MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang sangat strategis dan baik untuk pertmubuhan tanaman taman. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya keanekaragaman dari tumbuhan yang dapat dijumpai. Dan dari berbagai tanaman tersebut, memiliki banyak potensi untuk dijadikan obat-obat yang berasal dari alam.
Pengobatan tradisional yang menggunakan bahan-bahan alam telah sangat berkembang hingga saat ini, dan sangat menarik minat masyarakat pada umumnya untuk kembali menggunakan bahan-bahan alam sebagai obat karena mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan obat-obat sintesis. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemisahan senyawa bermanfaat dari tamanan untuk dapat di manfaatkan secara maksimal.
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik kromatografi itu adalah : Kromatografi Kertas (KKt), Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas Cair (KGC) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).(2) Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan dan keatsirian senyawa yang akan dipisah.
Adapun metode yang dapat digunakan untuk memisahkan suatu campuran yang mengandung banyak kompenen berupa modifikasi KLT yaitu KLT dua dimensi dan pengujian kemurnian suatu senyawa dapat dilakukan dengan KLT multi eluen yang selanjutnya akan dibahas.
B.Maksud praktikum
Adapun maksud dari peraktikum ini adalah untuk untuk mengetahui dan memahami cara pemisahan senyawa pada hasil isolat sampel daun paku hata (Lygodium circinnatum) dengan menggunakan KLT multi eluen dan dua dimensi.
C.Tujuan praktikum
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Uraian Tanaman
1. Klasifikasi (Catalogue of Life, 2016)
Regnum : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Divisio : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Sub Kelas : Schizaeatae Ordo : Schizaeales Famili : schizaeaceae Genus : Lygodium
Spesies : Lygodium circinatum (Burm.) Sw.
2. Nama Lain (Anonim, 2015)
Daerah pasundan sering di sebut paku hata, daerah pangkep sering disebut caweng
3. Morfologi Tanaman
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
sedikit berdaging dan menjalar dalam tanah. Tumbuh subur pada tempat-tempat terbuka dan hutan-hutan sekunder mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1.500 m dpl.
4. Kandungan Kimia (Medicinal Herbs Of Pasir Mayang, Jambi :
Ethnopharmacyand Toxicity screening, 2004).
Tumbuhan paku mengandung steroid dan tidak mengandung saponin dan flavonoid
5. Kegunaan Tanaman
Kegunaan paku ini yaitu batangnya untuk pembuatan tas tangan, topi, sebagai obat luka dari sengatan binatang melata seperti ular, lipan dan laba-laba yaitu dengan menggunakan getah yang terdapat pada paku ini. Juga sebagai obat luka dari sengatan binatang air yaitu dengan cara menumbuk halus daunnya.
B. Teori Umum
Multi eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang berbeda yang memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan tingkat polaritas yang berbeda (Gholib, 2012).
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
kemudian dielusi lagi dalam eluen segar dari pelarut yang sama dalam arah yang sama untuk jarak yang sama. Proses ini, yang dapat diulang berkali-kali, meningkatkan resolusi komponen dengan nilai RF bawah 0,5. Beberapa pengembang dilakukan dengan pelarut yang berbeda dalam arah yang sama, masing-masing yang menjalankan jarak yang sama atau berbeda, disebut elusi bertahap. Sebuah fase kurang polar dapat digunakan pertama, diikuti oleh fase yang lebih polar, atau sebaliknya. Pemindahan material nonpolar kebagian atas lapisan, meninggalkan zat terlarut polar terganggu darimana dia berasal. Setelah kering, zat terlarut polar dipisahkan oleh pengembang dengan eluen (Cazes, 2004).
KLT dua arah adalah cara yang memungkinkan pemakaian lapisan fase diam yang lebih luas untuk memisahkan campuran yang mengandung banyak komponen. Selain itu, dua sistem pelarut yang sangat berbeda dapat digunakan secara berurutan pada campuran tertentu, jadi memungkinkan pemisahan campuran yang mengandung komponen yang kepolarannya sangat berbeda. Ekstrak ditotolkan dan dielusi seperti pada KLT normal kemudian diputar 900 untuk
pengembangan kedua (Gibbons, 2006).
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
gerak yang sangatberbeda dapat digunakan secara berurutan sehingga memungkinkan untukmelakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda (Gholib, 2012).
Sampel ditotolkan pada lempeng lalu dikembangkan dengan satusystem fase gerak sehingga campuran terpisah menurut jalur yang sejajar dengan salah satu sisi. Lempeng diangkat, dikeringkan dan diputar 90°, dan diletakkan dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak kedua, sehingga bercak yang terpisah pada pengembangan pertama terletak dibagian bawah sepanjang lempeng, lalu dikromatografi lagi (Gholib, 2012).
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu cairan eluen, chamber KLT, gelas kimia, lampu UV254 dan UV366, mistar, pipa kapiler dan pinset.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu DPPH, eluen kloroform : metanol (1:1), eluen n-heksan : etil asetat ( 3:7 ), hasil isolat sampel daun paku hata (Lygodium circinnatum), kertas saring, lempeng KLT dan tisu.
C. Prosedur Kerja
1. Multi eluen
Disiapkan alat dan bahan, Lempeng dipotong 7 x 1 cm kemudian isolat dari KLTP ditotol pada lempeng lalu dielusi dengan eluen n-heksan : etil asetat ( 3: 7) dan dikeringkan untuk menguapkan pelarutnya lalu di elusi menggunakan eluen Metanol : Kloroform (1 : 1), kemudian Dilihat penampakan nodanya pada UV 254 nm dan UV 366 nm dan semprot dengan DPPH.
2. KLT dua dimensi
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
penampakan nodanya pada UV 254 nm dan UV 366 nm lalu lempeng diputar 90o setelah mencapai batas atas, lalu dielusi lagi, setelah elusi
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum KLT multi eluen dan dua dimensi didapatkan hasil sebagai berikut : pemisahan tertentu. Cara yang asli telah diketengahkan pada tahun 1903 oleh Tsweet yang digunakan untuk pemisahan senyawa-senyawa yang berwarna, dan nama kromatografi diambil dari senyawa yang berwarna. Meskipun demikian pembatasan untuk senyawa-senyawa yang berwarna tak lama, dan sekarang hampir kebanyakan pemisahan secara kromatografi digunakan juga untuk senyawa-senyawa yang tak berwarna, termasuk gas.
Multi eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang berbeda yang memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan tingkat polaritas yang berbeda. Sedangkan dua dimensi merupakan cara yang memungkinkan pemakaian lapisan fase diam yang lebih luas untuk memisahkan campuran yang mengandung banyak komponen.
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
yang membedakan pada KLT dua dimensi didasarkan pada proses elusi yang bertujuan untuk memperpanjang jarak lintasan noda untuk memperoleh senyawa tunggal sedangkan pada multi eluen jumlah totalnya yang berbeda yaitu berupa cuplikan yang berkesinambungan dan menghasilkan hasil eluen berupa pita.
KLT multi eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang berbeda yang memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan tingkat polaritas yang berbeda.
KLT multi eluen memiliki kekurangan salah satunya yaitu pengerjaan nya memerlukan banyak pelarut/eluen dikarnakan elusi yang dilakukan berulang dengan eluen yang berbeda. Sebaliknya keuntungan dari KLT multi eluen yaitu elusi yang berulang dilakukan dapat menghasilkan nilai Rf nya.
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
atas kemudian dielusi lagi dengan eluen Metanol : Kloroform dengan perbandingan (1 : 1). Lempeng diamati dengan penampak bercak UV254,UV366, dan disemprot dengan pereaksi DPPH.
Selanjutnya cara kerja KLT dua dimensi yaitu hasil isolat ditotol pada lempeng KLT dengan ukuran 5 x 5 cm, kemudian dielusi dengan menggunakan eluen Metanol : Kloroform dengan perbandingan (1 : 1). Sebelum mencapai tanda batas, dikeluarkan dari chamber kemudian diangin-anginkan. Kemudian diamati terlebih dahulu di lampu UV. Setelah itu, dielusi kembali kedalam eluen yang tadi namun di putar 90° berlawanan arah jarum jam. Setelah itu diamati lagi di bawah lampu UV, jika sudah disemprot dengan pereaksi DPPH.
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
warna kuning dengan latar belakang ungu yang menandakan bahwa senyawa yang terdapat pada sampel dapat menangkal radikal bebas.
Berdasarkan praktikum Multi Eluen dan Dua Dimensi yang dilakukan terdapat noda tunggal pada UV 254, UV 366 dan pada penyeprotan DPPH, begitupun pada KLT dua dimensi terbentuk noda tunggal pada UV 254, UV 366 dan pada penyeprotan DPPH dari fraksi KCV. Adapun beberapa faktor kesalahan yang dapat terjadi yaitu pada saat pembuatan eluen, kurang ketelitian, chamber kurang jenuh.
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa isolasi pada daun paku hata (Lygodium circinnatum) menggunakan KLT multi eluen dan dua dimensi terdapat noda tunggal pada UV 254, UV 366 dan positif mengandung antioksida setelah penyemprotan DPPH.
B. Saran
Diharapkan agar bahan dan alat yang akan digunakan, dapat disediakan oleh laboratorium.
NODA TUNGGAL
MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI
A. SKEMA KERJA
1. KLT Multi eluen
ISOLAT
Ditotol pada lempeng KLT 7x1 cm
Dielusi dengan eluen I n-heksan : etil asetat (3:7)
Diamati di UV254 dan UV366 nm Dielusi dengan eluen II Metanol :
Kloroform (1 : 1)
Ditotol pada lempeng KLT 5x5 cm
Dielusi dengan eluen Metanol : kloroform (1:1)
Lempeng diputar 90º berlawanan jarum jam
Dielusi dengan eluen yang sama
Diamati di UV254 dan UV366 Disemprotkan dengan DPPH
B. GAMBAR
NODA