• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Soal S P K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Soal S P K"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NPM : 137006151

Nama : Rafly Dikhi Firdaus Kelas : TI 2013 D

UAS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

1. Jelaskan kedua metode tersebut dengan pendekatan 5W1H (What, Why, When, Where, Who, How) !

A. PROMETHEE

Elemen dasar dari metode Promethee pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Jean-Pierre Brans (CSOO, VUB Vrije Universiteit Brussel) pada tahun 1982. Kemudian dikembangkan dan diimplementasikan oleh Profesor Jean-Pierre Brans dan Profesor Bertrand Mareschal (Solvay Brussels Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Université Libre de Bruxelles ULB).

Promethee merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan urutan atau prioritas dari beberapa alternatif dalam permasalahan yang menggunakan multi kriteria. Promethee mempunyai kemampuan untuk menangani banyak perbandingan dan memudahkan pengguna dengan menggunakan data secara langsung dalam bentuk tabel multikriteria sederhana. Pengambil keputusan hanya mendefinisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai (value), tanpa memikirkan metoda perhitungannya. Metodologi dalam mengimplementasikan Promethee (Suryadi dan Ramdhani 2002) adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan data nilai/ukuran relatif kriteria

2) Pemilihan dan penentuan tipe fungsi preferensi kriteria beserta parameternya. 3) Perhitungan nilai preferensi (P) antar alternatif

4) Perhitungan nilai indeks preferensi multikriteria ( ) antar alternatif

5) Perhitungan nilai leaving flow, entering flow, dan net flowpada masing-masing alternatif.

6) Menentukan ranking pada Promethee I (Partial Ranking) dan Promethee II (Complete Ranking).

Fungsi preferensi kriteria yang dapat dipilih yaitu : 1) Kriteria Biasa,

(2)

masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pengambil keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternative memiliki nilai yang lebih baik.

2) Kriteria Quasi,

Dengan kriteria Quasi, dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak.

3) Kriteria Linier,

Kriteria linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pengambil keputusan meningkat secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak.

4) Kriteria Level,

Dengan kriteria level, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah.

5) Kriteria level dengan area tidak berbeda, dan

Dengan kriteria linier dengan area tidak berbeda, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan p dan q.

6) Kriteria Gaussian.

Dengan kriteria Gaussian, apabila telah ditentukan nilai σ, dimana dapat dibuat berasarkan distribusi normal dalam statistik.

Perhitungan nilai preferensi (P) antar alternatif ditentukan berdasarkan penyampaian intensitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga:

P (a, b) = 0, berarti tidak ada beda (indefferent) antara a dan b, atau tidak ada preferensi dari a lebih baik dari b.

(3)

Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi, sehingga : P (a, b) = P (f (a) – f (b)). Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi P. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut

1) (a, b) ≈ 0, menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih baik dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.

2) (a, b) ≈ 1, menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih baik dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.

Perhitungan nilai leaving flow, entering flow, dan net flow pada masing-masing alternatif. Untuk setiap node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan leaving flow. Promethee I berdasarkan karakter leaving flow dan entering flow, yaitu nilai terbesar dan terkecil sebagai alternatif terbaik. Sedangkan Promethee II berdasarkan karakter net flow dan nilainya diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil.

B. ELECTRE

Electre merupakan salah satu metode dari sistem pendukung keputusan yang berbasis multi kriteria yang berasal dari EROPA sekitar tahun 1960-an. ELECTRE berasal dari kata ELimination Et Choix Traduisant la Realité (ELimination and Choice Expressing Reality).Metode Elektre dapat digunakan dalam melakukan penilaian dan perankingan berdasarkan kelebihan dan kekurangan melalui perbandingan berpasangan pada kriteria yang sama.

Menurut Janco dan Bernoider (2005:11), electre merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai.

Metode Electre digunakan pada kondisi di mana alternatif yang sesuai dapat dihasilkan. Dengan kata lain, Electre digunakan untuk kasus-kasus dengan banyak alternatif namun hanya sedikit kriteria yang dilibatkan.

(4)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode Electre adalah sebagai berikut :

Langkah 1: Normalisasi Matrik Keputusan

Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable.

Langkah 2: Pembobotan Pada Matrik yang Telah Dinormalisasi

Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot ( wi ) yang ditentukan oleh pembuat keputusan.

Langkah 3 : Menetukan Concordance dan Discordance Set.

Untuk setiap pasang dari alternative k dan l ( k,l = 1,2,3,…,m dan k ≠l ) kumpulan kriteria Jdibagi menjadi 2 subsets, yaitu concordance dan discordance set. Bilamana sebuah kriteria dalam suatu alternative termasuk concordance adalah:

Ckl = { i, ykj e†ylj }, untuk I = 1,2,3,…,n

Sebaliknya, komplementer dari subset adalah  discordance, yaitu bila: Dkl = { i, ykj <  ylj }, untuk I = 1,2,3,…,n

Langkah 4 : Hitung Matriks Concordance

adalah dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam subset concordance

Langkah 5 : Menentukan matrik dominan  concordance  dan discordance 1) Concordance

Matrik dominan Concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks Concordance dengan nilai threshold.

Untuk membangun matriks dominan discordance  juga menggunakan bantuan nilai threshold

Setiap elemen untuk matriks G sebagai matriks dominan discordance ditentukan sebagai berikut:

(5)

Langkah 6 : Menentukan Aggregate Dominance Matrix

Langkah selanjutnya adalah menentukan aggregate dominance matrix sebagai matriks E, yang setiap elemennnya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G, sebagai berikut:

ekl = fkl x gkl

Langkah 7 : Eliminasi Alternative Yang Less Favorable.

Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternative, yaitu bila  ekl = 1 maka alternative Ak merupakan piihan yang lebih baik daripada Ar sehingga baris dalam matriks E yang memiliki jumlah ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Dengan demikian alternative terbaik adalah yang mendominas alternative lainnya.

2. Jelaskan tahapan penggunaan kedua metode tersebut berikut rumus/formula yang digunakan !

A. PROMETHEE

Dalam metode PROMETHEE ada Enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, maka digunakan tipe fungsi preferensi. Ke Enam tipe preferensi tersebut meliputi :

1) Tipe Biasa (Usual Criterior)

(6)

2) Tipe Quarsi (Quasi Criterion atau U-Shape)

Tipe Quasi sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kwalitas atau mutu, yang mana tipe ini menggunakan 1 threshold atau kecenderungan yang sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah indifference. Indifference ini biasanya dilamabangkan dengan karakter m atau q, dan nilai indifference harus diatas 0 (Nol). Suatu alternatif memiliki nilai preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai P(x) dari masing-masing alternatif tidak melebihi nilai threshold. Apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai m maka terjadi bentuk preferensi mutlak, jika pembuat memutuskan menggunakan kriteria ini, maka decision maker tersebut harus menentukan nilai m, dimana nilai ini dapat dijelaskan pengaruh yang signifikan dari sutau kriteria.

3) Tipe Linier (Linear Criterion atau V-Shape)

(7)

4) Tipe Tingkatan (Level Criterion)

Tipe ini mirip dengan tipe Quasi yang sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kwalitas atau mutu. Tipe ini juga menggunakan threshold indifference (m) tetapi ditambahkan Satu threshold lagi yaitu preference (n). Nilai indifference serta preference harus diatas 0 (Nol) dan nilai indifference harus di bawah nilai preference. Apabila alternatif tidak memiliki perbedaan (x), maka nilai preferensi sama dengan 0 (Nol) atau P(x)=0. Jika x berada diatas nilai m dan dibawah nilai n, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah P(x)=0.5. Dan jika x lebih besar atau sama dengan nilai n maka terjadi preferensi mutlak P(x)=1.

5) Tipe Linear Quarsi (Liniear Criterion with Indifference)

Tipe Linear Quasi juga mirip dengan tipe Linear yang acapkali digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif atau banyaknya jumlah. Tipe ini juga menggunakan threshold preference (n) tetapi ditambahkan Satu threshold lagi yaitu indifference (m). Nilai indifference serta preference harus diatas 0 (Nol) dan nilai indifference harus di bawah nilai preference. Pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan m dan n.

6) Tipe Gaussian

(8)

Nilai Threshold atau Kecenderungan

Enam tipe dari penyamarataan kriteria bisa dipertimbangkan dalam metode PROMETHEE, tiap-tiap tipe bisa lebih mudah ditentukan nilai kecenderungannya atau parameternya karena hanya Satu atau Dua parameter yang mesti ditentukan. Hanya tipe Usual saja yang tidak memiliki nilai parameter.

1) Indifference threshold yang biasa dilambangkan dalam karakter m atau q. Jika nilai perbedaan (x) di bawah atau sama dengan nilai indifference x ≤ m maka x dianggap tidak memiliki nilai perbedaan x = 0.

2) Preference threshold yang biasa dilambangkan dalam karakter n atau p. Jika nilai perbedaan (x) di atas atau sama dengan nilai preference x ≥ n maka perbedaan tersebut memiliki nilai mutlak x = 1.

3) Gaussian threshold yang biasa dilambangkan dalam karakter σ serta diketahui dengan baik sebagai parameter yang secara langsung berhubungan dengan nilai standar deviasi pada distribusi normal.

Arah Dalam Grafik Nilai Outrangking 1) Entering Flow

Entering flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outrangking. Untuk setiap nilai node a dalam grafik nilai outrangking ditentukan berdasarkan entering flow dengan persamaan :

2) Leaving Flow

(9)

3) Net Flow

Sehingga pertimbangan dalam penentuan Net flow diperoleh dengan persamaan:

Semakin besar nilai Entering flow dan semakin kecil Levaing flow maka alternatif tersebut memiliki kemungkinan dipilih yang semakin besar. Perangkingan dalam PROMETHEE I dilakukan secara parsial, yaitu didasarkan pada nilai Entering flow dan Levaing flow. Sedangkan PROMETHEE II termasuk perangkingan komplek karena didasarkan pada nilai Net flow masing-masing alternatif yaitu alternatif dengan nilai Net flow lebih tinggi menempati satu rangking yang lebih baik. pada data dan pertimbangan dari decision maker. Tipe preferensi ini berjumlah Enam (Usual, Quasi, Linear, Level, Linear Quasi dan Gaussian).

6) Memberikan nilai threshold atau kecenderungan untuk setiap kriteria berdasarkan preferensi yang telah dipilih.

7) Perhitungan Entering flow, Leaving flow dan Net flow 8) Hasil pengurutan hasil dari perangkingan

Dalam metode promethee ada 2 macam perangkingan yang disandarkan pada hasil perhitungan, antara lain :

(10)

B. ELECTRE

Electre didasarkan pada konsep perankingan melalui perbandingan berpasangan antar alternative pada criteria yang sesuai. Suatu alternative dikatakan mendominasi altefnatif yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya melebihi dan sama dengan kriteria lain yang tersisa.

Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Normalisasi matrik keputusan

2) Pembobotan pada matrik yang telah dinormalisasikan

Bobot ini selanjutnya dikalikan dengan matriks perbandingan berpasangan membentuk matriks V:

3) Menentukan concordance dan discordance index

Bila sebuah criteria dalam suatu alternative termasuk concordance adalah :

(11)

4) Menentukan matrik dominan a. Concordance (F)

Ket : m = Jumlah alternative

b. Discordance (G)

5) Agregat domiance matrik

(12)

Jika ekl=1 mengindikasikan bahwa alternative Ak lebih dipilih dari pada alternative Ai

3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode ! A. PROMETHEE

1) Kelebihan

a. Dalam proses perangkaian alternatif akan digunakan data kuantitatif maupun data kualitatif. Data-data tersebut akan digabungkan menjadi satu dengan bobot penilaian yang telah diperoleh melalui penilaian atau survei yang telah kepada para pakar.

b. Terdapat software DECISION LAB sebagai aplikasi metode ini.

c. Software GAIA Plane sebagai software visual Promethee yang sangat powerfull untuk mengidentifikasi konflik-konflik diantara kriteria-kriteria dan juga dapat menggabungkan alternatif-alternatif.

2) Kekurangan

a. Membutuhkan informasi tambahan berupa fungsi preferensi tertentu yang harus didefinisikan atau dijelaskan.

b. Tidak mampu menangani masalah optimasi terhadap kendala yang sangat mungkin ada dalam permasalahan pemilihan alternatif optimal.

B. ELECTRE

4. Jelaskan perbedaannya dengan metode lain yang telah anda pelajari sebelumnya !

(13)
(14)

REFERENSI

[1] http://blog.trisakti.ac.id/triwulandarisd/2012/01/04/promethee/

[2] http://kiky-riski.blogspot.co.id/2014/07/metode-electre-elimination-and-choice.html

[3] http://frozila.blogspot.co.id/2011/03/promethee-preference-ranking.html

Gambar

grafik nilai  outrangking  ditentukan berdasarkan entering flow dengan persamaan :

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Menentukan batas minimal kelulusan nilai Pra-UN sehingga peluang siswa lulus Pra-UN sama dengan peluang siswa lulus UN untuk semua sekolah dan masing- masing golongan

8.1 Bahwa walaupun nilai HHI untuk pasar eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi melebihi 1800, namun karena pangsa cadangan dan pangsa produksi blok/wilayah kerja yang relatif

Nilai kapitalisasi pasar menampilkan informasi yang tersedia di hari perdagangan terakhir. Disajikan dalam mata

Nilai kapitalisasi pasar menampilkan informasi yang tersedia di hari perdagangan terakhir. Disajikan dalam mata

Nilai kapitalisasi pasar menampilkan informasi yang tersedia di hari perdagangan terakhir. Disajikan dalam mata

Tidak mengherankan apabila manusia terobsesi dengan pandangan, “Nilai manusia ditentukan oleh apa yang dapat dihasilkannya.” Dunia kita menganut prinsip, “Kamu berharga apabila

1. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen

Ia adalah penting untuk memahami peranan nilai masa wang apabila menentukan nilai aliran tunai yang dijangka berkaitan dengan pelaburan alternatif sama ada berdasarkan