• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HAS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh WIRDANA A 401 12 026

JURNAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SDN INTI TONDO PALU

Oleh

1)Wirdana,2)Huber Yaspin Tandi,3)Zulnuraini

Email : wirdananawir23@gmail.com

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dari penggunaan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu?. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Inti Tondo Palu dengan jumlah total 52 orang yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VAdan kelas

VB. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan eksperimen dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Pretest-Posstest Control Group Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan pemberian tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) serta dokumentasi. Peningkatan hasil tes siswa dari pretest ke posttest dihitung berdasarkan skor N-gaindengan kriteria berdasarkan tingkat gain yaitu; g > 70 kriteria tinggi, 30≤ g ≤ 70 kriteria sedang, dan g < 30 kriteria rendah. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji “t” dengan taraf nyata= 0.05 atau taraf signifikan 0,95 dan dk =n +n2. Hasil

penelitian diperoleh nilai N-gainkelas VA(kelas kontrol) sebesar 39,37 dan kelas

VBsebesar 56,19 Selisih peningkatan antara kelas yang tidak menggunakan media

video pembelajaran (kelas kontrol) dan kelas yang di beri perlakuan dengan menggunakan video pembelajaran (kelas eksperimen) berdasarkan perhitungan

N-gain adalah 16,82. Hasil perhitungan pada uji hipotesis dengan uji “t” diperoleh nilai thit lebih besar dari pada ttabelatau 2,06 > 1,68. Sehingga dapat diketahui bahwa

ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu.

(3)

Abstract

The research aimed at finding out the influence of instructional videos

application on the fifth grade students’ learning outcomes on IPA subject at SDN

Inti Tondo Palu. The research problem was whether there is an influence of

instructional videos on the fifth grade students’ learning outcomes on IPA subject

at SDN Inti Tondo Palu? The research subjects were the fifth grade students at SDN Inti Tondo Palu with 52 students consisting of two classes, VA and VB. This was a

quantitative research using the experimental approach with two groups of the experimental and the control classes. The research was designed using Pre-test-Post-test Control Group Design. The data collected in this research using some techniques of the pre-test, the post-test as well as the documentation. The improvement of learning outcomes from the pre-test to the post-test was calculated on the basis of N-gainedscore and criteria levels i.e. g>70 for high criteria, 30≤ g ≤

70 for fair criteria and g<30 for low criteria. The data was analysed using the

t-test analysis with the significance level of α=0.05 or 95% and df =n1+ n2–2. The

research results showed that the N-gainedscore for the control class (VA) was 39,37

and 56,19 for the experimental class (VB). The improvement gap between the class

without using the instructional videos (the control class) and the class that treated with instructional videos (the experimental class) based on the calculation of

N-gainedwas 16,82. The calculation result of hypothesis test denoted that t-counted was

greater than t-table (2,06 > 1,68). Therefore, it can be concluded that there is an

influence of the instructional videos on the fifth grade students’ learning outcomes

on IPA subject at SDN Inti Tondo Palu.

Keywords: Instructional Videos, IPA Learning Outcomes.

PENDAHULUAN

Pendidikan dewasa ini cenderung menekankan aspek kognitif, dan itupun

aspek kognitif tingkat rendah (hafalan). Sekolah belum optimal dalam mencapai

tujuannya yaitu membantu peserta didik agar semakin berkembang seutuhnya dan

seoptimal mungkin sesuai dengan potensi masing-masing (Suparno, dkk, 2011 :

11).

Pendidikan pada prinsipnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan

meningkatkan aktivitas guru dan siswa. Keberhasilan pembelajaran dalam arti

tercapainya standar kompetensi sangat tergantung pada kemampuan guru

mengelolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan

siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran. Rendahnya

(4)

kurang memadai, minat dan motivasi yang rendah, kinerja guru yang rendah akan

menyebabkan pembelajaran kurang efektif.

Perkembangan bidang pendidikan yang semakin maju menuntut pendidik

untuk kreatif dalam memilih media yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar. Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa diharapkan

mengubah proses pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat memotivasi serta

menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Atas dasar tersebut, peneliti menggunaan

media pembelajaran berupa video pembelajaran, dari berbagai klasifikasi yang ada,

media video merupakan media paling lengkap, yaitu menggunakan kemampuan

audio, visual dan gerak.

Video pembelajaran merupakan salah satu bagian dari multimedia yang dapat

menfasilitasi guru dalam melakukan proses pengajaran. Pemanfaatan video

pembelajaran dapat membuat interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan

dengan hubungan tatap muka saja tapi dengan menggunakan media yang

menampilkan efek audio dan visual yang mampu meningkatkan kemampuan

belajar siswa sehingga pencapaian belajar dapat dicapai dengan efektif. Menurut

Magnesen (dalam Ariani dan Haryanto Dany, 2010 : 35) menyatakan kita belajar,

10% dari apa yang dibaca; 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat,

50% dari apa yang didengar, 70% dari apa yang dikatakan, 90% dari apa yang

dilakukan. Pembelajaran dengan mempergunakan teknologi audio visual dijamin

dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa sebesar 50% dari pada tanpa

menggunakan media.

Penggunaan media pada mata pelajaran IPA di SDN Inti Tondo Palu

diperoleh bermacam-macam media antara lain media dari KIT IPA, media gambar

dan media yang diperoleh dari lingkungan sekitar sekolah. Guru kelas VAdan VB

pada SDN Inti Tondo Palu belum menggunakan media yang berbasiskan

multimedia atau video pada proses pembelajaran IPA di kelasnya.

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penggunaan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN

(5)

Kajian Pustaka

1. Pengertian Video

Video merupakan sarana utama untuk mendokumentasikan kejadian aktual

dan menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Menceritakan kisah merupakan salah

satu kemampuan penting untuk dikembangkan pada siswa dari seluruh usia.

Pencitraan kisah lewat video memungkinkan para siswa untuk kreatif sembari

mengembangkan kemampuan mereka memahami visual, kemampuan menulis, dan

kemampuan memproduksi video (Smaldino, dkk. 2011 : 406).

2. Video Dalam Ruang Kelas

Menurut Nugent (dalam Smaldino, dkk. 2011 : 404), banyak guru

menggunakan video untuk memperkenalkan sebuah topik, menyajikan konten,

menyediakan perbaikan, dan meningkatkan pengayaan. Segmen-segmen video bisa

digunakan di seluruh lingkungan pengajaran dengan kelas, kelompok kecil, dan

siswa-siswa perorangan.

3. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Ibrahim (dalam Daryanto. 2013 : 84-88) kata media merupakan

bentuk jamak dari kata medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau

pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Sedangkan

menurut Criticos, media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.

4. Media Pembelajaran Sebagai Sarana Stimulus Aktif

Menurut Ariani dan Haryanto (2010 : 63), media pembelajaran sebagai sarana

stimulus aktif adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan

(pengetahuan, keterampilan, dan sikap), serta dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi,

(6)

5. Jenis Media Pembelajaran

Rudy Bretz (dalam Ariani dan Haryanto, 2011 : 89) pakar multimedia asal

amerika menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan

gerak) :

menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks

(film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks).

Selain itu, menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal

(liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas

ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dan lain-lain), media individual (untuk

perorangan/buku teks, telepon, CAI).

6. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses internal yang mencangkup ingatan, retensi,

pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan

pengalaman-pengalaman sebelumnya. Morgan mengatakan suatu kegiatan dikatakan belajar

apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut: 1) belajar adalah perubahan tingkah

laku; 2) perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena

pertumbuhan; 3) perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk

waktu yang cukup lama. Aktivitas guru untuk menciptakan kondisi yang

memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan

pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses membuat orang

belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi

lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah. Sementara siswa harus

(7)

berlatih agar mempunyai kemampuan baru yang bersifat permanen (Winastawan

dan Sunarto, 2010 : 1).

7. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni “Hasil”

dan “Belajar”. Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh

usaha.Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Berikut ini adalah

beberapa pengertian hasil belajar menurut para ahli:

1) Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan sisi guru.

2) Dilihat dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental

yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Dari sisi guru

hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran.

(Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 23)

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar juga dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi

pelajaran tertentu. Kemudian menurut Ibrahim, menyatakan bahwa hasil belajar

dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Ahmad Susanto. 2013 : 5).

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan video pemebelajaran terhadap hasil

(8)

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan eksperimen. Pendekatan eksperimen adalah prosedur penelitian yang

dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih,

dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilaksanakan

dengan memberikan variabel bebas secara sengaja bersifat induce kepada obyek

penelitian untuk diketahui akibatnya didalam variabel terikat. Dengan demikian

metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan secara cermat untuk

mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul dengan variabel yang

sengaja diadakan. Variabel yang sengaja diadakan itu disebut juga variabel

eksperimen atau perlakuan (treatment) yang berfungsi sebagai variabel bebas

(Suharsimi Arikunto, 2006: 82)

Penelitian eksperimen ini penulis menggunakan dua kelas yang dimana kelas

yang pertama adalah kelas eksperimen dan kelas yang kedua adalah kelas kontrol.

Menurut Riyanto, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis,

logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi (Yatim Rianto. 2001 :

35).

Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group

Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,

kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai

kelompok eksperimen berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2–

O1)–(O4–O3) (Sugiyono, 2008), seperti pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

KE O1 X O2

(9)

Keterangan :

KE : Kelas eksperimen

KK : Kelas kontrol

O1 :Pretestkelas eksperimen

O2 :Posttestkelas eksperimen

X : Perlakuan

O3 :Pretestkelas kontrol

O4 :Posttestkelas kontrol

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di SDN Inti Tondo Palu yang objek

penelitiannya adalah siswa kelas VA dan siswa kelas VB. Adapun waktu

pelaksanaan penelitian ini yaitu berlangsung pada semester II (Genap) tahun

2015/2016.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Inti Tondo

Palu dengan jumlah total 52 orang yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VAdengan

jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa perempuan dengan jumlah 16 orang serta

kelas VB dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa perempuan dengan

jumlah 14 orang.

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel X (Variabel Independent) Penggunaan Video Pembelajaran

IPA. Variabel ini disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen(terikat) (Sugiyono. 2008).

(10)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono. 2008).

Teknik Analisis Data Uji Peningkatan Hasil Tes

Perhitungan peningkatan hasil tes yang diperoleh pada kelas eksperimen yang

menggunakan Video Pembelajaran di hitung berdasarkan skor N-gain. Untuk

memperoleh skor N-gain digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (dalam

Zulaeha, 2014):

Smaks= skor maksimal ideal

Tabel 2. Kriteria Tingkat N-gain

Tingkat Gain Kriteria

Perhitungan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji “t”. Uji t yang digunakan untuk hipotesis ini adalah uji 1 pihak

(Sudjana, 1989) dengan pasangan hipotesis adalah:

Ha: ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V

SDN Inti Tondo Palu

H0: tidak ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas

(11)

Dengan taraf nyata= 0.05 dan dk =n1+n22. Maka kriteria pengujiannya adalah

jika thitung> t(1 -)maka H0 di tolak dan Ha terima dan jika thitung< t(1 -)maka H0

diterima dan Ha di tolak.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Inti Tondo Palu. Sebelum melaksanakan

penelitian, peneliti melakukan observasi pada sekolah dan kelas yang akan diteliti.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi dari kelas

subyek penelitian yaitu kelas VA dan kelas VB. Berdasarkan observasi yang

dilakukan diketahui bahwa guru di kelas VAdan VBbelum menggunakan video

sebagai media belajar dalam proses pembelajarannya. Siswa-siswi cenderung

mencatat dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Untuk mengetahui apakah video pembelajaran berpengaruh atau tidak

terhadap hasil belajar siswa pada kelas VAdan VBdi SDN Inti Tondo Palu, maka

peneliti menggunakan teknikpretest-posttestpada proses penelitian dengan tujuan

untuk mengetahui hasil belajar siswa dari kelas kontrol (tidak menggunakan media

video pembelajaran) dan kelas eksperiman (menggunakan media video

pembelajaran) pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya gravitasi, gaya

gesekkan dan gaya magnet. Pemberian tes awal dilakukan untuk memperoleh data

tentang pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA. Setelah melakukan tes awal

siswa kemudian diberikan tes akhir pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya

gravitasi, gaya gesekkan dan gaya magnet. Pemberian tes ini dilakukan setelah

melewati proses pembelajaran dengan jumlah 6 kali pertemuan dimana kelas

kontrol 3 kali pertemuan dan kelas eksperiman 3 kali pertemuan. Kelas kontrol dan

kelas eksperimen menggunakan RPP dan metode yang sama yaitu metode ceramah,

demonstrasi dan diskusi kelompok. Namun pada kelas eksperimen ditambahkan

dengan media video pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak

menggunakan video pembelajaran dalam artian kelas kontrol hanya menggunakan

media gambar dengan proses pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru bidang

(12)

ini di ambil dari 2 kelas yaitu VA(kelas kontrol) dengan jumlah siswa 27 orang,

terdiri dari 11 laki-laki dan 16 siswa perempuan dan VB(kelas eksperimen) dengan

jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 11 laki-laki dan 14 perempuan.

Berdasarkan nilaiPosttestdari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

dihitung peningkatan hasil tes yang diperoleh pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen atau antara kelas yang tidak menggunakan video pembelajaran dan

yang menggunakan video pembelajaran berdasarkan skor N-gain. N-gain yang

diperoleh pada kelas kontrol adalah sebesar 39,37 dan N-gain pada kelas

eksperimen sebesar 56,19. Nilai kedua kelas masuk dalam kriteria sedang karena

pada kelas kontrol 30≤ 39,37 ≤ 70 dan pada kelas eksperimen30≤ 56,19 ≤ 70.

Tebel 3. Hasil Perhitungan N-gainKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelompok Nilai N-Gain TingkatGain Kriteria

Kelas Kontrol 39,37 30≤ 39,37 ≤ 70 Sedang

Kelas Eksperimen 51,60 30≤ 56,19 ≤ 70 Sedang

Namun walaupun kriteria peningkatan hasil belajar pada kedua kelas masuk

dalam kriteria sedang tapi pada kelas eksperimen peningkatan hasil tes yang di

dapatkan lebih besar dari pada kelas kontrol. Hal ini dapat di lihat pada diagram

berikut ini :

Diagram 1. Diagram N-gainKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

39,37 56,19

0 10 20 30 40 50 60

N-gain

Diagram N-gain

(13)

Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan, diperoleh thitsebesar 2,06

dan nilai ttabelsebesar1,68. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 2,06 > 1,68 atau nilai

thit lebih besar dari pada ttabel.

Tabel 4. Perolehan Nilai thitungdan ttabel

PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen. Pada penelitian

eksperimen ini penulis menggunakan dua kelas yang dimana kelas yang pertama

adalah kelas eksperimen dan kelas yang kedua adalah kelas kontrol. Dimana kelas

eksperimen adalah kelas yang proses pembelajarannya dilakukan dengan

menggunakan video pembelajaran dan kelas kontrol adalah kelas yang proses

pembelajarannya dilakukan dengan proses sederhana. Proses pengambilan data

pada penelitian ini dibuat dengan cara memberikan respon kepada objek penelitian

dalam hal ini siswa kelas VB diberikan respon media audio visual yaitu video

pembelajaran sehingga responden memperoleh pengaruh respon yang diberikan

oleh objek penelitian.

Hasil dari penelitian ini diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan kepada

siswa. Skor hasil belajar dia ambil dari data skor hasil pretest danposttest siswa

kemudian untuk kemajuan hasil tes siswa dilihat dari perolehan berdasarkan

perhitungan dari skor N-gain.Berdasarkan hasil pengolahan data dari N-gain untuk

kemajuan hasil belajar siswa dari dua kelas yaitu kelas VA(kelas kontrol) dan Vb

(kelas eksperimen), membuktikan bahwa kelas VA(kelas kontrol) mendapatkan

nilai rata-rata sebesar 39,37 dan kelas VB(kelas eksperimen) mendapatkan nilai

rata-rata sebesar 56,19.

Thitung Ttabel

(14)

Tabel 5. Perolehan Hasil N-gainKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelompok Nilai N-Gain

Kelas Kontrol 39,37

Kelas Eksperimen 56,19

Selisih nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelas yang tidak menggunakan

media video pembelajaran (kelas kontrol) dan kelas yang diberi perlakuan dengan

menggunakan video pembelajaran (kelas eksperimen) berdasarkan perhitungan

N-gain adalah 16,82. Jadi berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa

ada peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan media video pembelajaran. Perhitungan ini dapat dilihat pada

lampiran 12 yaitu pada tabel Perhitungan N-gain kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t” diperoleh nilai

thit= 2,06 dengan taraf nyata= 0.05 atau taraf signifikan 0,95 dan dk =n +n 

2 (25 + 27 - 2 = 50) maka diperoleh nilai ttabel sebesar 1,68, sehingga didapatkan

hasil nilai thit lebih besar dari pada ttabelatau 2,06 > 1,68 (dapat dilihat pada lampiran

18). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka hipotesis nihil (H0) dalam

penelitian ini yang menyatakan tidak ada pengaruh video pembelajaran terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Inti Tondo Palu di tolak dan hipotesis alternatif

(Ha) yang menyatakan ada pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas V SDN Inti Tondo Palu di terima. Perhitungan ini sejalan dengan teori

yang di kemukakan oleh Sudjana (1998) yang menerangkan bahwa jika thitung> t(1

-)maka H0 di tolak dan Haterima dan jika thitung< t(1 -)maka H0diterima dan H1

di tolak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka yang telah diuraikan

dan dijelaskan pada BAB sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di

(15)

dengan menggunakan rumus uji “t”. Hasil dari perhitungan uji hipotesis diperoleh

nilai thit= 2,06 dan nilai ttabel= 1,68 dengan taraf nyata= 0.05 atau taraf signifikan

0,95 dan dk =n1+n22 (25 + 27 - 2 = 50). Sesuai dengan perhitungan yang telah

dilakukan maka hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada pengaruh video

pemebelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu

diterima dan hipotesis nihil (H0) yang menyatakan tidak ada pengaruh video

pemebelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Inti Tondo Palu

ditolak karena nilai thitlebih besar dari nilai ttabelatau thit= 2,06 > ttabel= 1,68.

Berdasarkan dari kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa

saran agar dalam pemebelajaran di sekolah guru dapat menggunakan media sesuai

dengan perkembangan yang terjadi di sekitar siswa. Antara lain :

1. Penggunaan video pembelajaran sangat baik diterapkan dalam proses

belajar mengajar karena video pembelajaran dapat memberikan stimulus

dan meningkatkan perhatian serta wawasan siswa dalam proses belajar di

dalam kelas.

2. Guru harus mampu melihat kondisi belajar siswa di dalam kelas agar

tercipta suasana belajar yang kondusif antara guru dan siswa serta siswa

dengan siswa yang lainnya.

3. Guru hendaknya memanfaatkan berbagai macam media dalam proses

pembelajaran agar wawasan siswa dapat berkembang terhadap hal-hal yang

bersifat kongkrit dan siswa termotivasi untuk mencari tahu dan mau untuk

belajar.

4. Sekolah hendaknya memberikan pelatihan kepada guru-guru terkait

penggunaan media yang berbasis teknologi agar guru-guru bisa lebih

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani dan Harianto. 2010.Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2010.Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Smaldino, dkk. 2011.Instructional Technology & Media For Learning–Teknologi

Pembelajaran dan Media untuk Belajar.Jakarta: KENCANA Prenada Media

Group.

Suparno, dkk. 2011.Menuju Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

Gambar

Tabel 1. Desain Penelitian
Tabel 2. Kriteria Tingkat N-gain
Tabel 4. Perolehan Nilai thitung dan ttabel
Tabel 5. Perolehan Hasil N-gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahsan penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi dalam memasarkan produknya adalah harga gabah,

Dari paparan yang telah disampaikan di atas, serta pendapat-pendapat para ahli penulis bisa mengambil asumsi bahwa latihan menggunakan hand paddle dan fins

1) Melihat hasil temuan yang menyatakan CSR berpengauh positif terhadap kienrja keuangan perusahaan, maka bagus bagi perusahaan untuk mengungkapkan CSR secara

a) Davidson, Stickney dan Weil (1987) dalam Sulistyanto (2008: 48) mendefinisikan bahwa manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam

kesimpulan bahwa secara simultan ada pengaruh antara e-commerce terhadap minat berwirausaha sehingga mahasiswa AMIK Jayanusa merasa tertantang untuk bisa menyelesaikan

Tujuan dari suatu unit usaha dalam Balanced Scorecard tidak hanya dinyatakan dalam ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut kedalam pengukuran bagaimana

Penelitian Tugas Akhir yang berkaitan dengan prosedur pemberian pembiayaan syariah sudah banyak diteliti oleh para mahasiswa.Salah satunya adalah penelitian yang berjudul

Hal ini menjadi salah satu tujuan yaitu dengan adanya pembiayaan sebagai salah satu bentuk penyaluran dana yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan, dengan