• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.Mandagi*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Faktor penghambat dalam proses pelayanan kesehatan di puskesmas yaitu kurangnya sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan wajib. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pelayanan Kesehatan Wajib di Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai implementasi pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Ratahan Kab. MinahasaTenggara. Yang menjadi informan ada 6 yaitu Kepala Puskesmas, penanggung jawab program kesling, penanggung jawab program promkes, penanggung jawab program KIA/KB, penanggung jawab program gizi, penanggung jawab program P2M. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif serta validitas data dengan metode triangulasi. Pelaksanaan pelayanan kesehatan wajib di puskesmas untuk program kesehatan lingkungan pelaksanaannya hanya sebagai formalitas dalam bentuk laporan, Sumber daya manusia kesehatan yang menjadi pelaksana program pelayanan kesehatan wajib puskesmas masih kurang, semua tenaga kesehatan yang ada di masing-masing program sudah pernah mengikuti pelatihan, pengawasan dan monitoring dari dinas kesehatan belum secara efektif dilakukan karena tidak ada jadwal yang pasti. Berdasarkan hasil penalitian yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa dalam implementasi pelayanan kesehatan wajib di puskesmas Ratahan secara keselurahan belum berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Implementasi, Pelayanan Kesehatan wajib, Puskesmas.

ABSTRACT

Inhibiting factors in the process of health services in health centers is the lack of human resources, in this case are health workers in the mandatory health service. This research aimed to find out how the implementation of mandatory Health Care in Puskesmas Ratahan Southeast Minahasa Regency. This research used a qualitative research aimed at obtaining in-depth information regarding the implementation of mandatory health care at the Puskesmas Ratahan Southeast Minahasa Regency. There were 6 informants, which are the Head of Public Health Center, person in charge of the environmental health program, person in charge of health promotion program, person in charge of MCH/Family Planning program, person in charge of nutrion program, and person in charge of P2M program. Data analysis used descriptive narrative and the validity of the data used triangulation method. Implementation of mandatory health services at the public health center for environmental health program are only formality in a report, human resources of health to implement mandatory health care programs in public health center are lacking, all health workers in each program have completed the training, supervision and monitoring from the health department has not been effectively carried out because there is no definite schedule. Based on the results, it can be concluded that the implementation of mandatory health services in Ratahan are not running well.

Keywords : Implementation, Mandatory Health Care, Public Haealth Center

PENDAHULUAN

Pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas ialah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

(2)

2 yang berjudul organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan, puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, tugasnya adalah melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh, dan terpadu kepada masyarakat disuatu wilayah tertentu. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesedaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, hidup dalam lingkungan yang sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014). Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia

Sehat, maka puskesmas

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yakni keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan (Kepmenkes RI, 2004).

Adapun yang menjadi upaya kesehatan wajib antara lain, Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Upaya Pengobata. Upaya kesehatan wajib ini merupakan program pokok puskesmas yang harus dilaksanakan karena sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thomas (2015) beberapa pelayanan sudah berjalan sebagaimana mestinya, namun dalam setiap pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan masih terdapat hambatan, sehingga diharapkan kepada Puskesmas untuk mampu memperbaiki hambatan-hambatan tersebut dalam memciptakan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan.

METODE PENELITIAN

(3)

3 gizi dan penanggung jawab program P2M. Data yang di kumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Untuk menjaga kualitas dan keakuratan data di lakukan metode triangulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

Wajib

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan didapati bahwa dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di puskesmas Ratahan belum berjalan dengan optimal, meskipun dari bidang promkes, bidang KIA/KB, bidang Perbaikan Gizi Masyarakat mengatakan sudah berjalan dengan baik, yaitu dengan capaian-capaian laporan yang sudah ada, namun menurut kepala bidang Kesling mengatakan belum berjalan maksimal, program telah dibuat dan direncanakan namun untuk pelaksanaanya masih belum direalisasikan dengan maksimal hanya sebagai formalitas, di karenakan penanggung jawab dari program kesling hanya melakukan tugas di bagian loket untuk menerima pasien yang datang berobat di puskesmas dan tidak melaksanakan tugas dan program bidang kesling.

SDM dalam Pelaksanaan Pelayanan

Kesehatan Wajib

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian, jumlah tenaga

kesehatan yang menjadi pelaksana program pelayanan kesehatan di puskesmas ratahan, program kesehatan lingkungan ada dua orang, untuk program promosi kesehatan ada satu orang, program gizi ada satu orang, program KIA/KB ada enam orang, serta untuk program P2M ada satu orang. Pelayanan kesehatan wajib yang ada di puskesmas ratahan sampai pertengahan tahun 2016 belum bisa berjalan dengan baik diakibatkan kurangnya sumber daya manusia sebagai tenaga kesehatan, yang pada akhirnya banyak program kesehatan yang tidak dilaksanakan, salah satunya ada pada program kesehatan lingkungan, karena jumlah tenaga kesehatan yang masih sangat minim sehingga belum efektifnya program penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga, serta penyehatan pembuangan sampah dan limbah di wilayah kerja puskesmas ratahan.

Pelatihan/Pembinaan Tenaga

Pelayanan Kesehatan Wajib

(4)

4 masyarakat, program promkes pernah mengikuti pelatihan pengembangan media promosi kesehatan bagi petugas promkes di puskesmas, program KIA/KB pernah mengikuti pelatihan Audit martenalneonatal, MTBS, KB, tumbuh kembang anak, program gizi pernah mengikuti pelatihan pemantauan pertumbuhan bailita, serta program P2M pernah mengikuti Pelatihan pengobatan TB.

Pengawasan dalam Pelayanan

Kesehatan Wajib

Dari hasil wawancara yang di dapatkan semua informan mengatakan dari dinas kesehatan pernah turun langsung untuk memantau pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di puskesmas dan dalam jangka waktu yang berbeda sesuai dengan bidang program masing-masing. Menurut penanggung jawab program Promosi Kesehatan dan penanggung jawab program P2M untuk pengawasan dilakukan setiap bulannya oleh dinas kesehatan, sedangkan pernyataan dari penanggung jawab program Gizi, penanggung jawab program KIA/KB dan penganggung jawab program Kesehatan Lingkungan untuk monitoring dan pengawasan dilakukan setiap tiga bulan sekali dan bahkan sampai satu bulan sekali. Berbeda dengan hasil wawancara dengan kepala puskesmas pengawasan

yang dilakukan oleh dinas kesehatan waktunya tidak menentu tergantung situasi dan kondisi, serta tidak ada jadwal yang pasti dari dinas kesehatan.

KESIMPULAN

1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Ratahan ,secara keseluruhan belum berjalan dengan baik, seperti pada program kesehatan lingkungan dan program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular belum berjalan secara optimal.

2. Sumber daya manusia kesehatan, tenaga kesehatan yang menjadi pelaksana program pelayanan kesehatan di Puskesmas Ratahan masih kurang khususnya untuk progam kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, gizi, serta program P2M.

3. Pelatihan/pembinaan tenaga kesehatan, semua tenaga kesehatan yang ada dimasing-masing program sudah pernah mengikuti pelatihan, baik yang dilaksanakan oleh dinas kabupaten/ kota maupun provinsi 4. Pengawasan pelayanan kesehatan,

(5)

5 SARAN

1. Puskesmas Ratahan, perlu adanya kerja sama dari setiap bidang pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program khususnya dalam program kesehatan lingkungan dan P2M, serta perlu adanya penambahan jumlah tenaga kesehatan di masing-masing program pelayanan kesehatan. 2. Bagi Masyarakat, agar lebih aktif

mengikuti program-program dari puskesmas.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan wajib di puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/II. 2004.

Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat. Menteri Kesehatan

Republik Indonesia:Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat. Menteri Kesehatan

Republik Indonesia: Jakarta. Sianturi. 2012. Organisasi dan

Manajemen Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: Kedokteran

EGC.

Thomas. E. 2015. Studi Tentang

Pelayanan Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.10 : Data Laporan Program Kebijakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Puskesmas Jati Bulan Oktober 2007

Menurut Konrath 2002, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya baik yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam organisasi untuk

Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan pengadaan alat kesehatan di Puskesmas Siompu berdasarkan sumber daya manusia yang ada, kelengkapan sarana dan prasarana, biaya yang

Dari hasil penelitian dapat diketahui mengenai keterjangkauan pelayanan kesehatan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas desa gunawan cukup optimal

kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus. mengikut sertakan

Tenaga kesehatan merupakan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) sebagai pelaksana pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan tersebar di berbagai rumah sakit, puskesmas, dan

Salah satu bentuk upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan masyarakat

Adapun kontribusi Retribusi Pelayanan Kesehatan Puskesmas terhadap retribusi daerah sudah semakin mengecil jika dibandingkan dengan Retribusi Pelayanan Kesehatan