• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SIMULASI MODEL DINAMIKA SISTEM E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SIMULASI MODEL DINAMIKA SISTEM E"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SHM - 1

MAKALAH

SIMULASI MODEL DINAMIKA SISTEM EKONOMI KREATIF

BERBASIS TABEL INPUT-OUTPUT

*)

Sri Handoyo Mukti **) 13 Desember 2016

*)Disampaikan pada acara FGD Simulasi Model Ekonomi Kreatif berbasis Tabel Input-Output yang

diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta pada tanggal 13 Desember 2016.

**)

Perekayasa Utama BPPT

Abstrak

Pengembangan ekonomi kreatif menjadi penting dengan dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif yang bertugas

mengkoordinasikan dan mendorong tumbuhkan ekonomi kreatif di Indonesia sehingga ketergantungan

pertumbuhan ekonomi terhadap sumberdaya yang tidak terbarukan menjadi berkurang. Indikator yang digunakan

dalam mengukur peran ekonomi kreatif di Indonesia adalah meningkatnya peran subsektor ekonomi kreatif (PDRB

sektor kreatif) terhadap total besaran perekonomian nasional (PDRB total). Walaupun telah ditetapkan 16

subsektor ekonomi kreatif yang akan menjadi fokus perhatian pemerintah, tetapi data yang tersedia untuk kajian

ini masih tergabung dalam 6 subsektor kreatif. Dalam model yang dikembangkan memperlihatkan beberapa

kemungkinan investasi subsektor kratif yang dapat menghasilkan peningkatan peran subsektor kreatif.

Kata kunci : systems dynamics, input-output, ekonomi kreatif

I. Pendahuluan

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, subsektor kreatif di Indonesia memiliki potensi

yang cukup besar karena baik kontribusi maupun pertumbuhannya masih belum dioptimalkan. Sebagai

langkah awal, pemerintah fokus pada 16 subsektor kreatif, dimana dalam kajian ini dikelompokkan

dalam 6 subsektor kreatif (keterbatasan data yang ada). Dari 6 subsektor kreatif ini telah dilakukan

analisis dari tabel input-output yang ada yang memperlihatkan struktur permintaan-nya maupun

komposisi inputnya. Untuk dapat mensimulasikan kontribusi subsektor kreatif dimasa yang akan datang

serta mencari subsektor apa yang perlu dikembangkan maka akan dikembangkan beberapa skenario

pengembangan dengan didukung oleh model systems dynamics yang berbasiskan pada tabel

input-output, dimana target proporsi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional tahun 2016, 2017,

(2)

SHM - 2 II. Tujuan dan sasaran

Tujuan pemodelan yang dilakukan adalah :

- Mensimulasikan kondisi Bussiness as usual (kondisi dimana semua parameter sama dengan

perkembangan terakhir)

- Mensimulasikan jika dilakukan intervensi kebijakan terhadap subsektor ekonomi kreatif, baik disisi

supply maupun demand.

Sasaran :

- Rekomendasi pengembangan subsektor ekonomi kreatif

III. Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam kajian ini mengikuti langkah-langka perencanaan skenario dengan

didukung oleh pemodelan dinamika sistem (systems dynamics) dengan basis tabel Input Output.

Gambar 1. Alur Pikir Pemodelan

Dari gambar 1 diatas terlihat langkah-langkah yang dilakukan meliputi :

1. Pemahaman permasalahan : mempelajari pola perilaku historis, dalam hal ini dibatasi perilaku

ekonomi berdasarkan tabel Input-output dan time series data PDRB sektor.

2. Konseptualisasi sistem : menyusun Causal Loop diagram (struktur model) dengan mengacu pada

keterkaitan Demand – Supply ekonomi serta Tabel Input-Output.

PEMAHAMAN PERMASALAHAN

KONSEPTUALISASI SISTEM /

SYSTEMS THINKING : STRUKTUR MODEL

FORMULASI MODEL : SYSTEMS DYNAMICS EVALUASI STRUKTUR MODEL

ANALISIS PERILAKU MODEL DAN EVALUASI MODEL

(3)

SHM - 3 3. Evaluasi struktur model : melaksanakan FGD dengngan stakeholders dan para pakar, serta

melakukan focussing pada simulasi ekonomi berdasarkan Tabel Input Output serta hasil

pemahaman perilaku ekonomi berdasarkan data yang tersedia (makro).

4. Formulasi model : memformulasikan CLD ke dalam diagram systems dynamics menggunakan

bantuan aplikasi perangkat lunak Powersim Studio 8.

5. Analisis perilaku model dan evaluasi model pada kondisi bussiness as usual (kondisi tanpa

intervensi)

6. Melakukan pengembangan skenario dan mengujinya dengan melakukan intervensi terhadap model

yang telah dibangun.

IV. Tabel Input-Output

Dengan enam subsektor ekonomi kreatif di atas ditambah 17 sektor ekonomi sesuai klasifikasi minimum

dalam PDB atas dasar harga tahun 2010, maka Tabel I-O Ekonomi Kreatif terdiri dari 23 sektor.

Selanjutnya penyebutan subsektor untuk ekonomi kreatif diubah menjadi sektor supaya sama dengan

penyebutan sektor dalam PDB. Dua puluh tiga sektor dalam Tabel I-O Ekonomi Kreatif tersebut adalah:

1. Pertanian, kehutanan dan perikanan

2. Pertambangan dan penggalian

3. Industri pengolahan

4. Pengadaan Listrik, gas

5. Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang

6. Konstruksi

7. Perdagangan besar dan eceran

8. Transportasi dan pergudangan

9. Penyediaan akomodasi

10. Informasi dan komunikasi

11. Jasa keuangan

12. Real estate

13. Jasa perusahaan

14. Administrasi, pemerintahan, pertahanan

15. Jasa pendidikan

16. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

(4)

SHM - 4 18. Kuliner

19. Fashion

20. Kriya

21. Penerbitan

22. Film,animasi, video, radio, televisi, pertunjukan, musik, seni rupa

23. Arsitektur, desain produk, desain Interior, desain komunikasi visual, fotografi, aplikasi dan game

developer, periklanan

Tabel I-O Ekonomi Kreatif tersebut adalah tabel transaksi domestik atas dasar harga dasar. Kelebihan

pertama tabel I-O jenis ini adalah pada matriks transaksinya yang benar-benar menggambarkan nilai

produksi dari barang atau jasa yang dihasilkan, tidak memasukkan margin perdagangan maupun pajak

langsung atas produk. Kelebihan kedua, keterkaitan antarsektor yang ditunjukkan adalah keterkaitan

secara domestik, yang menggambarkan interaksi produsen-produsen dalam negeri, tanpa melibatkan

sektor luar negeri.

Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat melakukan perhitungan PDB secara sektoral, meskipun

perhitungan PDB secara total tetap bisa dilakukan. Ini karena tidak terdapat angka dalam kolom impor.

Perhitungan PDB secara sektoral bisa dilakukan pada tabel I-O transaksi total atas dasar harga pembeli,

dengan mengurangi total permintaan akhir setiap sektor dengan total impornya. Pada umumnya PDB

sektoral digunakan untuk melihat atau menganalisis struktur ekonomi.

Sebagai pendekatan untuk melihat struktur ekonomi maka dalam tabel I-O transaksi domestik atas dasar

harga dasar, bisa dilihat komposisi permintaan akhir dan nilai tambah bruto. Dengan melihat struktur

ekonomi tersebut dapat diketahui berapa besar kontribusi ekonomi kreatif dalam perekonomian

Indonesia.

V. Sistem Ekonomi Kreatif

Dalam proses pembentukan nilai tambah dari kegiatan ekonomi kreatif, maka terapat berbagai unsur

yang terkait dan mendukung proses pembentukan nilai tambah tersebut, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Hasil analogi dan penyederhanaan dengan sistem inovasi, maka dapat digambarkan

(5)

SHM - 5 Gambar 2. Kerangka Sistem Ekonomi Kreatif

Proses peningkatan nilai tambah melalui aktivitas ekonomi kreatif dapat dilihat pada gambar diatas.

Kegiatan inti merupakan proses produksi kreatif serta permintaan ekonomi kreatif. Produk kreatif akan

meningkat jika ada demand (permintaan) atau proses “demand pool”, kebalikannya produk kreatif yang berkelas dapat mendorong adanya permintaan atau “supply create demand”.

Proses pertumbuhan dan penyeimbangan demand-supply ekonomi kreatif dapat direalisasi dengan

dukungan unsur-unsur lain seperti :

1. Kebijakan/regulasi yang menciptakan iklim kreatif secara makro

- Sistem Politik

- Kebijakan yang mendukung proses kreatif

- Strategi yang mendorong aktivitas kreatif

- Regulasi yang menciptakan iklim kreatif

- Rencana dan target yang terukur

2. Kelembagaan dan kerjasama

- Membangun kelembagaan formal dan non formal

- Kerjasama dalam dan luar negeri

- Kolaborasi dalam kegiatan ekonomi kreatif

- Membangun jaringan, membuka informasi pasar dan sumberdaya kreatif

3. Budaya Kreatif

- Membangun budaya kreatif

- Meningkatkan kualitas pendidikan kreatif

Demand Pendidikan Budaya Kreatif Regulasi Budaya Kreatif

Kerangka Finansial

Sistem Ekonomi Kreatif Sudmberdaya alam/

lingkungan

Sumberdaya ruang (darat, laut, udara)

Keetersediaan Sumber Pendanaan Dinamika Penduduk Kesejahteraan

(6)

SHM - 6 - Regulasi yang mendorong budaya kreatif

4. Kerangka Finansial

- Membangun kerangka keuangan yang mapan

- Menggali berbagai sumber pendanaan

- Mengembangkan skema-skema pendanaan

5. Sumberdaya pendukung

- Sumberdaya alam dan lingkungan

- Sumberdaya ruang : darat, laut, udara

- Sumberdaya manusia dan dinamika kependudukan

- Tingkat kesejahteraan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat

- Ketersediaan sumber pendanaan

VI. Causal Loop Diagram

Keterbatasan waktu dan sumberdaya khususnya untuk mengenali pola-pola aktivitas ekonomi kreatif

yang lebih rinci menjadi dasar dalam menetapkan fokus dan batasan model ekonomi kreatif yang

dibangun, khususnya dengan mengandalkan pola-pola perilaku yang tergambar oleh tabel Input Output.

Dari sistem pembentuk ekonomi kreatif yang telah dijelaskan diatas, maka pemodelan akan difokuskan

pada keseimbangan “demand-supply” sektor-sektor ekonomi. Dalam model ini yang merupakan model

awal, keterkaitan setiap sektor digambarkan dengan pola keterkaitan yang sama yang terdiri dari 17

sektor ekonomi umum dan 6 sektor ekonomi kreatif (yang dikeluarkan dari 17 sektor umum) sehingga

total sektor yang disimulasi adalah 23 sektor dengan matrik Input-Output berukuran 23x23.

Gambar 3. Bagian Sistem Ekonomi Kreatif yang dimodelkan

Dari fokus dan batasan pemodelan yang akan dibangun, konsep pertumbuhan ekonomi kreatif dapat

digambarkan sebagai berikut :

Demand Ekonomi Kreatif Supply

(Produksi) Ekonomi

Kreatif Intervensi

Produksi IntervensiPasar

Investasi Sektor Kreatif (Salah satu)

Insentif/Disinsentif (salah satuya)

(7)

SHM - 7 Gambar 4. Konsep “Demand pool” dan “Supply push” Ekonomi Kreatif

Dinamika ekonomi kraetif digambarkan sebagai berikut :

- Pertumbuhan demand ekonomi kreatif akan diantisipasi oleh kegiatan produksi ekonomi kreatif

- Kenaikan produksi ekonomi kreatif akan diantisipasi oleh meningkatkan demand ekonomi kreatif

Secara normal akan terjadi pertumbuhan demand akibat pertambahan penduduk dan kenaikan tingkat

kesejahteraan yang akan diantisipasi dengan meningkatnya produk kreatif (pertumbuhan normal).

Untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi, maka ada 2 cara intervensi melalui :

- Kebijakan peningkatan demand

- Kebijakan peningkatan investasi di sektor produksi ekonomi kreatif

Untuk dapat menggambarkan pola perilaku diatas, Causal Loop Diagram-nya dapat digambarkan

sebagai berikut :

PERMINTAAN (DEMAND) PRODUKSI

(OUTPUT) TAMBAHAN

INVESTASI

OVER SUPPLY

HARGA TURUN (SESAAT) PENYESUAIAN DEMAND

(SUPPLY CREATE DEMAND/SUPPLY PUSH)

PERT. PERMINTAAN

NORMAL

DEMAND NAIK HARGA NAIK (SESAAT)

PENYESUAIAN PRODUKSI MELALUI INVESTASI (DEMAND PULL)

SKENARIO INVESTASI BERDASARKAN POTENSI DAERAH

(8)

SHM - 8 Gambar 5. CLD Model Ekonomi Kreatif

CLD diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jika ada intervensi peningkatan demand/permintaan (melalui kebijakan insentif dan disinsentif)

- Terjadi peningkatan pertumbuhan dibandingkan pertumbuhan normal

- Hal ini mengakibatkan demand yang diinginkan (DEMAND YDI) meningkat

- Akan terjadi peningkatan Output yang diinginkan (OUTPUT YDI)

- Peningkatan Output yang diinginkan akan diantisipasi dengan investasi sehingga dapat dipenuhi

Kapital yang diinginkan (KAPITAL YDI)

- KAPITAL YDI akan dikoreksi faktor eksternal (ketersediaan keuangan dan sumberdaya lainnya)

menjadi KAPITAL

- KAPITAL yang terakumulasi memperlihatkan potensi untuk menghasilkan output (OUTPUT POT)

- OUTPUT yang terjadi adalah minimal dari OUTPUT YDI dengan 1,1 x OUTPUT POT

- Dari Output yang terjadi ini, maka dapat dihitung nilai tambahnya untuk masing-masing sektor

(GDP)-nya

- Dari GDP rata-rata yang dicapai, dapat diperkirakan berapa DEMAND yang diinginkan pada tahun

berikutnya.

2. Jika ada intervensi peningkatan produksi/supply (melalui investasi)

- Jika ada peningkatan investasi, maka KAPITAL akan meningkat lebih tinggi dibandingkan KAPITAL

YDI, yang berpotensi menghasilkan Output yang lebih tinggi juga dibandingkan permintaan

(Demand) normalnya.

(9)

SHM - 9 - Jika OUTPUT POT > OUTPUT YDI (sesuai demand normalnya), maka akan terjadi potensi “over

supply” yang umumnya akan menimbulkan efek peningkatan DEMAND (produsen akan mencari

pasar sehingga harga tidak turun).

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa peningkatan ekonomi kreatif dapat diintervensi baik dari

sisi “demand” maupun “supply”.

Diagram Causal Loop diatas merupakan model pertumbuhan (Loop positip)

CLD diatas dapat dirinci lagi untuk melakukan pemodelan dalam diagram dinamika sistem dengan

memasukkan Tabel Input-Output sebagai berikut.

Gambar 6. CLD Keterkaitan Model Ekonomi Kreatif dengan Tabel Input-Output

Dari gambar diatas terlihat bahwa :

- Pada kondisi BAU, maka :

(FD ydi)i = (FD average)i + (Peningkatan FD normal)i ………...(1a)

- Pada kondisi skenario, maka :

(FD ydi)i = (FD average)i + (Peningkatan FD normal)I + (Peningkatan FD Skenario)i

……….(1b)

Dimana :

FD ydi = Final Demand yang diinginkan

(10)

SHM - 10 FD average = Final Demand rata-rata

Peningkatan FD normal = FD x (1 + pertumbuhan normal/100)

Peningkatan FD skenario = FD x (1 + pertumbuhan skenario/100)

Tabel Input Output digunakan dalam model untuk menghitung Output yang diinginkan = Y ydi (melalui

Pengganda Output= matrik B) terhadap demand/Final Demand yang diinginkan (FD ydi = Xydi), atau

rumusnya :

[Y ydi] = [B].[X ydi] …………..………(2)

Dimana :

[Y ydi] = matrik (23 x 1) output yang diinginkan

[B] = matrik pengganda output (23x23) dari Leontief

[X ydi] = Final Demand yang diinginkan

Matrik B dihitung sebagai berikut :

[B] = Invers [I-A] ……….……….(3)

Dimana :

[I] = Matrik identitas (23x23)

[A] = Matrik Transaksi/Input (dari Tabel Input-Output)

Dari hasil perhitungan Y ydi, maka dapat dihitung Kapital yang diinginkan (K ydi),

[K ydi] = [Y ydi] x KOR ……….…………(4)

Dimana :

(11)

SHM - 11 KOR = Kapital Output Ratio (perbandingan nilai Kapital terhadap Output), menggambarkan seberapa

efisien proses produksi yang dilakukan, atau tingkat teknologi yang digunakan, diasumsikan = 3

Dari K ydi, dapat dihitung kebutuhan investasi (investasi yang diinginkan) sebagai berikut,

[Investasi ydi] = [K ydi - K] + Depresiasi [K] ………...(5)

Dimana :

[Investasi ydi] = Investasi yang diperlukan untuk menghasilkan

Depresiasi [K] = depresiasi dari Kapital, diambil faktor depresiasi dari Tabel Input Output, atau

diasumsikan.

Selain Investasi yang diinginkan akibat peningkatan Demand, dapat juga ditambahkan investasi

tambahan yang dimasukkan akibat adanya skenario investasi untuk meningkatkan produksi, serta faktor

keterbatasan sumber daya dan yang bersifat eksogenus,

[Investasi] = {[Investasi ydi] + [investasi tambahan]} x faktor pembatas …………..(6)

Dimana,

[Investasi Tambahan] = Kebijakan Investasi “supply push”

Faktor pembatas = keterbatasan sumberdaya, faktor eksternal, dsb.

Output potensial dihitung dari,

Y pot = K/KOR ………..(7)

Dimana,

Y pot = Output potensial

Output dihitung dengan membandingkan antara Output Potensial (fungsi dari Kapital) dengan Output

yang diinginkan (fungsi dari demand), dimana rumusnya :

[Y] = min {1,1 x [Output pot], [Output ydi]} …………...(8)

Dimana :

Y = Output yang terealisasi

(12)

SHM - 12 Dari Output ini dapat dihitung nilai tambah bruto (GDP) sektor i = NTBi, dengan nilai ratio NTB/Output

masing-masing sektor diperoleh dari tabel IO, dimana rumusnya :

GDPi = (ratio NTB/Output)i x Oi ………. (9)

Dimana :

- Perkalian bukan perkalian matrik

- GDPi = NTB masing-masing sektor

- (Ratio NTB/Output)i = perbandingan antara NTB thd Output masing-masing sektor

- Oi = Output masing-masing sektor

- i = indeks yang menunjukkan nomor sektor

Dari nilai Output aktual, juga dapat dihitung nilai FD aktual dengan rumus :

[FD] = [I-A].[Y} ……….(10)

Dimana :

FD = Final Demand aktual masing-masing sektor, matrik 23x1

[Y] = Output aktual masing masing sektor, matrik 23x1

Sedangkan dari Output potensial, dapat diperoleh nilai FD potensial dengan rumus sebagai berikut :

[FD pot] = [I-A].[Ypot]………....(11)

Dimana :

FD pot = Final Demand Potensial

Y pot = Output potensial

Jika FD potensial > FD ydi, maka ada kecenderungan FD ydi akan menyesuaikan kearah FD potensial

dengan delay waktu tertentu, dimana rumusnya untuk FD ydi menjadi :

(FD ydi)i = (FD rata-rata)i + (Peningkatan FD normal)i + (Peningkatan FD skenario)i +

(Peningkatan FD Penyesuaian)i ………(1c)

Dimana :

(13)

SHM - 13 VII. Model Systems Dynamics

Pengembangan model systems dynamics dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak “Powersim Studio ver.8” .

1. Blok Model Membaca Tabel IO dan Menyusun dalam bentuk Matrik

Diagram Systems Dynamics Keterangan/Penjelasan

- Membaca Matrik A dari tabel IO

- Membangun Matrik I

- Menghitung Matrik [I-A]

- Menghitung invers matrik [I-A]

- Membaca matrik NTB dari tabel IO

- Membaca matrik Output dari tabel IO

- Membaca matrik FD dari tabel IO

- Menghitung matrik ratio O/NTB

- Menghitung matrik ratio FD/O

- Membaca nilai Kapital/Output = KOR

- Membaca nilai fraksi depresiasi kapital

2. Blok Model Membaca Data Ekonomi

Diagram Systems Dynamics Keterangan/Penjelasan

- Membaca data GDP growth (time series, per

sektor)

- Membaca data GDP (time series, per sektor)

- Membaca data pertumbuhan normal (per

sektor)

Imxn Amxn

I_min_Amxn

Invers_I_min_A

FD_IO NTB_IO

FD_IOmx1 NTB_IOmx1

O_IO

O_IOmx1

FD PER Omx1 O per GDPmx1

KOR KORmx1

fraksi depr fraksi deprmx1

GDP GROWTH INIT

GDP INIT GDP INITmx1 GDP GROWTH

INITmx1

GDP INITSUM GDP GROWTH INIT

SUM

Pertumb normal FD ydi Pertumb normal FD

(14)

SHM - 14 3. Blok Model Membaca Skenario Investasi dan Skenario Demand

Skenario Investasi

Diagram Systems Dynamics Keterangan/Penjelasan

Skenario investasi : Nominal (Juta Rp. ADHK 2010)

- Membaca : skenario tambahan investasi dalam Juta

Rupiah ADHK 2010

- Membaca : tahun awal investasi

- Membaca : lama investasi

- Membaca : delay investasi

Skenario investasi : persentase thd Output

- Membaca skenario tambahan investasi (% terhadap

output)

- Membaca : tahun awal investasi

- Membaca : lama investasi

- Membaca : delay investasi

Skenario Peningkatan Demand

Diagram Systems Dynamics Keterangan/Penjelasan

- Membaca : Peningkatan demand dalam %

terhadap FDydi normal

- Membaca : tahun awal peningkatan demand

- Memaca : tahun akhir peningkatan demand Persen Tambahan

ADHK2010 Juta Rp

Tambahan Investasi ADHK2010 Juta

Rpmx1

delay investasi Rp Lama Investasi Rp Awal Investasi Rp

delay investasimx1

Tahun Aw al Peningk Demand

Tahun Akhir Peningk Demand

Skenario peningkatan demandmx1

Tahun Aw al Peningk Demandmx1

(15)

SHM - 15 4. Blok Model Investasi dan Kapital

Diagram Systems Dynamics

Keterangan/Penjelasan Demand Pool

- Model menggambarkan penyesuaian Kapital untuk menghasilkan Output sesuai yang diinginkan

dengan meningkatkan invetsasi untuk menyesuaikan Kapital yang diinginkan dan menutup

depresiasi Kapital yang terjadi

- Hubungan antara Output dengan Kapital menggunakan parameter KOR (Kapital Output Ratio)

Supply Push

- Ada investasi tambahan (dalam persen terhadap Output atau Juta Rupiah ADHK 2010)

- Investasi tambahan saat diimplementasikan mengalami delay karena proses perencanaan dan

masa konstruksi sebelum dapat meningkatkan kapasitas produksi untuk meningkatkan Output

Total Investasi

- Dihitung dari investasi normal (mengatasi depresiasi kapital + antisipasi peningkatan demand +

investasi tambahan dari supply push

Depresiasi Kapital

- Dihitung dari koefisien Depresiasi (atau umur Kapital) terhadap Nilai Kapital

Kapital

- Kapital (t) = Kapital (t-1) + Investasi (t) – Depresiasi (t)

Investasi - Kapital

Kapitalmx1

Investasimx1 Depresiasimx1 Output aw almx1

Investasi Normalmx1

Investasi ydimx1

K ydimx1 Efek thd

Investasi1x1

W kt Penyesuaian Kydi1x1

O per GDPmx1 GDP INITmx1

(16)

SHM - 16 5. Blok Model Output dan GDP

Diagram Systems Dynamics

Keterangan/Penjelasan

- Output yang diinginkan dihitung : [Y ydi] = Invers [I-A].[FD ydi]

- Y ydi akan digunakan untuk menghitung Kapital ydi

- Output Potensial dihitung = Kapital/KOR

- Output dihitng = nilai minimum dari (Oydi dan 1,1 xOPot)

- Koefisien 1,1 menunjukkan kapasitas produksi potensial dapat di push hingga 10 % diatas kapasitas

normal, jika Output yang diinginkan sangat tinggi.

6. Blok Model Demand

Diagram Systems Dynamics

Output - GDP

O ydimx1

FD ydimx1 O potmx1

Kapitalmx1

Outputmx1 GDPmx1

Efek thd Output1x1

GDP Growthmx1 Invers_I_min_A

KORmx1

O per GDPmx1

GDP

FD AW ALmX1 FD ydimx1

Peningk FD ydi mx1

FD mx1 Peningk FD ydi normal

mx1 Penyesuaian FD ydi

mx1 W kt Penyesuaian FD

1x1

FD Grow th mx1 FD potmx1

gap FD mx1

Pert FD ydimx1

GDP GROW TH INITmx1 Pertumb normal FD

ydimx1 I_min_Amxn

I_min_Amxn

FD Grow th average mx1 Perub FD Grow th

mx1

in transit penyesaian mx1 in penyesuaian mx1

out penyesuaian mx1

delay penyesuaian out peny in peny

Realisasi Inv Tambahanmx1

ARRsum penyesuaian FD ydi

O_IOmx1

demandmx1 Tahun Aw al Peningk Demandmx1

Tahun Akhir Peningk Demandmx1 Skenario Peningk

(17)

SHM - 17 Keterangan/Penjelasan

- FD yang diinginkan dihitung berdasarkan : Peningkatan FD normal + Peningkatan FD skenario +

Peningkatan FD penyesuaian output (kapasitas produksi) yang berlebih

VIII.Simulasi Model Dasar (Bussiness as usual)

Simulasi model dasar dilakukan berdasarkan trend data pertumbuhan permintaan normalnya yang

mengikuti pertumbuhan masing-masing sektor berdasarkan data time series yang diperoleh.

Model dasar ini digunakan untuk :

- Validasi secara numerik terhadap data time series)

- Proyeksi melalui simulasi pada kondisi BAU

Hasil validasi model secara numerik dapat dilihat sebagai berikut :

Pertumbuhan GDP simulasi vs Data GDP simulasi vs Data

Hasil proyeksi yang dihasilkan hingga tahun 2050 adalah sebagai berikut :

Grafik Keterangan/Penjelasan

- Pertumbuhan ekonomi (total) masih tetap

mengarah ke nilai 5 %

2011 2012 2013 2014 2015 GDP Growth (%)

Data

2010 2011 2012 2013 2014 2015 GDP (JUTA RP, ADHK 2010)

(18)

SHM - 18 - GDP meningkat dari 6700 T rp tahun 2010

menjadi sekitar 58.000 T rp tahun 2050

- Kontribusi Sektor Ekonomi Kreatif cenderung

menurun dari 7,55 % tahun 2010 menjadi

sekitar 6,89 % tahun 2050

IX. Pengembangan Skenario

Pengembangan skenario dilakukan untuk mendapatkan kinerja kontribusi sektor ekonomi kreatif yang lebih tinggi. Pada model ini skenario yang dikembangkan dibatasi oleh usaha-usaha :

- Peningkatan produk kreatif (supply push)

- Peningkatan permintaan produk kreatif (demand pull)

Driving factors atau faktor-faktor penggerak-nya dalam model ini adalah :

- Peningkatan investasi untuk meningkatkan produksi (memperkuat kapital) - Kebijakan untuk meningkatkan permintaan produk kreatif (insentif/disinsentif)

Secara diagram skenario yang dikembangkan adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Skenario Pengembangan Ekonomi Kreatif

-GDP (JUTA RP.)

6,4

Kontribusi Ekraf (%)

(19)

SHM - 19 Skenario yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Skenario Investasi Produk Kreatif

Pilihan : Tambahan Investasi Peningkatan Demand Keterangan

Skenario – 0 0 0 BAU

Skenario – 1 Sek 18 + 50 % 0 Investasi

Skenario – 2 Sek 19 + 50 % 0 Investasi

Skenario – 3 Sek 20 + 50 % 0 Investasi

Skenario – 4 Sek 21 + 50 % 0 Investasi

Skenario – 5 Sek 22 + 50 % 0 Investasi

Skenario – 6 Sek 23 + 50 % 0 Investasi

Skenario – 7 Sek 18 - 23 + 50 % 0 Investasi

Skenario – 8 a. Sek 18 - 23 + 15 % 0 Investasi

b. Sek 18 - 23 + 20 % 0 Investasi

c. Sek 18 - 23 + 30 % 0 Investasi

d. Sek 18 - 23 + 40 % 0 Investasi

e. Sek 18 - 23 + 50 % 0 Investasi

Skenario – 9 0 Sek 18 + 10 % Demand

Skenario – 10 0 Sek 19 + 10 % Demand

Skenario – 11 0 Sek 20 + 10 % Demand

Skenario – 12 0 Sek 21 + 10 % Demand

Skenario – 13 0 Sek 22 + 10 % Demand

Skenario – 14 0 Sek 23 + 10 % Demand

Skenario – 15 0 Sek 18 - 23 + 10 % Demand

Skenario – 16 0 a. Sek 18 - 23 + 0,5 % Demand

b. Sek 18 - 23 + 1 % Demand c. Sek 18 - 23 + 2 % Demand d. Sek 18 - 23 + 5 % Demand e. Sek 18 - 23 + 10 % Demand

Skenario – 17 a. Sek 18 – 23 + 15 % a. Sek 18 – 23 + 0,5 % Investasi + Demand b. Sek 18 – 23 + 20 % b. Sek 18 – 23 + 1 % Investasi + Demand c. Sek 18 – 23 + 30 % c. Sek 18 – 23 + 2 % Investasi + Demand d. Sek 18 – 23 + 40 % d. Sek 18 – 23 + 5 % Investasi + Demand e. Sek 18 – 23 + 50 % e. Sek 18 – 23 + 10 % Investasi + Demand

Sumber : Hasil Analisis, 2016

Catatan :

1. Skenario investasi dimulai tahun 2016 – 2050

(20)

SHM - 20 X. Simulasi Model Skenario

Hasil simulasi model skenario dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Skenario – 0 (BAU)

Hasil skenario BAU sama dengan model dasar sebagaimana telah diuraikan diatas, dimana model

disimulasi dengan kondisi eksisting. Hasil dari simulasi BAU memperlihatkan kontribusi sektor kreatif

cenderung mengalami penurunan.

2. Skenario Peningkatan Produksi melalui Investasi (Skenario 1 – 8)

Hasil skenario 1 sampai 8 terhadap capaian kontribusi sektor kreatif 8 %, 10 % dan 12 % adalah sebagai

berikut :

Tabel 2. Waktu Capaian Target Kontribusi Sektor Kreatif (Supply Push, Investasi per Sektor)

Sken Penjelasan

Tahun Pencapaian Kontribusi Sektor Kreatif

8% 10% 12%

1 Sektor 18 + Inv 50 % 2024 2028 2031

2 Sektor 19 + Inv 50 % 2027 2035 2042

3 Sektor 20 + Inv 50 % 3027 2036 2044

4 Sektor 21 + Inv 50 % 2033 2044 -

5 Sektor 22 + Inv 50 % 2030 2040 2047

6 Sektor 23 + Inv 50 % 2027 2035 2041

7 Sektor 18 – 23 + Inv 50 % 2022 2025 2027

Sumber : Hasil Simulasi, 2016

Dari tabel diatas dapat disimpulkan :

- Investasi sektor 18 cukup sensitif terhadap perubahan kontribusi sektor kreatif (dengan investasi 50

% output setiap tahun) capaian kontribusi 8 % tercapai tahun 2024, 10 % tahun 2028 dan 12 %

tahun 2031.

- Jika semua sektor dilakukan tambahan investasi sebesar 50 % output setiap tahunnya, maka

kontribusi sektor kreatif sebesar 8 % tercapai tahun 2022, 10 % tahun 2025 dan 12 % tahun 2027

(21)

SHM - 21 Tabel 3. Waktu Capaian Target Kontribusi Sektor Kreatif (Supply Push, Kombinasi Investasi Seluruh

Sektor)

Sken Penjelasan

Tahun Pencapaian Kontribusi Sektor Kreatif

8% 10% 12%

Sumber : Hasil Simulasi, 2016

Dari tabel diatas terlihat bahwa :

- Investasi diatas 30 % baru dapat mencapai kontribusi 12 % dibawah tahun 2050 (2034)

- Investasi 50 % semua sektor kreatif akan meningkatkan kontribusi 12 % tahun 2027

Skenario-1 Skenario-2

Skenario-3 Skenario-4

0

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-1

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-2

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-3

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-4

(22)

SHM - 22

Skenario-5 Skenario-6

Skenario-7 Skenario-8e

Gambar 8. Hasil Skenario “Supply Push”

3. Skenario Peningkatan Demand (Skenario 9 – 16)

Hasil skenario 9 sampai 16 terhadap capaian kontribusi sektor kreatif 8 %, 10 % dan 12 % adalah sebagai

berikut :

Tabel 4. Waktu Capaian Target Kontribusi Sektor Kreatif (Demand Pull, Peningkatan Demand per Sektor)

Sken Penjelasan

Tahun Pencapaian Kontribusi Sektor Kreatif

8% 10% 12%

Sumber : Hasil Simulasi, 2016

Dari tabel diatas dapat disimpulkan :

0

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-5

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-6

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-7

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-8

(23)

SHM - 23 - Investasi sektor 18 cukup sensitif terhadap perubahan peningkatan demand kontribusi sektor

kreatif (dengan peningkatan demand 10 % setiap tahun) capaian kontribusi 8 % tercapai tahun

2021, 10 % tahun 2027 dan 12 % tahun 2029.

- Jika semua sektor dilakukan tambahan demand sebesar 10 % setiap tahunnya, maka kontribusi

sektor kreatif sebesar 8 % tercapai tahun 2020, 10 % tahun 2024 dan 12 % tahun 2026

Hasil capaian kontribusi dengan kombinasi peningkatan demand diseluruh sektor dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 5. Waktu Capaian Target Kontribusi Sektor Kreatif (Demand Pull, Kombinasi Peningkatan Demand

Seluruh Sektor)

Sken Penjelasan

Tahun Pencapaian Kontribusi Sektor Kreatif

8% 10% 12%

Sumber : Hasil Simulasi, 2016

Dari tabel diatas terlihat bahwa :

- Peningkatan demand diatas 2 % baru dapat mencapai kontribusi 12 % dibawah tahun 2050 (2042)

- Peningkatan demand 10 % semua sektor kreatif akan meningkatkan kontribusi 12 % tahun 2026

Skenario-9 Skenario-10

0

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-9

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-10

(24)

SHM - 24

Skenario-11 Skenario-12

Skenario-13 Skenario-14

Skenario-15 Skenario-16e

Gambar 9. Hasil Skenario “Demand Pull”

4. Skenario gabungan Peningkatan Investasi + Demand (Skenario 17)

Jika dilakukan intervensi baik disisi supply maupun demand dengan kombinasi skenario 8a s/d 8e dan

16a s/d 16e, maka hasilnya adalah sebagai berikut :

0

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-11

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-12

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-13

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-14

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-15

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-16

(25)

SHM - 25 Tabel 6. Waktu Capaian Target Kontribusi Sektor Kreatif (Kombinasi Supply Push dan Demand Pull,

Seluruh Sektor)

Sken Penjelasan

Tahun Pencapaian Kontribusi Sektor Kreatif

8% 10% 12%

Sumber : Hasil Simulasi, 2016

Dari tabel diatas terlihat bahwa :

- Tambahan investasi diatas 20 % dan peningkatan demand diatas 1 % baru dapat mencapai

kontribusi 12 % dibawah tahun 2050 (2040)

- Tambahan investasi diatas 50 % output dan peningkatan demand diatas 10 % semua sektor kreatif

baru akan meningkatkan kontribusi 12 % tahun 2023

Skenario-17e

Gambar 10. Hasil Skenario Kombinasi “Supply Push” dan “Demand Pull”

XI. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

- Model awal dinamika sistem ekonomi kreatif disusun berbasis tabel Input-Output

- Model dapat menggambarkan keterkaitan antar sektor ekonomi kreatif

- Model dapat mendeskipsikan intervensi kebijakan disisi supply (peningkatan kapasitas sistem

produksi) dan disisi demand (peningkatan permintaan)

- Intervensi disisi supply -> kebijakan terbesar Bekraft

0

Kontribusi Ekraf (%)

SKE-17

(26)

SHM - 26 - Intervensi disisi demand -> kebijakan antar kementerian

- Untuk mempercepat peningkatan ekonomi kreatif perlu dilakukan intervensi disisi demand dan

supply

- Hasil validasi model terhadap pertumbuhan ekonomi cukup baik

- Pada kondisi Bussiness as usual, terlihan trend kontribusi sektor kreatif cenderung menurun

- Intervensi kebijakan dengan meningkatkan investasi 50 % output per tahun di seluruh sektor

kreatif, baru akan menghasilkan kontribusi 8 %, 10% dan 12 % pada tahun 2022, 2025 dan 2027

- Intervensi kebijakan dengan meningkatkan demand sebesar 10 % per tahun di seluruh sektor

kreatif, baru akan menghasilkan kontribusi 8 %, 10% dan 12 % pada tahun 2020, 2024 dan 2026

- Intervensi kebijakan dengan meningkatkan investasi 50 % output dan demand sebesar 10 % per

tahun di seluruh sektor kreatif, baru akan menghasilkan kontribusi 8 %, 10% dan 12 % pada

tahun 2018, 2021 dan 2023

2. Saran

- Kebijakan disisi supply dan demand harus di break-down menjadi program kerja yang dilengkapi

minimal dengan : kerangka regulasi, kerangka kelembagaan dan kerangka pendanaan (finansial)

- Perlu tindak lanjut kajian Pengembangan Sistem Ekonomi Kreatif dengan meninjau berbagai

aspek (termasuk pendidikan, budaya, regulasi, kelembagaan, finansial) serta aspek-aspek lain

yang mendukung.

Daftar Pustaka

1. Forester, JW (1971), World Dynamics, Wright-Allen Press, MIT, Cambridge, Massachusetts.

2. Sterman, John D. (2000), Business Dynamics : Systems Thinking and Modelling for Complex World,

McGraw-Hill Companies Inc., New York

3. Tasrif, Muhammad (2005), Analisis Kebijakan Menggunakan Model System Dynamics, Program

Magister Studi Pembangunan ITB, Bandung

4. The World Bank (2009), Laporan Pembangunan Dunia : Menata Ulang Geografi Indonesia, Penerbit

Gambar

Gambar 1. Alur Pikir Pemodelan
Gambar 2. Kerangka Sistem Ekonomi Kreatif
Gambar 3. Bagian Sistem Ekonomi Kreatif yang dimodelkan
Gambar 4. Konsep “Demand pool” dan “Supply push” Ekonomi Kreatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yaitu ada hubungan negatif yang sangat signifikan dapat dijelaskan bahwa semakin rendah

Aliran fluida ke atas dengan kecepatan tertentu dan tetap, sehingga untuk butiran dengan ukuran atau densitas tertentu terbawa ke atas, ukuran atau densitas yang lebih besar

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Program direct marketing Grand Hotel Lembang yang diimplementasikan melalui telemarketing, direct mail dan face to face selling diharapkan dapat memberi kesempatan untuk meraih

Hasil uji aktivitas anti inflamasi ekstrak daun Binahong dan ekstrak bawang Putih dengan metode induksi udem pada telapak kaki tikus putih jantan oleh karagenin

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Unit Pengembangan Usaha dan Kerja Sama berkoordinasi dengan Seksi Kesehatan Pelaut dan Tenaga

• Aerasi & agitasi merupakan hal yg penting dlm memproduksi sel-sel khamir dan bakteri. • u/ pertumbuhan secara aerobik, suplai oksigen merupakan faktor terpenting

Mengklem selang kateter sesuai dengan program selama 1 jam yang memungkinkan kandung kemih terisi urine dan otot destrusor berkontraksi, supaya meningkatkan volume