Teknik Otomasi untuk Reduksi Konsumsi Energi
Berbasis Mikrokontroler ATmega328P dan
Komunikasi Infrared
M. Ikhsan1, Yuwaldi Away2 1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala 2 Program Magister Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala
1,2 Jl. Tgk Syech Abdur Rauf no.7, Banda Aceh 23116
Email : 1m.ikhsan.yusuf@gmail.com, 2yuwaldi@unsyiah.ac.id
Abstrak - Penelitian ini memaparkan penerapan mikrokontroler ATmega328P pada sistem otomasi kelistrikan untuk mengendalikan lampu penerangan, pendingin ruangan, serta beban listrik terpasang pada stop kontak yang berada pada ruangan kantor. Pengendalian beban dilakukan berdasarkan ada atau tidak adanya karyawan pada ruangan kantor dan pengontrolan dilakukan secara nirkabel melalui media komunikasi infrared. Pola pergerakan karyawan pada ruangan kantor akan direkam dan dianalisis untuk kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menarik keputusan otomasi. Desain perangkat keras maupun perangkat lunak dari peralatan otomasi yang digunakan diantaranya pengontrol utama, pengontrol beban, dan penerima sinyal infrared akan dibahas secara terstruktur. Penghematan energi yang tercapai disampaikan pada bagian akhir publikasi ini.
Kata kunci : Mikrokontroler ATmega328P; sistem otomasi; reduksi energi; inframerah.
Abstract- This research present the application of microcontroller ATmega328P in electrical automation system to control the lighting, air conditioning, and electrical load which mounted to electrical outlet in the office building. The load control carried by the presence or absence of the employees in the office and it is done wirelessly via infrared communication. The pattern of employee movement in the office will be recorded and analyzed to be used as consideration in determining the automation decision. The hardware and software design of automation equipment which is used, including the main controller, load controller, and an infrared signal receiver will be discussed as well. The energy savings achieved will be discussed in the final section of this paper.
Keyword : ATmega328Pmicrocontroller; automation system, energy reduction, infrared.
I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi dan populasi global mengakibatkan kebutuhan energi dunia mengalami peningkatan, hal ini menyebabkan berbagai negara di belahan dunia terus menambah jumlah pembangkit listrik baru, termasuk di Indonesia dimana pemerintah mengantisipasi permasalahan serupa dengan mencanangkan program 10.000 MW [1]. Namun penambahan jumlah pembangkit listrik secara masif juga memberikan kontribusi yang negatif karena sistem kelistrikan merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas CO2 dunia [2], hal ini dapat bertambah buruk apabila pembangkit tersebut memanfaatkan energi konvensional seperti bahan bakar fosil sebagai bahan bakarnya.
Selain penambahan jumlah pembangkit energi listrik, konservasi energi atau penghematan penggunaan energi merupakan salah satu solusi sederhana yang dapat diterapkan untuk mengurangi pertumbuhan kebutuhan energi listrik. Integrasi sistem otomasi dan kendali nirkabel untuk mengkontrol beban listrik dinilai sebagai suatu cara yang efektif dalam upaya konservasi energi. Sistem otomasi dapat menggantikan rutinitas user dalam menghemat
pemakaian energi listrik [3], sedangkan kendali nirkabel dapat menjadi sarana yang mempermudah user dalam mengendalikan konsumsi energi listrik [4].
Dalam penelitian ini dipaparkan perencanaan sistem otomasi dan kontrol nirkabel untuk mengontrol beban listrik seperti lampu, pendingin ruangan, serta beban listrik terpasang pada stop kontak yang terdapat pada suatu ruangan kantor. Pengontrolbeban dilakukan berdasarkan ada atau tidak adanya karyawan pada ruangan kantor tersebut dan pengontrolan dilakukan melalui media komunikasi infrared. Peralatan kontrol otomasi seperti pengontrol utama, pengontrol beban maupun penerima sinyal infrared akan dibahas pada bagian awal. Selain itu estimasi penghematan energi yang tercapai juga akan dipaparkan pada bagian akhir publikasi ini.
II. MIKROPROSESOR ATMEGA328P
modulation), dan 6 input lainnya sebagai input analog. Dengan jumlah output/input mikrokontroler yang relatif banyak, perencanaan sistem
menggunakan ATmega328P dapat menjadi fleksibel untuk dikembangkan dan diintegrasikan berbagai jenis sensor yang berkaitan dengan sistem otomasi. Mikrokontroler ini didesain untuk menggunakan kristal keramik 16 MHz sebagai resonator namun demikian masih dapat beroperasi pada frekuensi 1 MHz dan 8 MHz apabila hanya menggunakan resonator internal [5]. Tanpa resonator eksternal, jumlah komponen serta biaya yang digunakan untuk membentuk sistem minimum berkurang.
Gambar 1. Pin mikrokontroler ATMega328P
III. KOMUNIKASI INFRARED
Inframerah atau infrared merupakan
spektrum gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 0.7 µm hingga 350 µm Dalam aplikasi elektronik, infrared biasa sebagai media komunikasi nirkabel,
gelombang yang digunakan berada pada rentang 0.7 µm hingga 5 µm atau dikenal dengan sebutan infrared [7]. Untuk kebutuhan komunikasi dibutuhkan perangkat pemancar dan penerima infrared.
(a) (b) (c) Gambar 2. Piranti infrared (a). LED/pemancar infrared (b) sensor penerima infrared (c) sensor PIR
Pemancar inframerah adalah suatu piranti yang dapat mengirim data dalam bentuk gelombang infra merah, pemancar ini umumnya memiliki gelombang carrier dengan frekuensi 38 kHz [8]
infrared yang paling banyak tersedia dipasaran dalam bentuk light emitting diode (LED) seperti terlihat pada Gambar 2a.
Penerima infrared adalah komponen yang memiliki material sensitif terhadap cahaya infrared dan dikemas dalam bentuk photodiode maupun phototransistor seperti terlihat pada Gambar 2b. Komponen ini
), dan 6 input lainnya sebagai input analog. Dengan jumlah output/input mikrokontroler yang sistem dengan menjadi lebih diintegrasikan pada berbagai jenis sensor yang berkaitan dengan sistem otomasi. Mikrokontroler ini didesain untuk MHz sebagai pat beroperasi pada 8 MHz apabila hanya ]. Tanpa resonator eksternal, jumlah komponen serta biaya yang digunakan untuk membentuk sistem minimum dapat
ikrokontroler ATMega328P
merupakan salah satu yang memiliki antara 0.7 µm hingga 350 µm [6]. biasa digunakan nirkabel, panjang gelombang yang digunakan berada pada rentang 0.7 sebutan near-. Untuk kebutuhan komunikasi maka dibutuhkan perangkat pemancar dan penerima infrared.
/pemancar infrared (b) sensor penerima infrared (c) sensor PIR
Pemancar inframerah adalah suatu piranti yang dapat mengirim data dalam bentuk gelombang infra merah, pemancar ini umumnya memiliki gelombang ]. Pemancar yang paling banyak tersedia dipasaran terdapat (LED) seperti
yang memiliki dan dikemas phototransistor [9] Komponen ini
mampu mengkonversi energi dari yang dikirim oleh pemancar menjadi
Jenis sensor sinyal infrared lainnya adalah infrared receiver (PIR) seperti terlihat pada 2c. PIR tidak memancarkan sinyal
hanya merespon energi infrared yang setiap benda yang terdeteksi olehnya. dapat mendeteksi pancaran sinar mid yang dipancarkan oleh tubuh manusia gelombang berkisar 10 μm -hingga
IV. METODOLOGI
Penelitian ini melingkupi perancangan keras maupun perangkat lunak yang
pada sistem pengontrol otomasi. Perangkat keras terdiri dari dua bagian yakni piranti pengontrol
pengatur otomasi dan piranti yang
sebagai pemutus dan penyambung sumber energi listrik. Kedua piranti tersebut bekerja secara
sesuai dengan perangkat lunak yang telah dirancang. Purwarupa dirakit sesuai dengan rancangan Pengujian piranti dilakukan sehingga performansinya dapat dipantau. Data yang direkam
dikumpulkan dan dianalisis lebih lanjut, K energi sebelum dan sesuah penggunaan otomasi kemudian dibandingkan.
penelitian ini dapat digambarkan seperti diagram waterfall yang terlihat pada Gambar 3
Gambar 3. Diagram waterfall penelitian
V. KONFIGURASI PERANGKAT
A. Beban Listrik
Sistem otomasi yang diusulkan dalam penelitian ini digunakan untuk mengkontrol beberapa jenis beban listrik yang terinstalasi pada ruangan kantor, beban yang menjadi perhatian utama yaitu pendingin udara (air conditioner) dengan kapasitas 1.5 PK, lampu penerangan 120 Watt, dan beban terpasang pada stop kontak dimana dalam kasus penelitian ini adalah dispenser air panas/dingin dengan daya 300 W.
B. Sistem Kontrol
Sistem kontrol yang digunakan pada pengontrol utama maupun pengontrol beban
mikroprosesor ATMega328P. Kedua peralatan dapat berkomunikasi secara nirkabel melalui media
dari cahaya inframerah menjadi sinyal elektrik. sinyal infrared lainnya adalah passive
seperti terlihat pada Gambar sinyal infrared, sensor ini yang dipancarkan oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Umum sensor ini mid-infrared, seperti tubuh manusia dengan panjang
hingga 16 μm [7,10].
melingkupi perancangan perangkat yang akan digunakan Perangkat keras terdiri dari dua bagian yakni piranti pengontrol utama sebagai pengatur otomasi dan piranti yang pengontrol beban sebagai pemutus dan penyambung sumber energi listrik. Kedua piranti tersebut bekerja secara sinergis sesuai dengan perangkat lunak yang telah dirancang. dirakit sesuai dengan rancangan awal, sehingga performansinya direkam selama pengujian n dan dianalisis lebih lanjut, Konsumsi penggunaan peralatan dibandingkan. Metode dalam ian ini dapat digambarkan seperti diagram
Gambar 3.
. Diagram waterfall penelitian
KONFIGURASI PERANGKAT
Sistem otomasi yang diusulkan dalam penelitian ini digunakan untuk mengkontrol beberapa jenis beban pada ruangan kantor, beban yaitu pendingin udara as 1.5 PK, lampu Watt, dan beban terpasang pada stop dalam kasus penelitian ini adalah dispenser air panas/dingin dengan daya 300 W.
Pengontrol utama dalam penelitian ini
broadcaster, memiliki peralatan pemancar/penerima infrared dan sensor PIR. infrared
(broadcast) ke segala arah pada ruangan menggunakan banyak LED infrared sehingga dapat diterima oleh penerima infrared pada pengontrol beban yang terpasang di berbagai sudut ruangan. Penerima infrared juga tersedia pada broadcaster sehingga
terpasang juga dapat dikendalikan secara jarak jauh dan nirkabel menggunakan sinyal infrared dari control. Selain pengendalian melalui broadcaster beban juga dapat dikendalikan langsung secara manual menggunakan remote control.
Keputusan yang diambil oleh broadcaster hal mematikan ataupun memadamkan beban oleh data pergerakan karyawan pada kantor dipantau secara realtime menggunakan Konfigurasi peralatan secara lengkap terlihat Gambar 4.
Gambar 4. Konfigurasi peralatan sistem otomasi
VI. DESAIN PERANGKAT LUNAK
Sistem didesain bekerja secara otomatis dan pengambilan keputusan didasari oleh pergerakan karyawan pada kantor yang dipantau menggunakan sensor PIR. Fungsi timer ditanamkan
mikroprosesor, tiap beban akan padam secara otomatis ketika timer mencapai waktu yang telah diset. Dalam penelitian ini lampu penerangan, stop kontak, pendingin udara secara berurutan akan padam pada menit ke 3, 10, dan 30 sejak pergerakan terakhir mulai berjalan ketika broadcaster aktif dan kembali reset ketika sensor PIR membaca adanya pergerakan.
Diagram alir perangkat lunak broadcaster terlihat seperti Gambar 5a. Deteksi gerakan oleh sensor PIR, pembacaan sinyal infrared, operasi otomatis maupun manual terjadi pada tahap inisialisasi awal
seluruh beban berada dalam keadaan padam kemudian PIR membaca pergerakan, maka tahapan pengaktifan beban dimulai dari pengaktifan circuit braker, dilanjutkan dengan penyalaan lampu penerangan, kemudian sakelar kontak, dan diakhiri dengan penyalaan pendingin ruangan. Tiap tahapan disisipi oleh waktu jeda t1, t2, dan t3, dalam penelitian ini jeda diset selama 3 detik.
dalam penelitian ini, disebut memiliki peralatan pemancar/penerima dipancarkan ke segala arah pada ruangan menggunakan LED infrared sehingga dapat diterima oleh beban yang . Penerima infrared sehingga beban juga dapat dikendalikan secara jarak jauh dan nirkabel menggunakan sinyal infrared dari remote broadcaster, tiap beban juga dapat dikendalikan langsung secara manual
broadcaster dalam beban dilandasi pergerakan karyawan pada kantor yang dipantau secara realtime menggunakan sensor PIR. Konfigurasi peralatan secara lengkap terlihat sesuai
Konfigurasi peralatan sistem otomasi
SAIN PERANGKAT LUNAK
bekerja secara otomatis dan pengambilan keputusan didasari oleh pergerakan karyawan pada kantor yang dipantau menggunakan Fungsi timer ditanamkan ke dalam , tiap beban akan padam secara otomatis ketika timer mencapai waktu yang telah diset. Dalam penelitian ini lampu penerangan, stop kontak, pendingin udara secara berurutan akan padam pada sejak pergerakan terakhir. Timer aktif dan kembali reset ketika sensor PIR membaca adanya pergerakan.
Diagram alir perangkat lunak broadcaster terlihat . Deteksi gerakan oleh sensor PIR, otomatis maupun manual terjadi pada tahap inisialisasi awal. Apabila berada dalam keadaan padam kemudian PIR membaca pergerakan, maka tahapan pengaktifan beban dimulai dari pengaktifan circuit braker, lampu penerangan, dan diakhiri dengan penyalaan pendingin ruangan. Tiap tahapan disisipi , dalam penelitian ini waktu
(a)
(b)
Gambar 5. Diagram alir sistem perangkat lunak broadcaster (a) operasi otomatik (b) operasi manual
Inisialisasi awal
Diagram alir sistem perangkat lunak operasi otomatik (b) operasi manual
Diagram alir untuk operasi manual dapat dilihat sesuai Gambar 5b. Operasi manual akan aktif ketika broadcaster menerima perintah dari user melalui remote control. Khusus untuk circuit breaker pengendalian secara manual hanya dapat dilakukan ketika beban lainnya sudah dalam keadaan padam. Jika operasi manual tidak dieksekusi dalam kurun waktu 3 jam, maka sistem akan kembali ke operasi otomatis.
VII. DESAIN PENGAKAT KERAS
Perangkat keras terdiri dari broadcaster pengendali beban, desain perangkat ini dapat dilihat seperti Gambar 6. Selain komponen-komponen yang telah disebutkan sebelumnya, broadcaster juga memiliki modul real time clock (RTC) yang digunakan untuk menghitung timer. Catu daya dapat dipasok dari baterai power bank, maupun jala-jala.
Rangkaian pengontrol beban memiliki
berfungsi memutuskan hubungan arus listrik ke beban. kontaktor normally close (NC) yang diserikan dengan sakelar beban digunakan pada peralatan dengan tujuan ketika pengontrol mengalami kegagalan, beban masih dapat dikendalikan seperti biasa secara manual karyawan. Relay dikontrol oleh mikroprosesor sesuai perintah yang diberikan oleh broadcaster
perangkat keras memiliki LED yang digunakan sebagai indikator kerja.
Tiga unit pengontrol beban digunakan masing masing untuk lampu penerangan sakelar kontak, dan pengontrol circuit breaker, sedangkan pendingin ud dikontrol secara langsung melalui penerima sinyal infrarednya. Dengan memahami teknik
infrared dan mempelajari sinyal yang dipancarkan oleh remote control maka sinyal-sinyal yang digunakan pada peralatan terlihat seperti pada Tabel 1 pengontrol beban hanya dapat memproses spesifik sesuai dengan kode yang telah ditanamkan pada mikroprosesornya masing-masing
ditujukan agar perintah yang dikirim oleh
kepada salah satu pengontrol beban tidak mengganggu pengontrol beban lainnya. Kode dikirim berdasarkan protokol infrared RC6, sedangkan untuk pendingin ruangan harus disesuaikan dengan protokol manufaktur karena memiliki formasi kode yang unik,
penelitian ini dibutuhkan sepasang kode beruntun untuk mematikan maupun menyalakannya.
peralatan broadcaster dan pengontrol beban terlihat seperti Gambar 7.
menerima perintah dari user melalui circuit breaker anya dapat dilakukan ketika beban lainnya sudah dalam keadaan padam. Jika operasi manual tidak dieksekusi dalam kurun waktu 3 jam, maka sistem akan kembali ke operasi otomatis.
SAIN PENGAKAT KERAS
broadcaster dan sain perangkat ini dapat dilihat komponen yang telah disebutkan sebelumnya, broadcaster juga yang digunakan untuk menghitung timer. Catu daya dapat dipasok dari
Rangkaian pengontrol beban memiliki relay yang berfungsi memutuskan hubungan arus listrik ke beban. yang diserikan dengan digunakan pada peralatan dengan tujuan i kegagalan, beban masih dapat dikendalikan seperti biasa secara manual oleh dikontrol oleh mikroprosesor sesuai broadcaster. Peralatan perangkat keras memiliki LED yang digunakan sebagai
pengontrol beban digunakan masing-lampu penerangan sakelar kontak, dan
pendingin udara dikontrol secara langsung melalui penerima sinyal infrarednya. Dengan memahami teknik komunikasi mpelajari sinyal yang dipancarkan oleh sinyal yang digunakan abel 1. Setiap memproses kode telah ditanamkan masing, hal ini oleh broadcaster tidak mengganggu dikirim berdasarkan protokol infrared RC6, sedangkan untuk pendingin dengan protokol manufaktur , dalam kasus dibutuhkan sepasang kode beruntun untuk mematikan maupun menyalakannya. Purwarupa dan pengontrol beban terlihat
(b)
Gambar 6. Diagram perangkat keras (a) broadcaster (b) pengontrol beban
Tabel 1. Pengalamatan sinyal pada broadcaster Tujuan Status Desimal
sakelar
lampu on off 1944463161834656865 stop
kontak on off 6275125663188054406 circuit
breaker on off 35744360861840010630
pendingin
Ket: 1).mikroprosesor ATmega328P 2).LED indikator 3). infrared 4).sensor PIR 5).penerima infrared 6).modul RTC 7).
Gambar 7. Purwarupa peralatan broadcaster dan pengontrol beban
VIII. HASIL
Pengujian peralatan dilakukan pada ruangan kantor Pusat Studi Otomasi dan Robotika (Pusmatik) Universitas Syiah Kuala. Data yang diberikan s PIR pada broadcaster direkam kedalam untuk dianalisis sehingga pergerakan karyawan 24 jam dapat diketahui. Gambar 8
pergerakan karayawan pada kantor Pusmatik, d diambil mulai dari pukul 12.00 hingga pukul 12.00 keesokan harinya. Saat ini Pusmat
karyawan, jumlah karyawan yang minimal dan kantor Pusmatik yang relatif luas mengakibatkan banyaknya pergerakan yang terdeteksi.
data, pergerakan banyak terjadi pada jam masuk dan jam pulang dikarenakan karyawan datang dan pergi
IRRX
keras (a) broadcaster (b) pengontrol beban
. Pengalamatan sinyal pada broadcaster RC6 decoder 1944463161 0xA10, 12 bit 834656865 0xA20, 12 bit 627512566 0xB10, 12 bit 3188054406 0xB20, 12 bit 3574436086 0xC10, 12 bit 1840010630 0xC20, 12 bit 3598601152
1729985708 D67E4BC0 671D7CAC 3598601152
2441820278 D67E4BC0 918B3876
1).mikroprosesor ATmega328P 2).LED indikator 3).pemancar infrared 4).sensor PIR 5).penerima infrared 6).modul RTC 7).relay
. Purwarupa peralatan broadcaster dan pengontrol beban
dilakukan pada ruangan kantor Pusat Studi Otomasi dan Robotika (Pusmatik) Data yang diberikan sensor rekam kedalam memori card
ergerakan karyawan dalam 8 menunjukkan data karayawan pada kantor Pusmatik, data diambil mulai dari pukul 12.00 hingga pukul 12.00 keesokan harinya. Saat ini Pusmatik memiliki 7 yang minimal dan kantor mengakibatkan tidak yang terdeteksi. Berdasarkan ergerakan banyak terjadi pada jam masuk dan dikarenakan karyawan datang dan pergi
nc
P
IRRX
silih berganti, sementara itu pergerakan sedikit terjadi pada jam istirahat siang dikarenakan sedikitnya karyawan yang masih berada di kantor.
Gambar 8. Pergerakan karyawan pada ruangan kantor yang terdeteksi oleh sensor PIR
Gambar 9. Status peralatan listrik pada ruangan kantor
Gambar 10. Perbandingan konsumsi energi listrik
Dengan menggunakan pola pergerakan karyawan sesuai Gambar 8, maka estimasi energi yang tereduksi akibat penggunaan sistem otomasi dapat diketahui. Perencanaan sistem otomasi yang dilakukan pada kantor Pusmatik melibatkan pendingin udara 1200
Watt, dispenser air yang terpasang pada stop kontak 300 Watt, dan lampu penerangan 120 Watt. Seluruh beban di kontrol sesuai diagram alir perangkat lunak yang telah dipaparkan sebelumnya, dengan demikian status otomasi beban yang terjadi sesuai pola pergerakan karyawan pada kantor dapat dilihat seperti Gambar 9. Pada status 0 seluruh beban berada dalam kondisi menyala. Status 1 berarti beban lampu penerangan dalam kondisi padam, dan beban pada stop kontak maupun pendingin udara tetap menyala. Status 2 menyatakan lampu penerangan dan beban pada stop kontak padam, dan pendingin udara tetap menyala. Status 3 menyatakan seluruh beban telah padam.
Berdasarkan status, durasi waktu menyala, dan daya tiap beban, maka estimasi konsumsi energi pada sistem konvensional maupun sistem dengan otomasi dapat diketahui. Pada sistem konvensional beban dikontrol secara manual oleh karyawan, seluruh beban diasumsikan menyala pukul 08.00 ketika masuk kerja dan padam pukul 17.00 ketika pulang kerja. Khusus pendingin udara, kompresor diasumsikan terus beberja sehingga konsumsi energi maksimum.
Perbandingan konsumsi energi kedua sistem terlihat seperti Gambar 10. Energi listrik yang dikonsumsi pada sistem konvensional adalah 14.823 Wh, sedangkan dengan sistem otomasi konsumsi dapat turun menjadi 11.392 Wh. Dengan menggunakan konfigurasi sistem otomasi yang diusulkan konsumsi energi dapat direduksi hingga 23.14 %.
IX. KESIMPULAN
Perencanaan sistem otomasi yang diusulkan dalam penelitian ini diterapkan pada ruangan kantor. Pengontrol utama (broadcaster) membaca pergerakan karyawan melalui sensor PIR, setiap gerakan yang terdeteksi akan mengakibatkan timer menjadi reset. Masing-masing beban yang terpasang akan padam sesuai dengan waktu timer yang telah ditentukan. Broadcaster dikontrol oleh mikroprosesor dan dapat berkomunikasi dengan pengontrol beban melalui komunikasi infrared. Berdasarkan pola pergerakan karyawan di ruangan kantor dan kapasitas beban yang terinstalasi maka sistem otomasi mampu mereduksi konsumsi energi hingga 23.14 %.
Sistem dapat bekerja sesuai dengan harapan, namun demikian masih terdapat beberapa penelitian lanjut yang harus dilakukan, diantaranya adalah penentuan waktu timer berdasarkan distribusi pergerakan karyawan, perhitungan konsumsi energi dari peralatan kontrol otomasi, serta penggunaan jenis mikroprosesor lain yang lebih optimal
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pusat Studi Otomasi dan Robotika (Pusmatik) yang telah mendukung penelitian ini terutama dalam penyediaan data riset, serta kepada Sentro Research Group yang telah membantu dalam perencanaan perangkat keras sistem otomasi.
0 1
12 13 14 15 16 17 9 10 11
Jam
0 1 2 3
12 13 14 15 16 17 9 10 11
Jam
14823
11392
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Sistem
konfensional otomasiSistem
En
er
gi
(W
at
t H
ou
DAFTAR PUSTAKA
[1] S Kumara, Nyoman. "Telaah Terhadap Program Percepatan Pembangunan Listrik Melalui Pembangunan PLTU Batubara 10.000 MW." Jurnal Teknologi Elektro 8.1, 2012.
[2] Jaeseok Choi; Sangheon Jeong; Shi Bo; Jeongje Park; El-Keib, A.A.; Watada, J., "CO2, SOx and NOx Emissions Constrained Multi-Criteria Generation Mix Using Fuzzy Set Theory," Power Engineering, 2007 Large Engineering Systems Conference on , vol., no., pp.118,124, 10
2007.
[3] Wicaksono, H.; Rogalski, S.; Kusnady, E., "Knowledge-based intelligent energy management using building automation system," IPEC, 2010 Conference Proceedings vol., no., pp.1140,1145.
[4] Guangxi Wu; Xiong Yu, "Remote control system for energy efficient home," Energytech, 2013 IEEE , vol., no., pp.1,5.
[5] Atmel 8-Bit Microcontroller With kbytes In-System Programmable Flash
Tersedia: http://www.atmel.com/ [12 Desember 2014].
[6] Near, mid, and far infrared, Infrared Processing and Analysis Center. [Online]. Tersedia : http://www.ipac.caltech.edu/outreach/Edu/Region s/irregions.html [12 Desember 2014]
[7] The Electromagnetic Spectrum, NASA Aeronautic and Space Administration.
Tersedia : http://science.hq.nasa.gov/kids/imagers /ems/infrared.html [12 Desember 2014]
[8] Chen Long; Zhang Yajun, "Design and implementation of infrared wireless data transmission system," Information and Automation (ICIA), 2010 IEEE International Conference on , vol., no., pp.2192,2195, 20 June 2010.
[9] [9] Brain, M.C.; Smith, D.R., "Phototransistors, APD-FET, and PINFET optical receivers for 1 1.6-µm wavelength," Electron Devices, IEEE Transactions on , vol.30, no.4, pp.390,395, Apr 1983.
[10] Yu, W.L.; Zhen Wang; Lei Jin, "The experiment study on infrared radiation spectrum of human body," Biomedical and Health Informatics (BHI), 2012 IEEE-EMBS International Conference on vol., no., pp.752,754, 5-7 Jan. 2012
. "Telaah Terhadap Program Percepatan Pembangunan Listrik Melalui Pembangunan PLTU Batubara 10.000 MW."
Jaeseok Choi; Sangheon Jeong; Shi Bo; Jeongje Keib, A.A.; Watada, J., "CO2, SOx and Criteria-Best Generation Mix Using Fuzzy Set Theory," Power Engineering, 2007 Large Engineering Systems Conference on , vol., no., pp.118,124, 10-12 Oct.
Wicaksono, H.; Rogalski, S.; Kusnady, E., based intelligent energy nt using building automation IPEC, 2010 Conference Proceedings ,
Guangxi Wu; Xiong Yu, "Remote control system Energytech, 2013
Bit Microcontroller With 4/8/16/32 System Programmable Flash. [Online].
[12 Desember
Near, mid, and far infrared, Infrared Processing [Online]. Tersedia : http://www.ipac.caltech.edu/outreach/Edu/Region
ions.html [12 Desember 2014].
The Electromagnetic Spectrum, NASA Aeronautic and Space Administration. [Online]. http://science.hq.nasa.gov/kids/imagers /ems/infrared.html [12 Desember 2014].
Chen Long; Zhang Yajun, "Design and f infrared wireless data transmission system," Information and Automation (ICIA), 2010 IEEE International Conference on , vol., no., pp.2192,2195, 20-23
Brain, M.C.; Smith, D.R., "Phototransistors, FET, and PINFET optical receivers for 1-µm wavelength," Electron Devices, IEEE Transactions on , vol.30, no.4, pp.390,395, Apr
Yu, W.L.; Zhen Wang; Lei Jin, "The experiment ion spectrum of human Biomedical and Health Informatics (BHI), EMBS International Conference on,
BIODATA PENULIS
Muhammad Ikhsan
Riau, pada tahun 1986. mendapatkan gelar sarjana
ilmu teknik elektro dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) pada tahun 2010 dan mendapatkan gelar Master bidang teknik energi elektrik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2013.
Asisten Peneliti pada Lembaga Sistem Elektronika dan Teknologi Mikro di Banda Aceh. Penelitian yang diminatinya diantaranya adalah
teknologi energi terbaharukan, dan sistem embedded. Muhammad Ikhsan dapat dijumpai di Jurusan Teknik Elektro Unsyiah, Jl. Tgk Syeh Abdul Rauf 7 Banda Aceh, Indonesia 23111 atau dapat
mail: m.ikhsan.yusuf@gmail.com.
Yuwaldi Away lahir pada tahun di Aceh Selatan, Indonesia. mendapatkan gelar insinyur dalam bidang teknik komputer
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Beliau mendapatkan gelar M.Sc. (1993) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, dan gelar Ph.D. (2000) komputer industri dari National University of Malaysia. Sejak 1996 hingga 2004, beliau merupakan dosen sekaligus asisten peneliti pada
University of Malaysia. Sekarang professor (2007-sekarang) sekaligus Studi Otomasi dan Robotika Universitas Syiah Kuala, Indone
didalaminya merupakan kombinasi dari teori dan praktis, serta bergerak dalam lingkup sistem berbasis mikroprosesor, simulasi, otomasi, dan optimasi dapat dihubungi melalui email: yuwaldi@unsyiah.ac.id
Muhammad Ikhsan lahir di Rumbai- pada tahun 1986. Beliau mendapatkan gelar sarjana pada bidang teknik elektro dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) pada tahun 2010 mendapatkan gelar Master dalam dari Institut Teknologi pada tahun 2013. Beliau merupakan istem Elektronika dan Teknologi Mikro di Banda Aceh. Penelitian yang adalah elektronika daya, teknologi energi terbaharukan, dan sistem embedded. Muhammad Ikhsan dapat dijumpai di Jurusan Teknik Tgk Syeh Abdul Rauf 7 Banda atau dapat dikontak melalui