MEDIA SEBAGAI RUANG PUBLIK
Sejarah Ruang Publik (Public Sphere)
Fundamen Ruang Publik
Sifat (Awal) Public Sphere
Prinsip Dasar Ruang Publik
Dinamika Ruang Publik
Konsepsi Ruang Publik
Jenis Ruang Publik
Format Ruang Publik Real
Substansi Ruang Publik
Tanggungjawab sosial media dan keterbukaan
Sejarah Ruang Publik (Public
Sphere)
•
Terminologi
public
sphere
(ruang
publik)
diperkenalkan pertama kali oleh Jurgen Habermas
pada 1962.
•
Public sphere muncul pada akhir abad 17 atau
awal abad 18 di Eropa khususnya dari Perancis
yang berupa : “forum pertemuan kaum borjuis
dimana anggota2nya selalu membaca suratkabar
dan jurnal lalu mendiskusikan antar kelompok”.
Adapun isi pembicaraan selalu berkaitan dengan
kepentingan umum.
•
Konsep ruang publik menjadi bagian isi buku
Fundamen Ruang Publik
•
Ruang publik juga merupakan area yang bebas dari
intervensi gereja maupun penguasa negara &
penguasa ekonomi.
•
Ruang publik ini memiliki prinsip fundamental yakni
terbuka untuk semua individu anggota masyarakat.
•
Konsepsi Ruang Publik adalah; suatu wadah/arena
tempat membangun diskusi publik yang dapat
diikuti setiap individu secara terbuka dan bebas
intervensi (termasuk ancaman dan paksaan) pihak
lain, serta membicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan kepentingan umum.
•
Format
ruang
publik:
klub
diskusi,
forum
Sifat (Awal) Public Sphere
•
Perkembangan awal ruang publik di Perancis adalah
representasi kepentingan umum tsb secara fisik
didukung birokrat (pejabat pemerintah) dan kaum
pengusaha.
•
Selanjutnya ruang publik berkembang seiring
munculnya kapitalisme pasca revolusi industri, dan
eksistensi ruang publik menjadi bagian dari
perpanjangan kepentingan pemilik kapital di awal
abad ke 19.
•
Oleh karenanya sejarah awal ruang publik itu
Prinsip Dasar Ruang Publik
(Murdock;1992 dlm Boyd Barrets:1995)
•
Kebutuhan dlm masyarakat demokratis adalah
kemampuan setiap warga negara mengakses
informasi.
•
Perlunya analisis & rekomendasi ttg kemampuan
masyarakat memahami hak2 pribadi.
•
Kemudahan untuk mengakses informasi dari luar
(inilah awal kebutuhan akan media sbg ruang
publik).
•
Perdebatan dlm area yang terkait pilihan politik
publik.
•
Fasilitasi warga utk mampu mengekspresikan
Dinamika Ruang Publik
(Menurut Jhon B.Thompson: dlm Boyd Barrets:1995)
• Pembentukan ruang publik relatif selalu difasilitasi media
massa sehingga tanpa batas geografis yang jelas serta berlangsung sering tanpa dialog.
• Proses transformasi struktural yg terjadi di Eropa saat
revolusi Perancis lahir bukan dari rahim ruang publik kaum borjuis, akan tetapi dari ruang publik kaum proletar.(buruh industri, buruh empang, buruh tuan tanah/lord).
• Ruang publik kaum borjuis amat bias gender karena
didominasi laki-laki ningrat, kaya dan terdidik.
• Thompson lebih menekankan bahwa pembentukan ruang
Konsepsi Ruang Publik
(menurut Jurgen Habermas;2007)
• Public sphere is “an arena, independent of government (even if it
receipt of state funds) and also enjoying autonomy from partisan economic forces, which is dedicated to rational debat (i.e.to debat and discussion which is not interested, disguised or manipulated) and which is both accessible to entry and open to inspection by the citizenry”. It is here, that public opinion is formed.
• Ruang publik merupakan sebuah ruang/tempat terjadinya
pertukaran bahasa –khususnya bahasa politik- diantara berbagai pihak yg mengambil peran mereka masing2 di dalamnya.
• Dalam hal ini politik adalah instrumen untuk mengabdi pada
upaya mewujudkan kepentingan umum.
• Praktik konsepsi ruang publik mengacu pada fundamen eksistensi
Jenis Ruang Publik
Ruang publik ideal: suatu ruang teoritis yg
didalamnya berbagai elemen publik dan
berbagai kepentingannya secara maksimal
dpt ditampung & direalisasikannya di dalam
ruang publik.
Ruang publik real: ruang publik nyata dlm
Format Ruang Publik Real
Ruang publik maksimal: ruang publik yg memiliki
kualitas kepublikan yg maksimal, maksudnya:
kondisi ruang yg mampu menampung secara
maksimal berbagai bentuk & kepentingan publik di
dalamnya.
Ruang publik minimalis yakni kondisi ruang yang
hanya
mampu
secara
minimal/terbatas
menampung bentuk dan kepentingan publik yang
beragam.
Substansi Ruang Publik
Menurut J.Habermas (2007) bahwa: ruang
publik merupakan zona/wilayah yang netral
dimana dominasi pemerintah, partai politik,
kelompok bisnis atau kelompok kepentingan
lainnya seharusnya dihapuskan.
Media massa dipandang sbg aktor sekaligus
forum diskursus publik yg terpenting, oleh
karenanya
media
massa
harus
mengembangkan konsep keterbukaan ruang
publik ?
Informasi Dalam Ruang Publik
Dalam
ruang
publik
setiap
aktor
menempatkan
dirinya
dalam
posisi
komunikasi tertentu.
Argumentasi yang disampaikan eksplisit.
Ungkapan
bahasa
yang
bersifat
komunikatif.
Informasi
tentang
posisi
komunikasi
disampaikan kepada publik yg memiliki
akses penuh ke dalam setiap wacana
debat publik (Yasraf A.Piliang: 2000).
Media massa sebagai salah satu bentuk
Peran Media Sbg Representasi
Hak-hak Warga Negara
•
Provider
ruang
publik
utk
mendukung
kepentingan berbagai kelompok yang ada.
•
Mengikuti pemikiran/wacana yang berkembang
di tengah masyarakat.
•
Menyediakan sumber informasi baru sbg
kekuatan kontrol sekaligus feedback bagi
pemegang kekuasaan (pemerintah).
•
Mendefinisikan tentang: civic, nation dan culture.
•Menciptakan garis pemisah/separasi yang tegas
Media Sbg Ruang Publik (1)
Demokrasi (liberal) dalam praktik membutuhkan
kehadiran ruang publik utk mendiskursuskan kepentingan umum dalam suasana bebas, terbuka dan rasional.
Paham demokrasi juga menempatkan media sbg “the
fourth estate” atau kekuatan keempat pada konteks mengekspresikan kepentingan umum di dalamnya.
Perkembangan kapitalisme (paham yang mengutamakan
kepemilikan modal & kebebasan individual) yang ditopang kemajuan teknologi ikut mempengaruhi eksistensi media massa sbg ruang publik.
Pengaruh kapitalisme thd peran media sbg ruang publik
Media Sbg Ruang Publik (2)
Pandangan kritis dari penganut Marxist (dlm Boyd Barrets: 1995) bahwa: media adalah agen ideologi (kepentingan) yg memainkan peran sentral dalam membangun dominasi kelas. Yakni kelas borjuis yg menguasai modal dan memiliki akses thd media massa untuk memaksakan kepentingan-kepentingannya.
Pandangan kritis juga menilai bahwa: media menggambarkan aktivitas pemilihan (politik) yg mapan dgn didramatisir adalah upaya melegitimasi struktur kekuasaan dlm demokrasi liberal: votting dilihat sbg ideologi praktis yg memperkuat mitos ttg demokrasi keterwakilan, keseimbangan politik serta kolektifitas dari determinasi diri”.
Tanggungjawab Sosial Media
• Teori tanggungjawab sosial media muncul sebagai
reaksi atas teori libertarian yang menjalankan fungsi pers. Namun tidak menerima cara2 yg ditempuh pemilik & para pengelola media.
• Inti dari pemikiran ttg tanggungjawab sosial media
adalah: siapa saja yang menikmati kebebasan juga memiliki tanggungjawab tertentu kepada masyarakat. (William L.Rivers;2003:99).
• Teori ini menempatkan media dalam menjalankan
Substansi Tanggungjawab
Sosial Media
• Teori tanggungjawab sosial media juga menyatakan
bahwa pers mendukung sistem ekonomi, menyajikan hiburan & menghasilkan laba. Namun fungsi ini dinomorduakan setelah fungsi promosi demokrasi & pencerdasan publik. Kebijakan media amat strategis dalam merealisasikan pandangan tersebut.
• Pendukung teori ini menyatakan: terdapat kekuatan2
(Syarat) Kebenaran & Makna
Dalam Berita
•
Media harus menyajikan pemberitaan yg benar,
komprehensif & mencerdaskan. Media dituntut
selalu akurat dan tidak berbohong.
•
Media harus berperan sbg forum pertukaran
pendapat, komentar & kritik. Artinya media sbg
penyebar gagasan; mendorong suatu masalah
kepada khalayak utk dibahas bersama, meski tidak
ada aturan yg mewajibkan pada pers utk fungsi ini.
•
Media harus menyajikan gambaran khas dari
setiap
kelompok
masyarakat.
Media
harus
Right to Inform
• Peningkatan tanggungjawab sosial membutuhkan jaminan kebebasan informasi. Hak untuk memperoleh informasi ternyata penting bukan saja bagi khalayak, namun juga untuk para pengelola media cetak maupun elektronik.
• UUD 1945 Pasal 28 F : “setiap orang berhak utk berkomunikasi dan memperoleh informasi utk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dgn menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
• UU No. 14 Tahun 2008 : Keterbukaan Informasi Publik (KIP) merupakan realisasi dari hak untuk memperoleh/mengakses infromasi tersebut.
• UU No.28/1999 Pasal 9: “Penyelenggaraan negara yg bersih dan bebas KKN maka masyarakat diberi hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi ttg penyelenggaraan negara”. Pasal ini menempatkan media sbg saluran strategis utk mewujudkannya sekaligus bisa dikategorikan sbg tanggungjawab sosial media.
(syarat) Kebenaran & Makna …
(2)
Media
harus
selalu
menyajikan
&
menjelaskan tujuan & nilai2 masyarakat.
Media berusaha mengaitkan suatu peristiwa
dgn hakekat makna keberadaan masyarakat
& hal2 yang harus diraih. Alasannya media
adalah instrumen pendidik masyarakat.
Media harus membuka akses penuh ke
Cakupan Right to Inform …(2)
Hak publik utk memantau atau mengamati
perilaku pejabat publik dlm menjalankan
fungsi publiknya ;
Hak pubik utk mendapatkan/mengakses
informasi;
Hak publik utk berpartisipasi dlm proses
pembentukan kebijakan;
Kebebasan berekspresi yg salah satunya
diwujudkan dalam kebebasan pers, dan;
Hak publik utk mengajukan keberatan
apabila hak2 di atas diabaikan, baik melalui
upaya
banding
administrasi
maupun
adjudikasi
(sarana
pengadilan
semu,
Substansi UU KIP
Informasi publik : informasi yg dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim dan/atau diterima oleh suatu badan publik yg berkaitan dgn penyelenggara atau penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yg sesuai dengan UU ini serta informasi lain yg berkaitan dgn kepentingan publik.
Pemohon informasi adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam UU ini.
Substansi UU KIP … (2)
Badan publik : lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan
badan lain yg fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dgn penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau bantuan luar negeri.
Pasal 9 : setiap badan publik wajib mengumumkan informasi publik secara berkala.
Sarana untuk memublikasikan informasi adalah media