LAPORAN PRAKTIKUM
FITOKIMIA
PERCOBAAN KE 5
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN
SEREH (Cymbopogan winterianus)
Nama : Diah Ayu Puspitasari
NIM : 1606067067
Kelompok : A2
Hari, Tanggal Praktikum :
Dosen Pembimbing : Andy Wijaya, M.Farm., Apt
LABORATURIUM FITOKIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA PERCOBAAN 5
A. TUJUAN
Dapat memahami prinsip isolasi minyak atsiri dan dapat mengerjakan isolasi beserta identifikasinya dengan kromatografi lapis tipis.
B. DASAR TEORI
Tanaman sereh di Indonesia terdiri atas dua jenis yaitu sereh wangi (Cymbopogan winterianus) dan sereh dapur (Cymbopogan citratus). Di Indonesia, spesies sereh dapur lebih dikenal dengan West Indian Lemongrassdan masyarakat umumnya menggunakannya sebagai campuran bumbu dapur dan rempah-rempah karena mempunyai aroma khas seperti lemon. Aroma tersebut merupakan senyawa bergugus fungsi aldehida, yakni senyawa sitral yang terkandung dalam minyak atsiri sereh (Ella M, dkk 2013).
Komposisi kimia minyak sereh dapur berdasarkan titik didihnya diantaranya : terpen, linalool, sitronelal, sitral, nerol, geraniol dan sisa hasil distilasi mengandung sekitar 2% nitrogen yang dapat digunakan sebagai pupuk (Gunther, 1950). Namun, komponen utama dari minyak ini adalah sitral 65 -85 % dari jumlah keseluruhan komponen penyusun minyak atsiri (Machado et al. 2012 ). Minyak sereh dapur (Lemongrass) di Indonesia masih kurang pemanfaatan minyak atsirinya untuk diproduksi secara komersial padahal komponen sitral pada minyak atsiri dari sereh dapur memiliki potensi yang besar sebagai antibakteri, antijamur, antiprotozoa Leishmania, analgesik, antiinflamasi, obat penenang, dan juga dapat mengobati sariawan (Carbajal et al. 1989). Minyak atsiri : Komponen aktif sebagai penolak serangga setelah dilakukan pemisahan dengan metode kromatografi adalah senyawa dengan Rf. 0,28 (kromatografi lapisan tipis) atau senyawa dengan waktu retensi 19,9 menit (kromatografi gas), (Cahyana, 1989).
Destilasi
campuran uap untuk memisahkan minyak dari air atas dasar immiscibility (tidak campur) dan densitas antara minyak dan air.
Pemilihan proses ekstraksi minyak atsiri pada umumnya mempertimbangkan hal berikut:
a) Sensitivitas minyak atsiri terhadap panas dan air b) Volatilitas minyak atsiri
c) Kelarutan minyak atsiri dalam air
Minyak atsiri dengan kelarutan tinggi dalam air dan yang rentan terhadap panas tidak dapat didestilasi. Selain itu, minyak atsiri harus mudah menguap pada destilasi uap. Sebagian besar minyak atsiri dalam perdagangan bersifat mudah menguap, cukup stabil terhadap panas dan praktis tidak larut dalam air; sehingga cocok untuk diproses oleh destilasi uap.
Penyulingan dengan air (water distillation)
Pada cara ini bahan yang disuling direbus dengan air didalam sebuah tangki atau labu. Minyak Sereh Wangi akan turut menguap bersama dengan uap air (steam volatile). Oleh adanya air pendingin (kondensor) yang dialirkan melalui sebuah pipa sehingga uap berubah menjadi air kembali dan kemudian cairan ini ditampung pada sebuah wadah atau tangki pemisah. Pada tangki pemisah inilah terjadi pemisahan antara minyak dengan air yang disebabkan oleh adanya perbedaan berat jenis dari masing-masing cairan. Cara penyulingan seperti ini disebut penyulingan langsung (Direct Destillation), dimana bahan baku berhubungan langsung dengan air.
Kromatografi
C. ALAT DAN BAHAN ALAT
1. Seperangkat alat destilasi 2. Seperangkat alat KLT BAHAN
1. Daun Sereh ( Cymbopogon winterianus ) 2. Minyak citronella masukkan ke dalam labu destilasi stahl kemudian tambahkan air sebanyak 300 ml dan batu didih. Hubungkan labu dengan pendigin dan alat penampung berskala. Didihkan labu dengan pemanasan yang sesuai selama 3 jam atau sampai minyak atsiri terdestilasi secara sempurna dan tidak bertambah lagi dalam bagian penampung berskala. Minyak yang diperoleh diukur untuk mengetahui rendemen, kemudian pisahkan minyak atsiri dari air dengan bantuan natrium sulfat.
2. IDENTIFIKASI
Kromatografi lapis tipis:
a. Fase diam : Silika gel GF 254
b. Fase gerak : n-heksan : etil asetat (13:1, 7:3, 4:6)
Pemerian ekstrak: Aroma= khas aromatik Warna= keruh
Bentuk= minyak menguap
Hasil pengamatan dengan kromatografi: Fase diam= silica gel GF 366
Fase gerak= n-heksan : etil asetat (4:6) 10ml Pembanding= minyak citronella
Deteksi= UV 366nm
Sinar tampak UV 254 UV
366
F. PEMBAHASAN
Minyak atsiri merupakan minyak yang umumnya dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan. Minyak atsiri memiliki ciri-ciri yaitu mudah menguap pada suhu kamar dan memiliki aroma yang wangi sesuai dengan tumbuhan penghasilnya. Sebagian besar minyak atsiri berfungsi sebagai antibakteri dan antijamur.
Pada praktikum kali ini dilakukan isolasi minyak atsiri dari daun sereh (Cymbopogon winteranius) menggunakan cara destilasi air. Cara destilasi merupakan cara yang populer untuk memproduksi minyak atsiri. Tanaman sereh mengandung kurang lebih hanya sebesar 1% dari berat sampel, dengan komponen yang terdiri dari sitronelal, geraniol dan citronellol. Sereh yang akan digunakan dalam percobaan sebelum didistilasi dipotong kecil-kecil terlebih dahulu untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dari sereh dan menghasilkan minyak atsiri lebih banyak.
Prinsip dasar dalam proses destilasi yaitu dengan berdasarkan perbedaan titik didih, senyawa dengan titik didih yang paling rendah akan terpisahkan terlebih dahulu. Air pendingin dimasukkan dari ujung yang paling dekat dengan adaptor, dan air keluar melalui ujung pendingin yang lain. Termometer dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan titik didih senyawa yang sedang dipisahkan. Ujung termometer diletakkan tepat pada posisi ujung pendingin (Yuliarto, 2012). Destilasi merupakan teknik pemisahan atau pemurnian senyawa yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari masing-masing zat dalam campuran. Pada metode destilasi akan terjadi penguapan dan pendinginan larutan secara sekaligus. Saat larutan dipanaskan, larutan akan menguap karena telah melewati titik didihnya. Uap yang dihasilkan ini kemudian akan mengalir ke dalam kondensor. Ketika uap melewati kondensor, akan terjadi pendinginan sehingga uap berubah kembali menjadi larutan yang kemudian ditampung pada wadah destilat (Khopkar, 2003).
terdeteksi. Seharusnya dilakukan dengan kromatografi gas sehingga noda dapat terlihat.
G. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa telah dilakukan isolasi beserta identifikasi dengan kromatografi lapis tipis pada minyak atsiri dari daun sereh dan didapatkan hasil noda sampel tidak terlihat karena minyak terlalu sedikit dan bercampur dengan air karena tidak dipisahkan dengan corong pisah.
H. DAFTAR PUSTAKA
Cahyana, A., 1989. Daya Mengusir Serangga dari Tanaman Lorosetu (Andropogon zizanioides Urban) dan Tanaman Serei (Cymbopogon nardus Rendle), Skripsi, Fak. Farmasi UGM, Yogyakarta
Ella Maria Ulfa, Sumiartha, Ketut, 2013. Uji Efektivitas Konsentrasi Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbogon Citratus (DC) Stapf) Terhadap Pertumbuhan Jamur Apergillus sp Secara In Vitro. Bali : E-Jurnal Agroekoteknologi Tropik, Vol. 2 No.1 2301-6516.
Ghunter Ernest, 1950. Minyak Atsiri Jilid 4. Terjemahan Ketaren S. Jakarta: UI Press Hal 20-64.
Khopkar, S. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Erlangga. Jakarta
Machado M, Pires P, Dinis AM, Santos-Rosa M, Alves V, Salgueiro L, Cavaleiro
C,Sousa MC. 2012. Monoterpenic aldehydesas potential anti-Leishmania agents:Activity of Cymbopogon citratusand citral on L. infantum, L. tropica and L.Major. Coimbra. Experimental Parasitology 130:223-231.