• Tidak ada hasil yang ditemukan

A Causal Relationship between Quality Management Practices, Supply-Chain Practices, Demand-Chain Practices, and Company Performance: Evidence from the Indonesia’s Oil and Gas Industry | Ciptono | Journal of Indonesian Economy and Business 6494 11117 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "A Causal Relationship between Quality Management Practices, Supply-Chain Practices, Demand-Chain Practices, and Company Performance: Evidence from the Indonesia’s Oil and Gas Industry | Ciptono | Journal of Indonesian Economy and Business 6494 11117 1 PB"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

1

A Causal Relationship between Quality Management Practices,

Supply-Chain Practices, Demand-Chain Practices,

and Company Performance:

Evidence from

the Indonesia’s

Oil and Gas Industry

Wakhid Slamet Ciptono

Faculty of Economics, Department of Management

Gadjah Mada University, Jogjakarta, INDONESIA 55281

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Studi ini mengembangkan suatu hubungan kausal antara lima konstruk penelitian Quality Management Practices (QMP), Supply-Chain Practices (SCP), Demand-Chain Practices (DCP), Company Performance (Value-Gain Performance atau VGP dan Monetary-Gain Performance atau MGP) dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM)—studi kasus pada industri migas di Indonesia. Model konseptual penelitian ini merupakan kolaborasi dari berbagai penelitian sebelumnya yang terkait dengan enam dimensi praktik manajemen kualitas berbasis Deming’s 14 points sebagai variabel independen, manajemen rantai pasokan yang terintegrasi (sektor hulu dan sektor hilir migas) sebagai variabel mediator, dan kinerja perusahaan (non keuangan dan keuangan) sebagai variabel dependen.

Berdasarkan model struktural akhir menunjukkan paraktik manajemen kualitas (QMP) memiliki pengaruh positif lebih besar ke praktik rantai pasokan (SCP) daripada ke praktik rantai permintaan (DCP). QMP berpengaruh langsung ke kinerja non keuangan perusahaan (VGP) dan tidak berpengaruh langsung ke kinerja keuangan perusahaan (MGP). QMP juga berpengaruh tidak langsung ke MGP melalui SCP, DCP, dan VGP. DCP berpengaruh langsung lebih besar ke VGP daripada ke MGP, sedangkan SCP hanya berpengaruh langsung ke VGP. Hasil hubungan kausal antar lima konstruk penelitian memberikan gambaran bahwa perusahaan migas di Indonesia perlu mempertimbangkan kinerja non keuangan (VGP) untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (MGP). Sebagai contoh kaitannya dengan ketepatan waktu pasokan dan dsitribusi merupakan faktor kunci untuk perbaikan secara sistemik.

Hasil model struktural akhir didukung oleh nilai X2/df, GFI, AGFI, CFI, RMR, RMSEA, P, ECVI

yang secara simultan menunjukkan the best fit to the data. Hasil ini memberikan kontribusi bahwa model penelitian ini sangat berpotensi untuk dilakukan studi replikasi baik untuk industri manufaktur maupun jasa. Penelitian berikutnya perlu membuktikan persamaan dan perbedaan antara industri manufaktur dan jasa melalui model struktual dari industri migas di Indonesia. Bagi pihak manajemen perusahaan migas di Indonesia, hasil penelitian ini bisa digunakan untuk membuat skala prioritas perbaikan terpadu. Sebagai contoh dengan penerapan UU Migas yang baru UU (Nomor 22/2001), bagaimana suatu perusahaan migas mampu mengoptimalkan perannya (sektor hulu atau sektor hilir atau kombinasi keduanya) dengan menyeimbangkan orientasi kebijakan peningkatan kinerja berbasis non keuangan (VGP) dan keuangan (MGP) secara simultan.

Keywords: Quality Management Practices, Supply-Chain Practices, Demand-Chain Practices, Value Gain Performance, and Monetary Gain Performance

---

This article was presented on the First International Conference on Operations and Supply-Chain Management (OSCM) held by “Sepuluh November” Institute of Technology Surabaya, Indonesia (Bali, 15-17 December 2005).

Referensi

Dokumen terkait

P/K : Biasanya berapa kali [NAMA} mengkonsumsi makanan yang dibakar Ketik jawaban antara ”1” sampai dengan “6” pada kotak sesuai jawaban responden..

Setiap perusahaan yang sukses harus bisa menarik ,melayani dan memenangkan kesetiaan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang prima.Mendapatkan dan mempertahankan

 Nilai sebaran koefisien absorpsi di wilayah laut lepas pada musim panas. (Su-99) relatif tinggi dibandingkan

Gardu Induk (GI) untuk sampai kepada konsumen tenaga listrik, yang juga tentunya.. konsumsi energi yang oleh konsumen menimbulkan arus listrik yang

[r]

Merupakan kemampuan financial untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, tetapi ada kalanya seseorang yang sudah pensiun dan tidak bekerja namun biasanya ada sumber keuangan lain yang

Ketertarikan untuk studi lanjut ke perguruan tinggi dengan memilih program studi administrasi bisnis, adalah menjadi pilihan utama bagi calon lulusan yang telah memilih pada

Paska reformasi bangsa Indonesia adalah negara demokrasi dan negara hukum yang melindungi setiap warga negara dalam melakukan setiap bentuk kebebasan berpendapat, menyampaikan