DAFTAR PUSTAKA
1. Sungkar S. Pedikulosis. Dalam : Hadidjaja P, Margono SS,editor. Dasar Parasitologi Klinik. Edisi I. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.h.349-55. 2. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. Pediculus humanus capitis: an
update. Acta Dermatoven APA; 2008.17(4):147-59.
3. Burkhart CN, Burkhart CG. Scabies, Other Mites, and Pediculosis. Dalam : Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editor. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.Edisi ke-8.New York:McGraw-Hill;2012.h.2573-6.
4. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.Jakarta: Sagung Seto; 2011.h.256-59. 5. Mumcuoglu KY et al. International Guidelines for Effective Control of Head Louse
Infestations; J of Drugs in Dermatol ; 2007:6(4):409-14.
6. Mumcuoglu KY. Prevention and Treatment of Head Lice in Children. Pediatr Drugs; 1999:1(3):211-8.
7. Goates BM, et al. An Effective Nonchemical Treatment for Head Lice: A Lot of Hot Air. Offic J of the Am Acad of Pediatr ; 2006:118:1962-70.
8. Frankowski BL, Bocchini JA. Head Lice.
9. Head Lice Infestations:A Clinical Update. Canadian Pediatr Child Health; 2004:9(9):647-50
Offic J of the Am Acad of Pediatr; 2010:126:392-403.
10. Mumcuoglu KY, Gilead L, Ingber A. New Insights in Pediculosis and Scabies. Expert Rev.Dermatol;2009:4(3):285-93
11. Burkhart CG,Burkhart CN, Burkhart KM. An Assessment of Topical and Oral Prescription and Over-The-Counter Treatments for Head Lice. Mosby. J Am Acad Dermatol; 1998:38(6):979-82.
12. Seobo SIM,et al. A survey on head lice infestation in Korea (2001) and the therapeutic efficacy of oral trimethoprim/ sulfamethoxazole adding to lindane shampoo. The Korean J of Parasitol; 2003:41(1):57-61.
13. Eichenfield, Lawrence F, Colon-Fontanez, Francisco. Treatment of Head Lice. The Pediatr Infect Disease J. Wiliam & Wilkins 1998;17(5):419-920
14. Mumcuoglu KY. Control of Human Lice ( Anoplura : Pediculidae) Infestations : Past and Present. Am Entomot; 1996:42(3):175-8
15. Roberts RJ. Head Lice.N Engl J Med;2002:346(21):1645-50
16. Namazi MR. Treatment of pediculosis capitis with thiabendazole: a pilot study. Intert J of Dermatol 2003;42:973-6
17. Bush SE, Rock AN, Jones SL, Malenke JR, Clayton DH. Efficacy of the LouseBuster, a New Medical Device for Treating Head Lice (Anoplura : Pediculidae). J. Med. Entomol; 2011:48(1):67-72.
18. Jacobson CC, Abel EA. Parasitic Infestations.J Am Acad Dermatol; 2007:56:1026-43
21. Manrique-Saide P, Pavia-Ruz N, Rodriguez-Buenfil JC, Herrera H, Gomez-Ruiz P, Pilger D.Prevalence of Pediculosis Capitis in Children from a Rural School in Yucatan,Mexico.Rev.Inst.Med.Trop.Sao Paulo.2011;56(6):325-27
22. Jahnke C, Bauer E, Hengge UR, Feldmeier H. Accuracy of Diagnosis of Pediculosis Capitis.Arch Dermatol.2009;145(3):309-13
23. Flinder DC, Schweinitz PD. Pediculosis and Scabies. Am Fam Physician. 2004;69(2):341-4
24. Burkhart CN, Burkhart CG. Recommendation to Standardize Pediculicidal and Ovicidal Testing for Head Lice (Anoplura: Pediculidae). J.Med.Entomol. 2001;38(2):127-29
25. Duncan RA, Waterson S, Beattie TF, Stewart K. Contact burns from hair straighteners : a new hazard in the home. Emerg Med J. 2006;23(3):e21
26. Bryant H, Dixon F, Ellington A, Porter C. Hair straightening. In : Draelos ZD. Cosmetic Dermatol Product & Procedures. Blackwell Publishing Ltd. United Kingdom. 2010: 248-55
27. de Sa Dias TC, Baby AR, Kaneko TM, Valesca MVR. Relaxing / straightening of Afro-ethnic hair : historical over view. J of Cosmetic Dermatol 2007;6:2-5
28. Gray J. Hair Care and hair care products. Clinic in Dermatol 2001; 19: 227-36
29. Jusuf NK. Pengikalan dan pelurus rambut.m Dalam : Symposium & Workshop. Cosmetic dermatology update. “Everyting About Hair”. KSDKI. FK Unair. Surabaya; 2012:162-3
30. Boulduc C, Shapiro J.Hair Care product: waving, straightening, conditioning and coloring. Clinics in Dermatol.2001; 19:431-36
31. Draelos ZA. Hair Care. London : Taylor & Francis; 2005.h.240-79
32. Setyaningrum T. Perawatan kulit kepala dan rambut. Dalam : Symposium & Workshop. Cosmetic dermatology update. “Everyting About Hair”. KSDKI. FK Unair. Surabaya; 2012:162-3
33. Horev L. Exogenous Factors in Hair Disorders. Exog Dermatol; 2004 :3: 237-45 34. Dahlan MS. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan.Jakarta.
2005.h.64-6
35. Slonka GF, McKinley, McCroan SP, et al. Epidemiology of an outbreak of head lice in Georgia. The Am J of Trop Med and Hyg. 1976:25(5):739-43
36. Nada EEA, El-Nadi NA, Abu-El Dahab SH. Epidemiological studies on pediculosis capitis in sohag governorate.Egypt Dermatol Ol J 2 (1): 9,2006
37. Yousefi S, Shamsipoor F, Abadi YS. Epidemiological Study of Head Louse (Pediculus humanus capitis) Infestation Among Primary School Students in Rural Areas of Sirjan County, South of Iran. Thrita J Med Sci.2012;1(2):53-6
LAMPIRAN 1.
NASKAH PENJELASAN KEPADA PASIEN/ ORANGTUA/ KELUARGA PASIEN Selamat pagi/siang,
Perkenalkan nama saya dr.Riana Miranda Sinaga. Saat ini saya sedang
menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul
“Efektifitas Alat Pemanas Pelurus Rambut Dalam Penanganan Pedikulosis Kapitis”. Tujuan penelitian saya ini adalah untuk mengetahui apakah alat pemanas
pelurus rambut efektif dalam penanganan pedikulosis kapitis, untuk mengetahui
perbedaan jumlah kutu dan telur kutu pada kepala bagian kanan dan kiri, untuk
mengetahui perbedaan jumlah kutu kepala yang hidup dan mati sebelum dan setelah
pemanasan dengan alat pemanas pelurus rambut, untuk mengetahui perbedaan jumlah
telur kutu kepala yang hidup dan mati sebelum dan setelah pemanasan dengan alat
pemanas pelurus rambut dan untuk mengetahui efek samping yang dapat langsung
terjadi setelah pemakaian alat pemanas pelurus rambut.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif lain
data dasar ataupun data pendukung penelitian-penelitian selanjutnya mengenai
penanganan pedikulosis kapitis melalui sifat-sifat fisik kutu dan telurnya.
Penelitian ini akan saya lakukan pada pasien pedikulosis kapitis yang sebelumnya
diidentifikasi kutu dan telur kutunya yang dibantu dengan menggunakan kaca
pembesar.
Pedikulosis kapitis tersebut adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh
ektoparasit spesifik yaitu Pediculus humanus capitis.
Sedangkan alat yang digunakan untuk penanganan yaitu alat pemanas pelurus
rambut. Alat pemanas pelurus rambut adalah suatu alat yang digunakan untuk
meluruskan dan merapikan rambut yang menggunakan tenaga listrik dengan
menghasilkan udara panas dengan suhu 60˚C melalui dua pelat yang terbuat dari
logam atau keramik.
Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara bersedia ikut serta dalam penelitian ini,
maka saya akan melakukan tanya jawab terhadap Bapak/Ibu/Kakak/Adik/ Saudara
untuk mengetahui identitas pribadi secara lebih lengkap dan keadaan kesehatan
secara umum. Bila telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan penanganan ini,
maka akan dilakukan penanganan dengan cara :
Dilakukan pengambilan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Terhadap
sampel yang sudah memenuhi kriteria kemudian dilakukan pencatatan data dasar
a. Pada setiap pasien rambut kepala dalam keadaan kering dibagi menjadi 2
bagian. Sisi kanan sebagai lokasi rambut sebelum pemanasan (pre treatment)
dan sisi kiri sebagai lokasi rambut setelah pemanasan (post treatment).
b. Rambut sisi kanan dibagi dalam 10 bagian kecil dengan bantuan penjepit
rambut. Dilakukan penyisiran tiap bagian kecil dengan LMC sebanyak 20 kali
dan kutu dan telurnya ditampung di atas kertas putih. Kemudian diperiksa dan
dihitung jumlah kutu dan telurnya baik yang hidup maupun yang mati dengan
bantuan kaca pembesar. Pengerjaan ini dilakukan oleh asisten peneliti tanpa
diketahui peneliti.
c. Kemudian pada rambut yang telah disisir tadi dilakukan pemanasan dengan
menggunakan alat pemanas pelurus rambut dengan suhu 60°C selama 3 menit
pada setiap bagian kecil tersebut. Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti.
d. Rambut sisi kiri dibagi pula dalam 10 bagian kecil dengan bantuan penjepit
rambut kemudian pada setiap bagian kecil rambut tersebut dilakukan
pemanasan dengan menggunakan alat pemanas pelurus rambut dengan jarak 1
cm dari kulit kepala pada suhu 60°C selama 3 menit dari setiap bagian kecil.
Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti.
e. Setelah dilakukan pemanasan, pada bagian kecil rambut tadi dilakukan
penyisiran dengan LMC rambut sebanyak 20 kali dan hasil penyisiran
ditampung diatas kertas putih. Pengerjaan ini dilakukan oleh`peneliti.
kutu dibiarkan selama 3 jam sebelum dihitung dan untuk telur kutu dibiarkan
selama 10 hari pada suhu kamar sebelum dihitung.
g. Setelah 3 jam dilakukan pemeriksaan serta penghitungan jumlah kutu yang
hidup dan mati dengan bantuan kaca pembesar. Pengerjaan ini dilakukan
oleh asisten peneliti tanpa diketahui peneliti.
h. Kemudian dilakukan perbandingan jumlah antara tindakan b dan tindakan g
untuk menilai keberhasilan efek pemanasan pada penatalaksanaan PK dan
untuk mengetahui jumlah kutu pada sisi kanan dan kiri kepala. Pengerjaan ini
dilakukan oleh peneliti.
i. 10 hari kemudian dilakukan pemeriksaan dan penghitungan jumlah telur kutu
yang hidup dan mati dengan bantuan kaca pembesar. Pengerjaan ini dilakukan
oleh asisten peneliti tanpa diketahui peneliti.
j. Kemudian dilakukan perbandingan jumlah antara tindakan b dan tindakan i
untuk menilai keberhasilan efek pemanasan pada penanganan terhadap telur
kutu dan untuk mengetahui jumlah telur kutu pada sisi kanan dan kiri kepala.
Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti.
k. Pada kulit kepala dan rambut dilihat efek samping yang timbul (rambut patah,
eritema, rasa panas) setelah pemanasan.
Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i mengeluh adanya rasa nyeri pada kulit
kepala, atau terjadi kerusakan rambut Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i dapat segera
: Komplek Taman Setia Budi Blok G No.39 Medan, atau pergi ke rumah sakit
terdekat dengan terlebih dahulu menghubungi saya.
Peserta penelitian tidak akan dikutip biaya apapun dalam penelitian.
Kerahasiaan mengenai penyakit yang diderita peserta penelitian akan
dijamin.Keikutsertaan Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i dalam penelitian ini adalah
bersifat sukarela. Bila tidak bersedia, Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i berhak untuk
menolak diikutsertakan dalam penelitian ini. Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i
bersedia dan menyetujui pemeriksaan ini, mohon untuk menandatangani formulir
persetujuan ikut serta dalam penelitian.
Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i masih memerlukan penjelasan lebih
lanjut dapat menghubungi saya.