BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Medan, ibu kota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar
ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di
wilayah barat, kota Medan harus menyiapkan diri untuk menstimulasi,
mengakomodasi dan mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan sebuah kota
metropolitan. Sejalan dengan hal tersebut, visi kota Medan untuk menjadi kota
metropolitan yang modern, madani dan religius, selayaknya terus dikembangkan
dalam semua kegiatan pembangunan.
Salah satu wadah yang diharapkan dapat menjadi tempat di mana aktivitas
bisnis khas urban terakomodasi dengan baik adalah Central Business District (CBD). Di dalam kawasan CBD ini terdapat berbagai sarana dan prasarana kegiatan bisnis
yang integratif, di samping juga ruang-ruang wadah kegiatan umum yang menjadi
tempat aktivitas sosial budaya dan wisata masyarakat.
Sebagai salah satu bandar udara yang cukup sibuk di luar Jawa, saat ini
kondisi Bandara Polonia Medan sudah melebihi kapasitas layannya. Di samping itu,
letak bandara yang berada di jantung kota Medan mengakibatkan terganggunya
kenyamanan dan keamanan penduduk kota oleh aktivitas bandara. Dari segi
lingkungan, potensi meluapnya sungai Babura telah beberapa kali menyebabkan
Berbagai masalah yang terjadi pada Bandara Polonia saat ini menjadi
pertimbangan utama untuk perencanaan Bandara baru yang berlokasi di Kuala Namu
Kabupaten Deli Serdang. Berbagai infrastruktur, seperti sarana transportasi juga telah
disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Bandara baru ini diharapkan
dapat menjadi bandara internasional yang representatif aman dan nyaman bagi
aktivitas bandara dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat di luar bandara.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa sebelum kompleks bisnis
CBD Polonia ini dibangun, kompleks bisnis CBD Polonia adalah sebuah lahan hijau
yang memiliki ekosistem alami. Namun setelah dilakukan pembangunan kompleks
bisnis CBD Polonia ini, secara langsung ekosistem pada kawasan Kuala Namu ini
menjadi terganggu. Dimana pohon beserta ekosistemnya ikut hilang bersamaan
dengan penebangan yang dilakukan guna mensukseskan pembangunan bandara ini.
Namun hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip ekologis seperti yang dikatakan oleh
Ernest Haeckel, yang menjelaskan tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dan lingkungannya (Haeckl, 1869).
Untuk mengantisipasi perubahan ekosistem pada kawasan kompleks bisnis
CBD Polonia ini, diperlukan tindakan yang bijak dalam hal penerapan nilai-nilai
ekologis dalam lingkungan kompleks bisnis CBD Polonia. Sehingga diharapkan
nantinya setelah kompleks bisnis CBD Polonia ini beroperasi, kompleks bisnis CBD
Polonia ini minim gangguan terhadap ekosistem di sekitar kawasan bandara ini.
Dengan menerapkan prinsip ekologis, diharapkan akan dapat terbentuk sebuah
lingkungannya. Dimana perbandingan antara lahan terbangun dan areal hijau
berimbang, sehingga nantinya para pengunjung dan pengguna kompleks bisnis CBD
Polonia akan merasa nyaman dengan nuansa alami yang terbentuk dalam kawasan
ini.
Sebagaimana yang kita kertahui bersama bahwa kompleks bisnis CBD
Polonia merupakan kawasan yang memiliki tingkat polutan yang cukup tinggi,
peningkatan suhu thermal kawasan akibat lahan terbangun, yang dalam
menanggapinya sering sekali mengorbankan alam sebagai konsekuensinya. Jika tidak
ditangani secara ekologis, maka tingkat kenyamanan kawasan akan berkurang akan
merugikan alam dengan penggunaan energi listrik secara berlebihan untuk
penggunaan air conditioner (AC) dan lampu yang energinya berasal dari eksplorasi hasil alam yang dapat habis jika digunakan dengan boros.
Kasus yang dipilih Penulis dalam hal ini adalah untuk bangunan Town House
di kompleks bisnis CBD Polonia ini, dimana idealnya penghuni dalam kesehariannya
rata-rata akan memanfaatkan bangunan dengan fungsi bisnis selama lebih dari 10
jam. Dengan aktifitas yang pendek tersebut, maka perlu diperhatikan penggunaan
energi pada bangunan, sehingga energi yang digunakan tepat guna, efisien dan ramah
lingkungan. Oleh sebab itu keberhasilan sistem ventilasi untuk pengudaraan alami,
pencahayaan alami, penyediaan air bersih, ruang terbuka hijau dan teknologi
pengkonversian energi alami diharapkan akan dapat lebih meningkatkan
dimana pada periode pagi sampai sore hari Town House ini dapat memanfaatkan energi alami sebagai sumber energinya yang mandiri sehingga penggunaan energi
berbayar dari PLN dan PDAM dapat diminimalisir pemakaiannya. Metode ini
diharapkan akan dapat menekan biaya pemeliharaan dan operasional Town House
dalam jangka waktu yang panjang.
Dengan terciptanya rancangan bangunan yang ekologis ini diharapkan
Kawasan kompleks bisnis CBD Polonia ini dapat menjadi kawasan yang hemat
energi dengan energi mandiri, ramah terhadap lingkungan berserta ekosistemnya,
alami dan nyaman bagi semua pihak yang datang ke kawasan bandara ini. Baik itu
pengguna gedung maupun bagi para pengunjung kompleks bisnis CBD Polonia.
1.2 Alasan Pemilihan Topik
Dalam penelitian ini Penulis memilih topik bangunan Town House yang menerapkan prinsip bangunan ekologis pada kompleks bisnis CBD Polonia. Dimana
desain Bangunan mengadopsi sistem ventilasi untuk pengudaraan alami, pencahayaan
alami, penyediaan air bersih, dan teknologi pengkonversian energi alami dengan
memanfaatkan potensi-potensi energi yang terdapat di kawasan perencanaan.
Disisi lain alasan pemilihan topik ini didasarkan pada masa penggunaan
bangunan dengan fungsi bisnis selama lebih dari 10 jam. Dengan aktifitas yang
pendek tersebut, maka perlu diperhatikan penggunaan energi pada bangunan,
sehingga energi yang digunakan tepat guna, efisien dan ramah lingkungan. Oleh
penyediaan air bersih, ruang terbuka hijau dan teknologi pengkonversian energi alami
diharapkan akan dapat lebih meningkatkan kenyamanan, kesehatan dan produktivitas
kerja penghuni Town House. Diharapkan pengunaan energi pada bangunan Town House ini tepat guna dan efektif, dimana pada periode pagi sampai sore hari Town House ini dapat memanfaatkan energi alami sebagai sumber energinya yang mandiri sehingga penggunaan energi berbayar dari PLN dan PDAM dapat diminimalisir
pemakaiannya. Metode ini diharapkan akan dapat menekan biaya maintenance dan operasional Town House dalam jangka waktu yang panjang (Yeang, 2006).
Dimana topik ini menarik minat Penulis untuk dapat menciptakan desain
bangunan yang dapat memberikan pemecahan permasalahan yang dapat terjadi di
Kawasan kompleks bisnis CBD Polonia ini secara tepat guna, efisien, alami, ramah
lingkungan dan bersifat mandiri.
1.3 Perumusan Masalah
Adapun beberapa permasalahan yang terjadi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan kompleks bisnis CBD Polonia kurang memperhatikan faktor
alam, sehingga ekosistem alami kompleks bisnis CBD Polonia ini menjadi
terganggu. Sehingga akan mempengaruhi tingkat kenyamanan alami bagi
pengguna bangunan.
dengan lahan untuk area terbuka hijau, hal ini diperburuk dengan material
aspal dan kaca yang cukup dominan. Secara visual, bangunan Town House
identik dengan bentuknya yang masif dan menggunakan material yang
kaku dan sangat jarang dikombinasikan dengan elemen alami seperti
vegetasi dan air yang memiliki manfaat positif pada bangunan selain faktor
estetika yang akan dapat diciptakannya.
3. Bangunan Town House pada umumnya mengaplikasikan sistem
penghawaan buatan dengan menggunakan AC, penerangan buatan seperti
penggunaan lampu di siang hari, penggunaan air secara tidak efisien, dan
terlalu bergantung pada energi dari pihak PLN dan PDAM yang dalam
operasionalnya menggunakan hasil dari eksplorasi alam yang jika
dipergunakan secara berlebih akan berdampak buruk bagi keseimbangan
ekosistem di alam ini.
4. Bangunan Town House cenderung mengaplikasi sistem pengudaraan, penyediaan air bersih dan pencahayaan buatan, hal ini menyebabkan biaya
untuk pemeliharaan dan perawatan (maintenance) menjadi tinggi. Hal ini disebabkan oleh sistem tersebut memiliki batas pemakaian yang harus
selalu diperbaiaki bahkan diperbaharui untuk penggunaannya dalam jangka
pemakaian tahunan. Hal ini dinilai boros dan tidak efisien, karena untuk
perawatannya harus membayar jasa perawatan dari pihak luar dan tidak
dapat memaksimalkan tenaga kerja sendiri untuk perawatan sistem
pencahayaan alami dan penyediaan air alami, maka biaya pemeliharaan dan
maintenance akan rendah dan pada prosesnya dapat memanfaatkan jasa dari pihak pemeliharaan gedung sendiri, sehingga biaya pemeliharaan dan
perawatannya akan semakin rendah. Hal ini tentu akan menjadi langkah
strategis, terutama untuk bangunan Town House yang sebenarnya memiliki visi untuk terus meningkatkan keuntungan.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari Arsitektur Ekologis adalah:
1. Menciptakan bangunan yang mandiri dan memiliki tingkat kenyamanan
alami yang baik yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
2. Menciptakan bangunan yang nyaman bagi kondisi thermal, auidial
maupun visual dengan cara alami. Untuk itu bangunan harus tanggap terhadap masalah dan potensi iklim dan konteks lingkungan setempat
sehingga menghasilkan sistem bangunan alami yang hemat energi.
3. Menciptakan suatu bangunan Town House dengan menerapkan prinsip-prinsip ekologis.
4. Menciptakan sistem bangunan yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan
dipelihara dengan tenaga kerja setempat.
1.5 Manfaat
1. Terciptanya sistem bangunan yang dapat menghasilkan energinya sendiri
(misalnya, energi panas yang menggunakan photovoltaic, atau energi angin) (Yeang, 2006). Terciptanya komunitas bangunan yang hemat
energi ini maka diharapkan kawasan ini akan menjadi kawasan yang
berkelanjutan dan sangat nyaman bagi para pendatang, pekerja dan
orang-orang yang bermukim di kawasan kompleks bisnis CBD Polonia ini.
2. Terciptanya kenyamanan bagi pengguna bangunan Town House.
3. Terciptanya bangunan yang ramah lingkungan dengan menerapkan
prinsip-prinsip bangunan ekologis, baik itu dari segi pecahayaan alami,
pengudaraan alami dan penyediaan air bersih alami.
4. Terciptanya dampak positif bagi keberlangsungan operasional Town House secara khusus dan keberlangsungan lingkungan di sekitarnya, dan terciptanya prinsip hemat energi, low-cost maintenance, dan ramah lingkungan. Yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi
keuntungan yang menggunakan Town House hemat energi ini.
Harapannya adalah desain bangunan Town House dengan menerapkan konsep hemat energi ini dapat menjadi inspirasi bagi perencanaan
bangunan di sekitarnya
1.6 Keluaran
Bentuk keluaran dari kegiatan perencanan dan atau perancangan adalah
1. Penerapan prinsip ekologis pada bentuk dari desain bangunan,
konfigurasi bentukan dan efisiensi fungsional bangunan Town House
yang dalam hal ini adalah Orientasi Bangunan.
2. Penerapan konsep roof garden yang dalam hal ini meliputi adalah varietas vegetasi yang digunakan, sistem pengairan roof garden, dan
urban farming.
3. Penerapan prinsip ekologis pada ventilasi bangunan Town House yang dalam hal ini adalah Ventilasi Silang (peranan vegetasi).
4. Penerapan prinsip ekologis pada pencahayaan bangunan Town House
yang dalam hal ini adalah pencahayaan alami dan perlindungan dari
iklim (peranan vegetasi).
5. Penerapan prinsip ekologis sebagai energi alternatif bangunan Town House dalam hal ini adalah penyediaan air bersih pemanfaatan curah hujan.
1.7 Metodologi
Metodologi yang dipergunakan adalah dengan cara mengadakan pengukuran
pada kenyamanan dengan menggunakan kondisi awal pada bangunan Town House di CBD Polonia. Beberapa parameter yang diukur adalah sudut bayangan, temperatur,
kelembaban, angin, curah hujan, dan pergerakan matahari. Metode yang diaplikasikan
adalah metode Georg Lippsmeier. Dimana dengan adanya pengukuran
dapat merasakan kenyamanan secara maksimal dengan penggunaan energi buatan
secara minimal.
1.7.1 Pengukur sudut sayangan
Pengukur sudut bayangan ini dilakukan bertujuan untuk dapat
memperhitungkan jatuh bayangan dan bidang pembayang. Hal ini bermanfaat untuk
mengetahui shadding pada fasad bangunan berhasil membuffer sinar terik matahari sehingga para pengguna gedung Town House merasa nyaman. Contoh metode ini dapat kitalihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Pengukur Sudut Bayangan Sumber: Lippsmeier, 1994
1.7.2 Diagram matahari
Diagram matahari ini dengan bantuan diagram pengukur sudut bayangan
digunakan untuk mengetahui pembayangan suatu bidang secara horisontal dan
vertikal. Dengan mengetahui pembayangan yang terjadi pada putaran matahari tiap
untuk mendapatkan pencahayaan alami siang hari. Contoh metode ini dapat kita lihat
pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Diagram Matahari Sumber: Lippsmeier, 1994
1.7.3 Software google sketchup 8
Software ini memiliki fitur aplikasi geo-location yang dapat memudahkan aplikator dalam menganalisa kondisi kawasan eksisting. Langkah pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan membangun sebuah massa bangunan, langkah kedua adalah
mengaplikasi fitur geo-location, selanjutnya aplikator harus menentukan titik koordinat dari kawasan perencanaan. Setelah tahapan tersebut dilakukan, maka
aplikator telah berhasil mengidentifikasi kawasan perencanaan. Setelah itu aplikator
dapat mengaplikasi fitur shadow pada kawasan perencanaan, dimana tersedia parameter mulai dari bulan dalam satu tahun dan jam dalam satu hari. Hal ini akan
dapat memudahkan analisa pencahayaan dan analisa orientasi bangunan pada desain.
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Contoh metode ini dapat kita lihat pada
Gambar 1.3 dan 1.4.
Gambar 1.3 Pengukur Sudut Bayangan Sumber: Google Sketchup 8
Gambar 1.4 Pengukur Sudut Bayangan Sumber: Google Sketchup 8
1.7.4 Software ecotect
Software ecotect adalah sebuah program yang dapat diaplikasikan untuk menganalisis pengaruh sinar matahari, pergerakan angin, dan kondisi thermal
yang dilakukan oleh Penulis akan semakin tajam dan dapat menciptakan desain
bangunan Town House yang baik secara visual dan ramah lingkungan. 1.7.4.1Analisa thermal
Program software ecotect memiliki kemampuan menganalisa dengan baik kenyamanan suhu Thermal dari desain yang Penulis rencanakan, dengan adanya analisa ini diharapkan Penulis dapat mengidentifikasi kenyamanan suhu Thermal
secara komprehensif. Dengan adanya software ini Penulis dapat mengetahui beberapa indikator yang dapat mengakibatkan kenyamanan dan ketidaknyamanan suhu
Thermal pada desain yang Penulis rencanakan.
Program software ecotect ini juga dapat mengidentifikasi penggunaan sumber daya alam pada bangunan seperti gas, elektrikal, fossil, pemanas dan pendingin pada
bangunan. Sehingga Penulis dinilai akan dapat mengetahui keberhasilan dari desain
bangunan, hal ini dapat dilihat pada simulasi kenyamanan thermal pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5 Analisa Kenyamanan Thermal
1.7.4.2Analisa shadding
Analisa shadding dilakukan untuk dapat mengetahui orientasi dari desain bangunan sehingga dapat terhindar dari ketidaknyamanan akibat dari penyinaran
matahari secara berlebihan. Contoh metode ini dapat kitalihat pada Gambar 1.6.
Gambar 1.6 Analisa Shadding Sumber: Ecotect Analysis 2011
1.8 Sistematika Penulisan Tesis
Dalam penulisan tesis ini dibutuhkan sistematika penulisan yang baik dan
benar pada penulisan tesis ini. Beberapa hal yang menjadi hal penting dalam
sistematika penulisan ini antara lain, latar belakang tesis, maksud dari Penulis dan
tesis ini, permasalahan yang terdapat pada eksisting kawasan, metode penulisan,
analisa kawasan, dan penerapannya pada desain bangunan. Hal ini dapat dilihat pada
ANALISA
•Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.
PENERAPAN KONSEP PADA DESAIN BANGUNAN
Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan
LATAR BELAKANG KASUS
• CBD Polonia adalah pusat bisnis di Kota Medan
• Faktor alam (Angin, curah hujan, intensitas cahaya matahari yang cukup sepanjang tahun) • Tingkat Polutan yang tinggi akibat aktifitas bandara dan zona pendukung
• Suhu thermal pada kawasan CBD Polonia cukup tinggi
MAKSUD
• Menciptakan suatu bangunan hemat energi dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim (matahari, angin, serta lingkungan landscape).
• Memberikan kenyamanan pengguna dalam hal ini manusia dan melibatkannya upaya penyatuan unsur pasif (struktur) dengan lingkungan biosfer.
• Mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan memanfaatkan unsur-unsur vertical landscape
PERMASALAHAN
− Tingkat Polutan yang tinggi akibat aktifitas bandara dan zona pendukung (kendaraan)
− Suhu thermal pada kawasan CBD Polonia cukup tinggi (bangunan kaca, l b ildi )
T E S I S D E S A I N
Penerapan Konsep Arsitektur Ekologis Pada Bangunan Town House di Kawasan CBD Polonia Medan