• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pola Pemupukan Dan Ánalisa Kandungan Nitrat Pada Sayur Brokoli ( Brassica oleracea cv. brocolli ) Di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pola Pemupukan Dan Ánalisa Kandungan Nitrat Pada Sayur Brokoli ( Brassica oleracea cv. brocolli ) Di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Pengertian dan Gambaran Sayur Brokoli

Brokoli tergolong kedalam keluarga kubis kubisan dan termasuk tanaman yang tidak tahan pada suhu panas. Brokoli dapat hidup didaerah dataran tinggi dengan suhu rendah. Panen brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60 hari sejak tanam sewaktu kropnya masih berwarna hijau.

2.4.1 Syarat Tumbuh 1. Faktor iklim

Jenis sayur ini dapat hidup di daerah dataran tinggi yaitu 1000-2000 meter diatas permukaan laut. Temperatur optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 150-180C. dan maksimum 240C.

2. Faktor tanah

Brokoli dapat dapat hidup di tanah ringan seperti Andesol. Syarat utama yaitu tanah yang subur, gembur, kaya akan bahan organik, tidak mudah becek, dan kisaran pH yaitu 5,5-6,5

2.4.2 Komposisi Kandungan Gizi Brokoli

Brokoli merupakan salah satu jenis sayur yang sangat berguna bagi tubuh. Zat vitamin dan mineral yang dikandung dapat mencegah penyakit kanker, memperkuat saraf janin, meredakan stress atau depresi, dan baik untuk meremajakan kulit.

(2)

Tabel 2.1. Komposisi Kandungan Gizi pada Brokoli Setiap 100 gram

Komposisi gizi Brokoli

Kalori (cal) Sumber : Direktorat Gizi Dep. Kes. R. I. (1981)

2.2.Pupuk

(3)

Menurut Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2001 Tentang Pupuk Budidaya Tanam, pupuk adalah bahan kimia atau organik yang berperan dalam penyediaan unsure hara bagi keperluan tanaman secara langsung maupun tidak langsung.

Pupuk adalah bahan yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman terutaman sayuran. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka dibutuhkan pupuk yang berkualitas. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman,dosis pupuk yang diberikan, waktu pemupukan, dan cara pemupukan. Akhir-akhir ini pupuk buatan banyak digunakan dalam kegiatan pertanian adalah pupuk buatan. Pupuk yang paling banyak dipakai terdiri dari elemen N, P, dan K atau disebut dengan pupuk majemuk lengkap. Hal ini dilakukan karena semakin sempitnya lahan pertanian sementara jumlah penduduk semakin meningkat. ( Soemirat,2002).

Justus Von Liebig (1840) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sangat tergantung pada ketersediaan unsur-unsur yang esensial yang berada dalam jumlah yang minimum dan diperbaiki dengan pemupukan.

2.2.1. Jenis – Jenis Pupuk

Menurut Peraturan Pemerintah No .8 Tahun 2001 Tentang Pupuk Budiaya Tanaman dapat dibedakan menjadi:

1. Berdasarkan jenis pembuatannnya

(4)

- Berdasarkan unsur haranya yaitu pupuk tunggal yaitu pupuk yang

hanya mengandung satu unsur hara. Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara.

- Berdasarkan kandungan unsur haranya yaitu tinggi (Urea, ZA,TSP),

sedang dan rendah.

- Berdasarkan kelarutannya yaitu yang larut air, larut asam, larut dalam

asam keras

- Berdasarkan reaksi kimia yaitu asam(Urea,ZA), netral( kapur

ammonium yang dicampur kapur gamping ) dan basa( NaNO3 ).

- Berdasarkan bentuknya yaitu pupuk dalam bentuk padat dan pupuk

dalam bentuk cair.

b. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar/seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat/cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.Jenis pupuk ini dibagi menjadi

- Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran

cair dari hewan ternak yang dicampur dengan alas kandang dan sisa-sisa makanan.

- Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan hijau yang

(5)

- Kompos adalah hasil akhir dekomposisi atau fermentasi dari tumpukan

sampah-sampah organik yang berasal dari tumbuhan atau tanaman atau yang berasala dari kotoran hewan.

- Night soil adalah tinja atau kotoran manusia yang berupa padat atau

cairan.

- Pupuk bungkil adalah pupuk yang berasal dari dari pabrik minyak

kelapa atau kacang. Tepung tulang, dan Tepung darah adalah pupuk yang berasal dari limbah rumah potong.

2.2.2 Kandungan Hara (Nitrogen) Pupuk

Pupuk Nitrogen yang larut dengan air , sebagian akan diserap oleh tanaman, sebagian akan ada yang terfiksasi menjadi bentuk tidak tersedia untuk tanaman, hilang melalui proses denitrifikasi, tercuci (leaching), tererosi, dan penguapan (volatilisasi). Sebagain berkompetisi dengan jasad-jasad renik yang menggunakan ion nitrogen sebagai sumber makanannya untuk pertumbuhannya. Namun Nitrogen yang dipakai jasad renik ini dibebaskan lagi ke tanah setelah jasad renik mati dan mengalami dekomposisi atau disebut dengan Immobilisasi Nitrogen.

(6)

konsentrasi nitrogen. Jika berlebihan maka tanaman akan membesar dan rentan terhadap penyakit. Sedangkan apabila jumlah nitrat lebih banyak maka sel-sel tanaman akan kuat sehingga lebih tahan terhadap penyakit (Rinoyuhendra,2011).

Tabel 2.2. Kandungan Nitrogen dan Salt Index dalam Pupuk

Pupuk Kadar hara Sumber : Harjowigeno.S,1995

2.2.3 Sifat Sifat Pupuk

Dalam pemberian pupuk ke tanah atau ke tanaman harus disesuaikan dengan sifat dari pupuk tersebut (Harjowigeno.S,1995) :

(7)

2. Kemasaman pupuk dapat menurunkan pH tanah sehingga perlu diketahui kandungan yang dapat ditambahkan ketanah untuk mengurangi kemasaman.

3. Higroskopisitas pupuk yaitu mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada diudara.

4. Bekerjanya pupuk yaitu waktu yang diperlukan pupuk mulai dari pemberian pupuk hingga pupuk tersebut dapat diserap tanaman dan memeperlihatakan pengaruhnya.

5. Indek Garam (salt index) yaitu sifat pupuk yang dapat meningkatkan konsentrasi garam di dalam laritan tanah.

2.2.4 Kegunaaan Pupuk

Unsur hara yang terkandung dalam pupuk sangat besar kegunaannya untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman :

1. Membuat tanaman lebih hijau dan segar dan banyak mengandung butir hijau daun yang mempunyai peranan penting dalam proses fotosintesis. 2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, dan lain-lain) 3. Menambahn kandungan protein tanaman

4. Dapat dipakai untuk tanaman seperti tanaman pangan, holikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

Gejala kekurangan unsur hara nitrogen pada tanaman yaitu : 1. Warna daun tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan

(8)

3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas

4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik ,sering sekali masak sebelum waktunya

2.2.5 Pola Pemupukan

Pemupukan adalah cara-cara atau metode serta usaha-usaha yang digunakan dalam pemberian pupuk atau unsur hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang normal. Dalam melakukan pemupukan, efektivitas dan efisiensi pemupukan harus diperhatikan untuk mendapatkan tanaman yang baik (Madjid.dkk,2010). Adapun efektifitas dan efisiensi pemupukan adalah:

1. Penentuan jenis pupuk

Memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan tambahan sangt penting diperhatikan. Jenis pupuk berdasarkan kelarutannya dan jenis tanah juga sangat diperhatikan. Misalnya ditanah gambut sangat cocok degunakan pupuk jenis Dolomit dan Rock Phosphate.

2. Penentuan waktu dan frekuensi pemupukan

(9)

pupuk yang bereaksi lambat terlebih dahulu diberikan kemudian pupuk yang bereaksi cepat yaitu diberikan terlebih dahulu TSP kemudian Urea. 3. Penentuan cara penempatan pupuk

Penempatan pupuk atau cara aplikasi pupuk ke dalam tanah sangat menentukan efektifitas pemupukan atau jaminan kesempatan pupuk itu dapat segera diserap tanaman yang banyak mengandung unsur hara. Setiap tanaman berbeda cara penempatan pupuk.ada beberapa cara penempatan pupuk yaitu cara larikan, cara sebar merata, cara pemupukan setempat, pemupukan melalui daun, dan pemupukan lewat air irigasi.

4. Dosis Pupuk

Dosis atau jumlah pupuk yang hendak diberikan ke tanah atau tanaman sangat penting diperhatikan. Dosis yang terlalu banyak atau kurang akan mempengaruhi jumlah unsur hara yanga akan diserap oleh tanaman.

2.2.6 Pemupukan Sayur Brokoli

(10)

Menurut Rahmat Rukmana (1994), frekuensi pemupukan pada sayur brokoli dilakukan sebanyak 4 kali yaitu :

1. Pada bedengan-bedengan diberi pupuk kandang 12,5-17,5 ton atau 12.500 -17.500 kg perhektar dan pupuk dasar campuran ZA,Urea, TSP,dan KCl sebanyak 1000 kg perhektar.

2. Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 7 -10 hari. Dengan pupuk ZA,Urea, TSP, dan KCl sebanyak 450 kg per hektar.

3. Pemupukan II dilakukan pada umur 20 hari dengan pupuk ZA, Urea, TSP,dan KCl sebanyak 450 kg per hektar.

4. Pemupukan susulan III pada umur 30-35 hari dengan pupuk ZA, Urea, dan KCl sebanyak 400 kg per hektar. Dan ditambah penyemprotan pupuk daun dengan kandungan Nitrogen dan Kaliumnya yang tinggi seperti Grow More, Complesal ataupun jenis Kemira.

Dalam hal ini jumlah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen diperlukan sebanyak 2300 kilogram per hektar dan jumlah pupuk kandang 12.500 kg perhektar.

(11)

2.2.7 Pengaruh pupuk terhadap lingkungan 2.2.7.1Pengaruh pupuk terhadap Tanah

1. Pengaruh pupuk terhadap sifat fisik tanah

Pemberian jumlah pupuk dalam jumlah yang banyak ke tanah akan merusak komponen tanah. Pupuk yang mengandung Natrium (Na) akan lebih banyak ditinggalkan di tanah. Na akan berikatan dengan asam-asam karbonat dan membentuk Natrium Karbonat (Na2CO3). Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah senyawa hidrofil sehingga agregat terdispersi dan agregat semakin lemah.

2. Pengaruh pupuk terhadap sifat kimiawi tanah

Pupuk yang mengandung unsur N dalam bentuk nitrat akan menaikkan pH larutan tanah. Pupuk jenis ZA dan Urea dapat memberi sisa asam sehingga dapat menurunkan pH tanah.

3. Pengaruh pupuk terhadap sifat Biologi tanah

Pupuk dapat mempengaruhi aktivitas organisme tanah, jumlah dan perkembangannya baik makrorganisme dan mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan unsure hara N, P, K, dan Ca dan membutuhkan Ph sekitar 6. Berdasarkan hal diatas pupuk dapat mempengaruhi kehidupan bakteri, fungi, dan aktoinomicetes.

2.2.7.2 Pengaruh pupuk terhadap Udara

(12)

2. Penguapan Amoniak ke udara dapat meningkatkan pH tanah sekitar akibat proses hidrolisis urea . Ion NH4+ dapat diubah menjadi menjadi NH3 (gas amoniak). Menurut Shankarcharya dan Mehta (1971) dalam Sanchez (1992), telah dilakukan penelitian di Gujarat, India, mengukur kehilangan akibat penguapan dilapangan sebesar 4 % jika digunakan 28 kg N/ha (Rukaesih Achmad, 2004 ).

2.3 Nitrat

Nitrat merupakan bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut didalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang sangat penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter (Effendi, 2003).

Nitrat merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonversi menjadi protein. Proses konversi yaitu

NO3- + CO2 + tumbuhan + cahaya matahari → protein

(13)

menjadi nitrat di dalam tanah. Oleh karena itu, pemberian pupuk yang berlebihan akan meningkatkan kandungan nitrat dalam tanaman. Pembuangan kotoran kandang terus menerus tanpa melalui saluran khusus ke dalam tanah akan mengakibatkan peningkatan ammonia dalam tanah. Selanjutnya melalui nitrifikasi terjadi pemebntukan nitrat-nitrit dari ammonia dalam tanah yang kemudian diserap oleh tanaman ( Cassel dan Barao,2000).

2.3.1 Sifat Fisik dan Struktur Kimia Senyawa Nitrat dan Nitrit

Nitrat dibentukm dari asam nitrit yang berasal dari amonia melalui proses kataitik.Nitrit merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen bentuk pertengahan dari proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit merupakan komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen. Nitrat mengikat tiga atom oksigen dan nitrit mengikat dua atom oksigen.

Pada kondisi yang normal baik nitrit ataupun nitrat adalah komponen yang stabil.Tetapi dapat meledak pada suhu tinggi. Biasanya karena adanya ion klorida, bahan metal, bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Apabila kebakaran tempat penyimpanan nitrat atau nitrit sangat berbahaya karena dapat menjadi gas beracun. Bentuk dari nitrat dan nitrit tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bersifat higroskopis (Sutiyoso, 2009).

2.3.2 Sumber Nitrat

(14)

pemanfaatan matahari serta serapan unsur hara sehingga mengakibatkan tanaman tidak tumbuh sempurna (Sutiyoso, 2009).

Pada daerah pertanian ammonia yang dihasilkan oleh kotoran hewan, sebagian akan naik ke atsmosfer dan sebagian dikonversi oleh mikroba tanah menjadi nitrat yang larut dalam air. Karena nitrat sifatnya mudah bergerak sehingga merupakan polutan utama didalam air. Secara alami nitrat didalam air tanah sangat kecil. Akan tetapi kegiatan pertanian, peternakan, ataupun limbah domestik unsur tersebut dijumpai dalam jumlah yang besar(Tupamahu,1997).

Menurut Steenvooden (Ompusunggu, 2009) didalam air kandungan nitrat berasal dari kegiatan limbah industri, septik tank,limbah kotoran hewan, dan limbah dari alat angkutan air seperti kapal dan perahu.

2.3.3 Nitrifikasi

Peristiwa terbentuknya nitrat dan nitrit di tanah dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dan bakteri Nitrococus.

- Bakteri nitrococcus adalah sebagai bakteri pengubah ammonia menjadi

nitrit. Prosesnya adalah sebagai berikut: 2NH3- +3O2 → 2NO2 - + 2H+ + 2H2O

- Bakteri nitrobacter adalah sebagai bakteri pengubah nitrit menjadi

nitrat. Prosesnya yaitu : 2NO2- + O2 → 2NO3

-Ada beberapa parameter yang mempengaruhi proses Nitrifikasi.Parameter yang mempengaruhi proses nitrifikasi (Novotny dan Olem, 1994) adalah :

(15)

2. Nilai pH yang optimumadalah 8-9

3. Bakteri yang melakukan nitrifikasi menempel pada sediment dan pada bahan padatan lain

4. Kecepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi lebih lambat daripada bakteri heterotof

5. Suhu optimum proses nitrifikasi adalah 200C - 250C

Menurut siklusnya, bakteri akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian digunakan oleh tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian menggunakan nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu nitrat dikeluarkan kembali ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut. Mikroba pengurai akan mengubah nitrat yang berbentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu nitrat juga dapat diubah menjadi nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan. Dan bakteri di lingkungan akan mengubah nitrit menjadi nitrogen.

2.3.4 Dosis dan Farmakonetika Nitrat

(16)

Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan RI No.492/MENKES/IV/2010 menyatakan bahwa kadar nitrat yang didalam air tidak boleh melebihi 50 mg/L. Sedangkan menurut USDA (United States Departemen Of Agriculture) membatasi pengggunaan nitrit sebagai garam sodium atau potassium yaitu 239,7 g/100 L larutan garam. Didalam daging seperti daging curing 62,8 g/100kg, dan untuk daging cacahan seperti sosis 15,7g /100 kg.

Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4 sampai 30 gram (atau sekitar 40 sampai 300 mg NO3/kg). Dosis antara 2 sampai 9 gram NO3 -dapat mengakibatkan methemoglobinemia. Nilai ini setara dengan 33 sampai 150 NO3-/kg. Dosis letal pada orang dewasa bervariasi antara 0,7 dan 6 gram NO2 -atau sekitar 10 sampai 100 mg NO2-/kg. Dengan dosis yang lebih kecil, akan dapat menyebabkan neonatus belum lengkap pembentukannya dan regenerasi didalam tubuh mereka. Kebanyakan kasus membuktikan bahwa neonatus langsung mengalami methemoglobinemia setelah air minum formula yang tinggi nitrit atau nitrat(Ruse.M. 1999).

(17)

Nitrit juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah karena efek vasoliditsinya. Gejala klinis yang timbul seperti nausea, vomitus, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, dan sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus ringan sianosis hanya tampak disekitar bibir dan membrane mukosa. Pada keracunan yang berat dapat menyebabkan koma atau tidak sadar, kejang (Ruse M.1999).

Dalam penelitian ini standar yang digunakan adalah Acceptable Daily Intake (ADI) nitrat menurut European Commission’s Scientific Committee For Food (ECSCF) Tahun 1995 berdasarkan berat badan manusia yaitu 3,65 mg/kg berat badan/hari. (Santamaria,1999).

Tabel.2.3. Acceptable Daily Intake (ADI) Nitrat menurut European Commission’s Scientific Committee For Food (ECSCF)

Tahun 1995 berdasarkan berat badan manusia. Berat badan(kg) ADI (mg/hari)

30 109,5 40 146,0

50 182,5 60 219,0 70 255,5 80 292,0

(18)

Tabel 2.4. Kadar Methemoglobin

Kadar Methemoglobin Gejala yang timbul

3% 3-10%

10-15%

15-20%

20-45%

45-55%

Kadar normal

Tidak ada gejala klinis

Kemampuan darah untuk mengikat oksigen berkurang dan darah menjadi warna cokelat

Terjadi sionosis dimana tubuh berwarna abu-abu, biasanya asymptomatic

Sakit kepala,pusing, lemah ,kurang produktivitas, kesulitan bernafas

Peningkatan depresi pada CNS (Sistem Saraf Pusat), koma, seizures, cardiac failure, cardiac arrhythmias, metabolic asiodosis

Sumber : Ruse,1999

2.3.5 Nitrat di Lingkungan

Senyawa nitrat ada di lingkungan secara alami. Seperti di air, udara, makanan, tumbuhan (sayuran), daging. Akan tetapi di beberapa elemen lingkungan jumlah senyawa nitrat dalam jumlah yang kecil.Sayuran yang dibudidayakan di rumah kaca biasanya memiliki kandungan nitrat lebih tinggi daripada sayuran yang didak dibudidayakan dengan rumah kaca yaitu 2500 mg/kg.

Menurut Gardener (1991), aktivitas nitrat reduktase pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

(19)

Kondisi dengan pH turun atau naik akan mempengaruhi enzim, Dengan alasan ini dalam pengukuran nitrat reduktase digunakan larutan buffer Nafosfat untuk menyeimbangkan pHnya.

2. Pengaruh konsentrasi

Konsentrasi berbanding lurus dengan enzim, selain itu juga berpengaruh pada pada kerja enzim

3. Cahaya yang ditangkap oleh daun

Cahaya berfungsi meningkatkan aktivitas nitrat reduktase dan peningkatan laju reduktase nitrat menjadi ammonium.

4. Temperatur

Enzim tahan pada temperatur yang rendah dan akan mati pada temperature diatas 50 derajat celcius.

5. Pengaruh zat penghambat (tannin dan fenol) 6. Umur tanaman.

Pada air hujan konsentrasi nitrat mencapai 5 mg/L yang dilakukan di daerah industri. Didaerah pedesaan, konsentrasi nitrat airnya lebih rendah dibandingkan di daerah perkotaan atau industri. Aktifitas pertanian yang dilakukan manusia telah banyak meningkatkan kadar nitrat karena penggunaan pupuk yang berlebihan. Nitrat dan nitrit mudah tercampur dengan air. Di beberapa Negara di Eropa konsentrasi nitrat mencapai peningkatan dua kali lipat selama 20 tahun terakhir. Dimana hal ini didukung oleh jenis tanah dan keadaan geologi (WHO, 2007).

(20)

nitrat, isisorbid dinitrat (vasodilator untuk terapi penyakit arteri koroner).Tingginya kadar nitrat di air minum terutama air yang berasal dari pengolahan air sungai dan air yang berasal dari air sumur yang dekat dengan daerah pertanian.

2.3.6 Dampak Nitrat Pada Kesehatan Manusia

Nitrat pada air maupun makanan dapat menimbulkan efek yang membahayakan bagi kesehatan. Efek buruk nitrat pada kesehatan telah teruji pada hewan percobaan dan pada manusia. .

2.3.6.1Pada Orang Dewasa dan Bayi Berusia Diatas Tiga Bulan

Kasus methaemoglobinaemia pernah terjadi pada orang dewasa karena kecelakaan atau dampak dari pengobatan medis. Gangguan yang diakibatkan pada orang dewasa adalah gangguan GI, diare bercampur darah dan disusul konvulsi, koma, kejang dan bila tidak tertolong akan menyebabkan kematian. Keracunan kronis mengakibatkan depresi, sakit kepala, dan ganngguan mental (WHO,2007). 2.3.6.2 Pada Bayi Berusia Dibawah Tiga Bulan

(21)

yang rentan terhadap pembentukan metHb yaitu wanita hamil yang kekurangan glukosa.

Toksisitas nitrat pada manusia terutama disebabkan oleh penguraian nitrat menjadi nitrit. Dampak biologis nitrit pada manusia yaitu peranan nitrit dalam proses oksidasi Hb yang normal menjadi metHb dan menyebabkan darah tidak dapat mengangkut oksigen ke jaringan atau mengurangi transportasi oksigen keseluruh jaringan tubuh. Ketika konsentrasi metHb mencapai 10 % dari konsentrasi Hb normal didalam darah manusia, maka akan terjadi methaemoglobinaemia yang menyebabkan sianosis dan pada konsentrasi tinggi dapat menyebabakan asfiksia (WHO, 2007).

(22)

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep 1. Karakteristik petani brokoli

2. Frekuensi pemupukan pada

sayur brokoli

3. Jenis dan dosis pupuk yang

digunakan oleh petani brokoli

4. Tindakan petani brokoli dalam

penggunaan pupuk

5. Jarak tanaman dengan pupuk

yang diberikan petani

Ada Tidak Ada

Uji Kualitatif nitrat Uji Kuantitatif nitrat

Memenuhi ADI (mg/hari) Nitrat menurut ECSCF

Tahun 1995

Tidak Memenuhi ADI (mg/hari) Nitrat menurut ECSCFTahun

Gambar

Tabel 2.1. Komposisi Kandungan Gizi pada Brokoli Setiap 100 gram
Tabel 2.2. Kandungan Nitrogen dan Salt Index dalam Pupuk
Tabel 2.4. Kadar Methemoglobin
Gambar 2.1. Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

kepada polisi karena telah mengamputasi kaki yang salah dari seorang pasien pada suatu prosedur emergensi. Hal lain yang sempat menjadi perhatian peneliti mengenai

Dari hasil jawaban responden untuk variabel Rekrutmen (X1) masih banyak responden yang menjawab ragu-ragu dengan total 49 responden untuk pernyataan “Proses

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : daun anggur (Vitis vinifera L) yang diperoleh dari kota Kartasura; bakteri Staphylococcus aureus yang diperoleh dari

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita

x Retak sambungan bahu perkerasan, retak memanjang, umumnya terjadi pada sambungan bahu dengan perkerasan. Retak dapat disebabkan kondisi drainase dibawah bahu jalan lebih

•  To establish a modular architecture, create a schematic of the product, and cluster the elements of the schematic to achieve the types of product variety desired.. Establishing

Penulis mencoba mengadopsi whistleblowing intention menjadi variabel pemoderasi antara variabel tekanan waktu dengan kinerja auditor karena diperkirakan dengan adanya

Gambar 6., menunjukkan pola indeks pengangkatan atau Surface Lifted Index ( SLI ) yang terjadi di wilayah Jawa Barat pada tanggal 22 Desember 1998 menunjukkan kesesuaian dengan