Pergeseran Politik Global dan Pengaruhnya di Indonesia
Jum’at (20/12/2013), sekumpulan mahasiswa yang terdiri dari berbagai elemen dan kampus-kampus di Yogyakarta, untuk kedua kalinya melakukan pertemuan di kantin Realino USD, setelah sebelumnya melakukan pertemuan di lobby FH UAJY (16/12/2013). Pertemuan ini, menjadi awal untuk pertemuan-pertemuan rutin seterusnya yang dikemas dalam kemasan "KONSOLIDASI PEMIKIRAN", yang dimotori oleh "SANGGAR BELAJAR BIDAN NIGHT", dengan agenda besar " FROM JOGJA BEGINNING REVOLUTION ".
Agenda di atas, terkesan horror alias menakutkan. Atau bahkan tidak masuk akal bagi banyak orang. Tapi sekumpulan mahasiswa tersebut percaya bahwa keabadian hanya ada dalam perubahan. Meski minoritas, namun keyakinan akan perubahan yang dimobilisasi oleh "MINORITAS PROGRESIF", semakin kukuh dan mendapat tempat dari hati orang-orang yang marah dan getar melihat setiap ketidakadilan, penghisapan dan penindasan.
****
Namun, di tengah perebutan kenikmatan itu, si kapitalis-kapitalis ini, dalam dirinya sendiri mengalami perpecahan. Berdiri dua kubu, yakni antara kapitalisme konservatif yang ingin mempertahankan status quo karena kemapanannya, dan kapitalisme progresif yang menghendaki perubahan-perubahan, semisal menaikkan daya beli masyarakat dengan tujuan agar cara kerja kapiltalisme tidak terputus dan stagnan, atau bahkan jangan sampai melahirkan jurang pemisah yang lebar yang bisa menimbulkan perlawanan tanpa kompromi dari anak-anak si ibu pertiwi ini.
Benturan antara dua kubu tersebut, bukan tidak bisa menjadi momentum untuk menentukan sikap sekarang untuk yang akan datang. Indonesia dapat menentukan sikap, selamanya menjadi kerbau yang dicocot hidungnya oleh si kapitalis, atau sekarang saatnya bergegas dan menegakkan kepala untuk menyambut matahari, sebuah harapan baru. Hal yang sama, dalam perebutan momentum ini, pernah dilakukan oleh Bung Karno, dikala ia memprediksikan pecahnya perang pasifik, sehingga momentum tersebut dimanfaatkan untuk membuatkan jembatan emas (kemerdekaan).
***
Kita pasti sudah tahu, atau pura-pura menjadi orang yang tidak tahu, bahwa sekarang sedang terjadi pergeseran geopolitik dari Barat (Eropa) ke Asia, salah satunya Indonesia. Pergeseran ini, telah mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Dollar Vs Rupiah, Demokrasi transaksional Vs Demokrasi substansial, dan Vs Vs lainnnya. Lantas kapan kita harus mengambil sikap kalau tidak sekarang? Atau kita tunggu dulu, ibu pertiwi tewas dalam keberingasan kapitalis-kapitalis itu, dan kita menjadi "BUDAK ABADI"?
Sekarang saatnya! Semua elemen harus menggabungkan kekuaran dan tidak perlu menaruhkan kepercayaan kepada pemimpin-pemimpin (?) di negeri ini, karena mereka hanyalah bagian dari masalah, bukan sebaliknya! Kita harus revolusi, namun dalam desain yang tepat, yang cocok, dan tidak disorietasi.
perubahan, agen kontrol, agen pelopor, dan lain sebagainya. Di tangan kita, kita akan meretas masa depan Indonesia. Yakinlah, keyakinan itu yang membuat perubahan akan terwujud sesuai garis perjuangan bersama dan cita-cita kita bersama! Ingat, bahwa "KONSOLIDASI PEMIKIRAN" adalah bagian dari aksi untuk mencapai tujuan akhir! Revolusi adalah keniscayaan sejarah yang proses kelahirannya harus dibantu oleh para "BIDAN", yakni kaum muda, generasi masa depan (kalau masih percaya)!
Salam Joeang kawan-kawan! Berikutnya, akan terus berlanjut diskusi-diskusi di kampus-kampus, warung ke warung, dan tempat-tempat lain, sebagai proses untuk menetukan kekuatan, karena syarat untuk menang dalam perang adalah kenalilah dirimu dan lawanmu – selebihnya adalah perlengkapan perangmu. Terimakasih. FROM JOGJA BEGINNING REVOLUTION !!!