• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

41

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Joho Baru yang berada di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Adapun alasan penulis mengambil lokasi tersebut, karena lokasi penelitian mudah dijangkau sehingga sedapat mungkin dapat mempermudah penulisan maupun penghematan waktu dan tenaga dalam perijinan riset maupun proses pengumpulan data.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk mengadakan penelitian ini adalah 8 bulan yaitu dimulai dari bulan Februari 2009 sampai dengan September 2009. Berikut ini adalah tahapan dalam melaksanakan penelitian yang digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Penyusunan Kegiatan Penelitian.

No Kegiatan Tahun 2009

1. Tahap Perencanaan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept a. Pengajuan Judul

b. Penyusunan Proposal c. Perijinan

2. Tahap Pelaksanaan dan Pembuatan Laporan a. Pengumpulan Data b. Analisis Data c. Penulisan Laporan

B. Metode Penelitian

Menurut Winarno Surakhmad (1998: 131) “Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan misalnya menguji seragkaian hipotesa

(2)

dengan menggunakan tekhnik serta alat- alat tertentu”. Sedangkan penelitian menurut Sutrisno Hadi (1983: 4) adalah “Suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode- metode ilmiah. Dengan demikian, metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang disusun secara terencana dan sistematis untuk mencapai tujuan agar suatu permasalahan dapat dipecahkan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan- keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Menurut Travers yang dikutip oleh Consuelo G. Sevilla (1993: 71) “Tujuan utama menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab- sebab dari suatu gejala tertentu”.

Menurut Gay yang dikutip oleh Consuelo G. Sevilla (1993: 71) “Metode Penelitian Deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian”. Metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasi, menganalisa, dan menginterpretasikan data berupa angka dan skor.

Jadi dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional sebab akibat yang digunakan untuk menentukan pengaruh antar variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Melalui penelitian tersebut kita dapat memastikan berapa besar yang disebabkan oleh variabel lain. Metode ini berarti suatu studi yang mempelajari masalah- masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan- kegiatan, sikap- sikap, serta proses yang sedang berlangsung. Dengan metode ini peneliti tidak hanya mendeskrpsikan tetapi juga mengetahui korelasi/ hubungan antar variabel.

(3)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1998: 121) “Populasi adalah sampel khusus mengenai penduduk, yaitu jumlah tertentu dari manusia yang diselidiki secara nyata”. Menurut Sutrisno Hadi (1983: 220) “Populasi adalah seluruh individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama”.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga masyarakat yang telah dianggap dewasa secara hukum yaitu warga yang sudah berumur 17 tahun atau sudah/ pernah menikah di Perumahan Joho Baru Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa jumlah populasi di Perumahan Joho Baru yang sudah berumur 17 tahun atau sudah/ pernah menikah dan mempunyai hak pilih adalah 1050 orang yang tersebar secara merata di 3 TPS yang terdapat di Perumahan Joho Baru, yaitu TPS 01: 350 DPT, TPS 02: 350 DPT dan TPS 03: 350 DPT. (Data seluruh DPT PEMILU LEGISLATIF 9 April 2009 di Perumahan Joho Baru).

Populasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa warga masyarakat yang sudah berumur 17 tahun atau sudah/ pernah menikah mempunyai hak politik dan sesuai dengan penelitian ini

Warga masyarakat yang sudah berumur 17 tahun atau sudah/ pernah menikah, secara hukum sudah memiliki hak dan kewajiban untuk terlibat dalam kegiatan politik. Sebagai contoh, dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 19 menegaskan bahwa “Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/ pernah kawin mempunyai hak memilih”. Hal itu berarti bahwa setiap orang yang sudah memenuhi syarat tersebut dan terdaftar sebagai pemilih dapat berpartisipasi dalam pemilihan umum legislatif.

(4)

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Sudjana (1996: 6) “Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yng diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Winarno Surakhmad (1998: 121) “Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, bagian mana memiliki segala sifat utama populasi”. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri- ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112) Besarnya sampel adalah sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer- ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 persen atau 20 – 25 persen atau lebih tergantung setidak –tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi watu, tenaga, dan dana,

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek menyangkut banyak sedikitnya data,

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Penelitian yang resikonya besar tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya lebih baik. Berdasarkan pendapat tersebut peneliti mengambil sampel sebanyak 10% dari populasi sehingga jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini berjumlah 105 orang sebagai responden yang diambil secara acak dan merata dari TPS 01, TPS 02, dan TPS 03 yang terdapat di Perumahan Joho Baru mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini termasuk besar. Jumlah ini sudah representatif dari jumlah populasi yang ada.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sutrisno Hadi (1983: 75) menyatakan “Sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Sebutan untuk suatu sampel biasanya mengikuti teknik dan atau jenis sampling yang digunakan”. Sedangkan

(5)

menurut Boediono dan Wayan Koster (2001: 365) ”Sampling adalah cara mengumpulkan data dari sampel”. Menurut Iqbal Hasan (2003: 18) bahwa ”Sampling adalah cara pengumpulan data dengan mengambil sebagian dari elemen atau anggota populasi untuk diselidiki”. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar- benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Teknik sampling dibedakan menjadi 2 (dua) cara, yaitu: a. Teknik random sampling

Teknik random sampling ialah teknik menentukan sampel yang memberi pada semua individu dalam populasi baik secara sendiri- sendiri atau secara bersama- sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1) Tabel nomor acak 2) Pengambilan sampel b. Teknik non random sampling

Suatu pembentukan sampel yang tidak memberi kesempatan yang sama pada seluruh anggota populasinya untuk dicalonkan menjadi anggota sampel. Adapun pelaksanaannya dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu:

1) Stratified Sampling. Dalam pengambilan sampel harus memperhatikan tingkatan- tingkatan atau lapisan dalam populasi.

2) Area Probability Sampling. Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Penelitian ini harus membagi daerah populasi ke dalam beberapa sub bagian dan dari sub- sub bagian ini dibagi lagi menjadi sampel yang lebih kecil lagi.

3) Proportional Sampling. Dalam pengambilan sampel disini, diambil dari tiap- tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya jumlah dari sub populasi itu, jadi disini untuk besarnya sampel dari tiap- tiap sub populasi bisa berbeda- beda.

(6)

4) Purposive Sampling. Disini pengambilan sampel didasarkan atas ciri- ciri atau sifat- sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri- ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

5) Quota Sampling. Pengambilan sampel disini berdasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan atau yang dipentingkan.

6) Cluster Sampling. Pengambilan sampel berdasarkan pada grup- grup atau kelompok bukan individu.

7) Double Sampling. Adalah dua sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti, dengan tujuan untuk melengkapi jumlah atau data apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama. Biasanya sampel pertama jumlahnya lebih banyak, sedangkan sampel kedua jumlahnya tidak begitu banyak.

Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah teknik Area Probability Random Sampling karena teknik sampling ini dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi secara acak. Penelitian ini harus membagi daerah populasi menjadi beberapa sub bagian dan dari sub- sub bagian ini dibagi lagi menjadi sampel yang lebih kecil.

Untuk lebih jelasnya tentang pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pada populasi yang akan diteliti yaitu warga di Perumahan Joho Baru yang sudah berumur 17 tahun atau sudah/ pernah menikah dan mempunyai hak pilih dalam pemilu sebanyak 1050 orang yang terdaftar sebagai DPT dan tersebar secara merata di 3 TPS yang terdapat di Perumahan Joho Baru, yaitu TPS 01: 350 DPT, TPS 02: 350 DPT dan TPS 03: 350 DPT. (Data DPT PEMILU LEGISLATIF Tahun 2009, TPS di Perum. Joho Baru).

b. Dari seluruh TPS akan diambil sampel secara random sebesar 10% dari jumlah DPT yang ada. Contoh perhitungannya sebagai berikut: TPS 01 : 350 DPT

(7)

TPS 03 : 350 DPT Total 1050 DPT x 10 % = 105 DPT TPS 01 : 350 × 105 = 34,99 dibulatkan menjadi 35 1050 TPS 02 : 350 × 105 = 34,99 dibulatkan menjadi 35 1050 TPS 03 : 350 × 105 = 34,99 dibulatkan menjadi 35 1050 + Total = 105 DPT

c. Dari pengambilan sampel secara Area Probability Random Sampling maka didapatkan 105 sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini. Jumlah ini sudah representatif dari jumlah populasi yang ada.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Iqbal Hasan (2005: 227) “Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang nilai- nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan (X). Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilai- nilainya bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan (Y)”. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti 3 (tiga) macam variabel yang terdiri dari 2 (dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat.

a. Variabel bebas : Tingkat Pendidikan (X1)

Pekerjaan (X2)

b. Variabel terikat : Partisipasi Politik (Y) 2. Penyusunan Instrumen

Teknik penyusunan instrumen untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan:

(8)

a. Angket

1). Pengertian Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) “Angket atau kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Alasan digunakan angket dalam penelitian ini terutama karena angket merupakan hubungan yang tidak langsung dalam pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang dikenai angket secara tertulis disertai petunjuk yang ada. Dengan menggunakan angket data akan terkumpul dalam waktu singkat. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data tingkat pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi politik masyarakat di Perumahan Joho Baru Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Keuntungan angket:

a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu malu menjawab.

e) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Kelemahan angket:

a) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali padanya.

b) Sering sukar dicari validitasnya.

c) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

(9)

d) Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah hanya sekitar 20%.

e) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

2) Macam-Macam Angket

Angket atau kuesioner dapat dibedakan dalam beberapa jenis tergantung pada sudut pandangnya yaitu:

a) Dipandang dari cara menjawab:

(1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

(2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

b) Dipandang dari jawaban yang diberikan:

(1) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.

(2) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

c) Dipandang dari bentuknya:

(1) Kuesioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuesioner tertutup. (2) Kuesioner isian yaitu sama dengan kuesioner terbuka.

(3) Check list yaitu sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai.

(4) Rating- scale ( skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung dengan bentuk tertutup yaitu peneliti langsung memberikan angket kepada responden dan responden itu tinggal memilih jawaban dengan memberi tanda check ( √ ) pada kolom yang telah disediakan oleh peneliti.

(10)

3) Teknik Pengukuran

a) Pengukuran Variabel Tingkat Pendidikan

Pengisian angket pada variabel tingkat pendidikan setiap responden diharuskan mengisi identitasnya tentang tingkat pendidikan dengan memilih 4 (empat) alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan pendidikan terakhir yang pernah di tempuh responden, kemudian dikategorikan sebagai berikut:

(1) Pendidikan Dasar, terdiri atas: SD, MI, SMP, MTs : Skor 1 (2) Pendidikan Menengah, terdiri atas: SMA, MA,

SMK, MAK : Skor 2

(3) Pendidikan Tinggi, terdiri atas: Diploma : Skor 3 (4) Pendidikan Tinggi, terdiri atas: Sarjana, Magister,

Spesialis, Doktor (S1, S2, S3) : Skor 4

b) Pengukuran Variabel Pekerjaan

Pengisian angket pada variabel pekerjaan setiap responden diharuskan mengisi identitasnya tentang pekerjaan yang dimiliki warga dengan memilih 4 (empat) alternatif jawaban yang tersedia, kemudian dapat dikegorikan sebagai berikut:

(1) Pekerjaan sebagai buruh : Skor 1

(2) Pekerjaan sebagai pegawai swasta dan pekerjaan

yang berkaitan dengan tenaga usaha pertanian : Skor 2 (3) Pekerjaan sebagai pegawai negeri : Skor 3 (4) Pekerjaan sebagai wiraswasta mandiri : Skor 4 c) Pengukuran Variabel Partisipasi Politik

Pengisian angket pada variabel partisipasi politik ditujukan kepada warga Joho Baru yang sudah berumur 17 tahun atau sudah/ pernah menikah mempunyai hak politik dan sesuai dengan penelitian ini. Skoring atas jawaban setiap item dari masing- masing responden ditentukan sebagai berikut:

(1) Untuk pertanyaan atau pernyataan yang bersifat positif maka skoring untuk setiap alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

Untuk jawaban Sering : Skor 4 Untuk jawaban Kadang- kadang : Skor 3

(11)

Untuk jawaban Pernah : Skor 2 Untuk jawaban Tidak Pernah : Skor 1

(2) Untuk pertanyaan atau pernyataan yang bersifat negatif maka skoring untuk setiap alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

Untuk jawaban Tidak Pernah : Skor 4

Untuk jawaban Pernah : Skor 3

Untuk jawaban Kadang- kadang : Skor 2

Untuk jawaban Sering : Skor 1

4) Langkah-Langkah Penyusunan Angket

Langkah-langkah dalam menyusun anngket berdasarkan pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a) Menentukan konsep variabel penelitian.

b) Menentukan aspek dan indikator yang akan disusun dari variabel penelitian.

c) Menyusun kisi-kisi angket (lihat lampiran 2 halaman 92).

d) Menyusun butir-butir pertanyaan (lihat lampiran lanjutan 2 halaman 93). e) Melakukan uji coba angket/ try out dengan mengetahui validitas dan

reliabilitasnya (lihat lampiran 8 halaman 107).

f) Revisi kisi-kisi angket dan butir pertanyaan (lihat lampiran 5 halaman 100) g) Memperbanyak angket sebanyak sampel.

h) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan setelah mendapat umpan balik dari responden kemudian dianalisis.

Angket sebelum digunakan dalam penelitian maka perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen ini diberikan kepada warga Joho Baru di luar populasi yang telah ditentukan sebanyak 30 responden dan telah dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2009 dengan maksud untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sebagai instrumen pengumpul data (lihat lampiran 1 halaman 91).

(12)

b. Uji Coba (Try Out)

Angket yang telah disusun perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan adanya istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh responden dan juga untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir angket tersebut. Uji coba instrumen ini diberikan kepada warga Joho Baru di luar populasi yang telah ditentukan sebanyak 30 responden dan telah dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2009 dengan maksud untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sebagai instrumen pengumpul data.

Menurut Suharsimi Arikunto macam-macam validitas sebagai berikut: 1) Validitas isi (content validity) sebuah tes dikatakan memenuhi

validitas isi apabila menyangkut tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi pelajaran yang diartikan. Oleh karena itu yang dianjurkan tertera dalam kurikulum maka, validitas isi ini juga sering disebut validitas kurikuler.

2) Validitas kontruksi (contruct validity) sebuah tes dikatakan memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang tersebut dalam TIK atau konsep.

3) Validitas ”ada sekarang” (concurrent validity) validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris, sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. 4) Validitas prediksi (predictive validity) memprediksi artinya meramal selalu mengenai hal yang artinya akan datang, jadi sekarang belum terjadi, sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. (Suharsimi Arikunto, 2002: 67-69).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis validitas konstruksi karena menggunakan angket yang terdiri dari beberapa indikator untuk mengukur suatu partisipasi politik warga Joho Baru.

1) Uji Validitas Angket

Instrumen setelah diuji cobakan dihitung validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

(13)

kesahihan suatu instrumen”. Jadi suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas rendah. Valid tidaknya butir angket maka diuji dengan rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

xy Y Y n X X n Y X.. -XY n r S -S S -S S S S = Keterangan : n : Banyaknya subyek

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

x : Skor yang diperoleh subyek dalam tiap item y : Skor yang diperoleh subyek seluruh item

å

x:Jumlah skor dalam distribusi x

å

y:Jumlah skor dalam distribusi y

å

xy:Jumlah perkalian x dan y

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170) Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap butir (item) dalam angket tersebut maka hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan tabel r product moment dalam taraf signifikansi 5%.

Bila rhitung > rtabelberarti valid

Bila rhitung < rtabelberarti tidak valid

Hasil perhitungan validitas uji coba dari 30 item angket partisipasi politik, diketahui bahwa dari 30 item angket tersebut ada 28 item yang valid sedangkan 2 item lainnya dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid adalah item No. 14 dan 29 (lihat lampiran 8 halaman 107). Contoh perhitungan uji validitas angket salah satu item disajikan dalam lampiran 9 halaman 110.

2) Uji Reliabilitas Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154) Reliabilitas adalah ”ketepatan suatu tes apabila diteskan subyek yang sama”. Dengan kata lain reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu

(14)

hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Adapun mencari reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2002: 156) adalah (1) rumus Spearman Brown, (2) rumus Flanagan, (3) rumus Rulon, (4) rumus K-R.20, (5) rumus K-R21, (6) rumus Hoyt, (7) dan rumus Alpha.

Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas angket, digunakan teknik belah dua, dengan membelah data skor item genap dengan item ganjil yang kemudian disebut belahan ganjil- genap serta membelah data skor item- item pada nomor awal dan item- item pada nomor akhir. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment, dilanjutkan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berkut:

r

11 = ÷÷ ø ö ç ç è æ -÷ ø ö ç è æ --

å

d

d

2 2 1 1 t b k k Keterangan:

r

11 = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal

å

d

2

b = jumlah varians butir

d

2

t = varians total

Hasil analisis reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan koefisien reliabilitas. Adapun mengenai besarnya koefisien korelasi dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:

a) Antara 0,8 sampai 1 dikategorikan sangat tinggi b) Antara 0,6 sampai 0,8 dikategorikan tinggi c) Antara 0,4 sampai 0,6 dikategorikan cukup d) Antara 0,2 sampai 0,4 dikategorikan rendah

e) Antara 0,0 sampai 0,2 dikategorikan sangat rendah/ tidak berkorelasi (Suharsimi Arikunto, 2006: 196) Dari hasil uji coba perhitungan reliabilitas angket Partisipasi Politik tersebut diperoleh r11 = 0,887, maka soal dalam angket tersebut dapat dikatakan mempunyai tingkat reliabilitas sangat tinggi (lihat lampiran 8

(15)

halaman 107). Contoh perhitungan uji reliabilitas angket disajikan dalam lampiran 10 halaman 111.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membuktikan kebenaran hipotesis penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis regresi linier ganda menggunakan bantuan komputer seri SPSS 12 for windows. Sesuai dengan tenik yang digunakan maka dalam mengadakan analisis data, peneliti berpedoman pada kaidah- kaidah sebagai berikut:

Kaidah- kaidah uji hipotesis via komputer sebagai berikut: Jika p < 0,01 = sangat signifikan

Jika p < 0,05 = signifikan Jika p < 0,15 = cukup signifikan Jika p < 0,30 = kurang signifikan Jika p > 0,30 = tidak signifikan

Kaidah uji normalitas menggunakan p < 0,05 = normal

Kaidah uji hipotesis konvesional (menggunakan tabel signifikansi) sebagai berikut:

Jika p < 0,01 = sangat signifikan Jika p < 0,05 = signifikan Jika p < 0,15 = tidak signifikan

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis data adalah sebagai berikut:

1. Menyusun tabulasi data, yaitu data yang telah diperoleh kemudian disusun ke dalam tabel untuk memudahkan dalam perhitungan.

2. Melakukan uji persyaratan analisis data yang meliputi:

a. Uji prasyarat menggunakan uji normalitas, uji independensi dan uji linieritas

(16)

1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis mempunyai sebaran yang normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut:

(

)

ú û ù ê ë é -å = fh fh fo X 2 2 Keterangan: 2

X = Harga chi kuadrat

fo = Frekuensi yang diharapkan

fh = Frekuensi pengamatan

(Suharsimi Arikunto, 2002: 259) Apabila p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya apabila p < 0,05 maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

b. Uji Independensi

Uji independensi antar variabel X dilakukan untuk mengetahui bahwa antara variabel bebas (X) saling lepas / tidak terjadi korelasi, rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut:

(

) (

)(

)

( )

(

)

{

} ( )

{

(

)

2

}

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 X X N X X N X X X X N rxx S -S S -S S S -S = Keterangan: 2 1x x

r = Koefisien korelasi antar prediktor X1 = Jumlah skor variabel X1

X2 = Jumlah skor variabel X2

N = Banyaknya sampel

Kriteria uji, jika rhitung < rtabel maka antar variabel bebas tidak tergantung atau

independen.

(17)

c. Uji Linearitas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan variabel terikat terdapat hubungan linear atau tidak. Pengujian linearitas menggunakan rumus menurut Sudjana (2002: 332) dengan langkah- langkah sebagai berikut:

( )

å

å

å

úú û ù ê ê ë é -= N Y Y X JKG 2 2 1 ( ) N K dkG = -( )=K-2 dkTC ( ) ) ( ) ( TC G TC dk JK RJK = ) ( ) ( ) ( G TC G RJK RJK RJK = Keterangan :

JK(G) = Jumlah kuadrat galat JK(TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok

dk = Derajat kebebasan (setiap variable mempunyai kebebasan yang berbeda- beda)

Tuna cocok (TC) = K-2 Galat (G ) = N – K RJK (TC) = Kuadrat tengah tuna cocok RJK(G) = Kuadrat tengah galat

Untuk uji linearitas X2 dengan Y digunakan rumus yang sama, variabel

X1 diganti dengan variabel X2. Jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan

korelasinya linear, tapi apabila p < 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya tidak linear.

(TC) JK(S) JK(G)

(18)

-2. Uji Hipotesis

Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan cara menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca agar dapat menjawab hipotesis yang peneliti lakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi ganda. Adapun rumus-rumus tersebut adalah :

1. Pengujian hipotesis pertama menggunakan uji statistik koefisien korelasi sederhana menurut Karl Pearson (X1 dengan Y) dengan rumus sebagai

berikut:

( )

( )

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

1 2 1 1 1 1

å

å

å

å

å

å

-= Y Y n X X n Y X Y X n rx y Dimana : n : Banyaknya subyek

rx1y : Koefisien korelasi antara variabel X1 dan variabel Y

X1 : Skor yang diperoleh subyek dalam tiap item

Y : Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

å

X1 : Jumlah skor dalam distribusi X1

å

Y : Jumlah skor dalam distribusi Y Y

X

å

1 : Jumlah perkalian X1 dan Y

Apabila rhitung > rtabel maka terdapat hubungan antara X1 dan Y (Ho

ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel maka tidak terdapat

hubungan antara X1 dan Y (Ho diterima dan Ha ditolak).

(Sudjana, 2002: 369) Jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara X1 dan Y

signifikan, tapi apabila p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara X1 dan

Y tidak signifikan.

2. Pengujian hipotesis kedua uji statistik koefisien korelasi sederhana menurut Karl Pearson (X2 dengan Y) dengan rumus sebagai berikut :

(19)

( )

( )

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

2 2 2 2 2 2

å

å

å

å

å

å

-= Y Y n X X n Y X Y X n rx y Dimana : n : Banyaknya subyek

rx2y : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X2 : Skor yang diperoleh subyek dalam tiap item Y : Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item ΣX2 : Jumlah skor dalam distribusi X2

ΣY : Jumlah skor dalam distribusi Y ΣX2Y : Jumlah perkalian X2 dan Y

Apabila rhitung > rtabel maka terdapat hubungan antara X2 dan Y (Ho

ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitung < rtabel maka tidak terdapat

hubungan antara X1 dan Y (Ho diterima dan Ha ditolak).

(Sudjana, 2002: 369) Jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara X2 dan Y

signifikan, tapi apabila p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara X2 dan

Y tidak signifikan.

3. Pengujian hipotesis ketiga digunakan rumus analisis regresi 2 prediktor dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Analisis Regresi Dua Prediktor Ry( )1,2 =

å

å

+

å

2 2 2 1 Y Y X a Y X a Keterangan:

Ry( )1,2 : Koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

α1 : Koefisien prediktor X1

α2 : Koefisien prediktor X2

Σ X1Y : Jumlah produkantara X1 dan Y

Σ X2Y : Jumlah produk antara X2 dan Y

Σ Y² : Jumlah kuadrat kriterium Y

(20)

b. Uji keberartian koefisien ganda dengan uji F untuk menentukan signifikan atau tidaknya korelasi.

(

)

(

2

)

2 1 1 R m m n R Freg -= Keterangan :

Freg : Koefisien regresi / harga F garis regresi m : Jumlah variabel bebas

n : Jumlah sampel

R : koefisien koelasi antara kriterium dengan prediktornya Menentukan pengambilan keputusan atau uji signifikan : Jika Freg≥ Ftabel maka signifikan

Jika Freg≤ Ftabel maka tidak signifikan

(Sutrisno Hadi, 2001: 26) c. Menghitung besarnya Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan

Efektif (SE):

1). Sumbangan Relatif dalam persen atau SR% tiap prediktor, adalah :

Keterangan :

SR%X1 : Sumbangan relatif prediktor X1 terhadap Y

SR%X2 : Sumbangan relatif prediktor X2 terhadap Y

JKreg : Jumlah kuadrat regresi

Sumbangan Relatif (SR) diperlukan untuk mengetahui berapa besar sumbangan masing-masing prediktor X terhadap kriterium Y.

(Sutrisno Hadi, 2001: 42) % 100 % : Pr 1 1 1 x JK Y X b SR X ediktor reg

å

= % 100 % : Pr 2 2 2 x JK Y X b SR X ediktor reg

å

=

(21)

2). Sumbangan Efektif (SE) dalam persen atau SE% tiap prediktor adalah: Untuk Prediktor X1 : SE% = SR%X1 x R2

Untuk Prediktor X2 : SE% = SR%X2 x R2 SE%X1X2 = SE%X1 + SE%X2

Dimana

å

+ = 1 1 22 2 2 Y Y X b Y X b R Keterangan :

SE%X1 : Sumbangan efektif X1 terhadap Y

SE%X2 : Sumbangan efektif X2 terhadap Y

SE%X1X2 : Sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y

Sumbangan Efektif (SE) diperlukan untuk mengetahui berapa besar sumbangan murni yang diberikan masing-masing prediktor.

Gambar

Tabel 2. Jadwal Penyusunan Kegiatan Penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Kontruksi dari kopling ini dimana poros penggerak dengan poros yang digerakan diikat dengan satu tabung pengikatnya tidak mengalami gesekan atau  poros dapat berputar

Penanda genetik env SU dengan metode RT- PCR atau PCR dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sapi Bali yang dicurigai terin- feksi penyakit

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan penelitian sebelumnya dengan membandingkan model langsung dan tidak langsung pengaruh dari seluruh unsur-unsur komponen sistem

Koreografi Nyerok Nanggok merupakan bentuk pengulangan dari ekspresi masyarakat Desa Kemiri (sebuah desa yang masih termasuk dalam kawasan wilayah Kabupaten Belitung) pada

Tahapan dari penelitian ini adalah pra-proses, segmentasi, ekstraksi fitur, dan klasifikasi.Pada tahap pertama, pra-proses dilakukan dengan menggunakan metode median

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh big five personality terhadap keterbukaan diri self disclosure dalam persahabatan mahasiswa semester II Fakultas

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif

Demikian pula dalam hal pekerjaan survey/pemetaan, pemrosesan data, perusahaan ini juga memberikan pelatihan untuk Sistem Survey / Pemetaan dalam SIG dengan metode