APLIKASI PANIC BUTTON LAKA LANTAS BERBASIS
ANDROID
Ahmad Syahrul Yusuf
Politeknik Kediri
Email : syahrulyusuf97@gmail.com 1
Abstrak— Transportasi merupakan urat nadi pembangunan nasional untuk melancarkan arus manusia, barang, maupun informasi sebagai penunjang tercapainya pengalokasian sumber-sumber perekonomian secara optimal. Transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Kediri adalah transportasi darat. Saat ini di Kediri sedang menghadapi masalah yang cukup rumit berkaitan dengan transportasi darat. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, dibarengi dengan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor memicu meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Akibatnya, memicu terjadinya kasus kecelakaan lalu lintas yang tinggi. Penelitian ini telah menghasilkan aplikasi panic button laka lantas berbasis android yang khusus digunakan untuk melaporkan terjadinya kasus kecelakaan lalu lintas, kontribusi utama dari penelitian ini adalah keberhasilannya mengembangkan aplikasi yang memungkinkan masyarakat untuk lebih mudah dalam pelaporan terjadinya kecelakaan lalu lintas kepada petugas, di mana masyarakat cukup mengirimkan lokasi dan foto kecelakaan kepada petugas dan dengan cepat laporan itu akan diterima oleh petugas yang berada pada pos polisi terdekat dari lokasi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Kata Kunci— Transportasi, Laka Lantas, Panic Button
I. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan urat nadi pembangunan nasional untuk melancarkan arus manusia, barang, maupun informasi sebagai penunjang tercapainya pengalokasian sumber-sumber perekonomian secara optimal. Transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat di Kediri adalah salah satunya transportasi darat. Pertambahan penduduk dan luas kota menyebabkan jumlah lalu lintas juga meningkat.
Saat ini di Kediri sedang menghadapi masalah yang cukup rumit berkaitan dengan transportasi darat. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, dibarengi dengan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor memicu meningkatnya jumlah kendaraan bermotor.
Akibat meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Kediri memicu kasus terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2015 tercatat 348 kejadian kecelakaan dengan 3 korban meninggal dunia. Angka itu naik pada tahun 2016 sebanyak 475 kasus laka lantas dengan korban meninggal dunia sebanyak 12 orang (sumber: http://surabaya.tribunnews.com). Di mana kasus kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan serius yang menjadi masalah di negara Indonesia. Apabila terjadi kasus kecelakaan lalu lintas maka petugas dari kepolisian atau dinas terkait harus cepat membantu dan mengamankan tempat terjadinya kecelakaan, tetapi terkadang petugas kesulitan untuk mengetahui informasi dan titik terjadinya kecelakaan ataupun
yang serba digital ini, dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk menginformasikan dan mengirimkan titik tempat terjadinya kecelakaan lalu lintas kepada petugas. Sehingga dapat mempermudah petugas dalam melakukan pertolongan. Aplikasi tersebut adalah Panic Button Laka Lalu Lintas Berbasis Android.
II. LANDASAN TEORI
Pada aplikasi panic button laka lantas ini pengimplementasian metode Haversine Formula digunakan untuk menghitung jarak terdekat pos atau kantor polisi dengan lokasi kecelakaan lalu lintas. Pertama sistem akan mencari jarak lokasi pos atau kantor polisi dengan lokasi kecelakaan lalu lintas yang menggunakan Haversine Formula. Inputan dari aplikasi ini berupa latitude dan longitude. Hasil dari penelitian ini adalah menginformasikan terjadinya kecelakaan lalu lintas kepada petugas yang berada di pos atau kantor polisi terdekat, sehingga kecelakaan dapat ditangani dengan lebih cepat.
Formula ini pertama kali ditemukan oleh Jamez Andrew di tahun 1805, dan digunakan pertama kali oleh Josef de Mendoza y Rios di tahun 1801. Istilah haversine ini sendiri diciptakan pada tahun 1835 oleh Prof. James Inman. Josef de Mendoza y Rios menggunakan formula haversine pertama kali dalam penelitiannya tentang “Masalah Utama Astronomi Nautical”, Proc. Royal Soc, Dec 22. 1796. Haversine digunakan untuk menentukan jarak antar bintang.
Formula Haversine digunakan untuk menghitung jarak antara titik di permukaan bumi menggunakan garis lintang (Longitude) dan garis bujur (lattitude) sebagai variabel inputan. Formula Haversine adalah persamaan penting pada navigasi, memberikan jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (bumi) berdasarkan garis bujur dan garis lintang. Dengan mengasumsikan bahwa bumi berbentuk bulat sempurna dengan jari-jari R = 6.367,45 Km, dan lokasi dari 2 titik di koordinat bola (garis lintang dan garis bujur) masing-masing adalah lon1, lat1, dan lon2, lat2, maka rumus Haversine dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut.
Rumus Haversine :
x = (lon2 – lon1) * cos((lat1+lat2)/2); y = (lat2 – lat1);
d = sqrt(x * x + y * y) * R; Keterangan :
= 0.0007329412 y = (lat2 – lat1)
= (-0.01569 – (-0.013791155)) = -0.001897609
d = sqrt(x * x + y * y) * R
= sqrt((0.0007329412 * 0.0007329412) + (-0.001897609 * -0.001897609)) * 6371
= sqrt(0.0000041381) * 6371 = 12.96012927 Km
III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, sistem dalam pelaporan adanya kecelakaan lalu lintas masih menggunakan sistem manual atau dengan cara menghubungi pihak kepolisian menggunakan nomor telephone, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk pihak kepolisian mengetahui lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas. Dari pengamatan ini akan dibuat sebuah aplikasi berbasis android yaitu Panic Button Laka Lalu Lintas di mana fungsinya menggantikan sistem manual yang sudah ada.
Kebutuhan fungsional adalah pernyataan layanan sistem yang harus disediakan. Bagaimana sistem bereaksi pada masukkan tertentu dan bagaimana perilaku sistem pada situasi-situasi tertentu. Hasil dari analisis kebutuhan fungsional pada aplikasi ini adalah sebagai berikut.
1. Warga atau masyarakat
a. Warga bisa mendaftar pada aplikasi panic button b. Warga bisa login
c. Warga dapat memberikan informasi lokasi kepada petugas
d. Warga dapat memberikan foto kecelakaan lalu lintas kepada petugas
e. Warga dapat menelephone polisi dari aplikasi panic button
2. Petugas Kepolisian Lalu Lintas
a. Petugas kepolisian bisa mendaftar sebagai petugas pada aplikasi
b. Petugas kepolisian bisa login
c. Petugas kepolisian dapat menerima pesan notifikasi informasi lokasi dan foto kecelakaan lalulintas dari warga
d. Petugas kepolisian mendapatkan navigasi menuju lokasi kecelakaan lalulintas
informasi lokasi tempat terjadinya kecelakaan lalu lintas dengan cepat dan tepat. Selain itu juga dapat membantu petugas kepolisian lalu lintas mengetahui lokasi tempat terjadinya kecelakaan lalu lintas dengan cepat dan tepat. Aplikasi ini menggunakan sebuah perangkat GPS pada smartphone android sehingga posisi atau lokasi tempat terjadinya kecelakaan lalu lintas lebih akurat dan tepat, lalu bisa dilakukan di mana saja karena aplikasi ini terkoneksi dengan jaringan internet.
Gambar 1 Arsitektur Sistem
Gambar 2 Proses Bisnis
Data Flow Diagram (DFD) adalah model untuk menggambarkan asal dan tujuan penyimpanan data, proses yang akan menghasilkan data dan interaksi antar data yang tersimpan dalam proses tersebut.
Proses perancangan aliran data menggunakan Data Flow Diagram (DFD) yang terbagi menjadi beberapa level yaitu level 0, level 1 dan level 2.
1. Data Flow Diagram Level 0
Data Flow Diagram Level 0 atau bisa disebut diagram konteks merupakan gambaran bagaimana sistem berinteraksi dengan eksternal entity.
Gambar 3 Data Flow Diagram Level 0
Pada gambar 3.3 adalah gambar Data Flow Diagram level 0 pada aplikasi Panic Button Laka Lalu Lintas ini. Terlihat pada gambar tersebut bahwa terdapat tiga entitas yaitu warga, polisi, dan TMC POLANTAS. Aliran data yang terdapat dalam diagram level 0 ini adalah sebagai berikut.
a. TMC Polantas dapat melihat laporan lokasi Laka Lantas dan kondisi Laka Lantas.
b. Warga dapat mengirimkan lokasi Laka Lantas dan melihat riwayat pengiriman laporan.
c. Polisidapat menerima lokasi Laka Lantas dan mengelola data kondisi.
2. Data Flow Diagram Level 1
Data Flow Diagram Level 1 menunjukkan proses-proses utama yang terjadi di dalam sistem yang sedang di bangun. Data Flow Diagram (DFD) level 1 menjabarkan proses berjalannya data yang lebih rinci pada DFD level 0. Pada gambar 3.4 menunjukkan DFD level 1 dari aplikasi Panic Button Laka Lantas Berbasis Android.
Gambar 4 Data Flow Diagram Level 1
Pada gambar 3.4 adalah Data Flow Diagram level 1, pada Data Flow Diagram level ini tergambar ada beberapa proses yang melibatkan 3 entitas yang ada. Proses-proses ini berupa login, input data lokasi, mengelola data kondisi, dan melihat data riwayat. Warga memasukkan data lokasi berupa nilai latitude dan nilai longitude. Setelah warga mengirimkan data lokasi tersebut warga bisa melihat riwayat laporan pada aplikasi, dan kemudian laporan tersebut akan diterima oleh polisi dan admin. Setelah polisi menerima laporan tersebut polisi bisa melihat lokasi yang dikirimkan oleh warga dan mendapatkan navigasi menuju ke lokasi terjadinya kecelakaan, lalu polisi juga bisa menambahkan informasi atas terjadinya kecelakaan lalu lintas kepada Admin TMC Polantas. Admin TMC Polantas bertugas untuk memonitoring semua laporan yang dikirimkan oleh warga.
3. Data Flow Diagram Level 2 (Mengelola Data Kondisi) Data Flow Diagram Level 2 (Mengelola Data Kondisi) menunjukkan sub-proses yang terjadi di dalam sistem yang sedang di bangun. DFD level 2 mengelola data kondisi ini menjelaskan proses untuk tambah dan ubah data kondisi. Polisi dapat melakukan proses tersebut dan admin hanya dapat melihat data kondisi laka lantas. Berikut adalah gambar DFD level 2 mengelola data kondisi.
Gambar 5 Data Flow Diagram Level 2 (Mengelola Data Kondisi)
Gambar 6 Entity Relationship Diagram (ERD) Pada gambar 3.6 adalah gambar Entity Relationship Diagram (ERD) pada sistem aplikasi panic button ini. Terlihat ada beberapa entitas yaitu entitas admin, entitas polisi, entitas warga, entitas lokasi, entitas kondisi, entitas riwayat. Dari gambar tersebut terlihat hubungan antar entitas atau tabel basis data yaitu entitas warga dengan entitas lokasi, entitas warga dengan entitas riwayat, entitas polisi dengan entitas lokasi, entitas polisi dengan entitas kondisi, entitas polisi dengan entitas riwayat, entitas kondisi dengan entitas lokasi, entitas riwayat dengan entitas lokasi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah tahap analisis dan perancangan aplikasi panic button
berbasis android selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah mengimplementasikan analisis dan perancangan tersebut. Tampilan pada halaman login admin Gambar 6.
Gambar 6 Halaman Login Admin
Halaman beranda admin adalah halaman dimana admin bisa melihat data-data laporan kecelakaan. Tampilan halaman beranda admin dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Halaman Beranda Admin
Halaman login warga dan polisi adalah halaman dimana warga dan polisi memasukkan username dan password untuk masuk ke halamn utama warga. Tampilan halaman login warga dan polisi dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Halaman Login Warga dan Polisi Halaman beranda warga adalah halaman dimana warga dapat menggunakan tombol “SOS” untuk mengirimkan lokasi kecelakaan lalu lintas. Tampilan halaman beranda warga dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Halaman beranda warga
Ketika warga memilih tombol SOS maka akan tampil keterangan Laka seperti pada Gambar 10.
Halaman utama polisi adalah halaman dimana polisi bisa melihat pesan yang telah diterima dan bisa melihat navigasi menuju ke lokasi. Tampilan halaman utama polisi dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Halaman Beranda Polisi
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab satu sampai dengan bab empat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Aplikasi Panic Button Laka Lantas Berbasis Androidtelah berhasil dirancang dan dibangun sesuai pada rumusan masalah dengan modul sebagai berikut:
1. Telah dihasilkan sebuah aplikasi panic button laka lantas yang dapat membantu warga melaporkan terjadinya kecelakaan lalu lintas kepada polisi lau lintas dengan cepat, efektif, dan efisien.
2. Aplikasi sudah bisa mengirimkan lokasi kecelakaan lalu lintas kepada polisi.
3. Aplikasi sudah bisa direct telephone polisi melalui aplikasi.
4. Aplikasi membutuhkan koneksi internet yang stabil. Saran
Dengan keterbatasan kemampuan dan waktu yang tersedia untuk pengembangan aplikasi agar lebih baik lagi, maka dari hasil implementasi yang sudah dilakukan, disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Menambah struktur android 8.0 (Oreo) pada aplikasi agar bisa berjalan pada perangkat android dengan struktur android 8.0 (Oreo).
2. Mmengganti pustaka volley dengan pustaka Fast Android Network (FAN) karena lebih stabil dalam proses pengiriman data.
3. Membuat desain yang lebih user-friendly agar dapat lebih mudah dimengerti oleh pengguna.
Demikian saran yang dapat berikan, semoga saran tersebut bisa dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat bermanfaat bagi penelitian dan pengembangan sistem tahap selanjutnya.
REFERENSI
[1] Ir, Betha Sidik. Pemrograman Web dengan PHP, Bandung: Informatika, 2006.
[2] Kadir. Abdul, Dasar Pemrograman Java 2 ,Yogyakarta : Andi , 2003.
[3] Arbie, Manajemen Database dengan MySQL,
Yogyakarta : Andi. 2004.
[4] Kindarto. Asdani, Asyik Berinternet dengan Beragam
Layanan Google, Yogyakarta : Andi, 2008.
[5] Riyanto. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi
Geografis Berbasis Desktop dan Web, Yogyakarta : Gava
Media, 2009.
[6] Yulianto. Whelly, Menentukan Jarak Terdekat Hotel
Dengan Metode Haversine Formula, Malang : UIN
Maulana Malik Ibrahim, 2015.
[7] Hidayat. Satria, Adil. Irdan, Nikentari. Nefrita, Sistem Informasi Geografis Menentukan Lokasi Bandara
Terdekat Untuk Pendaratan Darurat dengan
Menggunakan Haversine Formula, Surabaya : UNAIR,
2014.
[8] Prasetyo. Dwi, Hastuti. Khafizh, Penerapan Haversine Formula pada Aplikasi Pencarian Lokasi dan Informasi
Gereja Kristen di Semarang Berbasis Mobile, Semarang :
Universitas Dian Nuswantoro, 2015.
[9] Manshuri. Harif. Catat, Inilah Kecelakaan Pertama di
Kediri pada Tahun 2017, Online