• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV LPPD 2016 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV LPPD 2016 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

h a l | 3 9 8 BAB IV

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

Dalam sistem dan prinsip negara kesatuan sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945, asas otonomi dan tugas pembantuan memiliki makna tersendiri. Dimana pembagian urusan yang kemudian diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang telah ditentukan menjadi urusan Pemerintah.

Dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan, karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi. Disamping itu, sebagai konsekuensi negara kesatuan memang tidak dimungkinkan semua wewenang pemerintah didesentralisasikan dan diotonomkan sekalipun kepada daerah.

Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada wilayah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi.

Gubernur sebagai kepala daerah provinsi berfungsi pula selaku wakil Pemerintah di daerah, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah kabupaten dan kota.

Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah provinsi sebagai daerah otonom kepada kabupaten/kota dan/atau desa meliputi sebagian tugas-tugas provinsi, antara lain dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kota, serta sebagian tugas pemerintahan dalam bidang tertentu lainnya, termasuk juga sebagian tugas pemerintahan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten dan kota. Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten / kota kepada desa mencakup sebagian tugas-tugas kabupaten / kota di bidang pemerintahan yang menjadi wewenang kabupaten/kota.

(2)

h a l | 3 9 9 Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Semarang memperoleh alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk penyelenggaraan Tugas Pembantuan sebesar Rp 7.800.593.000,-. Dana tersebut terbagi dalam 4 (empat) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan dilaksanakan oleh 4 (empat) SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Keempat SKPD penyelenggara kegiatan Tugas Pembantuan tersebut adalah :

1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menerima alokasi sebesar Rp 827.704.000,- untuk melaksanakan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja yang merupakan penugasan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

2. Dinas Kesehatan, menerima alokasi sebesar Rp 3.581.042.000,- untuk melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak yang merupakan penugasan dari Kementerian Kesehatan.

3. Dinas Pertanian, menerima alokasi sebesar Rp 995.000.000,- untuk melaksanakan Program Bina Pembangunan Daerah yang merupakan penugasan dari Kementerian Dalam Negeri.

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, menerima alokasi sebesar Rp 2.396.847.000,- untuk melaksanakan Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang merupakan penugasan dari Kementerian Dalam Negeri.

Sampai dengan akhir tahun 2015, capaian realisasi keuangan penyelenggaraan Tugas Pembantuan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp 7.234.236.005,- atau sebesar 92,74% dari pagu yang diberikan, dengan capaian fisik sebesar 96,74% .

Secara terinci, penyelenggaraan kegiatan Tugas Pembantuan dari Kementerian / Lembaga pada masing-masing Satuan Kerja adalah sebagai berikut:

A. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

1. Dasar Hukum :

No. SP DIPA-026.04.4.039645/2015 2. Instansi Pemberi Tugas :

Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang

4. Program : Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

Kegiatan : Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja 5. Anggaran : Rp 827.704.000,-

6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :

(3)

h a l | 4 0 0 pelaksanaannya memerlukan perencanaan dan penjadwalan ulang kegiatan untuk menyesuaikan dengan petunjuk teknis yang ada.

Sesuai DIPA Nomor 026.04.4.039645/2015, Indikator Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja,adalah :

a. Terdapat jumlah penganggur dan setengah penganggur yang terserap melalui kegiatan padat karya.

b. Upaya Penciptaan Wirausaha baru melalui pembentukan tenaga kerja mandiri. Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja dilakukan melalui :

1) Padat Karya Infrastruktur, anggaran Rp 469.904.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp.463.846.000,- atau 98,71 %)

Keluaran : penyerapan tenaga kerja sementara sebanyak 3.520 OH dan pavingisasi jalan desa 700 m2

Padat Karya Infrastruktur terbagi dalam 2 paket pekerjaan yang berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen dan Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan.

Dalam setiap paket pekerjaannya, dilakukan padat karya oleh 88 orangyang terbagi dalam 4 kelompok, dengan masing-masing kelompok beranggotakan 22 orangpenganggur/setengah penganggur (1 tukang, 1 ketua kelompok dan 20 orang anggota) untuk pengerasan jalan dan pavingisasi jalan 350 m2selama 20 hari kerja (tanggal 25 September s/d 19 Oktober 2015). Anggaran yang tersedia dipergunakan untuk pengadaan material pembangunan jalan,dan untuk biaya upah tenaga kerja.

2) Padat Karya Produktif, anggaran Rp 307.800.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp.305.795.000,- atau 99,35 %) Keluaran : penyerapan tenaga kerja sementara sebanyak 1.584 OH .

Padat Karya Produktifini terbagi dalam 2 paket pekerjaan yang berlokasi di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang dan Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik.

(4)

h a l | 4 0 1 Banyumanik, menerima bantuan usaha berupa 30 ekor ternak kambing jenis Jawa Randu.

3) Layanan Perkantoran , anggaran Rp 50.000.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp38.160.000,- atau 76,32 %)

Keluaran :layanan administrasi perkantoran yang menunjang pelaksanaan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja selama 3 bulan.

Untuk melaksanakan kegiatan sesuai DIPA 026.04.4.039645/2015, telah dilaksanakan layanan perkantoran yang menunjang kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja, mulai dari seleksi proposal, identifikasi lapangan sampai dengan pelaporan kegiatan.

Rendahnya serapan keuangan ini disebabkan keterlambatan turunnya DIPA, sehingga dari 6 bulan layanan yang direncanakan hanya dapat dibayarkan selama 3 bulan saja.

Secara keseluruhan penyelenggaraan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja sesuai DIPA Nomor : 026.04.4.039645/2015 dengan anggaran sebesar Rp 827.704.000,- telah terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar Rp.807.801.000,- (97,60 %).

Melalui kegiatan ini telah diciptakan kesempatan kerja sementara dalam rangka mengurangi jumlah penganggur sebanyak 5.104 HOK, pavingisasi jalan desa 700 m2 dan terbentuk2 (dua) kelompok wirausaha baru / budidaya ternak kambing, sehingga dapat meningkatkan tambahan penghasilan kepada anggota kelompok penerima bantuan.

B. KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Dasar Hukum :

DIPA Nomor. 024.03.4.039646 / 2015 2. Instansi Pemberi Tugas :

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :

Dinas Kesehatan Kota Semarang

4. Program : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kegiatan : Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 5. Anggaran : Rp 3.581.042.000,-

(5)

h a l | 4 0 2 DIPA No 024.03.4.039646/2015 diterima Dinas Kesehatan Kota Semarang pada bulan April 2015 untuk melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anakmelalui Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Dengan anggaran sebesar Rp 3.581.042.000,- indikator kinerja kegiatan ini adalah terselenggaranya Bantuan Operasional Kesehatan di 37 puskesmas se- Kota.

Penyelenggaraan Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dilakukan melalui :

1) Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) kepada 37 Puskesmas, anggaran

Rp 3.059.042.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp 3.057.191.000,- atau 99,94 %).

Kegiatan ini merupakan bantuan dana yang berasal dari Kementerian Kesehatan untuk membantu pemerintah Kabupaten / Kota dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan menuju MDGs (Millennium Development Goals), dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya, serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Meskipun telah terdapat dana BOK, Pemerintah Daerah tetap berkewajiban menyediakan dana operasional yang tidak terbiayai melalui BOK. Sedangkan ruang lingkup pemanfaatan dana BOK di puskesmas dan jaringannya terbagidalam 2 kategori, yaitu :

a) Upaya Kegiatan Prioritas : merupakan kegiatan yang menunjang pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) berupa Upaya menurunkan prevalensi balita Gizi Kurang dan Buruk; upaya menurunkan Angka Kematia Bayi dan Balita; Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan mewujudkan Akses Kesehatan Reproduksi; Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS dan Jumlah kasus DBD; Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan sanitasi.

b) Upaya Kesehatan Penunjang : meliputi Imunisasi; Pengendalian Penyakit Menular; Promosi Kesehatan; Kesehatan Ibu dan Anak serta KB; Perawatan Kesehatan Masyarakat; Kegiatan Penunjang Upaya Kesehatan; dan Penyelenggaraan Manajemen di Puskesmas.

(6)

h a l | 4 0 3 puskesmas dan ketersediaan sumberdaya manusia pada masing-masing Puskesmas, berikut merupakan besaran alokasi BOK pada masing-masing puskesmas Tahun 2015 :

(1) Puskesmas PONCOL menerima dana BOK sebesar Rp.99.000.000,-

(2) Puskesmas MIROTO menerima dana BOK sebesar Rp. 72.000.000,-

(3) Puskesmas BANDARHARJO menerima dana BOK sebesar Rp.110.000.000,-

(4) Puskesmas BULU LOR menerima dana BOK sebesar Rp.93.000.000,-

(5) Puskesmas HALMAHERA menerima dana BOK sebesar Rp.78.000.000,-

(6) Puskesmas BUGANGAN menerima dana BOK sebesar Rp.52.000.000,-

(7) Puskesmas KARANGDORO menerima dana BOK sebesar Rp.70.000.000,-

(8) Puskesmas PANDANARAN menerima dana BOK sebesar Rp.100.000.000,-

(9) Puskesmas LAMPER TENGAH menerima dana BOK sebesar Rp.56.000.000,-

(10) Puskesmas KARANG AYU menerima dana BOK sebesar Rp.60.000.000,-

(11) Puskesmas LEBDOSARI menerima dana BOK sebesar Rp. 67.000.000,-

(12) Puskesmas MANYARAN menerima dana BOK sebesar Rp. 64.000.000,-

(13) Puskesmas KROBOKAN menerima dana BOK sebesar Rp. 54.000.000,-

(14) Puskesmas NGEMPLAK SIMONGAN menerima dana BOK sebesar Rp.52.000.000,-

(15) Puskesmas GAYAMSARI menerima dana BOK sebesar Rp.110.000.000,-

(16) Puskesmas CANDI LAMA menerima dana BOK sebesar Rp.67.000.000,-

(17) Puskesmas KAGOK menerima dana BOK sebesar Rp. 70.000.000,-

(18) Puskesmas PEGANDAN menerima dana BOK sebesar Rp. 104.000.000,-

(19) Puskesmas GENUK menerima dana BOK sebesar Rp. 100.000.000,-

(20) Puskesmas BANGETAYU menerima dana BOK sebesar Rp. 105.000.000,-

(21) Puskesmas TLOGOSARI WETAN menerima dana BOK sebesar Rp.113.000.000,-

(22) Puskesmas TLOGOSARI KULON menerima dana BOK sebesar Rp.113.000.000,-

(7)

h a l | 4 0 4

(24) Puskesmas ROWOSARI menerima dana BOK sebesar Rp. 90.000.000,-

(25) Puskesmas NGESREP menerima dana BOK sebesar Rp. 70.000.000,-

(26) Puskesmas PADANGSARI menerima dana BOK sebesar Rp.69.000.000,-

(27) Puskesmas SRONDOL menerima dana BOK sebesar Rp.76.000.000,-

(28) Puskesmas PUDAKPAYUNG menerima dana BOK sebesar Rp.63.000.000,-

(29) Puskesmas GUNUNGPATI menerima dana BOK sebesar Rp.135.000.000,-

(30) Puskesmas SEKARAN menerima dana BOK sebesar Rp. 92.000.000,-

(31) Puskesmas MIJEN menerima dana BOK sebesar Rp. 115.000.000,-

(32) Puskesmas KARANGMALANG menerima dana BOK sebesar Rp.53.042.000,-

(33) Puskesmas TAMBAK AJI menerima dana BOK sebesar Rp.73.000.000,-

(34) Puskesmas PURWOYOSO menerima dana BOK sebesar Rp.63.000.000,-

(35) Puskesmas NGALIYAN menerima dana BOK sebesar Rp.98.000.000,-

(36) Puskesmas MANGKANG menerima dana BOK sebesar Rp.71.000.000,-

(37) Puskesmas KARANGANYAR menerima dana BOK sebesar Rp.52.000.000,-

Dari anggaran sebesar Rp 3.581.042.000,- yang dialokasikan untuk Bantuan Operasional Kesehatan kepada 37 puskesmas se-Kota Semarang sejumlah Rp 3.059.042.000,- sedangkan sisanya sebesar Rp. 522.000.000,- digunakan untuk biaya pengelolaan Kegiatan Satuan Kerja Bantuan Operasional Kesehatan pada Dinas Kesehatan.

2) Perencanaan BOK (1 Dokumen), anggaran Rp 322.860.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp. 322.860.000,- atau 100 %).

Sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan, pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang.

3) Dokumen Monitoring dan Evaluasi BOK (1 Dokumen), anggaran Rp

22.200.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp. 22.200.000,- atau 100 %).

(8)

h a l | 4 0 5

4) Laporan Kegiatan / Sosialisasi / Pembinaan (1 Laporan), anggaran Rp

176.940.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp. 174.006.000,- atau 98,34%).

Pada sub kegiatan ini telah dilakukan pembinaan kepada 37 puskesmas dalam melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dan telah disusun dalam format Laporan Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

Secara keseluruhan, penyelenggaraan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak mempunyai realisasi fisik sebesar 100% dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 3.576.257.000,- (99,87%) dari pagu yang tersedia.

C. KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DIPA Nomor. 010.06.4.300153/2015

1. Dasar Hukum :

DIPA Nomor.010.06.4.300153/2015 2. Instansi Pemberi Tugas :

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :

Dinas Pertanian Kota Semarang

4. Program : Bina Pembangunan Daerah

Kegiatan : Penanganan Lahan Kritisdan Sumberdaya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM)

5. Anggaran : Rp. 995.000.000,- 6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :

Hal yang melatarbelakangi pelaksanaan Kegiatan sesuai DIPA No.010.06.4.300153/2015 adalah persoalan lahan kritis dan sumber daya air di Indonesia yang sampai saat ini terus terjadi seiring meningkatnya jumlah penduduk dan berlangsungnya kegiatan pembangunan. Sehingga perlu dilakukan kegiatan penanganan lahan kritis dan sumber daya air yang berbasis pada kegiatan masyarakat (PLKSDA-BM). Keterlibatan masyarakat dalam penanganan lahan kritis tersebut, selain untuk perbaikan kondisi lingkungan lahan juga akan membawa dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

(9)

h a l | 4 0 6 fasilitasi K/L dan daerah untuk Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) lingkup Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I. Adapun, lahan yang digunakan sebagai lokasi program merupakan lahan milik desa atau lahan adat atau lahan pemerintah Kabupaten / Kota dan lahan tersebut tidak dalam kondisi bermasalah/sengketa. Secara lebih lanjut Program PLKSDA-BM merupakan wujud nyata dalam mendukung Program Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA), terutama dalam lingkup pengendalian daya rusak air, pendayagunaan sumber daya air, konservasi tanah dan air, serta konservasi sumber daya air.

Tujuan pelaksanaan Kegiatan ini adalah memperbaiki lahan berpotensi kritis menjadi lahan produktif yang menghasilkan nilai ekonomis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan melibatkan kerjasama dengan Tenaga Pendamping Masyarakat. Di Kota Semarang kegiatan PLKSDA-BM ini mengambil lokasi Semarang Bagian Atas, di 28 Kelurahan yang terbagi dalam 5 Kecamatan, yaituKecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Mijen dengan keluaran kegiatan sebagai berikut :

1) Pengadaan Saprodi , anggaran Rp. 295.214.000,-

(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp. 196.685.000,- atau 66,62 %) Melalui pengadaan :

a) Pupuk Kandang sebanyak 268.124 kg di 28 Kelurahan , pada 5 Kecamatan. b) Pestisida 36 liter, dan fungisida sebanyak 36 kg, di 28 kelurahan.

2) Teknik Civil, anggaran Rp.458.750.000,-

(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp. 457.444.000,- atau 99,72 %) Dilakukan pembuatan :

a) Sumur bor siraman sebanyak 4 paket( Kel Jatirejo, Kel Kalisegoro dan Kel.Sumurrejo, Kec. Gunungpati dan Kel. Purwasari, Kec. Mijen)

b) Jaringan perpipaan sepanjang250 m di Kelurahan Karangmalang, Kec. Mijen

c) Gudang penyimpanan hasil panen sebanyak 1 unit di Kel. Gunungpati, Kec. Gunungpati.

3) Peralatan Penunjang Kesekretariatan, anggaran Rp. 19.000.000,- (Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp. 18.575.500,- atau 97,77 %)

Dalam kegiatan ini dilakukan penyediaan papan nama 28 unit untuk 28 Kelurahan dan jaringan instalasi listrik 1 paket di Kelurahan Kalisegoro, Kec Gunungpati

(10)

h a l | 4 0 7 (Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp. 139.866.000,- atau 62,99 %) Dilakukan :

a) Pendampingan kepada 43 Kelompok Tani Konservasi (639 petani peserta program) dan Fasilitasi Tenaga Pendamping Masyarakat /TPM sebanyak 5 orang.

b) Dukungan kesekretariatan selama 6 bulan

Secara keseluruhan, pelaksanaan Kegiatan Penanganan Lahan Kritis dan Sumberdaya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) sesuai DIPA No. 010.06.4.300153/2015 secara fisik mencapai 100% dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 812.570.500,- atau sebesar 81,67 %. Ketidakseimbangan capaian fisik dan keuangan ini disebabkan keterlambatan turunnya DIPA, sehingga operasional kegiatan hanya dilaksanakan selama 6 bulan dari 11 bulan yang direncanakan. Selain itu juga terdapat efisiensi dari pengadaan pupuk kandang, yang hanya mencapai 66,62 % dari pagu yang tersedia.

DIPA Nomor.010.08.4.035169/2015

1. Dasar Hukum :

DIPA Nomor.010.08.4.035169/2015 2. Instansi Pemberi Tugas :

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil . 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Semarang

4. Program : Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kegiatan : Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) Terpadu.

5. Anggaran : Rp. 2.396.847.000,- 6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :

Alokasi Tugas Pembantuan untuk urusan wajib Kependudukan dan Catatan Sipil pada tahun 2015 dilatar belakangi peningkatan penyelenggaraan administrasi kependudukan di kabupaten/kota seluruh Indonesia dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan. Adapun yang menjadi tujuan tertib administrasi kependudukan adalah :

(11)

h a l | 4 0 8 database kependudukan Pusat dan daerah tersambung (online) dengan instansi pengguna.

2) Tertib perbitan NIK, meliputi NIK diterbitkan setelah penduduk mengisi biodata penduduk dengan menggunakan SIAK; tidak adanya NIK ganda dan pemberian NIK kepada semua penduduk.

3) Tertib dokumen kependudukan, meliputi prosesnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak adanya dokumen kependudukan ganda dan palsu. Penyelenggaraan administrasi kependudukan merupakan amanat Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Untuk mendorong terlaksananya penyelenggaraan administrasi kependudukan yang lebih baik maka Pemerintah Pusat melalui Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian Dalam Negeri mengalokasikan anggaran kepada kabupaten/kota untuk meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat yang dianggarkan pada Tugas Pembantuan tahun 2015.

DIPA Nomor-010.08.4.035169/2015 diterima satker pada bulan Juni 2015, dan ,kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Kabupaten / Kota dilakukan melalui :

a) Penyusunan Laporan Pengelolaan Keg. Penyelenggaraan Adminduk Kab/Kota, anggaran Rp. 88.130.000,-

(Fisik 70 % dan realisasi Keuangan Rp. 54.410.000,- atau 61,74 %) Dilaksanakan penyusunan laporan pengelolaan kegiatan Adminduk Kota Semarang 7 bulan dari 10 bulan yang direncanakan

b) Koordinasi dan Konsultasi Adminduk ke Provinsi Jawa Tengah dan K/L di Jakarta, anggaran Rp. 108.992.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp .97.341.905,- atau 89,31 %) c) Monitoring dan Evaluasi ke kecamatan, anggaran Rp. 33.280.000,-

(Fisik 75 % dan realisasi Keuangan Rp. 9.600.000,- atau 28,85 %)

Kurang optimalnya kinerja baik fisik maupun keuangan, disebabkan karena keterlambatan DIPA, sehingga Monev ke 16 TPDK Kecamatan hanya dilaksanakan sebanyak 3 dari 4 kali yang direncanakan, selain itu juga uang harian yang tidak dapat dicairkan, karena tidak sesuai dengan juknis yang ada.

(12)

h a l | 4 0 9 e) Pengeluaran Akuntansi Adminduk, anggaran Rp. 35.640.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 14.200.000,- atau 39,84 %) Pekerjaan terlaksana 10 bulan sesuai target, namun hanya dapat dibayarkan honor selama 7 bulan, untuk menyesuaikan juknis yang ada.. f) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil, anggaran Rp.

29.000.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 29.000.000,- atau 100 %) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil dilakukan melalui brosur, pamflet dan iklan layanan masyarakat 4 paket.

g) Pelayanan Dokumen Kependudukan, anggaran Rp. 292.100.000,- (Fisik 70 % dan realisasi Keuangan Rp. 174.130.000,- atau 59,61 % . Dibayarkan honor pelayanan Dokumen kependudukan pada Kantor Dinas dan TPDK Kecamatan selama 7 dari 10 bulan yang direncanakan.

h) Penerbitan Dokumen Kependudukan anggaran Rp. 1.759.945.000,- (Fisik 92,50 % dan realisasi Keuangan Rp.1.618.455.600,- atau 91,96 %). Dilakukan melalui penerbitan dokumen kependudukan, pengadaan blanko dan form pendaftaran penduduk 8 jenis, blanko & form pencatatan sipil 24 jenis, penerbitan akta kelahiran 3 ( pengadaan blanko & form pendaftaran penduduk 8 jenis, blanko & form pencatatan sipil 24 jenis, Penerbitan Akte kelahiran 3 bulan )

i) Pengelolaan SIAK, anggaran Rp.40.500.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 35.500.000,- atau 87,65 %. Dilakukan pemeliharaan hardware SIAK 26 unit dan pemanfaatan data sebanyak 50 buku

Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) pada program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil sampai dengan akhir tahun 2015 secara fisik hanya tercapai 89,39 % dengan realisasi keuangan sebesar 85,01 % atau sebesar Rp.2.037.607.505,- dari anggaran sebesar Rp.2.396.847.000,-.

(13)

h a l | 4 1 0 Demikian penyelenggaraan kegiatan Tugas Pembantuan pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Semarang tahun 2015. Dari pagu yang diterima Kota Semarang sebesar Rp. 7.800.593.000,- terealisasi secara fisik sebesar 96,74 % dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 7.234.236.005,- atau sebesar 92,74 %.

Diharapkan dengan meningkatkan koordinasi, baik dengan SKPD pelaksana kegiatan Tugas Pembantuan, Bappeda Provinsi Jawa Tengah, KPPN, maupun Kementerian / Lembaga (K/L), kendala-kendala yang ada dapat teratasi, sehingga penyelenggaraan Tugas Pembantuan pada tahun 2015 dan selanjutnya akan lebih tertib, lebih lancar, lebih tepat sasaran dan juga tepat waktu sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada kementerian / lembaga pemberi penugasan.

PERMASALAHAN

Dalam penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Kota Semarang pada tahun 2015 dijumpai beberapa permasalahan, yaitu :

1) Secara umum terjadi keterlambatan DIPA. Satu DIPA diterima pada bulan April 2015, sedangkan 3 DIPA lainnya diterima pada bulan Juni 2015 karena terjadi penataan ditingkat eselon I (K/L).

2) Harus dilakukan revisi pelaksana kegiatan di tingkat pusat (Dinas Pertanian), dan terjadi perubahan juknis ditengah perjalanan ( Dispenduk capil )

3) Pelaporan melalui e-monev Bappenas, dibatasi oleh waktu dan tidak tersedia menu untuk menambahkan program yang belum tersedia, selain itu juga tidak ada fasilitas cetak bagi Bappeda Kab/Kota.

SOLUSI

Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan beberapa upaya sebagai berikut : 1) Percepatan pelaksanaan kegiatan, dengan tetap mempedomani petunjuk teknis yang

diterbitkan Kementerian/Lembaga pemberi penugasan.

2) Meningkatkan koordinasi diantara SKPD pelaksana kegiatan Tugas Pembantuan, Bappeda Provinsi Jawa Tengah, KPPN, maupun Kementerian / Lembaga (K/L)pemberi penugasan, sehingga dapat meminimalisir kendala baik yang bersifat teknis maupun administratif.

3) Meningkatkan koordinasi dengan Bappenas, dan juga dengan Satker sebagai penyedia data sehingga pelaporan dapat dilakukan sesuai batas waktu yang disediakan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sanggahan diajukan kepada Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Sekretariat Utama BNPB dengan disertai bukti-bukti jika terjadi kekeliruan dalam

[r]

Hal yang paling dibutuhkan untuk jaringan akses yang baru adalah efisiensi spectral yang tinggi, laju data yang cepat, transmisi dalam waktu singkat yang fleksibel

Walau bagaimana pun, tiada kajian lepas yang dibuat untuk menganalisis kesan penceritaan digital dan AR kepada pelajar pemulihan dalam belajar bahasa Melayu.. 2.2

Perangkat Lunak Kamus istilah komputer berguna untuk mempermudah pengguna dalam memahami arti dari istilah komputer.. Dengan memahami istilah

[r]

MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCI AL. RESPONSI BI LI TY(