• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1. Latar Belakang - Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik ( Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara III Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.1. Latar Belakang - Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik ( Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara III Medan)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

  BAB I

PENDAHULUAN

Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik

(Studi Kasus di Perusahaan Nusantara III Medan)

1.1. Latar Belakang

Penelitian tentang perempuan sebenarnya telah banyak dibahas akibat

banyaknya jumlah perempuan yang bekerja pada sektor publik. Penelitian ini

akan membahas mengenai kehidupan wanita pekerja yang sudah menikah dan

memiliki anak melakukan peran ganda yaitu di sektor domestik dan sektor

publik.

Kehidupan perempuan yang melakukan peran ganda sangat menarik untuk

dibahas. Peneliti ingin melihat bagaimana perempuan membagi waktu antara

urusan di sektor domestik dan publik dan ingin mengetahui permasalahan yang

mungkin akan terjadi jika salah satu peran tersebut terbengkalai. Peneliti juga

ingin mengetahui bagaimana perempuan melakukan strategi terhadap peran

ganda yang dijalankannya agar seluruh pekerjaan yang dilakukan dapat

seimbang.

Peneliti memilih PTPN III sebagai tempat melakukan penelitian.

PT.Perkebunan Nusantara III atau biasa disingkat PTPN III merupakan salah

satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perkebunan khususnya

kelapa sawit dan karet. PTPN III merupakan perusahaan yang didominasi

(2)

 

pukul 07.30 WIB -17.00 WIB dan tidak jarang juga pekerja bekerja lembur1

untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Perempuan dahulu hanya bekerja pada sektor domestik. Akan tetapi sudah

banyak kita temui memasuki sektor publik pada saat ini. Selain kebutuhan

ekonomi yang semakin meningkat, juga karena adanya permintaan penerimaan

tenaga kerja perempuan dan semakin tingginya tingkat pendidikan perempuan.

Faktor ini yang membuat peningkatan pada perempuan untuk bekerja.

Seiring dengan perkembangan jaman, tingkat modernisasi dan globalisasi

informasi serta keberhasilan gerakan emansipasi wanita dan feminisme, wanita

semakin terlibat dalam berbagai kegiatan. Muhammad Asfar (dalam Prisma

1996) menyatakan bahwa perempuan tidak lagi hanya berperan sebagai Ibu

rumah tangga yang menjalankan fungsi reproduksi, mengurus anak dan suami

atau pekerjaan domestik lainnya, tetapi sudah aktif berperan di berbagai bidang

kehidupan baik sosial, ekonomi, maupun politik.

Perempuan mengatur waktu sedemikian rupa sehingga semua peran yang

disandangnya dapat dilaksanakan dengan seimbang. Meski demikian pasti ada

kendala yang akan dialami dalam melaksanakan peran ganda tersebut, salah

satu masalah penting jika wanita memasuki sektor publik atau bekerja diluar

rumah tangga adalah pembinaan keluarga cenderung akan terbengkalai dan

terabaikan. Karena itu, meskipun wanita diperbolehkan untuk bekerja disektor

       1

(3)

  publik, dia tidak juga meninggalkan sektor domestik seperti pengasuhan

anak-anaknya, sebab anak-anak ini adalah tanggung jawab suami dan istri.

Wanita yang bekerja pada sektor publik tidak memiliki waktu yang banyak

untuk mengurus suami dan anak. Wanita biasanya mempunyai strategi tersendiri

menanggulangi hal tersebut. Seperti contohnya wanita pekerja menggunakan

jasa pembantu rumah tangga untuk membantu perannya di rumah. Selain itu ada

juga yang melibatkan keluarga luas seperti nenek untuk mengurus anak.

Perempuan bekerja umumnya sudah memperoleh pendidikan yang

cenderung tinggi. Perempuan ingin merealisasikan pendidikan yang diterimanya

dalam hal bekerja. Dalam masa pendidikan perempuan memperoleh ilmu dari

pendidikan yang dijalaninya. Perempuan mengaplikasikan ilmu tersebut dengan

bekerja. Bekerja merupakan sebuah pencapaian untuk dapat meningkatkan taraf

hidup manusia.

Menurut Coontz ( dalam Suadirman 2001 ) Perempuan yang bekerja juga

didorong faktor tingkat kebosanan yang tinggi jika harus di rumah saja dan

perempuan merasa mendapatkan kepuasan tersendiri saat bekerja di luar

rumah.

Banyaknya perusahaan yang biasanya dipimpin oleh laki-laki, stereotip

2

yang ada mengatakan bahwa laki-laki adalah seorang pemimpin baik di rumah

tangga maupun pekerjaan. Banyak yang beranggapan bahwa perempuan tidak

bisa menjadi seorang pemimpin, stereotip yang berkembang menyebutkan

      

2

(4)

 

bahwa laki-laki agresif3 , aktif dan rational4 sedangkan perempuan lebih

submitif,5 pasif, dan emotional. Keadaan ini didukung oleh kemampuan

perempuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui anak, sehingga

berkembanglah anggapan bahwa kaum perempuan sepatutnya berada di rumah

dan tergantung pada laki-laki dan tidak bisa untuk memimpin6

Berdasarkan latar belakang tersebut membuat peneliti ingin melihat

bagaimana kehidupan perempuan yang melakukan peran ganda di hidupnya.

Semua akan terangkum dalam peran perempuan di sektor domestik dan publik.

1.2. Tinjauan Pustaka

Peran menurut Suratman (dalam Al barry:2001) adalah fungsi atau tingkah

laku yang diharapkan ada pada individu seksual sebagai status aktivitas yang

mencakup peran domestik maupun publik atau dengan kata lain peran

perempuan merupakan kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan dan dianggap

menjadi tanggung jawab perempuan.

Peran perempuan menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi dua: 1.

Peran publik, yaitu segala aktivitas manusia yang biasanya dilakukan diluar

rumah dan bertujuan untuk mendatangkan penghasilan; 2. Peran domestik, yaitu

aktivitas yang dilakukan di dalam rumah dan biasanya tidak dimaksudkan untuk       

3

 Agresif : berarti cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang mengecewakan, menghalangi atau menghambat (KBBI: 1995: 12)

4 Rational: Sesuatu yang masuk akal dan sesuai dengan hokum alam

(http://id.wikipedia.org/wiki/Akal)

5

Submitif merupakan perilaku yang menghindari konflik, mengalahkan kebutuhan diri dan juga dikuasai oleh rasa takut.

6 Terdapat dalam Suadirman, Siti Partini, 2001, Perempuan Kepala Rumah Tangga,

(5)

  mendatangkan penghasilan, melainkan untuk melakukan kegiatan

kerumahtanggaan. Peran yang dilakukan para perempuan atau Ibu rumah tangga

karena ingin kondisi kesejahteraan yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan,

kesehatan, persiapan materi berbagai jaminan masa depan kehidupannya,

ketentraman dan keamanan.

Menurut Astuti (1998), peran dan kebutuhan gender wanita terdiri dari:

1. Peran Produktif

Peran tambahan wanita sebagai pencari nafkah tambahan bagi

keluarganya. Peran ini menghasilkan uang atau jasa yang berkaitan

dengan kebutuhan ekonomi.

2. Peran Reproduktif

Peran yang menitikberatkan pada kodrat wanita secara biologis yang

tidak dapat dihargai nilai uang atau barang. Seperti peran ibu saat

mengandung, melahirkan, menyusui. Peran ini diikuti dengan

mengerjakan kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah.

3. Peran Sosial

Peran ini merupakan kebutuhan wanita untuk mengaktualisasikan

dirinya dalam masyarakat. Tingkat peranan berbeda-beda sesuai

dengan budaya/kondisi alam dan dengan mengetahui

kemampuannya.

Pada umumnya perempuan berada pada posisi subordinat marginal7

yang tidak jauh berbeda hal ini tidak berbeda jauh dengan kontruksi budaya       

7

(6)

  yang terdapat dimasyarakat. Geertz ( 1981 ) melihat di dalam penelitiannya

bahwa perempuan memiliki ketergantungan yang besar terhadap orang lain yaitu

laki-laki atau suami. Terkhusus dalam penelitiannya terhadap anak-anak Jawa,

biasanya anak-anak Jawa tergantung pada orang tuanya sampai mereka menikah.

Masa remaja anak Perempuan Jawa biasanya berjalan lebih pendek daripada

anak laki-laki, karena anak perempuan lebih cepat menikah dan kemudian

melahirkan. Kondisi ini menyebabkan anak perempuan lebih banyak bergantung

kepada orang lain dan kurang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan

kemandiriannya.

Budaya Jawa seperti ini memiliki peranan penting bagi pembentukan

kemandirian seseorang. Disadari atau tidak, anggapan yang berkembang dalam

masyarakat ini turut mewarnai pandangan dan sikap perempuan tentang dirinya

sendiri maupun sikap kaum laki-laki tentang diri perempuan. Peran-peran yang

dilakukan oleh suami dan istri telah dikonstruksikan oleh masyarakat.

Peran-peran yang dikonstruksikan tersebut seperti dijadikan kewajiban dan menjadi

acuan dalam melakukan peran tersebut.

Pergeseran dalam peran (pembagian kerja) antara laki-laki dan

perempuan dalam keluarga dan rumah tangga, terjadi ketika seorang Ibu

mempunyai peran yang sangat penting di dalam masyarakat dan Negara. Peran

perempuan tidak hanya untuk dipimpin tetapi juga untuk memimpin. Hal itu

(7)

  Menurut Notopuro (1984), Peranan wanita dikenal dengan Panca

Dharma wanita, yaitu:

a. Wanita sebagai pribadi

Sesuai fungsi fitrahnya, wanita adalah sebagai penerus keturunan yang

diharapkan dapat melahirkan anak-anak yang sehat jasmani dan

rokhaninya, cerdas pikirannya dan yang memiliki tanggung jawab, luhur

budi dan terpuji perilakunya.

b. Wanita sebagai istri

Berperan tidak hanya sebagai Ibu, akan tetapi harus tetap bersikap

sebagai kekasih suami seperti sebelum kawin, sehingga dalam rumah

tangga tetap terjalin ketentraman yang dilandasi kasih sejati.sebagai istri

dituntut untuk setia kepada suami dan harus terampil sebagai

pendamping suami agar dapat menjadi motivasi kegiatan suami. Sebagai

istri wanita juga harus senantiasa melayani suami.

c. Wanita sebagai Ibu

Sebagai Ibu yang bertanggung jawab berkewajiban secara terus menerus

memperhatikan kesehatan rumah, lingkungan dan tata laksana rumah

tangga, mengatur segala sesuatu dalam rumah tangga untuk

meningkatkan mutu hidup. Keadaan rumah tangga harus mencerminkan

suasana aman, tenteram dan damai bagi seluruh anggota keluarga.

Sebagai Ibu seorang perempuan juga harus dapat mendidik anaknya,

(8)

  serta kepada orangtua, masyarakat dan bangsa yang kelak tumbuh

menjadi warga negara yang tangguh.

d. Wanita sebagai pekerja

Sebagai pekerja wanita harus memiliki profesionalisme yang tinggi

terhadap pekerjaan yang dijalankannya. Namun perempuan tidak boleh

hanya mementingkan kariernya saja dan tidak mementingkan keadaan

rumah khusunya mengurus suami dan anak.

e. Wanita sebagai anggota masyarakat

Layaknya kaum laki-laki, maka kaum wanita tidak lepas dari kehidupan

bermasyarakat. Wanita memiliki hak penghargaan dan sebaliknya.

Wanita memiliki hak yang sama dalam lapangan pekerjaan, hukum,

sosial dan pendidikan.

Meskipun demikian, beban wanita (istri) tetaplah yang paling berat.

Menurut Abdullah (2006) wanita pada umumnya mempunyai lima macam

golongan kegiatan yaitu:

a. kegiatan sehari-hari berkaitan dengan rumah tangga;

b. kegiatan mencari nafkah

c. kegiatan mencari nafkah pada kesempatan lain

d. kegiatan sosial dan masyarakat

(9)

  Dengan begitu banyaknya peran yang harus dilakukan perempuan tersebut

menandakan bahwa perempuan telah mengalami beban ganda(double burden)8

dalam hidupnya. Abdullah juga mengatakan bahwa perempuan secara alamiah

memiliki sifat memelihara, merawat, mengasuh dan rajin, mengakibatkan semua

pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab kaum perempuan.

Karena itu, bagi perempuan yang bekerja di luar rumah, selain bekerja di

wilayah publik, mereka juga masih harus mengerjakan pekerjaan domestik.

Peran ganda wanita mengandung beberapa kelemahan. Pertama, di

dalamnya terkandung pengertian bahwa sifat dan jenis pekerjaan wanita adalah

tertentu dan sesuai dengan kodrat wanita tersebut. Kedua, wanita tidak

sepenuhnya bisa ikut dalam proses-proses produksi. Ketiga, terkandung

pengakuan bahwa sistem pembagian kerja seksual seperti yang dikenal sekarang

bersifat biologis semata. Keempat, merupakan suatu penerimaan tuntas terhadap

berlangsungnya mode of production yang ada. Kelima, bila dikaitkan unsur

keselarasan dan pengertian yang terkandung di dalamnya adalah bersifat

etnosentris 9dan mengacu pada kelas sosial tertentu dan secara kultural bukan

sesuatu yang universal dimiliki oleh setiap suku bangsa di Indonesia10

       8

 Beban ganda (double burden) adalah adanya perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya

9 Etnosentris: persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya

adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain (http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/06/pengertian-etnosentris.html)

10

(10)

  Perempuan dan laki-laki yang sudah menikah merupakan satu-kesatuan

yang telah membentuk rumah tangga. Istilah rumah tangga sering digunakan

secara bergantian dengan keluarga, meskipun keduanya memiliki beberapa

perbedaan. Rumah tangga merupakan kesatuan sosial ekonomi dan anggotanya

berdiam dalam satu rumah atau bagian dari rumah. Ini merupakan kelompok

sosial (spatial group) atau kelompok lokal. Anggota rumah tangga pada

umumnya mempunyai ikatan kekeluargaan, namun juga dapat terlepas sama

sekali dari ikatan kekeluargaan sebagai contoh yaitu pembantu rumah tangga

yang tidak memiliki hubungan kekeluargaan11

Menurut Teori Fungsional Parson (dalam Suadirman 2001) menyatakan

bahwa masyarakat merupakan satu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang

saling tergantung dan terkoordinasi. Teori tersebut sejalan dengan Durkheim dan

Brown ( dalam Coser, 1983) yang mengandaikan manusia sebagai sistem yang

terdiri dari bagian-bagian organ yang saling tergantung. Masyarakat modern

merupakan masyarakat organis dan menunjukkan terjadinya pembagian kerja

yang saling melengkapi. Terganggunya atau tidak berfungsinya salah satu

bagian akan mengganggu fungsi sistem dan keadaan ini mendorong lebih

berfungsinya bagian yang lain .

Apabila rumah tangga dipandang sebagai sistem maka bagian-bagian ini

terdiri atas suami, istri, dan anak yang saling tergantung dan terkoordinasi.

Ketidakhadiran atau tidak berfungsinya salah satu bagian, misalnya Ibu yang

juga ikut membantu perekonomian keluarga dan bekerja pada sektor publik       

11“Teknik Wawancara” dalam Singarimbun,Masri dan Sofian(Editor),

(11)

  membuat fungsi tersebut terganggu. Sebagai contoh terdapat anak yang lebih

memilih bersama pengasuhnya dibanding Ibunya. Karena kesibukan yang

dilakukan membuat waktu yang dihabiskan bersama anak hanya pada malam

hari dan lebih banyak dengan pengasuhnya, membuat anak memiliki jarak

dengan Ibunya.

Setiap orang yang bekerja diharapkan memiliki profesionalisme terhadap

pekerjaan yang dijalankannya. Tidak terkecuali perempuan, sebagai perempuan

juga diharapkan dapat mematuhi segala peraturan yang diberikan oleh

perusahaan tersebut. Di dalam sebuah perusahaan terdapat budaya

organisasi12yang merupakan kekuatan sosial yang tidak tampak. Di dalam

perusahaan terdapat dimensi budaya yang menggambarkan bagaimana

individu-individu dalam organisasi memandang kekuasaan, dan konsekuensinya dalam

memandang perannya dalam mengambil keputusan, serta mempertanyakan

keputusan atau perintah yang tidak melibatkan masukan dari mereka, karyawan

ataupun bawahan tidak mencari peran dalam pengambilan keputusan. Mereka

menerima keputusan bosnya sebab bos yang sudah seharusnya memberi perintah

Seperti contoh perempuan yang bekerja di PTPN III jika mendapat tugas dari

atasan untuk dinas keluar kota selama beberapa waktu harus menerimanya, dan

harus rela meninggalkan suami dan anak di rumah. Ini merupakan tipe budaya

rentang kekuasaan rendah, karyawan akan menerima lebih banyak tanggung

jawab. Budaya rentang kekuasaan rendah cenderung lebih bersifat       

12

(12)

  individualistis. Sedangkan pada budaya kekuasaan tinggi pimpinan

mengharapkan inisiatif dari karyawannya untuk membuat inovasi besar, loyalitas

dan produktivitas.13

Budaya organisasi dapat mensosialisasikan14 dan menginternalisasikan15

para anggota organisasi. Budaya organisasi yang benar-benar dikelola akan

berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk berperilaku positif,

dedikatif dan produktif. Nilai budaya itu tidak tampak, tetapi haruslah dipatuhi

karena merupakan kekuatan yang mendorong perilaku untuk menghasilkan

efektivitas kerja.

Dalam konsepsi yang baru perempuan lebih memiliki kekuasaan untuk

mengekspresikan dirinya, sehingga lebih bisa mengembangkan kepribadiannya

dan minat pribadi. Perubahan yang memungkinkan perempuan lebih aktif

dengan kegiatan di luar rumah ini ditandai dengan semakin banyaknya

perempuan yang telah menikah memasuki dunia kerja.

      

13

Indonesian Journal of Sosial an Culture Anthropology ; Tipe dasar budaya(1991:175)

14

mensosialisasikan: sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi)

15 Menginternalisasikan: keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yg

(13)

  Teori ini merupakan gambaran akan digunakan peneliti dalam

mendeskripsikan peran ganda perempuan di sektor domestik dan publik yaitu:

a. Teori Nature ( dalam Budiman 1981) menjelaskan tentang adanya

perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat sehingga tidak

dapatberubah dan bersifat universal. Perbedaan biologis ini memberikan

indikasi dan implikasi bahwa diantara kedua jenis tersebut memiliki

peran dan tugas yang berbeda. Manusia, baik perempuan maupun

laki-laki, memiliki perbedaan kodrat sesuai dengan fungsinya masing-masing.

b. Teori Peran oleh Antropolog Robert Linton ( dalam Budiman 1981)

menjelaskan tentang interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang

bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai

dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama

yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya

peran sebagai orangtua, peran sebagai wanita, peran sebagai pekerja, dll.

c. Teori Hull (dalam Prisma dalam Asfar 1996) menyatakan bahwa suami

menyerahkan tugas domestik kepada istri. Suami merupakan kepala

keluarga sedangkan istri merupakan kepala rumah tangga yang memiliki

kekuatan.

d. Freiden (dalam L.Moore 1988) menyatakan bahwa wanita usahanya

keras untuk menyerupai pria. Namun wanita tidak perlu mengorbankan

perkawinannya dan peran mereka sebagai ibu hanya untuk karier.

(14)

  dicapai oleh seorang wanita. Freiden mengajak wanita berperan dalam

dunia publik tanpa mengajak lelaki ikut berperan dalam dunia rumah

tangga.

b. Hariet Taylor (dalam Darwin : 2001) mengatakan bahwa wanita diberi

kesempatan dalam hal ekonomi, sipil yang sudah sama namun dalam

hal-hal domestik masih berbeda. Urusan domestik tetap merupakan urusan

seorang istri.

1.3. Rumusan Masalah

Keluarnya perempuan dari sektor domestik dan memilih untuk bekerja

karena kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat sedangkan pendapatan

yang diperoleh dari suami terbatas sehingga membuat perempuan harus mampu

memenuhi kebutuhan tersebut. Perempuan diharapkan mampu bersaing dan

memiliki kualitas terhadap pekerjaanya . Sehubungan dengan hal tersebut dapat

dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kehidupan perempuan yang sudah menikah dan memiliki

anak melakukan peran ganda pada sektor domestik dan publik ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat kehidupan perempuan yang

sudah menikah dan memiliki anak melakukan peran ganda pada sektor domestik

(15)

  waktu dari bulan Agustus 2013 sampai pada selesai di PT. Perkebunana

Nusantara III.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah secara akademis

penelitian ini akan menambah wawasan keilmuan dalam bidang Antropologi.

Penelitian ini juga bermanfaat untuk membuka cakrawala bagi perempuan

terhadap peran dan fungsi mereka pada dunia kerja dan kehidupan berkeluarga

mereka dan juga untuk memperkaya literatur mengenai kehidupan perempuan di

dalam dunia pekerjaan.

1.5. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang didasarkan pada upaya

membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan

kata-kata, gambaran holistic (menyeluruh). Penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan

prosedur analisis statistic dan kuantitatif lainnya. Penelitian ini akan

mengumpulkan data kualitatif untuk menjawab persoalan dari permasalahan

peneliti.

Untuk memperoleh data-data yang dIbutuhkan, peneliti akan menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1.5.1. Teknik Observasi

Observasi adalah suatu tindakan untuk mengamati suatu gejala

(16)

  lapangan ataupun lokasi penelitian) dalam hal ini dilakukan di Kandir

PTPN III Medan. Teknik observasi ini dilakukan peneliti untuk

memperoleh gambaran penuh mengenai aktivitas, tindakan, percakapan,

tingkah laku dan semua hal yang dapat ditangkap panca indra oleh

pekerja-pekerja di perusahaan. Observasi yang dilakukan yaitu observasi

partisipasi yaitu dengan melakukan kegiatan pengamatan langsung di

lapangan, dan peneliti juga berusaha sedekat mungkin membangun

rapport16 dengan orang-orang yang bekerja di perusahaan PTPN III.

Peneliti akan menggunakan kacamata informan yang akan diteliti atau

emic view17

1.5.2. Teknik Wawancara

Di samping observasi masih ada teknik lain, yaitu wawancara.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu. Wawancara dilakukan dengan informan peneliti yaitu wanita pekerja di

Kandir PTPN III khususnya bagian 3.12 (TI/TB/CMR). Wawancara ini

dilakukan dengan teknik wawancara mendalam (indepth interview)

Wawancara sambil lalu dilakukan peneliti juga dengan pekerja lain

di PTPN III untuk memperkuat data yang telah didapat dari hasil observasi       

16

 Rapport: menjalin hubungan yang baik dengan informan

17

(17)

  dan wawancara mendalam. Wawancara ini dilakukan melalui percakapan

biasa dan sederhana. Namun peneliti tetap akan menyinggung

pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Wawancara mendalam merupakan wawancara yang berstruktur dan

mendalam. Wawancara mendalam proses menggali informasi secara

mendalam, terbuka, dan bebas dengan fokus yang diarahkan ke pusat

penelitian. Dalam hal ini metode wawancara mendalam yang dilakukan

dengan adanya daftar pertanyaan yang telah peneliti siapkan yaitu

interview guide, peneliti juga akan menggunakan data kepustakaan seperti

buku, koran, dan majalah yang berkaitan dengan informasi penelitian

untuk melengkapi data. Selanjutnya peneliti juga menggunakan tape

recorder pada saat wawancara, alat ini digunakan untuk mencegah

kealpaan pada saat berlangsungnya wawancara.

1.5.3. Informan penelitian

Sebelum melakukan wawancara mendalam peneliti akan mencari

terlebih dahulu beberapa informan untuk mendapatkan informasi mengenai

kehidupan perempuan yang bekerja di Perusahaan Nusantara III . Informan

peneliti adalah wanita pekerja di Kandir PTPN III bagian

3.12(TI/TB/CMR) yang sudah menikah dan memiliki anak. Peneliti

mengkhusukan di bagian 3.12 untuk mempermudah dalam mencari data

yang terkait juga dengan informan yang pertama kali peneliti kenal dan

(18)

  Untuk memperkuat data yang diinginkan dalam penelitian ini

informan juga tidak dibatasi kepada orang tertentu saja tetapi ditambah

juga dengan mewawancarai beberapa orang informan biasa yang berada di

lingkungan PTPN III.

1.6. Pengalaman Lapangan

Pertama kali peneliti datang ke Kandir PT.Perkebunan Nusantara III pada

bulan Juni 2013 untuk melakukan pengamatan dan melakukan wawancara

singkat. Wawancara pertama dilakukan kepada Ibu Nova yang menjadi informan

peneliti. Kemudian dari Ibu Nova peneliti ditunjukkan kepada wanita pekerja

lainnya sesuai dengan ketentuan dan karateristik informan.

Ruangan Ibu Nova berada di ruang 3.12 yang berada tepat di belakang

Mesjid Nuru Hikmah di kawasan Kandir PTPN III. Sebelum memasuki ruangan

3.12 ada satpam yang menjaga di depan ruangan dan bertanya kepada peneliti

tujuan kedatangan, dan ingin mencari siapa.

Setelah menjelaskan tujuan kedatangan maka peneliti diijinkan untuk masuk.

Pertama memasuki ruangan peneliti merasa segan dan takut karena suasana di

dalam sangat hening, semua karyawan sedang bekerja. Ada juga beberapa

karyawan yang berlalu lalang sambil membawa tumpukan kertas, dan beberapa

karyawan yang keluar masuk ruangan

Peneliti datang ke Kantor sekitar pukul 10.00 WIB, dan menemui informan

yang sudah janjian terlebih dahulu. Peneliti diperkenalkan dengan Ibu Nova dari

(19)

  Di bagian 3.12 terdiri dari 100 orang karyawan. 12 orang pekerja

perempuan dan 88 orang pekerja laki-laki. Peneliti bertanya kepada salah

seorang karyawan yang mana namanya Ibu Nova. Setelah menemui meja Ibu

Nova, peneliti dipersilahkan duduk. Peneliti memperkenalkan diri dan tujuan

kedatangan. Peneliti banyak bertanya mengenai kantor dan apa-apa saja yang

dikerjakan di PTPN III ini.

Peneliti merasa disambut baik oleh Ibu Nova dan ketika wawancara

berlangsung, Ibu Nova memanggil office boy untuk membuatkan minuman

kepada peneliti. Setelah selesai mewawancarai Ibu Nova peneliti permisi pulang

dan janjian untuk datang lagi keesokan harinya.

Keesokan harinya peneliti ditunjukkan untuk mewawancari Ibu Sudarta yang

banyak mengetahui tentang PTPN III, Ibu Sudarta menjelaskan banyak hal

seputaran dunia pekerjaan. Ibu Sudarta juga menjelaskan tentang kelapa sawit

kepada peneliti. Informan menyuruh office boy untuk mengambil beberapa buah

sawit yang jatuh. Ada beberapa pohon sawit yang berada di kawasan Kandir

PTPN III. Setelah diambil 3 buah buah sawit yang jatuh dan sudah matang Ibu

Sudarta menjelaskan yang mana inti sawit, cangkang dan minyak sawit.

Peneliti sering datang ke PTPN III sekitar pukul 12.00 WIB. PTPN III tidak

memiliki waktu istirahat, namun biasanya pekerja mengambil waktu santai

sekitar jam tersebut. Pekerja biasanya mengambil waktu untuk ISHOMA (

Istirahat, Sholat, Makan).

Peneliti mewawancarai 8 orang wanita pekerja di bagian 3.12 Kandir PTPN

(20)

  Nurmasita, Ibu Lili, Ibu Wita dan Ibu Yuni dan Ibu Sudiarty. Peneliti juga

mewawancarai Ibu S.Silalahi bagian SDM (Sumber Daya Manusia) untuk

meminta Rekapitulasi Kekuatan Renaga Kerja dan Penduduk Kandir PTPN III.

Peneliti juga mewawancari pekerja pria di Kandir PTPN III untuk

mengetahui hubungan antara pekerja di kandir PTPN III, bagaimana hubungan

antara sesama karyawan, hubungan karyawan dan atasan, dan juga bertanya

mengenai pandangan beberapa pekerja pria tentang kinerja seorang wanita

pekerja.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada karyawan di bagian kesehatan di

Balai PTPN III yang berada di depan kantor. Selain itu juga mewawancari

seorang karyawan yang berada di bagian IKBI.

Demikianlah sedikit pengalaman yang dapat diceritakan oleh peneliti selama

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian golongan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol biji buah A.integer (Thunb) Merr)

Hasil perancangan sistem kendali nirkabel pada pengemudian traktor mini Prinsip kerja dari sistem kendali kemudi dengan SPC Wireless Gamepad Interface adalah pada

Untuk kepentingan penjelasan pada setiap pertanyaan, pengguna dapat melihat penjelasannya pada kotak bantuan (sebelah kiri)6. Setelah selesai melakukan pengisian, lanjutkan

Uji statistik normalitas dan homogenitas pengaruh kombinasi konsentrasi dan waktu inkubasi terhadap jumlah sel bakteri Bacillus megaterium.. One-Sample

Pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis membuat Perancangan Sistem Informasi Inter Club Indonesia Kordinator Daerah Provinsi Sumatera Utara Berbasis Web

EVALUASI KELAYAKAN BISNIS BERBASIS ASPEK PEMASARAN D AN FINANSIAL PAD A USAHA CAFÉ ROEMAH SEBELAH.. Universitas Pendidikan Indonesia

Penilaian yang dilakukan terhadap dosen di UNISSULA dilaksanakan dengan berbasis pada pengawasan, artinya penilaian yang dilakukan terhadap dosen tidak saja

Motorik adalah gerakan yang mennggunakan otot-otot halus atau sebagain anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.Misalnya