• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gede Adi Yuniartaa , Naswan Suharsonob , I Putu Gede Parmac , Gede Putu Agus Jana Susilad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gede Adi Yuniartaa , Naswan Suharsonob , I Putu Gede Parmac , Gede Putu Agus Jana Susilad"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Daya Saing UMKM di Buleleng

Gede Adi Yuniarta

a

, Naswan Suharsono

b

, I Putu Gede Parma

c

, Gede Putu

Agus Jana Susila

d

abcdUniversitas Pendidikan Ganesha,Singaraja, Indonesia * (gdadi_ak@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Daya saing adalah suatu konsep yang umum digunakan di dalam ekonomi, yang biasanya merujuk kepada komitmen terhadap persaingan pasar dalam kasus perusahaan-perusahaan dan keberhasilan dalam persaingan internasional dalam kasus negara-negara. Sampai dengan akhir tahun 2015 total UMKM yang terdaftar di Kabupaten Buleleng melalui Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng adalah sebanyak 9.905 UMKM. Penurunan jumlah UMKM dari tahun 2013 ke tahun 2015 sebesar 309 UMKM mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Tingkat pengangguran yang tinggi dan lambatnya pertumbuhan ekonomi mikro akan mengurangi daya beli rata-rata konsumen. Turunnya UMKM di Buleleng ini juga menyebabkan menurunnya kontribusi PDRB dari 7,15 di tahun 2013 menjadi 6,05 di tahun 2015. Kondisi saat ini daya saing UMKM di Buleleng masih sangat rendah apa bila dibandingkan dengan UMKM di wilayah Bali lainnya. Hal ini sangat nyata terbukti dari kontribusi PDRB senilai 6,05 yang termasuk rendah bila dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk terbesar di Bali. Rendahnya daya saing UMKM di Buleleng juga ditunjukkan dengan kalahnya pemasaran produk keluar daerah, bahkan produk luar daerah yang banyak beredar di Buleleng. Untuk dapat meningkatkan daya saing UMKM di Buleleng maka metode yang dilakukan adalah berupa kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM. Pendampingan ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan berupa : Manajemen, kewirausahaan, Pemasaran, Daya saing Produk, kemampuan peningkatan jejaring, Sistem pencatatan keuangan dan pengelolaan tenaga kerja. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa peningkatan daya saing UMKM di Buleleng sehingga akan dapat berdampak luas baik terhadap kesejahteraan masyarakat, berkurangnya pengganguran, meningkatnya kontribusi PDRB. Dampak dari segi ekonomi terutama bagi UMKM itu sendiri adalah bahwa dengan semakin meningkatnya kemampuan pengelola UMKM maka kinerja akan meningkat sehingga kemampuan menghasilkan dan menjual produk menjadi meningkat yang berdampak pada peningkatan keuntungan UMKM.

(2)

Yuniarta,Suharsono,Parma,Susila-Program Pendampingan Wirausaha Dalam Rangka....

PENDAHULUAN

Peran penting UMKM sebagai pelaku bisnis ditunjukkan melalui salah satu indikatornya yaitu

jumlahnya yang banyak dan bergerak pada berbagai sektor usaha serta menyentuh kepentingan masyarakat. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga perannya sangat penting dalam membantu upaya pemerintah mengurangi pengangguran. Dilihat dari aspek yuridis, keberadaan UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Perangkat kebijakan pemerintah pusat tersebut dapat dijadikan sebagai landasan berpijak bagi proses fasilitasi yang

berkesinambungan.

Menurut Gray (2002) dalam Lestari (2014), UMKM dalam eksistensinya sebagai kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia telah terbukti menjadi pengaman perekonomian nasional dalam masa

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Bahkan, UMKM memiliki peran penting dalam pembentukan strategi perkembangan dan

pemulihan ekonomi di banyak negara. Selama kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2013, jumlah UMKM mengalami peningkatan sejumlah 6.486.109 unit atau 11,20%. Periode tahun 2012-2013 jumlah UMKM meningkat sebanyak 1.361.130 unit atau 2,41%. Selama kurun waktu 2008-2013, jumlah penyerapan tenaga kerja oleh UMKM meningkat sebanyak 20.119.804 orang atau 17,62%. Pada tahun 2012-2013 jumlah penyerapan tenaga kerja oleh UMKM meningkat sebanyak 6.488.518 orang atau 6,03%. Selama kurun waktu 2008-2013 jumlah PDB UMKM meningkat sebanyak Rp4.328.355,2 miliar atau 50,62%. Pada tahun 2012-2013 jumlah PDB UMKM meningkat

sebanyak Rp844.978,7 miliar atau 17,35% (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Laporan Tahun 2015).

(3)

produksi padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja, memperluas kesempatan kerja dan

meningkatkan pendapatan. Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank Indonesia memiliki kebijakan yaitu: pertama dari sisi permintaan (demand side), dimana kebijakan ini merupakan kebijakan yang diarahkan untuk mendorong UMKM agar mampu meningkatkan eligibilitas serta kapabilitasnya sehingga mampu dijangkau oleh sektor perbankan. Kedua, dari sisi penawaran (supply side), dimana kebijakan ini merupakan kebijakan yang difokuskan pada berbagai kebijakan dan program untuk membantu bank dalam menyalurkan kredit kepada UMKM yang meliputi pengaturan kepada perbankan,

penguatan kelembagaan, dan penyediaan dana secara tidak langsung melalui penerbitan SUP No. 005 dan dana relending(Antaraet al., 2011; Bank Indonesia, 2011).

Sejalan dengan pertumbuhan PDB pada 32 Provinsi lainnya di Indonesia, laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas

pada tahun 2013 mencapai 6,05 persen atau sebesar Rp 34.787,96 Milyar. Seiring pula dengan

berkembangnya sektor pariwisata, dominasi pendapatan ekonomi pada tiap Kabupeten/Kota dengan didukung oleh infrastruktur dan lokasi pariwisata seperti wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. Keempat wilayah tersebut mendominasi pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dengan share sebesar 69 persen masing-masing sebesar 18 persen, 27 persen, 13 persen, dan 11 persen. Share terkecil dimiliki oleh Kabupaten Bangli sebesar 3 persen. Meskipun demikian, kabupaten yang berada di Bali Utara kecuali Buleleng, yaitu Karangasem, Bangli, dan Klungkung mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015. Kabupaten

(4)

Yuniarta,Suharsono,Parma,Susila-Program Pendampingan Wirausaha Dalam Rangka....

Tabel 1 Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Bali (%, yoy)

Kabupaten 2011 2012 2013 2014 2015

Tabanan 6.11 6.12 6.41 6.54 6.03 Badung 7.07 7.64 6.82 6.97 6.20 Gianyar 7.15 7.08 6.84 6.80 6.06 Klungkung 6.11 6.25 6.05 5.98 6.13 Bangli 6.14 6.20 5.94 5.82 6.09 Karangasem 5.43 5.93 6.16 6.01 6.22 Buleleng 6.44 6.78 7.15 6.96 6.05 Denpasar 7.16 7.51 6.96 7.00 6.15 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2016.

Dinas Koperasi dan UMKM (2011) mencatat jumlah UMKM yang tersebar di 1 kota dan 8 kabupaten di Bali pada tahun 2010 sebanyak 239.357 unit usaha. UMKM di wilayah Bali sebagian besar bergerak di sektor usaha perdagangan, yaitu sebanyak 105.342 unit usaha atau

sebesar 44,01% dari keseluruhan jumlah UMKM di Bali (Insani, 2013: 4).

Seiring dengan pertumbuhan sektor UMKM di Provinsi Bali, maka Kabupaten Buleleng yang merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di belahan utara Pulau Bali juga memiliki jumlah UMKM yang banyak dan bervariatif. Hal ini didukung oleh kondisi geogarfis Kabupaten Buleleng yaitu terletak pada posisi 6o03’40”

-8o23’00” LS dan 114o25’55”

-115o27’28” BT yang dikenal sebagai

Nyegara Gunung, posisi yang cukup

yang menganut sistem hulu (ulun) dan hilir (teben). Dengan luas wilayah yang cukup luas yaitu 1.365,88 Km2

atau 24,25 persen dari luas Provinsi Bali menyebabkan Kabupaten Buleleng memiliki potensi untuk pembangunan. Secara administratif, wilayah Kabupaten Buleleng

mencakup 9 kecamatan, 129 desa, 19 kelurahan, dan 166 Desa Pakraman. Perkembangan keragaan UKM di Kabupaten Buleleng pada tahun 2013 sejumlah 10.253 UKM yang terdiri dari bidang perdagangan sejumlah 6.421, industri pertanian sejumlah 1.725, industri non pertanian sejumlah 1.342, dan bidang aneka jasa sejumlah 765. Untuk UKM aktif jumlahnya mencapai 10.214 sedangkan yang tidak aktif (beku) sejumlah 39 UKM (ILPPD Pemkab Buleleng, 2013).

(5)

Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng

dengan sebaran sebagai berikut (tabel 2):

Tabel 2. Data Umkm Di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Tahun 2015

No. Jenis UMKM Jumlah

1 Usaha Mikro 5.286

2 Usaha Kecil 4.208

3 Usaha Menengah 411

Total 9.905

Sumber : Diskopdagperin Buleleng, 2016.

Penurunan jumlah UKM dari tahun 2013 ke tahun 2015 sebesar 309 UKM mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Tingkat pengangguran yang tinggi dan lambatnya pertumbuhan ekonomi mikro akan mengurangi daya beli rata-rata konsumen, terutama di Kabupaten Buleleng. Kenaikan upah karyawan belum diimbangi dengan pelatihan SDM yang memadai, akibatnya efisiensi produksi dan mutu berada di bawah standar yang diterima.

Daya saing adalah suatu

konsep yang umum digunakan di dalam ekonomi, yang biasanya merujuk kepada komitmen terhadap persaingan pasar dalam kasus perusahaan-perusahaan dan keberhasilan dalam persaingan internasional dalam kasus negara-negara. Dengan semakin

mengglobalnya perekonomian dunia dan persaingan bebas, daya saing telah menjadi satu dari konsep-konsep kunci bagi perusahaan-perusahaan, negara-negara, dan wilayah-wilayah untuk bisa berhasil dalam partisipasinya di dalam globalisasi dan perdagangan bebas. Kondisi saat ini daya saing UMKM di Buleleng masih sangat rendah apa bila dibandingkan dengan UMKM di wilayah Bali lainnya. hal ini sangat nyata terbukti dari kontribusi PDRB pada tabel 1.1 senilai 6,05 yang termasuk rendah bila dibandingkan

(6)

Yuniarta,Suharsono,Parma,Susila-Program Pendampingan Wirausaha Dalam Rangka....

METODE

Untuk dapat mencapai tujuan kegiatan maka metode yang dilakukan adalah berupa kegiatan

pelatihan dan pendampingan kepada UMKM di Kabupaten Buleleng. Pendampingan ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan berupa : Manajemen, kewirausahaan, Pemasaran, Daya saing Produk, kemampuan peningkatan jejaring, Sistem pencatatan keuangan dan pengelolaan tenaga kerja. Yang menjadi khayalak sasaran kegiatan adalah UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng . Dasar pertimbangannya adalah karena dengan luas pemasarannya maka diperlukan berbagai kemampuan manajerial sehingga dapat memenangkan persaingan. Untuk memaksimalkan kegiatan maka target UMKM yang dijadikan sasaran adalah sebanyak 40 UMKM.

Kegiatan program P2M ini terkait dengan pihak Dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Buleleng. Untuk itu maka kegiatan ini akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Buleleng

baik antara Undiksha, UMKM di Kabupaten Buleleng dan Dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Buleleng.Untuk

mengetahui kebermanfaatan kegiatan pengabdian kepada masyarakat maka dilakukan evaluasi kebermanfaatan program melalui kuisioner, pengamatan langsung (observasi) dan produktivitas UMKM.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daya saing memiliki tiga karakteristik yakni, potensi, proses, dan kinerja. Selain hal tersebut daya saing juga dicirikan oleh orientasi jangka panjang, kontrolabilitas, relativitas, dan dinamika. Disamping itu ada tiga aspek penting yang memengaruhi daya saing UMKM, yakni : faktor-faktor internal perusahaan, lingkungan eksternal, dan pengaruh dari pengusaha/pemilik usaha. Daya

(7)

yang baik (sesuai kebutuhan bisnis), ketersediaan teknologi, ketersediaan informasi, dan ketersediaan

input-input lainnya, seperti energi, dan bahan baku (Tambunan, 2009).

UMKM yang berdaya saing tinggi dicirikan oleh: (1) kecenderungan yang meningkat dari laju pertumbuhan volume produksi, (2) pangsa pasar domestik dan atau pasar ekspor yang selalu meningkat, (3) untuk pasar domestik, tidak hanya melayani pasar lokal saja tetapi juga nasional, dan (4) untuk pasar ekspor, tidak hanya melayani di satu negara tetapi juga banyak negara. Keunggulan bersaing merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk menang konsisten dalam jangka panjang pada situasi persaingan. Untuk mampu bersaing dipasar, maka usaha yang harus

dilakukan adalah memberdayakan para pelaku UMKM itu sendiri agar memiliki tanggung jawab serta bisa meningkatkan kerja sama dengan pemerintah disamping harus mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai.

Orientasi kewirausahaan diketahui memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja usaha.

aspek inovatif, proaktif, dan keberanian mengambil resiko. Inovatif merupakan sikap

wirausahawan untuk terlibat secara kreatif dalam proses percobaan gagasan baru untuk menghasilkan metode produksi baru sehingga menghasilkan produk atau jasa baru, baik untuk pasar sekarang maupun pasar baru. Proaktif merupakan kesediaan wirausaha untuk mendominasi pesaing melalui suatu kombinasi dan gerak agresif dan proaktif seperti mengenalkan produk baru. Keberanian mengambil resiko merupakan sikap wirausahawan yang melibatkan kesediannya untuk mengikat sumber daya dan berani menghadapi tantangan dalam stategi bisnis yang hasilnya penuh dengan ketidakpastian. Untuk dapat mencapai tujuan kegiatan maka metode yang dilakukan adalah

(8)

Yuniarta,Suharsono,Parma,Susila-Program Pendampingan Wirausaha Dalam Rangka....

pengelolaan tenaga kerja. Peserta kegiatan adalah pengelola UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng sebanyak 40 UMKM yang tersebar di

seluruh wilayah kabupaten dan meliputi sektor usaha jasa, dagang dan produksi.

Kegiatan pelatihan diselenggarakan selama 4 hari melibatkan 6 praktisi sebagai narasumber. Di hari pertama materi difokuskan pada peningkatan kemampuan manajerial dan kewirausahaan. Pelatihan di hari kedua materi difokuskan pada kemampuan pengelola UMKM dalam bidang pemasaran dan peningkatan jejaring pemasaran termasuk memanfaatkan perkembangan teknologi dalam pemasaran termasuk media sosial (online). Pelatihan di hari ketiga Difokuskan pada peningkatkan daya saing UMKM, sektor produksi, produk unggulan serta pengemasan produk.

Sedangkan pelatihan di hari keempat difokuskan pada peningkatan kemampuan pengelola UMKM dalam bidang sistem pencatatan keuangannya (akuntansi).

Kegiatan pendampingan dilakukan dengan terjun langsung ke UMKM dalam bentuk implementasi

memberikan pembinaan lebih lanjut. Kegiatan lebih diarahkan pada konsultasi dan diskusi bagi UMKM yang memerlukan. Kegiatan berupa

datang langsung ke UMKM ataupun melalui media komunikasi telepon dan email. Kegiatan monitoring dilakukan dengan observasi langsung saat kegiatan pelatihan dan pendampingan. Hasil pengmatan langsung menunjukkan pihak UMKM antusias mengikuti kegiatan yang ditunjukkan dengan keseriusan, keaktifan dalam peelatihan dan pendampingan serta semangat dalam implementasi dalam usahanya. Hasil evaluasi dalam bentuk kuisioner disebarkan baru pada saat pelatihan sedangkan saat ini proses pendampingan masih berlangsung. Evaluasi pelaksanaan program dalam bentuk kuisioner, pengamatan langsung (observasi) dan produktivitas UMKM masih akan

(9)

Program pendampingan wirausaha dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM

dilakukan dalam bentuk kegiatan pelatihan dan pendampingan. kegiatan melibatkan 40 UMKM di Kabupaten Buleleng yang bergerak dalam sektor jasa, dagang dan produksi. Kegiatan pelatihan diselenggarakan selama 4 hari melibatkan 6 praktisi sebagai narasumber. pelatihan berupa : Manajemen, kewirausahaan, Pemasaran, Daya saing Produk, kemampuan peningkatan jejaring, Sistem pencatatan keuangan dan pengelolaan tenaga kerja. Kegiatan pendampingan dilakukan dengan terjun langsung ke UMKM dalam bentuk implementasi dari kegiatan pelatihan untuk memberikan pembinaan lebih lanjut. Kegiatan lebih diarahkan pada konsultasi dan

diskusi bagi UMKM yang memerlukan. Kegiatan monitoring dilakukan dengan observasi langsung saat kegiatan pelatihan dan pendampingan. Hasil pengamatan langsung menunjukkan pihak UMKM antusias mengikuti kegiatan yang ditunjukkan dengan keseriusan, keaktifan dalam pelatihan dan

implementasi dalam mengelola usaha mereka. Hasil evaluasi dalam bentuk kuisioner disebarkan baru pada saat

pelatihan sedangkan saat ini proses pendampingan masih berlangsung. Evaluasi pelaksanaan program dalam bentuk kuisioner, pengamatan langsung (observasi) dan produktivitas UMKM masih akan dilakukan setelah proses pendampingan selesai dilakukan.

REFERENSI

Afiah, Nunuy Nur. 2009, Peran Kewirausahaan dalam Memperkuat UKM Indonesia Menghadapi Krisis Finansial Global, Department of Accounting, padjadjaran University.

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto.

https://www.bps.go.id/linkT abelStatis/view/id/1322.

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kabupaten Buleleng Tahun 2013.

(10)

Yuniarta,Suharsono,Parma,Susila-Program Pendampingan Wirausaha Dalam Rangka....

Jamaluddin M, 2005, Strategi Pengembangan UKM dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal, UIN Alauddin, Gowa.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. 2015. Laporan Tahunan. Membangun Koperasi dan UMKM Sebagai Ketahanan Ekonomi Nasional.

Lestari, Etty Puji. 2002, Pengembangan Komoditas Unggulan UMKM di Kabupaten Nabire, Papua, Joint Research Pengembangan UMKM dengan BAPPEDA Kabupaten Nabire.

Lestari, Ni Putu Nina Eka. 2014. Strategi Pemberdayaan Industri Kecil Kerajinan Ukiran Kayu di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Disertasi. Program Studi Ilmu Ekonomi. Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Rahayu, Endang Sri. 2010, Kemitraan Usaha Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing UKM (Usaha Kecil Menengah) (Studi di

Perkampungan Industri Kecil (PIK) Jakarta Timur), EconoSains-Volume VIII, Nomor 2, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Tambunan, Mangara, 2008, Reposisi UMKM Melalui Mobilisasi Sumber Daya dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi, Libralisasi, dan Desentralisasi. Makalah, Lokakarya Background Study RPJMN 2010-2014 Bidang Koperasi dan UMKM, 28 Oktober, Bappenas, Jakarta.

Tambunan Tulus T.H. 2009, UMKM di Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor.

Gambar

Tabel 1 Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Bali (%, yoy)

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan penelitian ini, dampak komodifikasi Pura Tirta Empul dalam konteks pariwisata global terhadap sosial budaya masyarakat setempat tidak dapat secara cepat

Analisis terhadap kondisi perekonomian meliputi pendapatan masyarakat nelayan dengan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan yang menggunakan mesin

Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas 69.000.000 65 Penyediaan alat tulis kantor - BALAI METROLOGI WILAYAH.

Pada aspek kerja, setelah dilakukan proses perhitungan gap antara profile pegawai dengan profil golongan untuk masing-masing faktor dimana pada aspek kemampuan terdapat 7 faktor,

Di dalam sastra Sunda, puisi pupujian ini tidak persis sama jumlah suku katanya seperti dalam syair sastra Melayu, tetapi lebih sering bersuku kata delapan.. Mengapa

Adapun peserta yang kurang lebih berjumlah 24 orang berasal dari 12 propinsi (Sumatera Utara, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Riau, Kalimantan Timur, Papua, Jawa Tengah, DIY, Bali,

Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan vitamin D memberikan perubahan nilai FEV 1 yang lebih positif dibandingkan kelompok pasien yang tidak diberikan vitamin

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian mengenai Pengaruh Kepemimpinan dan Etos