• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Teknik Enkoding Digital Pembacaan Sensor Ultrasonik Untuk Memetakan Keputusan Aksi Robot Quadruped

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Teknik Enkoding Digital Pembacaan Sensor Ultrasonik Untuk Memetakan Keputusan Aksi Robot Quadruped"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

6087

Implementasi Teknik Enkoding Digital Pembacaan Sensor Ultrasonik

Untuk Memetakan Keputusan Aksi Robot Quadruped

Oggy Setiawan1, Dahnial Syauqy2, Wijaya Kurniawan3

Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1Oggysetiawan@gmail.com, 2dahnial87@ub.ac.id, 3wjaykurnia@ub.ac.id

Abstrak

Perkembangan Teknologi telah menciptakan berbagai kemajuan teknologi, terutama dibidang

robotika. Robot Berkaki memiliki beberapa keuntungan yaitu mampu bergerak di daerah yang

halus atau kasar, bergelombang dan tidak rata atau datar, memanjat tangga, menghindar dan

melangkah di atas halangan. Salah satu masalah dalam merancang kemampuan robot adalah

sistem lokalisasi robot yaitu untuk mengetahui posisi pada suatu waktu tertentu. Teknik

enkoding digital adalah rangkaian kombinasional yang menghasilkan spesifikasi pada

keluarannya seperti biner sebagai respons terhadap satu atau lebih masukan yang aktif yang

berguna mengimperesi data dan dapat dibangun dari gerbang logika AND dan OR sederhana.

Proses teknik enkoding digital dimulai dengan pembuatan tabel kebenaran, rumus teknik

enkoding digital, dan penyederhanaan menggunakan K-MAP. Mengimplementasikan teknik

enkoding digital menggunakan 8 buah sensor ultrasonik untuk memetakan keputusan 8 aksi

gerak robot quadruped. Pengujian dilakukan terhadap tiga hal yaitu, akurasi sensor ultrasonik

HC-SR04, waktu komputasi teknik enkoding digital, dan akurasi hasil klasifikasi teknik

enkoding digital. Pengujian tersebut didapatkan akurasi aksi gerak robot dengan

mengimplementasikan teknik enkoding digital sebesar 98% dengan rata-rata waktu komputasi

sekitar 0,16 detik saat salah satu sensor diberi halangan sejauh 7 cm dan 0,17 detik saat salah

satu sensor diberi halangan sejauh 20 cm.

Kata kunci: Robot, Robot Quadruped, Teknik Enkoding digital, sensor ultrasonik HC-SR04

Abstract

Technology development has created various kinds of technology improvement, especially in

robotics. Legged-robots has several advantages; they can move in both smooth and rough

areas, wavy, uneven or flat, climb the stairs, avoid and step in the distractions. One of the

problem in designing a robot’s ability is the robot’s localization system to know the position in

a certain time. Digital encoding technique is a series of combination that produces specific

output such as binary as a response to one or more active input that is used to simplify data

and can be built from a simple logic gate AND and OR. The digital encoding process start from

the making of truth table, digital encoding technique formula, and simplification by K-MAP.

Implementing digital encoding technique using 8 ultrasonic sensors to map 8 motor actions of

the quadruped robot. Testing is done in three things; the accuracy of ultrasonic sensor

HC-SR04, digital encoding computing time, and the accuracy of classification result in digital

encodi

ng technique. From the test we can get robot’s motor action accuracy by implementing

digital encoding technique as much as 98% with the average computing time is around 0,15

seconds when one of the sensors is given a 7 cm incline and 0,17 seconds when one of the

sensors is given a 20 cm incline.

(2)

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi mampu

menciptakan berbagai macam kemajuan teknologi, terutama pada bidang robotika yang berkembang dengan mengantikan peran manusia terutama dalam lingkungan yang berbahaya (Awal, 2015). Robot merupakan sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan kontrol manusia, atau memanfaatkan kecerdasan buatan (Adriansyah, 2014)

.

Berdasarkan alat geraknya robot diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu robot beroda dan robot berkaki. Robot berkaki memiliki kelebihan dibandingkan robot beroda yaitu, mampu bergerak di daerah yang halus atau kasar, bergelombang dan tidak rata atau datar, memanjat tangga, menghindar, dan melangkah di atas halangan

(Timur, Fanany, &

Wajiansyah, 2017).

Pada Kontes Robot Pemadam Api (KRPAI), robot menggunakan alat gerak berupa kaki, dan terdapat aturan yang harus di penuhi untuk menyelesaikan tugas yang telah di tentukan. Sehingga, diperlukan gerakan robot yang cepat dan efisien agar dapat menyelesaikan tantangan dengan lebih cepat. Salah satu permasalahan dalam merancang robot bergerak adalah mengetahui posisi pada suatu waktu tertentu.

Jenis robot pada KRPAI berdasarkan jumlah kakinya dibagi menjadi dua jenis robot yaitu robot berkaki enam (Hexapod) dan robot berkaki empat (Quadruped). Dari kedua jenis tersebut, robot berkaki empat lebih memungkinkan robot dapat bergerak kesegalah arah tanpa harus memutar tubuh robot terlebih dahulu. Pada robot berkaki harus mampu menghindari halangan dinding atau benda lainnya, dengan menggunakan sensor ultrasonik serta mencapai target berupa sebuah posisi.

Untuk mengetahui sebuah halangan pada jarak tertentu dapat menggunakan sensor ultrasonik yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara. Sensor ultrasonik menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaanya. Sensor ultrasonik HC-SR04 adalah modul sensor jarak ultrasonik dengan jarak pengukuran 3cm sampai 400 cm, dengan akurasi pengukuran jarak modul ini mencapai 3 mm.

Teknik Enkoding Digital adalah rangkaian kombinasional yang menghasilkan spesifik pada

keluarannya seperti biner sebagai respons terhadap satu atau lebih masukkan aktif. Tenik enkoding digital mengubah salah satu dari 2n

input menjadi output n-bit. Enkoding biner berguna untuk mengomperesi data dan dapat dibangun dari gerbang logika AND dan OR sederhana. Gerbang logika AND dan OR tersebut akan menghasilkan rangkaian kombinasional yang berasal dari tabel kebenaran.

Pada penelitian ini, penulis mengimplementasikan teknik enkoding digital dengan menggunakan 8 buah sensor ultrasonik untuk memetakan keputusan 8 aksi gerak robot quadruped. 8 Sensor ultrasonik tersebut akan diubah menjadi nilai digital 1/0, sehingga dari 8 masukan didapatkan 28 yaitu 256 kemungkinan

untuk di dipetakan kedalam 8 aksi gerakan. 8 aksi gerakan tersebut yaitu depan, belakang, kanan, kiri, serong kanan depan, serong kiri depan, serong kanan belakang, dan serong kiri belakang.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Diagram Alur Metode Penelitian

Y

Y

T

(3)

2.1.Perancangan sistem

Data yang akan diolah dengan Teknik Enkoding Digital berupa data biner 0/1 dan sensor ultrasonik memberikan masukan berupa nilai jarak. Sehingga diperlukan merubah nilai tersebut agar dapat di olah. Jika nilai sensor ultrasonik bernilai >=10 maka nilai bernilai 1, dan jika nilai sensor bernilai <10 maka nilai bernilai 0. 8 sensor ultrasonik di hubungkan ke Arduino Mega sebagai mikrokontroller yang digunakan. Selanjutnya, Arduino Mega dihubungkan dengan OpenCM9.04 untuk mengontrol pergerakan servo. Pada

pembacaan

sensor Ultrasonik HC-SR04 dan proses

penentu aksi gerak robot

quadruped

menggunakan RTOS dalam penelitian ini

digunakan untuk

multitasking

. Perancangan

ini dimulai dari menentukan jumlah

task

yang diperlukan, menentukan tugas tiap

task

, menentukan prioritas pada setiap

task

dan batas waktu

task

untuk dieksekusi.

2.2.Perancangan Teknik Enkoding Digital

Hasil Pembacaan sensor menjadi masukan awal yang akan menjadi fitur-fitur yang mempengaruhi penentuan arah pergerakan robot. Sesuai dengan Gambar 2, proses dimulai dari membuat tabel kebenaran dari 256 kemungkinan terhadap 8 aksi gerak robot. Selanjutnya membuat rumus teknik enkoding digital untuk masing-masing aksi gerak berdasarkan tabel kebanaran. Rumus teknik enkoding digital tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan K-MAP. Sehingga didapatkan rumus teknik enkoding digital setiap gerakan.

Gambar 2. Diagram Alir Perancangan Teknik Enkoding Digital

Gambar 3. Penamaan Sensor

Untuk mempermudah perancangan teknik enkoding digital dilakukan penaman sensor untuk masing-masing sensor pada Gambar 3 serta nama pergerakan aksi robot pada Tabel 1, sehingga didapatkan tabel kebenaran sensor.

Tabel 1. Penamaan Arah Gerak Robot

Nama Gerak Arah Gerak

Output A Pergerakan Robot kearah Sensor A

Output B Pergerakan Robot kearah Sensor B

Output C Pergerakan Robot kearah Sensor C

Output D Pergerakan Robot kearah Sensor D

Output E Pergerakan Robot kearah Sensor E

Output F Pergerakan Robot kearah Sensor F

Output G Pergerakan Robot kearah Sensor G

Output H Pergerakan Robot kearah Sensor H

Teknik enkoding digital untuk melakukan penentuan rumus teknik enkoding Output A. Berdasarkan tabel kebenaran yang telah di buat, Output A akan dilakukan jika input bernilai pada Tabel 2

.

Tabel 2 Tabel Input yang memiliki Output A

NO Input

A B C D E F G H

1 0 0 0 0 1 0 0 0

2 0 0 0 0 1 1 0 0

3 0 0 0 1 0 0 1 0

4 0 0 0 1 0 1 0 0

5 0 0 0 1 0 1 1 0

6 0 0 0 1 1 0 0 0

(4)

NO Input

Dari tabel kebenaran tersebut didapat bahwa Output A memiliki rumus teknik

Rumus teknik enkoding digital tersebut dapat disederhanakan dengan KMAP sehingga didapatkan rumus teknik enkoding digital Output A sebagai berikut,

Output A = A’B’DE’GH’ + A’B’CE’GH’ + A’B’EFG’H’ + A’B’DFG’H’ + A’B’CFG’H’ + A’B’DEGH’ + A’B’CEGH’ + A’B’C’EF’G’H’

Langkah yang sama dilakukan untuk mencari rumus teknik enkoding digital output A, B, C, D, E, F, G, dan H. Sehinggga didapat

rumus enkoding digital untuk setiap gerakan sebagai berikut. Output G = A’CE’F’G’H’ + A’BC’DE’F’G’H’

+ A’BEF’G’H’ + AEF’G’H’ + ABDE’F’G’H’ + AB’DE’F’G’H’ Output H = A’BEF’G’H’ + A’B’CD’EF’G’H’ +

A’BFG’H’ + A’CFG’H’ +

A’B’DF’G’H’

Rumus teknik enkoding digital masih-masing aksi gerakan memiliki rumus yang sederhana. Sehingga dari 256 kemungkinan yang terjadi pada sensor dapat dilakukan komputasi dengan rumus tersebut.

2.3.Implementasi

Sesuai dengan subbab perancangan sistem, 8 sensor ultrasonik HC-SR04 akan di hubungkan dengan Arduino Mega sesuai dengan Tabel 3. Komunikasi Arduino Mega dan OpenCM.04 dilakukan dengan menghubungkan pin Tx pada Arduino Mega dan pin Rx pada OpenCM09.04 sehingga terjaadi komunikasi secara serial.

Tabel 3. Tabel Pin Skematik

Sensor

Ultrasonik

HC-SR04 ke-

(5)

Gambar 4. Implementasi Delapan sensor Ultrasonik HC-SR04

Berdasarkan Tabel Pin Skematik, Arduino Mega sebagai mikrokontroller dihubungkan dengan 8 sensor ultrasonik sebagai masukan yang di tunjukan pada Gambar 4.

Setelah sensor mampu membaca nilai jarak suatu halangan, dilakukan implementasi teknik enkoding sehingga didapatkan keputusan hasil gerak robot. Pada tahap ini dilakukan inisialisasi tipe data dan variabel yang digunakan untuk pemrograman teknik enkoding digital, sesuai dengan rumus teknik enkoding digital yang telah di dapat, gerbang logika AND dalam kode

program ditulis “&&”, gerbang logika OR dalam

kode program dituliskan “||”, dan gerbang logika

NOT dalam kode program dituliskan “!”.

3. PENGUJIAN DAN ANALISIS

3.1. Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

Pengujian sensor ultrasonik HC-SR04 dilakukan dengan melakukan pembacaan jarak halangan oleh sensor dan dibandingkan dengan alat ukur jarak yang sebenarnya. Tujuan dari pengujian ini adalah mengetahui tingkat keakuratan sensor ultrasonik HC-SR04 dalam membaca jarak suatu halangan.

Adapun cara untuk mengukut presentase error yaitu dengan menggunakan persamaan 1 :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 × 100% (1) Berdasarkan Persamaan 1 untuk menentukan presentase error pada setiap pengujian sensor ultrasonik HC-SR04, sehingga didapat rata-rata error untuk masing-masing sensor pada Tabel 4. Rata-rata error sensor ultrasonik HC-SR04 sebesar 0%, jarak yang mampu dibaca sensor ultrasonik HC-SR04 yaitu 3 cm hingga 200 cm.

Tabel 4. Hasil Pengujian Sensor Ultrasonik Sensor Ultrasonik

3.2. Pengujian Waktu Komputasi Teknik Enkoding Digital

Pengujian waktu komputasi teknik enkoding digital bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sistem untuk melakukan proses pemetaan arah gerak. Sehingga diketahui performansi dari sistem yang telah dibuat.

Pengujian ini dilakukan dengan cara mengukur waktu komputasi ketika program teknik enkoding digital dimulai dan waktu komputasi ketika program teknik enkoding digital selesai. Pengujian dilakukan dengan memberikan halangan pada salah satu sensor berjarak 7 cm dan 20 cm. Pengujian ini dilakukan dengan menerapkan fungsi millis() pada kode program Arduino Mega, fungsi milis tersebut dihitung dalam satuan milisecond.

Gambar 5. Hasil Pengujian Waktu Komputasi

(6)

lebih besar dibandingkan waktu komputasi yang berjarak 7cm.

3.3. Pengujian Akurasi Hasil Klasifikasi Teknik Enkoding Digital

Implementasi teknik enkoder digital pembacaan sensor ultrasonik untuk memetakan keputusan aksi robot quadruped mempunyai tujuan utama untuk memetakan arah gerak robot quadruped berdasarkan halangan disekitar robot, oleh karena itu perlu diketahui tingkat keakurasian teknik enkoding digital. Pegujian dilakukan dengan meletakan halangan di sekitar robot dan memperhatikan arah gerak robot tersebut. Rumus untuk menghitung akurasi ditunjukan pada persamaan 3.

𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑡𝑎−𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑡𝑎 × 100% (2) Pada pengujian ini dilakukan sebanyak 50 kali dengan membandingkan kesusaian antara output pada tabel kebenaran dan ouput hasil dari sistem. 50 kali pengujian tersebut didapatkan bahwa 49 pengujian tersebut sesuai. Sehingga akurasi yang diperoleh implementasi teknik enkoding digital pembacaan sensor ultrasonik untuk memetakan keputusan aksi robot quadruped adalah 98%.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis pengujian yang dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan. Sensor ultrasonik HC-SR04 yang ditempatkan dibagian atas robot quadruped dapat membaca halangan berukuran panjang 9 cm dan tinggi 24 cm dengan rata-rata error yakni sebesar 0,00% dengan jarak halangan 3cm hingga 400cm.

Implementasi teknik enkoding digital pembacaan sensor ultrasonik untuk memetakan aksi robot quadruped dengan teknik enkoding digital yang diuji memperoleh tingkat akurasi sebesar 98%. Waktu komputasi yang dibutuhkan 0,15 detik dengan salah satu sensor diberi halangan berjarak 7 cm dan 0,17 detik dengan salah satu sensor diberi halangan berjarak 20 cm. Jarak halangan dari sensor ultrasonik mempengaruhi waktu komputasi. Semakin jauh jarak sensor dengan halangan, semakin lama waktu komputasi.

5. DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah, A. (2014). Perancangan Robot Localization. ResearchGate.

Awal, H. (2015). Algoritma Fuzzy Logic dan Wallfollower pada Sistem Navigasi

Robot Hexapod Berbasis

Mikrokontroler. Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer.

Gambar

Tabel 1. Penamaan Arah Gerak Robot
Gambar 5. Hasil Pengujian Waktu Komputasi

Referensi

Dokumen terkait

1) Stratified Sampling. Dalam pengambilan sampel harus memperhatikan tingkatan- tingkatan atau lapisan dalam populasi. Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan

Dalam dunia kepariwisataan terutama dalam pelayanan jasa pariwisata yang di tawarkan kepada wisatan ternyata masih banyak terjadi penyimpangan, seperti yang sudah di

Mempelajari matematika pada dasarnya memahami konsepnya. Pada umumnya di sekolah SMAN. 8 Banda Aceh, model konvensional yang bersifat ceramah lebih berperan guru pada saat

Pelatihan kedua, dilakukan penyuluhan sesuai dengan hasil evaluasi dari proses prosuksi yang dilakukan oleh mitra, sehingga didapatkan materi yang perlu mendapatkan

Kalus berakar kecubung yang tumbuh pada medium MS dengan perlakuan konsentrasi mikronutrien dan tanpa penambahan NAA.. 33 Pertumbuhan kultur juga diukur

Oleh yang demikian, tindakan pihak polis membuat sekatan-sekatan jalanraya di Jalan Bangsar, Jalan Travers, Brickfields, Dataran Merdeka dan Sogo yang menyekat orang ramai

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) 100% petambak memiliki luas lahan yang tergolong sedang, (2) 77,78% petani tambak menggunakan modal pribadi dan 22,22%

Rancangan sistem pakar yang dibuat ini bertujuan untuk membantu wanita dalam menentukan jenis kulit wajahnya, agar dapat memilih produk kosmetik yang tepat sesuai dengan jenis