Oleh WIRDANA A 401 12 026
JURNAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SDN INTI TONDO PALU
Oleh
1)Wirdana,2)Huber Yaspin Tandi,3)Zulnuraini
Email : wirdananawir23@gmail.com
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dari penggunaan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu?. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Inti Tondo Palu dengan jumlah total 52 orang yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VAdan kelas
VB. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan eksperimen dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Pretest-Posstest Control Group Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan pemberian tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) serta dokumentasi. Peningkatan hasil tes siswa dari pretest ke posttest dihitung berdasarkan skor N-gaindengan kriteria berdasarkan tingkat gain yaitu; g > 70 kriteria tinggi, 30≤ g ≤ 70 kriteria sedang, dan g < 30 kriteria rendah. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji “t” dengan taraf nyata= 0.05 atau taraf signifikan 0,95 dan dk =n +n 2. Hasil
penelitian diperoleh nilai N-gainkelas VA(kelas kontrol) sebesar 39,37 dan kelas
VBsebesar 56,19 Selisih peningkatan antara kelas yang tidak menggunakan media
video pembelajaran (kelas kontrol) dan kelas yang di beri perlakuan dengan menggunakan video pembelajaran (kelas eksperimen) berdasarkan perhitungan
N-gain adalah 16,82. Hasil perhitungan pada uji hipotesis dengan uji “t” diperoleh nilai thit lebih besar dari pada ttabelatau 2,06 > 1,68. Sehingga dapat diketahui bahwa
ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu.
Abstract
The research aimed at finding out the influence of instructional videos
application on the fifth grade students’ learning outcomes on IPA subject at SDN
Inti Tondo Palu. The research problem was whether there is an influence of
instructional videos on the fifth grade students’ learning outcomes on IPA subject
at SDN Inti Tondo Palu? The research subjects were the fifth grade students at SDN Inti Tondo Palu with 52 students consisting of two classes, VA and VB. This was a
quantitative research using the experimental approach with two groups of the experimental and the control classes. The research was designed using Pre-test-Post-test Control Group Design. The data collected in this research using some techniques of the pre-test, the post-test as well as the documentation. The improvement of learning outcomes from the pre-test to the post-test was calculated on the basis of N-gainedscore and criteria levels i.e. g>70 for high criteria, 30≤ g ≤
70 for fair criteria and g<30 for low criteria. The data was analysed using the
t-test analysis with the significance level of α=0.05 or 95% and df =n1+ n2–2. The
research results showed that the N-gainedscore for the control class (VA) was 39,37
and 56,19 for the experimental class (VB). The improvement gap between the class
without using the instructional videos (the control class) and the class that treated with instructional videos (the experimental class) based on the calculation of
N-gainedwas 16,82. The calculation result of hypothesis test denoted that t-counted was
greater than t-table (2,06 > 1,68). Therefore, it can be concluded that there is an
influence of the instructional videos on the fifth grade students’ learning outcomes
on IPA subject at SDN Inti Tondo Palu.
Keywords: Instructional Videos, IPA Learning Outcomes.
PENDAHULUAN
Pendidikan dewasa ini cenderung menekankan aspek kognitif, dan itupun
aspek kognitif tingkat rendah (hafalan). Sekolah belum optimal dalam mencapai
tujuannya yaitu membantu peserta didik agar semakin berkembang seutuhnya dan
seoptimal mungkin sesuai dengan potensi masing-masing (Suparno, dkk, 2011 :
11).
Pendidikan pada prinsipnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan
meningkatkan aktivitas guru dan siswa. Keberhasilan pembelajaran dalam arti
tercapainya standar kompetensi sangat tergantung pada kemampuan guru
mengelolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan
siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran. Rendahnya
kurang memadai, minat dan motivasi yang rendah, kinerja guru yang rendah akan
menyebabkan pembelajaran kurang efektif.
Perkembangan bidang pendidikan yang semakin maju menuntut pendidik
untuk kreatif dalam memilih media yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa diharapkan
mengubah proses pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat memotivasi serta
menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Atas dasar tersebut, peneliti menggunaan
media pembelajaran berupa video pembelajaran, dari berbagai klasifikasi yang ada,
media video merupakan media paling lengkap, yaitu menggunakan kemampuan
audio, visual dan gerak.
Video pembelajaran merupakan salah satu bagian dari multimedia yang dapat
menfasilitasi guru dalam melakukan proses pengajaran. Pemanfaatan video
pembelajaran dapat membuat interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan
dengan hubungan tatap muka saja tapi dengan menggunakan media yang
menampilkan efek audio dan visual yang mampu meningkatkan kemampuan
belajar siswa sehingga pencapaian belajar dapat dicapai dengan efektif. Menurut
Magnesen (dalam Ariani dan Haryanto Dany, 2010 : 35) menyatakan kita belajar,
10% dari apa yang dibaca; 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat,
50% dari apa yang didengar, 70% dari apa yang dikatakan, 90% dari apa yang
dilakukan. Pembelajaran dengan mempergunakan teknologi audio visual dijamin
dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa sebesar 50% dari pada tanpa
menggunakan media.
Penggunaan media pada mata pelajaran IPA di SDN Inti Tondo Palu
diperoleh bermacam-macam media antara lain media dari KIT IPA, media gambar
dan media yang diperoleh dari lingkungan sekitar sekolah. Guru kelas VAdan VB
pada SDN Inti Tondo Palu belum menggunakan media yang berbasiskan
multimedia atau video pada proses pembelajaran IPA di kelasnya.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penggunaan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN
Kajian Pustaka
1. Pengertian Video
Video merupakan sarana utama untuk mendokumentasikan kejadian aktual
dan menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Menceritakan kisah merupakan salah
satu kemampuan penting untuk dikembangkan pada siswa dari seluruh usia.
Pencitraan kisah lewat video memungkinkan para siswa untuk kreatif sembari
mengembangkan kemampuan mereka memahami visual, kemampuan menulis, dan
kemampuan memproduksi video (Smaldino, dkk. 2011 : 406).
2. Video Dalam Ruang Kelas
Menurut Nugent (dalam Smaldino, dkk. 2011 : 404), banyak guru
menggunakan video untuk memperkenalkan sebuah topik, menyajikan konten,
menyediakan perbaikan, dan meningkatkan pengayaan. Segmen-segmen video bisa
digunakan di seluruh lingkungan pengajaran dengan kelas, kelompok kecil, dan
siswa-siswa perorangan.
3. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Ibrahim (dalam Daryanto. 2013 : 84-88) kata media merupakan
bentuk jamak dari kata medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Sedangkan
menurut Criticos, media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
4. Media Pembelajaran Sebagai Sarana Stimulus Aktif
Menurut Ariani dan Haryanto (2010 : 63), media pembelajaran sebagai sarana
stimulus aktif adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap), serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi,
5. Jenis Media Pembelajaran
Rudy Bretz (dalam Ariani dan Haryanto, 2011 : 89) pakar multimedia asal
amerika menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan
gerak) :
menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks
(film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks).
Selain itu, menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal
(liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas
ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dan lain-lain), media individual (untuk
perorangan/buku teks, telepon, CAI).
6. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses internal yang mencangkup ingatan, retensi,
pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan
pengalaman-pengalaman sebelumnya. Morgan mengatakan suatu kegiatan dikatakan belajar
apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut: 1) belajar adalah perubahan tingkah
laku; 2) perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena
pertumbuhan; 3) perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk
waktu yang cukup lama. Aktivitas guru untuk menciptakan kondisi yang
memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan
pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses membuat orang
belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi
lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah. Sementara siswa harus
berlatih agar mempunyai kemampuan baru yang bersifat permanen (Winastawan
dan Sunarto, 2010 : 1).
7. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni “Hasil”
dan “Belajar”. Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh
usaha.Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Berikut ini adalah
beberapa pengertian hasil belajar menurut para ahli:
1) Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan sisi guru.
2) Dilihat dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Dari sisi guru
hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran.
(Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 23)
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar juga dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu. Kemudian menurut Ibrahim, menyatakan bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Ahmad Susanto. 2013 : 5).
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan video pemebelajaran terhadap hasil
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan eksperimen. Pendekatan eksperimen adalah prosedur penelitian yang
dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih,
dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilaksanakan
dengan memberikan variabel bebas secara sengaja bersifat induce kepada obyek
penelitian untuk diketahui akibatnya didalam variabel terikat. Dengan demikian
metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan secara cermat untuk
mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul dengan variabel yang
sengaja diadakan. Variabel yang sengaja diadakan itu disebut juga variabel
eksperimen atau perlakuan (treatment) yang berfungsi sebagai variabel bebas
(Suharsimi Arikunto, 2006: 82)
Penelitian eksperimen ini penulis menggunakan dua kelas yang dimana kelas
yang pertama adalah kelas eksperimen dan kelas yang kedua adalah kelas kontrol.
Menurut Riyanto, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis,
logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi (Yatim Rianto. 2001 :
35).
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group
Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2–
O1)–(O4–O3) (Sugiyono, 2008), seperti pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
KE O1 X O2
Keterangan :
KE : Kelas eksperimen
KK : Kelas kontrol
O1 :Pretestkelas eksperimen
O2 :Posttestkelas eksperimen
X : Perlakuan
O3 :Pretestkelas kontrol
O4 :Posttestkelas kontrol
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di SDN Inti Tondo Palu yang objek
penelitiannya adalah siswa kelas VA dan siswa kelas VB. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian ini yaitu berlangsung pada semester II (Genap) tahun
2015/2016.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Inti Tondo
Palu dengan jumlah total 52 orang yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VAdengan
jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa perempuan dengan jumlah 16 orang serta
kelas VB dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa perempuan dengan
jumlah 14 orang.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel X (Variabel Independent) Penggunaan Video Pembelajaran
IPA. Variabel ini disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen(terikat) (Sugiyono. 2008).
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono. 2008).
Teknik Analisis Data Uji Peningkatan Hasil Tes
Perhitungan peningkatan hasil tes yang diperoleh pada kelas eksperimen yang
menggunakan Video Pembelajaran di hitung berdasarkan skor N-gain. Untuk
memperoleh skor N-gain digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (dalam
Zulaeha, 2014):
Smaks= skor maksimal ideal
Tabel 2. Kriteria Tingkat N-gain
Tingkat Gain Kriteria
Perhitungan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji “t”. Uji t yang digunakan untuk hipotesis ini adalah uji 1 pihak
(Sudjana, 1989) dengan pasangan hipotesis adalah:
Ha: ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V
SDN Inti Tondo Palu
H0: tidak ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas
Dengan taraf nyata= 0.05 dan dk =n1+n22. Maka kriteria pengujiannya adalah
jika thitung> t(1 -)maka H0 di tolak dan Ha terima dan jika thitung< t(1 -)maka H0
diterima dan Ha di tolak.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Inti Tondo Palu. Sebelum melaksanakan
penelitian, peneliti melakukan observasi pada sekolah dan kelas yang akan diteliti.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi dari kelas
subyek penelitian yaitu kelas VA dan kelas VB. Berdasarkan observasi yang
dilakukan diketahui bahwa guru di kelas VAdan VBbelum menggunakan video
sebagai media belajar dalam proses pembelajarannya. Siswa-siswi cenderung
mencatat dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Untuk mengetahui apakah video pembelajaran berpengaruh atau tidak
terhadap hasil belajar siswa pada kelas VAdan VBdi SDN Inti Tondo Palu, maka
peneliti menggunakan teknikpretest-posttestpada proses penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa dari kelas kontrol (tidak menggunakan media
video pembelajaran) dan kelas eksperiman (menggunakan media video
pembelajaran) pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya gravitasi, gaya
gesekkan dan gaya magnet. Pemberian tes awal dilakukan untuk memperoleh data
tentang pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA. Setelah melakukan tes awal
siswa kemudian diberikan tes akhir pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya
gravitasi, gaya gesekkan dan gaya magnet. Pemberian tes ini dilakukan setelah
melewati proses pembelajaran dengan jumlah 6 kali pertemuan dimana kelas
kontrol 3 kali pertemuan dan kelas eksperiman 3 kali pertemuan. Kelas kontrol dan
kelas eksperimen menggunakan RPP dan metode yang sama yaitu metode ceramah,
demonstrasi dan diskusi kelompok. Namun pada kelas eksperimen ditambahkan
dengan media video pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak
menggunakan video pembelajaran dalam artian kelas kontrol hanya menggunakan
media gambar dengan proses pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru bidang
ini di ambil dari 2 kelas yaitu VA(kelas kontrol) dengan jumlah siswa 27 orang,
terdiri dari 11 laki-laki dan 16 siswa perempuan dan VB(kelas eksperimen) dengan
jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 11 laki-laki dan 14 perempuan.
Berdasarkan nilaiPosttestdari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
dihitung peningkatan hasil tes yang diperoleh pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen atau antara kelas yang tidak menggunakan video pembelajaran dan
yang menggunakan video pembelajaran berdasarkan skor N-gain. N-gain yang
diperoleh pada kelas kontrol adalah sebesar 39,37 dan N-gain pada kelas
eksperimen sebesar 56,19. Nilai kedua kelas masuk dalam kriteria sedang karena
pada kelas kontrol 30≤ 39,37 ≤ 70 dan pada kelas eksperimen30≤ 56,19 ≤ 70.
Tebel 3. Hasil Perhitungan N-gainKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelompok Nilai N-Gain TingkatGain Kriteria
Kelas Kontrol 39,37 30≤ 39,37 ≤ 70 Sedang
Kelas Eksperimen 51,60 30≤ 56,19 ≤ 70 Sedang
Namun walaupun kriteria peningkatan hasil belajar pada kedua kelas masuk
dalam kriteria sedang tapi pada kelas eksperimen peningkatan hasil tes yang di
dapatkan lebih besar dari pada kelas kontrol. Hal ini dapat di lihat pada diagram
berikut ini :
Diagram 1. Diagram N-gainKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
39,37 56,19
0 10 20 30 40 50 60
N-gain
Diagram N-gain
Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan, diperoleh thitsebesar 2,06
dan nilai ttabelsebesar1,68. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 2,06 > 1,68 atau nilai
thit lebih besar dari pada ttabel.
Tabel 4. Perolehan Nilai thitungdan ttabel
PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen. Pada penelitian
eksperimen ini penulis menggunakan dua kelas yang dimana kelas yang pertama
adalah kelas eksperimen dan kelas yang kedua adalah kelas kontrol. Dimana kelas
eksperimen adalah kelas yang proses pembelajarannya dilakukan dengan
menggunakan video pembelajaran dan kelas kontrol adalah kelas yang proses
pembelajarannya dilakukan dengan proses sederhana. Proses pengambilan data
pada penelitian ini dibuat dengan cara memberikan respon kepada objek penelitian
dalam hal ini siswa kelas VB diberikan respon media audio visual yaitu video
pembelajaran sehingga responden memperoleh pengaruh respon yang diberikan
oleh objek penelitian.
Hasil dari penelitian ini diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan kepada
siswa. Skor hasil belajar dia ambil dari data skor hasil pretest danposttest siswa
kemudian untuk kemajuan hasil tes siswa dilihat dari perolehan berdasarkan
perhitungan dari skor N-gain.Berdasarkan hasil pengolahan data dari N-gain untuk
kemajuan hasil belajar siswa dari dua kelas yaitu kelas VA(kelas kontrol) dan Vb
(kelas eksperimen), membuktikan bahwa kelas VA(kelas kontrol) mendapatkan
nilai rata-rata sebesar 39,37 dan kelas VB(kelas eksperimen) mendapatkan nilai
rata-rata sebesar 56,19.
Thitung Ttabel
Tabel 5. Perolehan Hasil N-gainKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelompok Nilai N-Gain
Kelas Kontrol 39,37
Kelas Eksperimen 56,19
Selisih nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelas yang tidak menggunakan
media video pembelajaran (kelas kontrol) dan kelas yang diberi perlakuan dengan
menggunakan video pembelajaran (kelas eksperimen) berdasarkan perhitungan
N-gain adalah 16,82. Jadi berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa
ada peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media video pembelajaran. Perhitungan ini dapat dilihat pada
lampiran 12 yaitu pada tabel Perhitungan N-gain kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t” diperoleh nilai
thit= 2,06 dengan taraf nyata= 0.05 atau taraf signifikan 0,95 dan dk =n +n
2 (25 + 27 - 2 = 50) maka diperoleh nilai ttabel sebesar 1,68, sehingga didapatkan
hasil nilai thit lebih besar dari pada ttabelatau 2,06 > 1,68 (dapat dilihat pada lampiran
18). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka hipotesis nihil (H0) dalam
penelitian ini yang menyatakan tidak ada pengaruh video pembelajaran terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Inti Tondo Palu di tolak dan hipotesis alternatif
(Ha) yang menyatakan ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN Inti Tondo Palu di terima. Perhitungan ini sejalan dengan teori
yang di kemukakan oleh Sudjana (1998) yang menerangkan bahwa jika thitung> t(1
-)maka H0 di tolak dan Haterima dan jika thitung< t(1 -)maka H0diterima dan H1
di tolak.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka yang telah diuraikan
dan dijelaskan pada BAB sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di
dengan menggunakan rumus uji “t”. Hasil dari perhitungan uji hipotesis diperoleh
nilai thit= 2,06 dan nilai ttabel= 1,68 dengan taraf nyata= 0.05 atau taraf signifikan
0,95 dan dk =n1+n22 (25 + 27 - 2 = 50). Sesuai dengan perhitungan yang telah
dilakukan maka hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada pengaruh video
pemebelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu
diterima dan hipotesis nihil (H0) yang menyatakan tidak ada pengaruh video
pemebelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu
ditolak karena nilai thitlebih besar dari nilai ttabelatau thit= 2,06 > ttabel= 1,68.
Berdasarkan dari kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa
saran agar dalam pemebelajaran di sekolah guru dapat menggunakan media sesuai
dengan perkembangan yang terjadi di sekitar siswa. Antara lain :
1. Penggunaan video pembelajaran sangat baik diterapkan dalam proses
belajar mengajar karena video pembelajaran dapat memberikan stimulus
dan meningkatkan perhatian serta wawasan siswa dalam proses belajar di
dalam kelas.
2. Guru harus mampu melihat kondisi belajar siswa di dalam kelas agar
tercipta suasana belajar yang kondusif antara guru dan siswa serta siswa
dengan siswa yang lainnya.
3. Guru hendaknya memanfaatkan berbagai macam media dalam proses
pembelajaran agar wawasan siswa dapat berkembang terhadap hal-hal yang
bersifat kongkrit dan siswa termotivasi untuk mencari tahu dan mau untuk
belajar.
4. Sekolah hendaknya memberikan pelatihan kepada guru-guru terkait
penggunaan media yang berbasis teknologi agar guru-guru bisa lebih
DAFTAR PUSTAKA
Ariani dan Harianto. 2010.Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2010.Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Smaldino, dkk. 2011.Instructional Technology & Media For Learning–Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar.Jakarta: KENCANA Prenada Media
Group.
Suparno, dkk. 2011.Menuju Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,