• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Pendidikan Luar Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Sistem Pendidikan Luar Sekolah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

PROGRAM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)

ANALISIS LEMBAGA: TBM RW 11 JAGIR SURABAYA

Nama Kelompok:

INDRI AJENG SETYONINGRUM 14010034029 NISSAUL UTMAWATI 14010034055 MUHAMMAD ISMAIL SHOLEH 14010034048

Dosen Pengampu Mata Kuliah DR. I KETUT ATMAJA JA, M.KES.

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

(2)

BAGAN ALUR ANALISIS SISTEM

A. INPUT

1. Deskripsi program:

Berdasarkan pengertian dari buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2009:1), TBM merupakan sebuah tempat atau wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah yang berfungsi sebagai sumber belajar untuk memberikan akses layanan bahan bacaan yang sesuai dan berguna bagi masyarakat sekitar. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) RW 11 Jagir ini adalah salah satu TBM yang merupakan program pemerintah kota Surabaya dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat dan menciptakan kota literasi untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM.

Pada tahun 2008 Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan program untuk membentuk TBM-TBM yang tersebar hampir di berbagai wilayah di kota Surabaya. Ada TBM yang terletak di mall, rumah sakit, taman kota, serta TBM yang ditempatkan di tingkat RW dan salah satunya adalah TBM RW 11 Jagir.

INPUT

PROSE

S

OUTPU

T

Pendekatan Pustakawan

Sumber belajar/media Kurikulum kegiatan

Tokoh masyarakat Masyarakat Sarana prasarana Lokasi

Mitra OUTCOM

(3)

2. Tujuan program

a. meningkatkan kemampuan keberaksaraan dan keterampilan membaca; b. menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca;

c. membangun masyarakat membaca dan belajar;

d. mendorong terwujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat;

e. mewujudkan kualitas dan kemandirian masyarakat yang berpengetahuan, berketerampilan, berbudaya maju, dan beradab.

3. Fungsi Program

Berdasarkan Petunjuk Teknis TBM Rintisan yang dikeluarkan oleh Dirjen PAUDNI dan DIKMAS (2013), fungsi TBM sebagai (a) sumber belajar, (b) sumber informasi, dan (c) sarana rekreasi-edukasi.

a. Sebagai sumber belajar- TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang dapat dipraktikkan setelah membaca, misalnya praktik memasak, budidaya ikan, menanam cabe dan lainnya.

b. Sebagai sumber informasi- TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan/atau akses internet dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.

c. Sebagai tempat rekreasi-edukasi- dengan buku-buku nonfiksi yang disediakan memberikan hiburan yang mendidik dan menyenangkan. Lebih jauh dari itu, TBM dengan bahan bacaan yang disediakan mampu membawa masyarakat lebih dewasa dalam berperilaku, bergaul di masyarakat lingkugan.

(4)

4. Sasaran program

Sasaran program TBM ini adalah untuk seluruh masyarakat Surabaya khususnya warga RW 11 Kelurahan Jagir, Wonokromo, baik anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua, baik laki-laki maupun perempuan.

Sedangkan, menurut Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2012) sasaran dan pengguna Taman Bacaan Masyarakat adalah penduduk atau anak-anak yang memiliki kemampuan membaca rendah yaitu (a) peserta didik berkeaksaraan rendah (b) peserta didik anak usia dini (c) penduduk yang berlatar belakang dan/atau peserta didik pendidikan dasar dan masyarakat umum.

B. PROSES

INVIRONMENT:

1. Pendekatan melalui promosi

(5)

serta menawarkan peminjaman buku kepada masyarakat secara datang langsung. Upaya ini dilakukan di awal awal pembukaan TBM untuk lebih mengenalkan program TBM pada masyarakat RW 11 Jagir.

2. Struktural organisasi

Program TBM “RW 11 Jagir” ini merupakan salah satu dari 9 TBM yang terhimpun dalam TBM se-Jagir dan pengorganisasiannya berada di bawah Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya bersama TBM-TBM lainnya di seluruh wilayah kota Surabaya.

Pada setiap TBM ditempatkan 1 petugas pengelola dengan penanggungjawab yang diemban oleh ketua RW setempat.

Struktur Pengelola:

Penanggungjawab : ketua RW 11 Jagir Pengelola TBM : 1 orang

Pengelolaan TBM se-Jagir seluruh pengelola masing-masing TBM membentuk tim untuk bekerja sama dalam kegiatan rutin setiap bulan. Dalam tim ini terdapat struktural anggota diantaranya:

Penanggung jawab: Ardi Putra (pengelola TBM RW 06) Sekretaris : Antika (pengelola TBM RW 11) Bendahara : Nurhayati (pengelola TBM RW 10)

Klasifikasi Tugas dan Tanggungjawab Penanggungjawab (ketua RW):

 bertanggungjawab atas tempat yakni balai RW 11 Jagir

 mengatur pembagian waktu kegiatan yang dilakukan dibalai RW

 memotivasi masyarakat RW 11 untuk gemar membaca dan berkunjung ke TBM

Petugas/pengelola:

 Laporan rekap pengunjung dan peminjaman selama satu bulan

 Mencatat jurnal kegiatan

 Mengelola buku-buku dan media lainnya

(6)

 Mengembangkan sarana TBM

 Membimbing anak-anak dalam permainan edukasi seperti bermain puzzle, menggambar, mewarnai, merangkum, dsb.

Struktural anggota TBM se-Jagir:

Penanggungjawab:

 bertanggungjawab atas kegiatan gabungan

 mengkoordinasi anggota

Sekretaris:

 mendata masyarakat yang mengikuti kegiatan

 mencatat segala administrasi yang dibutuhkan selama kegiatan

Bendahara:

 mengelola keuangan iuran rutin anggota

 mengelola keuangan yang dibutuhkan selama kegiatan Koordinasi antar struktural anggota

Penanggungjawab – pengelola:

 Antara penanggungjawab dan pengelola terdapat koordinasi mengenai tempat TBM yakni balai RW 11 Jagir. Banyak kegiatan yang dilaksanakan di balai ini diantaranya PAUD Terpadu di pagi hari, TBM di siang hari serta kegiatan insidental warga yang dilakukan secara berkala. Dalam hal ini ketua RW sebagai penanggungjawab mengkoordinasikan acara-acara atau kegiatan yang akan dilakukan di balai kepada pengelola TBM sehingga pada saat tersebut pengelola harus mengkondisikan tempat.

Antar anggota tim TBM se-Jagir:

 Para anggota tim pengelola mengadakan pertemuan rutin untuk membahas perkembangan di masing-masing TBM.

 Koordinasi kegiatan yang akan dilakukan secara gabungan mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi.

(7)

ketersediaan SDM, dan lebih baik jika pengelola TBM adalah sarjana atau seseoran yang berpengalaman di bidang perpustakaan. Di samping itu, disebutkan juga bahwa peran pengelola TBM harus bersifat serba bisa atau multitasking yang mampu menjalankan berbagai tugas atau peran. Oleh karena itu, perlu adanya suatu kegiatan atau aktivitas yang mampu meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, dalam hal ini yaitu pengelola TBM, diantaranya melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan (Lasa Hs, 2008:75). Hal ini sejalan dengan yang terjadi di dalam TBM RW 11 Jagir, bahwa pengelola merupakan sarjana serta mendapatkan pelatihan selama 1 bulan sebelum resmi ditugaskan turun ke lapangan. Selanjutnya yaitu diadakan pelatihan secara berkala khususnya mengenai kemampuan story telling, komunikasi, dan presentasi di depan masyarakat umum.

Sedangkan dalam Juknis Penyelenggaraan TBM Rintisan (2013), tercantumkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat 3 orang yang duduk dalam susunan organisasi yang melaksanakan pengelolaan TBM, terdiri atas: 1 orang Ketua, 1 orang yang mengurusi adminstrasi dan teknis pemeliharaan, dan 1 orang memberikan layanan kepada masyarakat. Dengan kata lain, susunan organisasi TBM sekurang-kurangnya terdiri atas:

1) Ketua, mempunyai tugas: (a) memimpin TBM, (b) menyusun dan menetapkan program, (c) memajukan dan mengembangkan TBM, (d) melakukan hubungan kerjasama, dan (e) mengelola keuangan,

2) Urusan Administrasi dan Teknis, mempunyai tugas: (a) mengurus administrasi dan surat menyurat, (b) mengadakan seleksi dan pengadaan bahan bacaan, (c) melaksanakan pengolahan bahan bacaan, dan (d) melaksanakan pengembangan bahan bacaan,

3) Urusan Layanan, mempunyai tugas: (a) membuat tata tertib, (b) memberikan layanan TBM, dan (c) melaksanakan administrasi keanggotanaan.

Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 23) Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki:

(8)

b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikasi atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat.

c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll.

Kekurangan dari TBM yang ada di kota Surabaya ini adalah dalam hal tenaga kerja, yang hanya memperkerjakan 1 pengelola di setiap TBM. Mereka melaksanakan tugas secara ganda sehingga dalam melakukan pelayanan kurang maksimal. Apalagi saat ini, pengelola TBM juga bertugas sebagai pendamping perpustakaan di sekolah-sekolah dasar sehingga waktu pelayanan TBM berkurang dan kurang maksimal. Selain itu kualifikasi pengelola TBM diambil dari segala jenis bidang (segala jurusan).

3. Sumber belajar/media

Penentuan produk atau koleksi apa yang sesuai dengan pengguna, pengelola TBM harus memiliki pengetahuan mengenai kebutuhan masyarakat dan sejauh mana koleksi tersebut mampu menarik minat pengguna. Menurut Lasa Hs., (2008:8) ada beberapa macam bahan informasi, diantaranya yaitu buku teks, buku rujukan, kamus, ensiklopedia, terbitan berkala, karya fiksi dan non fiksi, dan sebagainya. Sumber belajar yang tersedia di TBM ini lumayan lengkap, berupa bahan Bacaan berupa buku fisik meliputi buku anak, buku ajar, buku pengetahuan umum dan media bermain dan belajar untuk anak-anak meliputi puzzle, dan ular tangga. Namun koleksi terbitan berkala (koran dan majalah) yang dimiliki oleh TBM bersifat kurang update karena banyak ditemui majalah-majalah lama.

Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 04) Jumlah koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar, leaflet, dan bahan aodio visual. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan minat baca masyarakat maka diharapkan koleksi terbesar dari 1 (satu) unit TBM adalah 40% bahan bacaan hiburan, 30% ilmu pengetahuan praktis, sedang sisanya 30% adalah ilmu-ilmu lainnya seperti agama, politik, kesenian, hukum, pendidikan, (disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat).

(9)

masyarakat yang ada di daerah perkebunan kelapa sawit. Atau masyarakat yang ada di pegunungan dengan masyarakat di pantai atau masyarakat yang tinggal diperkotaan akan sangat berbeda dengan kebutuhan sarana bacaannya.

Koleksi TBM juga harus berkembang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Lasa Hs. (2005:122) bahan informasi atau koleksi yang disediakan di perpustakaan harus dipertimbangkan berdasarkan beberapa hal, 5 diantaranya yaitu relevansi, kemutakhiran, kualitas, objek keilmuan, serta kebutuhan koleksi. Di TBM sendiri, pembaruan koleksi dilakukan setiap 3-4 bulan sekali sebanyak kurang lebih 150 sampai dengan 200 koleksi yang diberikan oleh pihak BARPUS, selain itu ditambah pula dengan koleksi yang diperoleh dari donasi masyarakat sekitar, serta pembelian sendiri oleh pengelola TBM.

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh suatu lembaga informasi guna melengkapi koleksi yang ada di TBM. Menurut Sutarno, 2004:162 hal-hal pokok yang harus dilakukan berkaitan dengan pengembangan koleksi TBM diantaranya adalah: (1) perumusan kebijakan koleksi; survey minat pemakai; survey bahan pustaka; menyeleksi bahan pustaka. Hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui wawancara dan kuesioner kepada responden, TBM telah melakukan mulai survei bahan pustaka melalui kuesioner yang diberikan untuk TBM dari BARPUS dan diisi oleh dua orang pengunjung TBM guna mengetahui kebutuhan informasi masyarakat sekitar TBM. Di samping itu, penyeleksian bahan pustaka juga dilakukan oleh TBM jika terdapat koleksi yang tidak sesuai dengan TBM. Koleksi yang tidak lolos seleksi tersebut tidak di-display oleh pengelola TBM, dan hanya dibiarkan dalam kardus dan juga mengembalikan koleksi tersebut ke BARPUS untuk diproses lebih lanjut oleh pihak BARPUS sendiri.

(10)

atau komunitas tertentu, masyarakat sekitar, serta melakukan rotasi koleksi antar TBM, dan pengelola juga membeli buku sendiri.

4. Kurikulum kegiatan

Kurikulum kegiatan yang dimaksud dalam hal ini yaitu berupa rancangan, pedoman, atau acuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk melaksanakan suatu kegiatan di TBM. Kurikulum kegiatan selalu dibuat secara rutin, khususnya kurikulum kegiatan bulanan, dimana selalu ada kegiatan gabungan dengan TBM lain untuk mengadakan kegiatan besar dan ditentukan sendiri oleh pengelola TBM, pengelola TBM juga menentukan sendiri kegiatan-kegiatan yang akan diadakan oleh TBM tersebut selama beberapa hari ke depan.

Kegiatan yang dilaksanakan di TBM RW 11 Jagir tidak terangkum dalam kurikulum yang baku, melainkan inovasi dari pengelola TBM sendiri yang meliputi: Kegiatan rutin:

a. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi yaitu suatu layanan dimana pengguna dapat membaca dan meminjam buku untuk dibawa pulang kerumah. Hal tersebut dijelaskan pula oleh Sutarno, 2005:73 bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya. Selain itu layanan sirkulasi menurut Lasa Hs., 2005:215 juga bertujuan untuk: (a) agar para pemakai mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal; (b) agar mudah diketahui identitas peminjaman, buku yang dipinjam, dan waktu pengembalian; (c) untuk menjamin pengembalian pinjaman dalam waktu yang telah ditentukan; (d) untuk memperoleh data kegiatan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan; (e) untuk mengontrol jika terdapat pelanggaran.

b. Layanan Informasi

(11)

terkait fasilitas serta sarana dan prasarana dalam suatu lembaga informasi merupakan semua barang, perlengkapan, dan perabot ataupun inventaris yang harus disediakan di perpustakaan (Sutarno, 2005:65). Salah satu fasilitas yang dimiliki oleh TBM ini yaitu adanya papan pengumuman yang berfungsi untuk memberi informasi kepada pengguna khususnya terkait kegiatan yang akan diadakan di TBM tersebut. Sedangkan untuk fasilitas berupa komputer dan internet, belum tersedia.

Adapun layanan TBM yang sesuai dengan Juknis Pelaksanaan TBM Rintisan meliputi

 membaca di tempat, dengan menyediakan ruangan yang nyaman didukung dengan variasi bahan bacaan bermutu sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Untuk dapat menyediakan bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan perlu berupaya untuk menemukenali minat dan karakteristik pengunjung;

 meminjamkan buku, artinya buku dapat dibawa pulang untuk dibaca di rumah, dan dalam waktu tertentu dan peminjam wajib mengembalikan buku;

 pembelajaran, dengan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya: a. membimbing teknik membaca cepat (scanning dan skimming); b. menemukan kalimat dan kata kunci dari bacaan;

c. Belajar efektif;

 Praktik keterampilan

Dengan buku keterampilan yang ada, masyarakat/pengunjung diajak untuk mempraktikkan bersama, seperti memasak.

 Kegiatan literasi

Melaksanakan kegiatan literasi yang menyenangkan dan bermanfaat seperti: bedah buku, diskusi isu yang sedang berkembang, temu penulis, belajar menulis cerpen.

 Melaksanakan lomba-lomba

Lomba kemampuan membaca (menceriterakan kembali buku yang telah dibaca), cerdas cermat,

TBM RW 11 Jagir telah melaksanakan beberapa kegiatan penunjang yakni kegiatan incidental, diantaranya:

(12)

Pelatihan berupa keterampilan membuat kerajinan tangan untuk ibu-ibu PKK yang dengan tutorial dari buku keterampilan yang ada di TBM

 Panggung boneka untuk TK

Dilaksanakan bergilir di TBM se-Jagir

 Cerdas cermat anak

Dilaksanakan bergilir di TBM se-Jagir

 Satu bulan sekali diadakan kegiatan kunjungan perpustakaan, wisata buku, bermain di taman sambil membaca buku, atau lomba jelajah buku yang diadakan bersama-sama TBM se-Jagir.

Selain itu, untuk mendorong masyarakat mau dan mampu membaca dengan berbagai inovasi dan kreasi kegiatan TBM berikut.

a. Mengenali masyarakat dan berbagai kebutuhannya

Agar dapat mengajak masyarakat mau membaca di TBM perlu mengenal lebih dahulu masyarakat di sekitar TBM sebagai sasarannya dengan maksud untuk mengetahui sosial–budayaekonomi, agama, potensi lingkungan, latar belakang pendidikan, serta kebutuhan nyata yang diperlukan. Hal ini penting sekali sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, juga penting dalam penyediaan koleksi bahan-bahan bacaan yang akan disediakan.

b. Melakukan sosialisasi TBM dan memberi kesadaran arti pentingnya kepada masyarakat TBM sebagaimana perpustakaan, memberikan layanan di bidang bahan bacaan kepada masyarakat, dengan jumlah bahan bacaan yang terbatas baik jumlah maupun jenisnya perlu dioptimalkan pemanfaatnya dengan cara mengenalkan TBM kepada masyarakat melalui sosialisasi keberadaan TBM, dan sekaligus memberi kesadaran terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca. Kegiatan membaca ibaratnya mengasah otak sehingga meningkatkan kemampuan diri seseorang, demikian pula belajardalah identik dengan membaca, karena biasanya kegiatan belajar dilakukan dengan cara belajar. Dengan membaca maka terbukalah jendela dunia, terbukalah wawasan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil. Pendek kata: ”Tahu dan Bisa karena Membaca”

c. Membentuk kelompok sasaran berdasarkan kemampuan baca/kebutuhan

(13)

membentuk kelompok sasaran: (a) pelajar, (b) mahasiswa, (c) petani/nelayan, (d) pedagang/wiraswasta; (e) religius, dan (f) pegawai/karyawan.

d. Membimbing dan meningkatkan kemampuan baca kelompok sasaran

Salah satu faktor penyebab masyarakat Indonesia belum berbudaya baca antara lain kemampuan membaca yang rendah. Kemampuan membaca dalam arti: a) memahami isi bacaan, b) menginterpretasikan bacaan, atau c) mengkombinasikan bacaan satu dengan yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengelola TBM perlu sekali meningkatkan kemampuan membaca dengan cara membimbing dan mengajarkan teknik membaca yang efektif dan efisien.

e. Menyelengarakan kegiatan yang bermanfaat

Agar TBM dapat melakukan tugas dan fungsinya, pengelola dituntut untuk kreatif menciptakan kegiatan sebagai upaya untuk menarik masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan TBM. TBM berfungsi sebagai sarana pembelajaran, sumber informasi, dan rekreasi-edukatif, bahan bacaan apapun jenisnya dapat menjadi penunjang dalam pembelajaran.

Praktik keterampilan dari buku-buku yang tersedia di TBM dengan cara pengelola mencarikan narasumber teknis di bidang keterampilan tertentu misalnya membuat sampho, sabun cuci, kecap, atau minyak kelapa dengan cara demo. Demo membuatsabun cuci ini akan memotivasi masyarakat untuk membaca penjelasan lengkap melalui buku. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dipadukan dengan bahan bacaan antara lain:

1) Mempraktikan isi buku (keterampilan), seperti praktik memasak, budi daya ikan, dan bercocok tanam;

2) Mendiskusikan isi buku baru; 3) Lomba-lomba, seperti:

(14)

 lomba memasak, caranya peserta lomba diminta untuk membaca resep masakan, selanjutnya diminta untuk mempraktikkan sesuai dengan resep yang telah dibaca. Memasak dengan bahan sederhana yang mudah diperoleh di lingkungan masyarakat setempat. Kegiatan ini baik juga bila melibatkan PKK;

 mengadakan acara cerdas cermat dengan pertanyaan seputar buku yang sudah disediakan oleh TBM. Acara cerdas cermat ini bisa diadakan sebulan sekali tergantung keperluan dan respon masyarakat. Acara ini akan menumbuhkan rasa bersaing dalam kegiatan membaca pada masing-masing kelompok peserta. Tentu saja diusahakan ada hadiah yang diberikan kepada pemenang lomba sebagai daya tarik. Hadiah bisa dicarikan dengan mencari donatur atau sponsor. Untuk kegiatan ini pihak pengelola harus merangkul berbagai pihak, seperti karang taruna.

5. Peraturan dan TataTertib TBM

Agar TBM dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peraturan atau tata tertib TBM. Tata tertib ini dibuat oleh pengelola TBM untuk ditaati, baik oleh para pengguna maupun pengelola TBM.

Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 18) peraturan dan tata tertib TBM meliputi:

a. Keanggotaan

Warga masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi TBM dianjurkan menjadi anggota TBM.

b. Hari dan jam buka TBM

Hari dan jam buka hendaknya disesuaikan dan mempertimbangkan aktivitas kerja anggota dan masyarakatnya. Idealnya jam buka TBM dilakukan sore hari bahkan malam hari karena pagi hari anggota dan masyarakat pada umumnya mencari nafkah. Apabila kelompok warga masyarakat yang dilayani bekerja pada sore atau malam hari, jam layanan TBM dilakukan pada pagi hari.

c. Lama dan waktu peminjaman

Lama waktu peminjam harus ditetapkan, misalnya 3 hari, 7 hari atau 2 minggu untuk sekali meminjam dengan mempertimbangkan jumlah bahan bacaan yang ada di TBM.

(15)

Sebutkan bahan pustaka/bacaan yang boleh dipinjam dalam jangka waktu sekali peminjaman. Misalnya 1 eksemplar atau 2 eksemplar. Sebutkan juga jenis koleksi yang dapat dipinjamkan. Majalah dan surat kabar serta buku refrensi pada umumnya tidak dipinjamkan. Jadi yang dapat dipinjamjakn adalah buku bacaan. e. Sanksi pelanggaran

Sanksi pelanggaran juga disebutkan, misalnya skorsing tidak boleh pinjam buku beberapa hari, denda uang, atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku yang terpinjam hilang pleh pengguan. Sanksi diberikan bukan dengan tujuan menghukum, tapi merupakan bagian dari proses pendidikan dan penegakan disiplin.

Dalam penyelenggaraan TBM RW 11 Jagir, ada peraturan yang dibuat sesuai dengan ketentuan di atas, namun juga ada yang tidak, diantaranya; jumlah pinjaman maksimal 2 eksemplar buku dalam 7 hari, namun tidak ada sanksi untuk pelanggarannya.

ENVIRONMENT:

1. Tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat yang berperan dalam program ini adalah ketua RW 11 Jagir yang memiliki peran sebagai penanggungjawab TBM di wilayahnya. Beliau berwenang dalam tanggungjawab atas tempat yakni balai RW 11 Jagir, mengatur pembagian waktu kegiatan yang dilakukan dibalai RW, serta memotivasi masyarakat RW 11 untuk gemar membaca dan berkunjung ke TBM

2. Masyarakat

Masyarakat memiliki peran aktif sebagai warga belajar dalam program TBM ini. Masyarakat RW 11 Jagir memberi respon yang positif terhadap adanya program ini dengan kunjungan-kunjungan rutin mereka ke TBM, khususnya anak-anak dan remaja.

3. Sarana prasarana

(16)

meliputi: sumber daya fisik, baik sumber daya fisik utama maupun penunjang yang berupa sarana prasarana.

Sumber daya pendukung, adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan TBM, antara lain: rak/lemari buku, display buku baru, rak majalah, gantungan koran, meja kerja, perangkat peralatan elektronik, dan lain-lain. Sarana prasarana penunjang yang terdapat di TBM belum sepenuhnya lengkap yakni meliputi meja kursi pengunjung, meja kerja, karpet, almari, kipas angin, dan papan tulis.

4. Lokasi

TBM ini terletak di Balai RW 11 Jagir, Wonokromo, Surabaya. Tidak ada tempat khusus yang disediakan di wilayah RW tersebut sehingga pengelola memanfaatkan atau menumpang tempat dibalai RW yang juga digunakan untuk PAUD Terpadu serta berbagai kegiatan rukun warga sekitar. Jadi tempat TBM digunakan secara bergantian dengan PAUD. PAUD dilaksanakan di pagi hari, sedangkan TBM buka mulai pukul 13.00-16.00.

5. Pendanaan

6. Mitra

Membangun kemitraan dan kerjasama merupakan salah satu modal dasar yang perlu dibina dan dikembangkan terutama dengan struktur lembaga dan masyarakat, seperti rukun tetangga, rukun wilayah, karang taruna, remaja masjid, dan PKK sekitar TBM. Banyak manfaat dari kemitraan ini, misalnya, kebiasaan arisan ibu-ibu adalah potensi untuk digunakan menyebarkan kebiasaan membaca, dengan cara membawa buku keterampilan memasak dan melakukan praktik memasak di tempat arisan. Selain itu, jaringan dengan perpustakaan, sesama TBM, sekolah (SD dan SLTP), meminta agar sekolah mewajibkan para siswanya untuk membaca buku, misal membaca satu buku dalam seminggu dan membuat resumenya. Hal ini akan melatih dan mendidik para siswa tersebut cinta buku dan gemar membaca. Dengan kegemaran membaca akan mendukung siswa rajin belajar.

(17)

dari hasil kerjasama dan kemitraan tersebut. Menurut Sutarno, 2004:81, terdapat beberapa jenis pembinaan mitra kerja, diantaranya: (a) kerjasama dalam hal pengadaan koleksi bahan pustaka, (b) kerjasama pengolahan koleksi, (c) kerjasama layanan antar sesama perpustakaan, melalui sistem silang layanan, (d) kerjasama promosi dan publikasi.

TBM RW 11 Jagir berada di bawah naungan Badan Arsip dan Perpustakaan kota Surabaya. Barpus memberi modal awal berupa buku sebanyak 50 eksemplar. Barpus juga memberikan pembinaan kepada para pengelola TBM, briefing monitoring serta evaluasi.

Briefing dilaksanakan setiap hari BARPUS oleh seluruh petugas TBM dimana akan diberikan pengarahan dan laporan singkat perkembangan TBM setiap harinya sebelum petugas mulai bertugas di TBM masing-masing. Briefing ini seperti apel yang dilaksanakan setiap pagi.

7. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilaksanakan oleh pihak Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya yang dilakukan dengan cara sidak (inspeksi mendadak) sebanyak 2 atau 3 bulan sekali, dan sangat tergantung dari kinerja pengelola BARPUS itu sendiri. Sidak dilakukan tidak hanya sekedar mengecek keberadaan pengelola TBM, keramaian pengunjung, serta kegiatan yang dilakukan hari itu saja, melainkan juga ada beberapa poin penting lain seperti kebersihan TBM dan juga sharing mengenai kendala atau kesulitan apa yang dialami oleh pengelola TBM.

Sedangkan evaluasi diadakan setiap hari Senin pagi. BARPUS mewajibkan pengelola TBM untuk menyerahkan laporan administrasi yang meliputi laporan kegiatan tiap minggu, laporan statistik pengunjung, serta laporan peminjaman buku. BARPUS juga memberikan evaluasi kinerja petugas TBM setiap bulan. Terdapat sanksi ketika petugas TBM tidak menjalankan tugasnya dengan baik di lapangan, sanksi yang dijatuhkan mulai dari surat peringatan hingga pemecatan.

C. OUTPUT:

(18)

lebih dari 5 kegiatan setiap minggunya. Disamping itu, pembaruan kegiatan juga dilakukan secara berkala guna menghindari kejenuhan, terutama kegiatan-kegiatan gabungan yang dilakukan dengan TBM lain setiap bulan. Dan yang terakhir yaitu mengenai jumlah pengguna yang hadir pada kegiatan kegiatan yang diadakan oleh TBM. Kegiatan yang dilakukan selalu dihadiri oleh 10 orang, bahkan lebih,

Selain itu, output dari pelaksanaan program TBM diantaranya:

1. Menghasilkan literasi untuk masyarakat

Literasi disini artinya ilmu dari buku yang disediakan dalam TBM ini sangat berguna bagi mereka yang membaca, masyarakat dapat membaca buku-buku yang disediakan. Dengan kata lain literasi dapat menjadi budaya di masyarakat dengan adanya TBM ini.

2. Mewujudkan masyarakat gemar membaca dan belajar.

Masyarakat sekarang bergantung sekali dengan adanya teknologi yang semakin maju, yaitu adanya internet yang dapat mempermudah masyarakat untuk membaca. Tetapi dengan adanya TBM ini masyarakat sadar bahwa buku ini fungsinya juga tidak kalah dengan internet. Dengan adanya TBM ini masyarakat dapat belajar langsung dari literatur yaitu buku.

3. Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan bagi masyarakat. 4. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri

5. Membantu pengembangan kecakapan membaca 6. Terwujudnya Kota Surabaya sebagai Kota Literasi

D. OUTCOME:

1. Outcome adalah hasil dalam jangka panjang. Hasil yang akan didapat dari TBM dalam jangka panjang disini adalah dengan adanya TBM masyarakat khususnya Indonesia ini dapat menumbuhkan kembali minat baca sehingga di jaman modern ini tidak melupakan kegiatan membaca dalam kehiduan sehari-hari. Seperti halnya di negara-negar lannya yang dalam kegiatan apapun mereka mash menyempatkan untuk membaca buku.

(19)
(20)

Referensi

Kalida, Muhsin. 2012. Fundraisng Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Yogyakarta: Cangkruk Publishing.

Kemendikbud, 2012. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Penyelenggaraan Keaksaraan Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri dan Taman Bacaan Masyarakat Rintisan. Jakarta: Kemendikbud. Tersedia di

http://pkbmindonesia.com/yahoo_site_admin/assets/docs/juknis_penyelenggar aan_kaksaraan_dasar_kum_dan_tbm_rintisan_dekonsentrasi_2012.184203130 .pdf. Diakses pada 2 April 2017.

Kemendikbud, 2013. Petunjuk Teknis Taman Bacaan Masyarakat Rintisan. Jakarta: Kemendikbud.

Lasa, Hs. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Sutarno, NS. 2006. Manajemen Perpustakaan (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Sagung Seto.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi Biaya dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi pada

terdapat variasi substansial dalam retensi siswa Biologi diajarkan melalui mengintegrasikan E- Learning sebagai perangkat tambahan untuk metode tradisional instruksi dari pada

Simpang empat Kota Gorontalo termasuk simpang yang berada di pusat Gorontalo, yang banyak dilewati oleh sejumlah kendaraan baik kendaraan ringan maupun kendaraan berat,

Deskripsi Bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta didik untuk mempertanyakan suatu hal lebih jauh secara kritis dan reflektif, dan mencari jawabnya secara mandiri dari

diperhatikan mengingat bagaimana kondisi lingkungan bencana yang biasanya sulit untuk dijangkau. Untuk hal ini komunikasi menjadi hal mendasar yang diperlukan

Sehingga hal ini menggambarkan tingkat keberhasilan seorang manajer yang mampu mengelola atau mengatur secara efektif dan

TAHUN 1974.” yang disusun gu na memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Pendidikan Strata 1 (S1) dan mencapai gelar sarjana Hukum Islam pada Fakultas

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang ... Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan... Pengertian