-laki yang berperan sebagai pemimpin dan juga untuk melihat

(5)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi di masalah, maka peneliti merumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana isu-isu dan nilai-nilai patriarki dalam birokrasi lokal yang di pimpin oleh

perempuan di Desa Karang Baru Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara.

2. Bagaimana perbedaan gaya kepemimpinan perempuan dibandingkan dengan laki-laki

di Desa Karang Baru Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara?

1.3.Tujuan Penelitian

Setelah menemukan rumusan masalah yang akan di teliti dalam sebuah penelitian,

maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan nilai-nilai patriarki dan isu-isu

kesetaraan gender pada perempuan di dalam birokrasi lokal di Desa karang baru,

Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor ketidak adilan gender.

3. Untuk melihat bagaimana performance pemimpin yang di pimpim oleh perempuan.

1.4.Manfaat Penelitian

Setiap penelitian di harapkan memiliki manfaat maupun sumbangsih bagi peneliti

maupun bagi masyarakat pada umumnya. Terutama bagi perkembangan ilmu pengetahuan

sosial. Adapun manfaat yang di harapkan bagi penelitian ini:

1.4.1. Secara Teoritis

1. Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan atau pemahaman dan

pengetahuan bagi ilmu sosiologi khususnya sosiologi gender serta memberikan

sumbangsih dalam ilmu sosial.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang nilai-nilai

patriarki dan isu-isu kesetaraan gender pada perempuan dalam birokrasi.

(6)

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca nya

untuk mengetahui bagaimana pemimpin yang di perankan oleh perempuan serta

bagaimana isu patriarki dan isu gender pada perempuan dalam birokrasi lokal di Desa

Karang baru, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara.

2. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa yang berminat mengadakan penelitian lebih

lanjut dan sebagai data dasar bagi perkembangan sisterm pemdidikan guna teciptanya

sumber daya manusia yang berkulitas.

1.5. Defenisi Konsep

1. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok

otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Ayah memiliki otoritas

terhadap perempuan, anak-anak dan harta benda. Secara tersirat sistem ini

melembagakan pemerintahan dan hak istimewa laki-laki dan menuntut

subordinasi perempuan.

2. Gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang

membedakan antara laki-laki dan perempuan baik secara biologis, prilaku,

mentalitas dan sosial budaya. Laki-laki dan perempuan secara sexual memang

beda. Begitu pula secara prilaku dan mentalis. Namun, perannya di masyarakat

dapat disejarahkan dengan batas-batas tertentu.

3. Perempuan adalah salah satu dari dua

adalah

kepada

4. Birokrasi diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando

dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada di rantai paling bawah

dari pada tingkat atas. Biasanya ditemua pada instansi yang sifatnya administratif

Gambar

Tabel 1.2. Jajaran Birokrasi Pemerintahan Desa Di Desa Karang Baru Kecamatan Talawi

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan selanjutnya adalah tidak semua guru di sekolah terutama guru di tingkat Sekolah Dasar mampu membuat atau merancang alat peraga pembelajaran sebagai alat bantu

ini, ekstrak air buah pepaya muda tidak menyebabkan perubahan pada jumlah leukosit secara umum yang melebihi nilai rujukan dalam waktu 24 jam. Adapun peningkatan lekosit yang

− Order Stop Loss untuk posisi beli yang dibuka ditempatkan dalam daftar eksekusi pada saat harga Bid dalam aliran kutipan menjadi setara dengan atau lebih rendah dari level

orang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: a) pencapaian KD pada setiap

Abstrak: Dampak Lingkungan Sekolah Satu Atap Siswa SMK terhadap Siswa SMP di Yayasan Yasmida. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dampak lingkungan sosial

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan memetakan beberapa sifat kimia tanah lahan kelapa sawit berdasarkan kelas lereng di Nagari Timpeh

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar jiwa kewirausahaan yang dimiliki pengurus Gapoktan penerima Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha

Hipotesis dari penelitian ini adalah pertama, variabel input mempengaruhi tingkat efektivitas program pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP) pada peternakan babi di Desa