MAKALAH
PENULISAN UNSUR SERAPAN (PBI) DAN TANDA BACA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Bahasa IndonesiaDosen: Drs. Endang Hidayat, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Muhamad Mukromin (NIM.1507339) 2. Meli Yulianigsih (NIM.1500787) 3. Indah Paujiah (NIM.1501261) 4. Dilla Mutiara (NIM.1501352) 5. Assyfa Guska M (NIM.1505563) 6. Ratna Kurniati (NIM.1505607) 7. Silviana Patricia w (NIM.1504263) Kelompok 4
Kelas 2C PGSD
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan judul “Penulisan unsur serapan dan tanda baca". Tugas ini tunjukkan untuk Mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Endang Hidayat, M.pd 2. Orang Tua
3. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang sempurna. Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.
Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat berguna. Selain itu, penulis berharap melalui presentasi ini, teman - teman dapat mempelajariya dengan baik.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...i
Daftar Isi...ii
BAHASAN I PENULISAN UNSUR SERAPAN A. Penulisan Unsur Serapan...3
BAHASAN II TANDA BACA B. Tanda Baca...12
Pemakaian Tanda Baca...13
a. Tanda Titik...13
b. Tanda Koma...13
c. Tanda Titik Koma...13
d. Tanda Titik Dua...13
e. Tanda Hubung...14
f. Tanda Pisah...14
g. Tanda Elipsis...15
h. Tanda Tanya...15
i. Tanda Seru...15
j. Tanda Kurung...15
k. Tanda Kurung Siku...16
l. Tnda Petik...16
m. Tanda Petik Tunggal...17
n. Tnda Garis Miring...17
o. Tanda Penyingkat atau Apostrof...17
SOAL...18
A. Pilihan Ganda...18
BAHASAN I
PENULISAN UNSUR SERAPAN
A. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat di bagi menjadi dua golongan besar :
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia. Unsur – unsur ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia tapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Contoh :
- Reshuffle
- Shuttle cock
- L’exploitation de L’homme per L’homme
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal ini ejaanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesiannya masih dapat di bandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah yang berlaku bagi unsur serapan itu berpedoman pada “Pedoman umum ejaan Bahasa Indobesia yang Disempurnakan” (KBBI, 1993: 1155-1159) adalah sebagai berikut :
aa (Belanda) menjadi a
Paal pal
Baal bal
Octaaf oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e, menjadi e
aerobe aerob
aerodinamics aerodinamika
ae jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin hemoglobin
haematite hematite
ai tetap ai
au tetap au
audiogram audiogram
c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k
calomel kalomel
construction konstruksi
c di muka e, i, oe dan y menjadi s
central sentral
cent sen
cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accommodation akomodasi
acculturation akulturasi cc di muka e dan i menjadi ks
accent aksen
cch dan ch di muka a, o dan konsonan menjadi k
saccharin sakarin
charisma karisma
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon eselon
ch yang lafalnya c menjadi c
check cek
c (Sanskerta) menjadi s
cabda sabda
e tetap e
effect efek
ea tetap ea
idealist idealis
stratosfer stratosfer
ei tetap ei
eicosane eikosam
eo tetap eo
stereo stereo
eu tetap eu
neutron neutron
f tetap f
fanatic fanatik
factor factor
gh menjadi g
sorghum sorgum
gue menjadi ge
igue ige
gigue gige
i, pada awal suku kata di muka vokal, tetap i
iambus iambus
ion ion
iota iota
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
politiek politik
riem rim
ie tetap ie jika lafalnya bukan i
variety varietas
patient pasien
kh (Arab) tetap kh
khusus khusus
akhir akhir
ng tetap ng
contingent kontingen
congres kongres
linguistics lingulistik
oe (oi Yunani) menjadi e
oestrogen estrogen
oenology enologi
foetus fetus
oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor
provost provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul
oo (vokal ganda) tetap oo
zoology zoology
coordination koordinasi
ou menjadi u jika lafalnya u
gouverneur gubernur
coupon kupon
contour kontur
ph menjadi f
physiology fisiologi
apectrograph spektograf ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
psychosomatic psikosomatik
pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridology
ptyalin ptyalin
q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator
rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika
sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk
scandium skandium
scotopia skotopia
scutella skutela
sclerosis sklerosis
scriptie skripsi
sc di muka e, i, dan y menjadi s
scintillation sintilasi
scyphistoma sifistoma
sch di muka vokal menjadi sk
schema skema
schizophrenia skizofrenia
scholasticism skolastisisme
t dimuka i menjadi s jika lafalnya s
ratio rasio
action aksi
patient pasien
th menjadi t
theocracy teokrasi
orthography ortografi
thiopental tipental
thrombosis thrombosis
methode metode
u tetap u
unit unit
nucleolus nucleolus
structure struktur
institute institut
ua tetap ua
dualisme dualisme
aquarium aquarium
ue tetap ue
suede sued
duet duet
ui tetap ui
conduit konduite
uo tetap uo
fluoeresein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
prematurr premature
vacuum vakum
v tetap v
vitamin vitamin
television televise
cavalry kavaleri
x pada awalnya kata tetap x
xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon
x pada posisi lain menjadi ks
executive eksekutif
taxi taksi
exudation eksudasi
latex lateks
xc dimuka e dan i menjadi ks
exception ekspesi
excess ekses
excision eksisi
excitation ekstitasi
xc dimuka a, o, u dan konsonan menjadi ksk
excavation ekskavasi
excommunication ekskomuniasi
exscursive ekskursif
y tetap y jika lafalnya y
yakitori yakitori
yangonin yangonin
yen yen
yuan yuan
y menjadi i jika lapalnya i
yttrium itrium
konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat membingungkan misalnya :
2. Sekalipun dalam ejaan yang d sempurakan huruf q dan x diteria sebagai bagaian abjad bahasa indnesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu diindonesiakan menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu diperthankan dalam penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan istilah khusus.
Disamping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut diatas, berikut ini didaftarkan juga akhir-akhiran akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian dan implementasi di serap secara untuh di samping kata standar, efek, dan implemen.
-aat (Belanda) menjadi -at
advokaat advokat
tractaat traktat
-age Menjadi -ase
percentage persentase
etalage etalase
-al, -ell (Belanda), -all (Belanda) menjadi -al
formal,formeel formal
normal,normaal normal
-ant menjadi -ant
accountant akuntan
informant informan
-archy, -archie (Belanda) menjadi arki
anarchy,anarchie anarki
oligarchy,oligarchie oligarki
-ary,air (Belanda) menjadi -er
primary,primair primer
scondary,secundair skunder
-(a)tion,-(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si
action, actie aksi
publication, publicatie publikasi
-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi -il
materieel materiil
-ein tetap ein
casein kasein
protein protein
-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nomia) menjadi -ik, -ika
logic,logica logika
physics, physica fisika
-ic (nomia) menjadi -ik
electronic elektronik
statistic statistik
-ic, -ical, -isch (adjektiva) menjadi -is
practical,practisch praktis
economical,economisch ekonomis
-ile, -iel menjdi -il
precentile,precentiel presentil
mobile,mobiel mobil
-ism, -isme (Belanda) menjadi -isme
modernism,modernisme modernisme
communism,communisme komunisme
-ist menjadi -is
publicist publisis
egoist egois
-ive, -ief (Belanda) menjadi ) -if
descriptive,descriptief deskriptif
demonstrative,demonstratief demonstratif
-longue menjadi -log
catalogue katalog
dialogue dialog
-logy, -logie (Belanda) menjadi -logi
technology,technologie teknologi
analogy,analogie analogi
-loog (Belanda) menjadi -log
analoog analog
epiloog epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
hominoid,homonoide homonooid
-oir(e) menjadi -oar
trottoir trotoar
repertoire repertoar
-or, -eur (Belanda) menjadi -ur, ir
direcor, directeur direktur
amateur amatiir
-or tetap -or
dictator dictator
corrector korektor
-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
university,universiteit universitas
quality,kwalitieit kualitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
structure, struktuur struktur
BAHASAN II
TANDA BACA
B. Tanda Baca
Tanda baca merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penulisan tetapi hal ini banyak sekali di abaikan. Adanya tanda baca, akan membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan tepat.
Pemakaian Tanda Baca
A. Tanda titik (.) Penggunaan tanda titik
1. Tanda titik dipakai diakhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya : hari ini tanggal 13 Februari 2016.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
3. Misalnya :
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jenderal Agraria
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu. Misalnya : pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) 5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam , menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu. Misalnya : 1.32.20 jam ( 1 jam, 32 menit, 20 detik) 6. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya : Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara.
7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya : Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
8. Tanda titik dipakai pada singkatan nama orang. Misalnya : BJ. Habibie
9. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Misalnya : Dra. Isah Cahyati, M.Pd.
Tanda titik tidak dipakai apabila :
1. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukan jumlah. Misalnya pada angka kode pos, penulisan tahun.
2. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
3. Tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran takaran, timbangan, dan mata uang.
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dpakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya : saya membeli kertas, pena, dan tinta
2. Tanda koma dipakai utnuk memisahkan kalimat yang setara yang satu kalimat dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan. Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya : kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya : Kata ibu, “ saya gembira sekali“
5. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan. Misalnya : Kuala Lumpur, Malaysia
6. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya : Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa
Baru Bahasa Inndonesia. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Pustaka Rakyat
7. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
8. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang menikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya : Ny. Khadijah, M.A
9. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya : 12,5 m
10. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya : semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara
11. Tanda koma dipakai memisahkan petikan langsung dari bagian lain.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya : malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. 2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya : ayah mengurus tanamannya di kebun itu ; ibu sibuk memasak di dapur.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu penyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya : kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya:
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan.
Ibu : (meletakan beberapa koper ) “Bawa koper ini, Mir!” Amir : “baik, Bu.”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya :
Tempo, I (1971), 34:7 Surah Yasin :9
Karangan Ali Hakkim, Pendidikan Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit. Jakarta : Eresco
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambungkan suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris
2. Tanda hubung menyambungkan awaln dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya : anak-anak
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a dan 8-4-1973
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (ii) ke- ddengan angka (iii) angka dengan –an, dan (iv) singkatan dengan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya ; Se- Indonesia, juara ke-2, tahun 90-an, hari-H, sinar- X, Menteri-Sekertaris Negara
Penggunaan tanda titik dua ( : ) yang tepat terdapat dalam kalimat ….
A. Ibu membeli: apel, mangga, dan jeruk.
B. Aisyah membawa : sayur, nasi dan lauk untuk ayahnya di sawah.
C. Difla sedang menyanyi : lagu pop
D. Bibi membeli berbagai macam buah: salak, manggis, dan jambu
Jawaban : A
F. Tanda Pisah (―)
1. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan diluar bangun kalimat.
Contoh: Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Contoh: Rangkaian temuan ini-evolusi,teori kenisbian, dan yang kini juga pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai” Contoh: 1945-1955
Tanggal 18-20 Maret 2016 Pukul 09.30-11.10
G. Tanda Elipsis (…)
1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh: Pengawasan yang ketat . . . akan mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pembangunan.
2. Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Contoh: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
H. Tanda Tanya (?)
1. Dipakai pada akhir kalimat tanya. Contoh: Dimana dia tinggal? Saudara sudah tahu, bukan?
2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1945 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Tanda ini digunakan sebagai akhir kalimat dan tidak boleh disertai dengan tanda titik.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya! Merdeka!
J. Tanda Kurung ((…))
1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a).
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
K. Tanda Kurung Siku ([…])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda ini menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
“Saya belum siap” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya :
Bacalah “Bola lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangang remaja dikenal dengan nama “cutbrai” 4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”
Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.
M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya :
Tanya Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu kamar depanm kudengar teriak anakku, Ibu, Bapak pulang, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Hamdan.
1. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya :
Feed-back ‘balikan’
N. Tanda Garis Miring
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya : No. 7/PK/1973 Jalan Kramat II/10
Tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya :
Mahasiswa/mahasiswi Harganya Rp 150,00/lembar
O. Tanda Penyingkat Atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya :
SOAL
I. Pilihan Ganda
1.
Di dalam kalimat tanda pisah kedudukannya dapat digantikan oleh tanda…?a.
Komab.
Seruc.
Tanya d. Titik2.
Bagian yang dihilangkan perlu dipakai empat buah titik untuk ... ?a.
Kalimat yang terputus-putusb.
Mengakhiri sebuah kalimatc.
Menyatakan bagian kalimat yang disangsikand.
Satu urutan keterangan3.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk … ?a.
Kalimat yang terputus-putusb.
Mengakhiri sebuah kalimatc.
Menyatakan bagian kalimat yang disangsikand.
Satu urutan keterangan4. Tanda ini digunakan sebagai akhir kalimat dan tidak boleh disertai dengan tanda…?
a.
Komab.
Seruc.
Tanya d. Titik5. Tanda kurung digunakan untuk…?
a.
Kalimat yang terputus-putusb.
Mengapit keterangan atau penjelasan6. Tanda petik dipakai untuk…
a. Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain
7. Tanda kurung siku dipakai untuk…
a. Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing d. Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
8. Tanda petik tunggal dipakai untuk…
a. Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing d. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
9. Tanda garis miring dipakai untuk…
a. Dipakai sebegai kata ganti dan, atau, atau tiap
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing d. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
10. Tanda penyingkat dipakai untuk…
a. Menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka tahun
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing d. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
II. Essay
1. Berdasarkan taraf integrasinya unsure pinjaman/serapan dalam bahasa Indonesia di bagi menjadi dua golongan besar yaitu... dan... (berikan contohnya masing – masing)!