• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN BHABINKAMTIBMAS PO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN BHABINKAMTIBMAS PO"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN BHABINKAMTIBMAS POLSEK X GUNA AKSELERASI PELAYANAN PRIMA

DALAM RANGKA STABILITAS KAMTIBMAS

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hari Rabu tanggal 15 September 2012 Pukul 15.00 WIB, asap hitam

keluar dari rumah Thoriq di Jalan Teratai 7, RT 02/04, Kelurahan Jembatan Lima,

Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Warga sekitar yang melihatnya segera

mendatangi rumah itu karena takut terjadi kebakaran di dalam rumah Thoriq. Saat

warga mencoba mendobrak pintu rumah, terdengar teriakan dari dalam, "Udah

ditanganin, udah ditanganin!" Namun karena asap masih mengepul dari dalam, warga

akhirnya tetap mendobrak pintu rumah Toriq. Setelah berada di dalam, warga

keheranan mendapati Toriq yang justru terlihat santai sambil memegang tabung berisi

cairan berwarna silver. Pukul 15.45 WIB warga melapor kepada Ketua RW, tetapi

saat kembali ke rumah tersebut, Thoriq justru sudah melarikan diri. Pukul 16.00 WIB

Polisi datang dan memastikan asap yang keluar dari di rumah Thorik berasal dari

sebuah bom rakitan. Polisi juga menemukan buku pandauan merakit bom.

Belakangan hari terungkap bahwa Thoriq juga terlibat dengan jaringan teroris Depok.

Meskipun diawali keteledorannya sendiri, terungkapnya Thoriq sebagai

jaringan teroris adalah berkat kepedulian warga. Hal ini menunjukkan adanya peran

serta aktif masyarakat dalam memelihara keamanan dan ketertiban lingkungan

sekitar. Sebagai kecamatan terpadat dengan kepadatan penduduk 51.239 jiwa/km²,

Kecamatan Tambora terkenal kumuh dan rawan. Tanpa kepedulian dan peran serta

warga masyarakat, rasanya mustahil bisa bertahan hidup secara aman dan tentram.

Tugas pemelihaan kamtibmas di Kecamatan X adalah tanggung jawab Polsek

Tambora. Akan tetapi dengan sumber daya yang terbatas dihadapkan dengan tingkat

ancaman kamtibmas yang cukup tinggi, Polsek Tambora menyadari bahwa berbagai

ancaman kamtibmas yang muncul ke permukaan seringkali terjadi sebagai akibat

(2)

2

korelatif kriminogen. Sebaik apapun penyelenggaraan pemolisian yang bertumpu

kepada konsep peningkatan jumlah polisi dan/atau peningkatan intensitas kegiatan

polisi, tidak akan mampu meniadakan ancaman kamtibmas di masyarakat. Oleh

karena itu Polsek Tambora menyadari pentingnya upaya penyelesaian secara tuntas

berbagai masalah sosial agar tidak berkembang menjadi berbagai bentuk gangguan

kamtibmas.

Mengacu pada Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 8 / XI / 2009 tentang

perubahan buku petunjuk lapangan Kapolri No. Pol : Bujuklap / 17 / VIII / 1997

tentang bintara polri pembina kamtibmas di kelurahan / desa dan Surat Kapolri

Nomor : B/3377/IX/2011 tanggal 29 September 2011 tentang Penggelaran

Bhabinkamtibmas Pada Setiap Desa/Kelurahan dan kebijakan Kapolda Metro Jaya

yang mengedepankan fungsi Binmas dalam penyelenggaraan tugas kepolisian, Polsek

Tambora telah menugaskan 11 orang bintara untuk melaksanakan tugas sebagai

Bhabinkamtibmas sesuai jumlah kelurahan se-kecamatan Tambora.

Tugas pokok Bhabinkamtibmas adalah membina masyarakat agar tercipta

kondisi yang menguntungkan bagi pelaksanaan tugas Polri di desa/kelurahan

binaannya. Pengangkatan Bhabinkamtibmas bertujuan untuk mendorong,

mengarahkan dan menggerakkan masyarakat agar berperan serta dalam pembinaan

kamtibmas melalui bentuk pengamanan swakarsa dan penerapan model perpolisian

masyarakat (Community Policing). Seorang Bhabinkamtibmas diharapkan mampu melakukan komunikasi timbal balik yang intensif dengan masyarakat di

desa/kelurahan binaannya dalam rangka mengidentifikasi dan memfasilitasi

pemecahan masalah kamtibmas serta turut berperan dalam penyelesaikan konflik

melalui Alternatif Dispute Resolution (ADR).

Akan tetapi, pada saat ini kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora

belum optimal karena berbagai keterbatasan berbagai sumber daya yang dimiliki.

Sehingga dirasakan perlu dilakukan upaya untuk mengoptimalkan kemampuan

Bhabinkamtibmas Polsek Tambora. Upaya ini sejalan dengan kebijakan Kapolda

Metro Jaya Irjen Pol. Putut Eko Bayuseno, yaitu Optimalisasi Bhabinkamtibmas,

Polisi Peduli Pendidikan, Polisi Peduli Pengangguran, Polisi Cilik dan Polisi Siswa.

B. Permasalahan

Berdasarkan judul dan latar belakang tersebut maka permasalahan yang

(3)

3

Polsek Tambora belum optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk

mengoptimalisasikan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora guna akselerasi

pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas.

C. Persoalan

Permasalahan naskah karya perorangan ini dijabarkan dalam beberapa pokok

persoalan sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora saat ini?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek

Tambora?

3. Bagaimana upaya peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek

Tambora?

D. Ruang Lingkup

Naskah karya perorangan ini dibatasi pada upaya kreatif untuk meningkatkan

kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora guna akselerasi pelayanan prima

dalam rangka stabilitas kamtibmas.

E. Maksud dan Tujuan

Penulisan Naskah Strategis Perorangan ini dimaksudkan untuk menjelaskan

kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek X saat ini dan upaya untuk meningkatkannya.

Selain itu penulisan naskah karya perorangan ini juga dimaksudkan sebagai

persyaratan untuk mengikuti seleksi Pendidikan Sespimmen Polri Angkatan 53 T.A.

2013.

Adapun tujuan penulisan naskah karya perorangan ini adalah sebagai sumbang

saran pemikiran bagi segenap anggota dan unsur pimpinan Polri khususnya Polsek

Tambora dalam mengambil langkah-langkah yang tepat dalam meningkatkan

kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek X guna akselerasi pelayanan prima dalam

rangka stabilitas kamtibmas.

F. Sistimatika

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : LANDASAN TEORI

(4)

4

BAB IV : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BAB V : KONDISI YANG DIHARAPKAN.

BAB VI : OPTIMALISASI

BAB VII : PENUTUP

G. Metode dan Pendekatan

1. Metode.

Penulisan NKP ini menggunakan metode deskriptif analitis yaitu

metode yang menggambarkan dan menginterpretasi kondisi saat ini kemudian

dikaji dengan menggunakan teori yang relevan guna menemukan solusinya.

2. Pendekatan.

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan

kualitatif, yaitu mengumpulkan fakta, data dan informasi untuk penulisan

melalui studi kepustakaan seperti, makalah, majalah, pendapat pakar maupun

dari sumber-sumber kepustakaan lain yang dianggap relevan dengan kajian

permasalahan.

H. Pengertian-pengertian

1. Bhabinkamtibmas

Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina

Kamtibmas dan juga merupakan petugas Polmas di Desa/Kelurahan

2. Community Policing

Community Policing diterjemahkan sebagai pemolisian masyarakat atau perpolisian masyarakat atau disingkat Polmas.

3. Perpolisian

Perpolisian adalah segala hal ihwal tentang penyelenggaraan fungsi

kepolisian, tidak hanya menyangkut operasionalisasifungsi kepolisian tetapi

juga pengelolaan fungsi kepolisian secara menyeluruh mulai dari tataran

manajemen puncak sampai dengan lapis bawah, termasuk

(5)

5

4. Pemolisian

Pemolisian adalah pemberdayaan segenap komponen dan segala

sumber daya yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan fungsi kepolisian agar

mendapatkan hasil yang lebih optimal.

5. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang/warga yang hidup dalam suatu

wilayah dalam arti yang lebih luas misalnya kecamatan, kota, kabupaten atau

propinsi atau bahkan yang lebih luas, sepanjang mereka memiliki kesamaan

kepentingan.

6. Polmas (Pemolisian/ Perpolisian Masyarakat)

Polmas (Pemolisian / Perpolisian Masyarakat) adalah penyelenggaraan

tugas kepolisian yang didasari pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi

aman dan tertib tidak mungkin dilakukan Polri secara sepihak sebagai subjek

dan masyarakat sebagai objek, melainkan harus dilakukan bersama oleh polisi

dan masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat melalui kemitraan

polisi dan warga masyarakat.

7. Kemitraan (partnership and networking)

Kemitraan (partnership and networking) adalah segala upaya membangun sinergi dengan potensi masyarakat yang meliputi komunikasi

berbasis kepedulian, konsultasi, pemberian informasi dan berbagai kegiatan

lainnya demi tercapainya tujuan masyarakat yang aman, tertib dan tenteram.

8. Akselerasi

Akselerasi adalah proses mempercepat, peningkatan kecepatan,

percepatan atau laju perubahan kecepatan.

9. Stabilitas

Stabilitas adalah kemantapan, kestabilan atau keseimbangan.

10. Kamtibmas

Kamtibmas diartikan sebagai suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai

satu persyaratan terselenggaranya proses pembangunan dalam rangka

tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan,

(6)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Analisa SWOT

Menurut Freddy Rangkuti (1997,18) analisa SWOT adalah suatu metoda

analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan

memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Analisa SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Sebagai sebuah konsep dalam

manajemen strategik, teknik ini menekankan mengenai perlunya penilaian lingkungan

eksternal dan internal, serta kecenderungan perkembangan/perubahan di masa depan

sebelum menetapkan sebuah strategi.

Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Sebagai salah satu alat untuk formulasi strategi, tentunya analisa SWOT tidak dapat dipisahkan dari

proses perencanaan strategik secara keseluruhan. Secara umum penyusunan rencana

strategik melalui tiga tahapan, yaitu: (a) tahap pengumpulan data; (b) tahap analisis;

dan (c) tahap pengambilan keputusan.

Adapun penggunaan konsep analisa SWOT pada tulisan ini dititikberatkan

untuk mengidentifikasi dan mengkaji secara sistematis berbagai faktor yang

mempengaruhi kemampuan komunikasi Bhabinkamtibmas Polsek Tambora dan

upaya kreatif untuk meningkatkannya.

B. Teori Manajemen

Menurut George R. Terry, manajemen merupakan sebuah proses yang khas,

yang terdiri dari tindakan-tindkan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan

pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.

Manajemen memiliki empat fungsi fundamental, yaitu : (1) perencanaan

(7)

7

mendeterminasi sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan diikuti.

Pengorganisasian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan antara kelompo yang ada

dan menetapkan serta merinci hubungan-hubungan yang diperlukan. Menggerakkan

berarti merangsang anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas

mereka degan kemauan yang baik secara antusias. Sedangkan pengawasan berarti

mengawasi aktivitas agar sesuai dengan rencana-rencana.

Manusia merupakan sumber daya terpenting yang tersedia bagi seorang

manajer. Sumber daya lain di luar manusia yang penting bagi keberhasilan seorang

manajer adalah Money (uang), Material (sarana prasarana) dan Method (metode).

Money atau uang adalah alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala

sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Material atau sarana prasarana mencakup alat peralatan yang dipergunakan dalam mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Method atau metode adalah tata cara kerja yang digunakan untuk memperlancar pekerjaan seorang manajer. Tantangan bagi seorang manajer adalah

menetapkan pengkoordinasian sumber-sumber daya agar mencapai hubungan yang

tepat dan sesuai agar tujuan organisasi tercapai.

C. Teori Manajemen Strategi

Strategi merupakan sebuah kiat, cara, dan taktik utama yang disusun secara

sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Strategi menurut Daft (2002: 307) adalah

rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk

menanggapi lingkungan dan membantu mencapai sasaran atau tujuan organisasi.

Strategi dalam suatu organisasi merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan,

mengatasi segala kesulitan dengan memanfaatkan sumber-sumber dan kemampuan

yang dimilikinya. Jadi strategi merupakan suatu rencana yang ditujukan untuk

mencapai tujuan tersebut.

Manajemen Strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan

keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara

melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan di

seluruh jajaran organisasi. Manajemen Strategi merupakan usaha manajerial untuk

menumbuhkembangkan kekuatan organisasi dalam mengeksploitasi peluang yang

muncul guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah

(8)

8

Manajemen Strategi dapat dipandang sebagai perencanaan berskala besar yang

berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai

keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsip), agar

memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi) dalam usaha

menghasilkan sesuatu yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi

pencapaian tujuan (tujuan strategi) dan berbagai sasaran organisasi (tujuan

operasional).

D. Teori Pelayanan Prima

Menurut Normann (1991:14), pelayanan merupakan suatu produksi yang

sifatnya tidak dapat diraba, berbeda dengan barang produksi lain (barang jadi atau

barang industri yang berwujud). Pelayanan terdiri dari tindakan nyata dan pengaruh

yang bersifat tindak sosial. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat

dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya terjadi secara bersamaan di tempat

yang sama. Pengertian pelayanan yang lebih luas dikatakan oleh Daviddow dan Uttal

(1989:19) yaitu usaha apapun yang mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever enhances customer satisfaction).

Perkembangan tuntutan pelayanan saat ini adalah pelayanan prima yaitu

pelayanan yang dapat memenuhi harapan masyarakat atau lebih baik dari standar dan

asas-asas pelayanan publik. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 81/1995. Dalam keputusan itu

dijelaskan bahwa di sektor publik terdapat tata laksana yang digunakan dalam

pelayanan umum, dengan sendi-sendi pelayanan prima : kesederhanaan, kejelasan dan

kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan yang merata,

ketepatan waktu.

E. Konsep Bhabinkamtibmas

Sesuai dengan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.

Pol. : Kep/8/XI/2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan Buku Petunjuk

Lapangan Kapolri No.Pol.: Bujuklap/17/VII/1997 tanggal 18 Juli 1997 tentang

Bintara Polri Pembina Kamtibmas di Desa/Kelurahan, yang dimaksud dengan

Bhayangkara Pembina Kamtibmas yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas adalah

anggota Polri yang bertugas membina Kamtibmas dan juga merupakan petugas

(9)

9

Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang ditugaskan membina kamtibmas

di desa/kelurahan. Desa atau kelurahan dinilai memerlukan perhatian lebih

sungguh-sungguh dan perlu mendapat prioritas utama dalam pembinaan secara berlanjut.

Bhabinkamtibmas merupakan perpanjangan tangan polsek sebagai ujung tombak

operasional Polri yang memiliki wilayah hukum setingkat kecamatan. Sementara

setiap kecamatan terdiri dari beberapa desa/kelurahan, sehingga penempatan

Bhabinkamtibmas di setiap desa/kelurahan diharapkan mampu meningkatkan

pelayanan kepolisian terhadap masyarakat.

Seorang Bhabinkamtibmas diharapkan mampu :

1. Melakukan komunikasi timbal balik yang intensif

2. Melakukan diskusi tentang permasalahan kamtibmas di desanya

3. Memfasilitasi pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat, dan

menyelesaikan konflik-konflik yang ada di masyarakat melalui Alternatif

Dispute Resolution (ADR) serta menghadiri kegiatan-kegiatan masyarakat.

Tugas pokok Bhabinkamtibmas adalah membina masyarakat agar tercipta

kondisi yang menguntungkan bagi pelaksanaan tugas Polri di Desa/Kelurahan. Sesuai

rumusan tugas pokoknya tersebut, maka lingkup tugas Bhabinkamtibmas meliputi :

1. Membimbing masyarakat dan melaksanakan tugas Kepolisian sesuai dengan

lingkup tugasnya bagi terciptanya kondisi dinamis yang menguntungkan upaya

pengayoman, perlindungan, dan pelayanan masyarakat di Kelurahan / Desa

serta penegakan hukum dalam memelihara kamtibmas bagi terwujudnya

kamdagri.

2. Melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat yang menjadi tanggung

jawabnya untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum

dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan perundang-undangan

yang berlaku

3. Melakukan upaya kegiatan kerjasama yang baik dan harmonis dengan aparat

desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat dan para

sesepuh yang ada di desa atau kelurahan untuk memelihara ketentraman,

ketertiban masyarakat.

4. Membangun komunikasi, kedekatan, kerjasama kemitraan dan membangun

kepercayaan masyarakat.

5. Melakukan upaya pencegahan tumbuhnya penyakit masyarakat dan membantu

(10)

10

6. Melakukan upaya peningkatan daya tangkal dan daya cegah warga masyarakat

terhadap timbulnya gangguan kamtibmas.

7. Membimbing masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam rangka pembinaan

Kamtibmas secara swakarsa di kelurahan atau desa

8. Membangun kerjasama dan kemitraan dengan potensi masyarakat dan

kelompok atau forum kamtibmas guna mendorong peran sertanya dalam

Binkamtibmas dan dapat mencari solusi dalam penanganan permasalahan atau

potensi gangguan dan ambang gangguan yang terjadi agar tidak berkembang

menjadi gangguan nyata Kamtibmas.

9. Menumbuhkan kesadaran dan ketaatan dalam hukum dan perundang-undangan

10. Memberikan bantuan dalam rangka penyelesaian perselisihan warga

masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum

11. Memberikan petunjuk dan melatih mesayarakat dalam rangka pengamanan

lingkungan

12. Memberikan pelayanan terhadap kepentingan warga masyarakat untuk

sementara waktu sebelum ditangani pihak yang berwenang

13. Menghimpun informasi dan pendapat dari masyarakat untuk memperoleh

masukan atas berbagai isu atau kisaran suara tentang peneyelenggaraan fungsi

dan tugas pelayanan kepolisian serta permasalahan yang berkembang dalam

masyarakat

BAB III KONDISI SAAT INI

Kecamatan Tambora merupakan salah satu kecamatan di Kotamadya Jakarta Barat.

Luas wilayah Kecamatan Tambora meliputi areal : 542,09 hektar terdiri dari 11 (sebelas)

Kelurahan, 96 (sembilan puluh enam) Rukun Warga dan 1.082 Rukun Tetangga. Penduduk

Kecamatan Tambora sebanyak 277.606 Jiwa, terdiri dari : 50.169 Kepala Keluarga, 144.574

penduduk laki-laki, 133.032 penduduk perempuan, dan 91 WNA.

Kecamatan Tambora merupakan kecamatan terpadat se-Provinsi DKI Jakarta dengan

kepadatan penduduk 51.239 jiwa/km². Kelurahan paling padat adalah Kelurahan Kalianyar

dengan kepadatan penduduk 77.034,38 jiwa per km persegi. Namun jumlah penduduk yang

(11)

11

memiliki KTP atau pun kartu keluarga (KK). Ada banyak warga yang tak terdata di

Kalianyar mengingat banyaknys rumah kontrakan atau kos-kosan.

Kecamatan Tambora terkenal dengan sebutan wilayah kumuh. Terdapat 7,308

keluarga miskin dengan perincian 5,194 keluarga hampir miskin, 1,423 keluarga miskin dan

691 keluarga sangat miskin. Beberapa permasalahan sosial yang ada di Kecamatan Tambora

antara lain :

1. Kepadatan penduduk 51.239 jiwa/km²;

2. Menurunnya kualitas lingkungan berdampak terhadap sampah, kebersihan,

penyerobotan areal publik, kesehatan lingkungan, semerawutnya jaringan

utilitas, sarana dan prasarana umum;

3. Rawan kebakaran dan masalah Amdal ;

4. Masalah tata ruang di Kalianyar dan sebagian Duri Utara/Duri Selatan ;

5. Maraknya PKL di lokasi-lokasi seperti Pasar Pagi, Jl. KH Mas Mansyur, Jl.

Latumenten;

6. Sampah, rata-rata volume sampah per hari mencapai 1.427 m3 ;

7. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) mencapai 7.172

orang mulai dari anak terlantar, anak nakal, WTS, pengemis, gelandangan,

waria, korban narkoba, eks-napi, lansia terlantar, fakir miskin, penyandang

cacat dan anak jalanan.

Gambar 1 :

(12)

12

Adapun kerawanan kamtibmas yang terdapat di wilayah Kecamatan Tambora antara

lain :

1. Lokasi Rawan Curas/ Curat

a. Jl. Prof Dr.Latumeten (Jl. Raya Jembatan II ).

b. Jl. Layang Pasar Pagi

c. Jl. Bandengan Selatan / Utara.

2. Lokasi Rawan Perjudian :

a. Wilayah Kalijodo RW 10 Kel. Angke.

b. Wilayah Stasiun Duri RW 06 Kel. Duri Utara.

3. Lokasi Rawan Curanmor pada minimarket Indomart/Alfamart

4. Lokasi Rawan Peredaran Narkoba :

a. Lapangan Jagung RW 03 Kel. Tanah Sereal.

b. Gg. Gerindo RW 04 Kel. Duri Selatan.

c. Pasar Kampung Bebek RW 04 Kel. Angke.

5. Lokasi Rawan Premanisme di lokasi Kali jodo RW 10 Kel. Angke.

(13)

13

7. Daerah rawan kriminalitas

a. Jl. Pasar Pagi Kel. Roa Malaka

b. Jl. Layang Jembatan Lima

c. Jl. Bandengan Utara/ Selatan

d. Jl. Latumenten Raya

e. Jl. Layang PTB. Angke

8. Daerah rawan macet

a. TL Jembatan Lima, Jl. KH Mas Mansyur Kel. Jembatan Lima

b. Perlintasan Kereta Api Jl. P. Tubagus Angke

c. Perlintasan Kereta Api Jl.. Bandengan Selatan

d. Perlintasan Kereta Api Jl. Jembatan Besi Raya

Adapun data kasus kejahatan yang menonjol Curanmor Roda 2, Penyalahgunaan

Narkotika, Penganiayaan Berat, Curanmor Roda Roda 4, Curat, Perampasan, Kebakaran dan

Perjudian. Data lengkap kasus kejahatan yang menonjol adalah sebagai berikut :

(14)

14

Berdasarkan data tersebut di atas, terlihat bahwa angka kejahatan di Polsek Tambora

telah mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebanyak 165 kasus atau 34,74 %. Kasus

yang mengalami penurunan terbesar adalah Curanmor sebesar 53 kasus atau 64,63 %.

Kemudian berturut-turut pencurian biasa sebesar 22 atau 73.33%, pengeroyokan sebesar 21

atau 53.85%, penyalahgunaan narkotika sebesar 18 atau 15.13%, perjudian sebesar 15 atau

100.00%, penggelapan sebesar 12 atau 34.29%, Curat sebesar 10 atau 20.83%, dan penipuan

sebesar 9 atau 37.50%.

A. Sumber Daya Manusia

Pemeliharaan kamtibmas di Kecamatan Tambora diselenggarakan Polsek

Tambora beserta jajaran Polsubsektor/Polpos dengan jumlah keseluruhan personel

sebanyak 144 orang anggota Polri dan PNS, dengan perincian 1 orang pamen, 13

orang pama, 128 orang bintara, 2 orang PNS. Dengan demikian perbandingan anggota

Polri dengan jumlah penduduk Kecamatan Tambora adalah 1 : 1.928.

Tabel 2 :

Data Distribusi Personel Polsek Tambora

NO UNSUR UNIT

Polsek sebagai organisasi Polri yang paling dekat dengan masyarakat

(15)

15

mengantisipasi situasi dan kondisi yang begitu cepat berubah sehingga polsek

diharapkan mampu secara dini mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan yang

ada di masyarakat.

Mengacu pada Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 8 / XI / 2009 tentang

perubahan buku petunjuk lapangan Kapolri No. Pol : Bujuklap / 17 / VIII / 1997

tentang bintara polri pembina kamtibmas di kelurahan / desa dan Surat Kapolri

Nomor : B/3377/IX/2011 tanggal 29 September 2011 tentang Penggelaran

Bhabinkamtibmas pada setiap Desa/Kelurahan, Polsek Tambora telah menugaskan 11

bintara untuk menjabat sebagai Bhayangkara Pembina Kamtibmas

(Bhabinkamtibmas) sesuai dengan jumlah kelurahan se-Kecamatan Tambora. Secara

lengkap data Bhabinkamtibmas di Polsek Tambora adalah sebagai berikut :

Tabel 3 :

Berdasarkan data tersebut, maka seluruh kelurahan telah memiliki 1

Bhabinkamtibmas dan tidak ada yang merangkap jabatan. Dari segi kualitas, seluruh

(16)

16

segi pangkat seluruh Bhabinkamtibmas berpangkat Aiptu dengan usia termuda 40

tahun dan tertua 57 tahun.

B. Dukungan Anggaran

Pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas didukung dengan anggaran dengan nama

program Pemberdayaan Potensi Keamanan sebesar Rp 76.950.000,-, yang terdiri dari

dua mata anggaran, yaitu Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Pengamanan

Swakarsa Polsek sebesar Rp 2.700.000,-; dan Menyelenggarakan pembinaan,

pengayoman perlindungan masyarakat, pemberdayaan kemitraan dengan lembaga

pendidikan, masyarakat, tokoh masyarakat, instansi, swasta, jasa pengamanan, tokoh

agama dan LSM sebesar Rp 74.250.000,-

Tabel 4 :

Mata Anggaran Bhabinkamtibmas Polsek X

KODE

PROGRAM / KEGIATAN / OUTPUT / SUB OUTPUT / KOMPONEN /

060.01.09 PROGRAM PEMBERDAYAAN

POTENSI KEAMANAN 76.950.000

5076 PEMBINAAN POTENSI KEAMANAN 76.950.000

003 Dukungan Opsnal Pertahanan dan

Keamanan 76.950.000

FB PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

POK PAM SWAKARSA POLSEK 2.700.000

521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 2.700.000

- Bina dan Bentuk Pokdarkamtibmas

(1 Org x 4 Giat x 12 Bln) 48 OG 50.000 2.400.000

- Bina dan Bentuk Pokdarkamtibmas

(1 Org x 3 Giat x 2 Bln) 6 OG 50.000 300.000

FE PEMBERDAYAAN KEMITRAAN DG LEMDIK, MASY, TOMAS, INSTS, SWASTA, JASA PENGAMANAN, TOGA & LSM

74.250.000

521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 74.250.000

(17)

17

C. Dukungan Sarana dan Prasarana

Dukungan sarana prasarana berupa sepeda motor dinas tersedia 11 unit atau

sesuai jumlah Bhabinkamtibmas. Dukungan sarana prasarana lain yang tersedia

adalah 10 megaphone dalam kondisi baik dan disimpan di Mapolsek Tambora. Sementara dukungan alat komunikasi dinas bagi Bhabinkamtibmas (HT) tidak ada.

Untuk mengatasi hal tersebut Bhabinkamtibmas menggunakan hp pribadi

masing-masing. Kondisi sarana prasarana yang minim tersebut sangat berpengaruh terhadap

kelancaran dan keberhasilan tugas Bhabinkamtibmas

Tabel 5:

Data Kendaraan Bermotor Bhabinkamtibmas Polsek X

NO NOMOR

Personil Bina Mitra selaku ujung tombak di kewilayahan harus cermat dalam

menyikapi situasi di kelurahan binaannya. Apabila mendapatkan informasi sekecil

apa pun wajib dilaporkan, untuk dianalisa dan dievaluasi penanganannya demi

tercapainya situasi kamtibmas yang kondusif. Adapun metode-metode yang telah

(18)

18

1. Setiap selesai apel pagi, Bhabinkamtibmas berkumpul di ruang Kanit Binmas

untuk melaporkan kegiatan sehari sebelumnya, apa yang telah dilakukan,

infoemasi apa yang didapatkan. Jika ada permasalahan akan dipecahkan

secara bersama-sama, secara berjenjang kepada Kapolsek.

Selanjutnya Bhabinkamtibmas akan menyampaikan rencana kegiatan

masing-masing yang akan dikerjakan pada hari itu. Pada kesempatan ini pula Kanit

Binmas memberikan APP kepada Bhabinkamtibmas, terutama kemampuan

inter personal skill, cara berkomunikasi yang baik bagaimana menjadi pendengar yang baik, bagaimana teknik memecahkan masalah dan mencari

solusi.

2. Program Pengisian Kartu Warga,

Program ini adalah pengembangan sambang oleh Bhabinkamtibmas ke rumah

warga masyarakat, sambil membawa Kartu Warga yang akan diisi dengan data

warga per-keluarga dengan cara mengunjungi rumah masing-masing warga.

Target dalam 1 minggu, minimal 3 rumah disambangi oleh

Bhabinkamtibmas. Program ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada

warga bahwa Polisi peduli dengan cara mendata mereka.

3. Melaksanakan penyuluhan setiap minggu yang diadakan di Polsek dengan

cara mengundang peserta sesuai dengan bidang permasalahan yang diangkat.

4. Melaksanakan kegiatan sambang ke sekolah-sekolah untuk menyampaikan

pesan kamtibmas sebagai inspektur upacaya pada hari Senin.

5. Secara aktif membina Satpam, FPKM, pokdar kamtibmas, siskamling dan

Da’I Kamtibmas. Secara keseluruhan terdapat 693 anggota satpam (435 karyawan tetap dan 258 outsourcing), 129 anggota FKPM, 537 anggota

pokdar kamtibmas, 93 pos siskamling dan 11 orang Da’I Kamtibmas.

6. Menghadiri kegiatan-kegiatan masyarakat dan memanfaatkannya dengan

menyelipkan pesan-pesan kamtibmas, misalnya perayaan hari raya Imlek,

peringatan hari raya agama tertentu, Acara Pertemuan Paguyuban tertentu dsb.

Secara kuantitatif, data jumlah kegiatan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora

(19)

19

Tabel 6:

Data Kegiatan Bhabinkamtibmas Polsek X

(20)

20

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

A. Faktor Internal 1. Kekuatan

a. Adanya Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.

Pol : Kep / 8 /XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan

Buku Petunjuk Lapangan Kapolri No Pol : Bujuklap / 17 / VII/ 1997

tanggal 18 Juli 1997 tentang Bintara Polri Pembina Kamtibmas di

desa/kelurahan; Surat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Nomor : B / 3377/ XI/2011/ Baharkam tanggal 29 sepetember 2011

tentang Penggelaran Bhabinkamtibmas di desa/kelurahan.dan adanya

SOP Pelaksanaan Tugas Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan.

b. Komitmen kapolda dan kapolres untuk menjamin terpeliharanya situasi

kamtbmas yang kondusif melalui pendekatan preemtif dan preventif

dengan cara-cara persuasif dalam rangka mewujudkan kamtibmas.

c. Seluruh kelurahan di wilayah hukum Polsek Tambora sudah terisi 1 (

satu ) orang Bhabinkamtibmas dan hanya bertanggung jawab untuk

membina kelurahannya tersebut (tidak diberikan tugas lain).

d. Seluruh Bhabinkamtibmas sudah mengikuti Dikjur Binmas.

e. Seluruh Bhabinkamtibmas sudah memperoleh tunjangan.

f. Seluruh program telah terdukung dengan anggaran.

g. Dukungan kendaraan roda dua bagi seluruh Bhabinkamtibmas

h. Setiap hari setelah apel pagi Bhabinkamtibmas, berkumpul di ruangan

Unit Binmas, memaparkan hasil kegiatan sehari sebelumnya dan

melaporkan rencana kegiatan hari itu. Selanjutnya Kanit Binmas akan

membahas, mengarahkan dan memberikan penekanan sekaligus

mengingatkan kembali teknik-teknik inter personal skill.

i. Metode pendokumentasian kegiatan Bhabinkamtibmas secara tertulis

(21)

21

2. Kelemahan

a. Jumlah Bhabinkamtibmas sebanyak 1 orang per kelurahan dirasakan

kurang mampu melayani masyarakat dalam 1 kelurahan mengingat

jumlah penduduk yang ada.

b. Rata-rata usia Bhabinkamtibmas di atas 40 tahun, 4 orang berusia 54

tahun bahkan 1 orang sudah berusia 57 tahun.

c. Kompetensi dasar berupa pengetahuan dan keterampilan inter personal skill sebagai Bhabinkamtibmas masih kurang.

d. Tidak ada dukungan anggaran sarana kontak, untuk kebutuhan

komunikasi atau sekedar memberikan hadiah kecil selama

berkomunikasi seperti membelikan minum atau rokok mengingat

kondisi warga di kelurahan binaan lebih banyak yang berstatus

keluarga miskin.

B. Faktor Eksternal 1. Peluang

a. Secara umum gangguan keamanan di tahun 2012 mengalami

penurunan yang cukup besar, yaitu sebesar 165 kasus atau 34,74 %.

Jenis kejahatan yang mengalami penurunan tertinggi adalah Curanmor

(turun 53 kasus atau 64,63 %), Curi Biasa (turun 22 kasus atau 73,33

%), Pengeroyokan (turun 21 kasus atau 53,85 %).

b. Adanya keinginan dan harapan masyarakat untuk hidup secara aman,

tertib dan terbebas dari segala bentuk gangguan kamtibmas.

c. Adanya dukungan dari instansi terkait seperti Pemda, lembaga

pendidikan, masyarakat, tokoh agama, instansi, swasta, jasa

pengamanan, tokoh pemuda, LSM dsb.

d. Seluruh wilayah Kecamatan Tambora telah terjangkau jaringan

telekomunikasi seluler dengan baik yang memungkinkan komunikasi

timbal balik antara Bhabinkamtbmas dan masyarakat di desa/kelurahan

binaannya.

(22)

22

2. Kendala

a. Belum ada sinergi antara program pembinaan potensi keamanan oleh

Polsek Tambora dengan program kerja pemerintah daerah.

b. 14,57% Keluarga di Kecamatan Tambora adalah keluarga miskin yang

tinggal pada daerah kumuh yang sangat padat hingga mencapai

77.034,38 jiwa per km persegi.

c. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) mencapai

7.172 orang mulai dari anak terlantar, anak nakal, WTS, pengemis,

gelandangan, waria, korban narkoba, eks-napi, lansia terlantar, fakir

miskin, penyandang cacat dan anak jalanan.

d. Terdapat lokasi-lokasi rawan, baik rawan kriminal, rawan kebakaran,

maupun rawan penyebaran paham teroris dan rawan persembunyian

teroris.

e. Masih banyak penduduk yang belum terdata karena tidak memiliki

KTP/Kartu keluarga yang dipicu oleh banyaknya rumah kontrakan atau

(23)

23

BAB VI

KONDISI YANG DIHARAPKAN

A. Sumber Daya Manusia

Dari segi kuantitas, jumlah Bhabinkamtibmas sudah memenuhi kebijakan

Kapolri melalui Surat Nomor : B / 3377/ XI/2011/ Baharkam tanggal 29 sepetember

2011 tentang Penggelaran Bhabinkamtibmas di desa/kelurahan, yaitu sebanyak 11

orang sesuai dengan jumlah kelurahan se-Kacamatan Tambora. Akan tetapi jumlah

tersebut dirasakan masih minim, mengingat kepadatan penduduk di tiap-tiap

kelurahan sangat tinggi. Selain itu usia rata-rata Bhabinkamtibmas di atas 40 tahun (5

diantaranya menjelang pensiun).

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, perlu dilakukan penguatan

personel Bhabinkamtibmas dengan menunjuk 1 (satu) orang pendamping

Bhabinkamtibmas dengan pangkat Briptu atau Brigadir yang ber-partner/melekat dengan Bhabinkamtibmas senior. Kelebihan sistem partner adalah bertambahnya kapasitas, memungkinkan adanya pembagian tugas yang saling mendukung, yaitu

salah seorang petugas melakukan tindakan sementara petugas lainnya melakukan

pencatatan dan menyiapkan administrasi, saling back-up antar personel terutama jika salah satu petugas berhalangan. Selain itu sistem partner ini juga dimaksudkan untuk melatih pendamping Bhabinkamtibmas agar memiliki kemampuan yang diharapkan,

merintis hubungan emosional antara pendamping Bhabinkamtibmas dengan warga

binaannya, sehingga akan siap ditugaskan untuk menggantikan Bhabinkamtibmas

senior ketika memasuki masa pensiun, pindah atau berhalangan lain yang sifatnya

tetap (misalnya meninggal dunia, cacat karena mengalami kecelakan dsb).

Dari segi kualitas personel, idealnya seluruh Bhabinkamtibmas memenuhi

kompetensi dasar sebagai berikut :

1. Pengetahuan yang perlu dimiliki Bhabinkamtibmas :

a. Karakteristik wilayah penugasan;

b. Budaya masyarakat setempat;

c. Peraturan perundang-undangan;

d. Sosiologi masyarakat desa;

e. Polmas;

(24)

24

g. Bimbingan dan penyuluhan;

h. Kepemimpinan;

i. Hak asasi manusia.

2. Keterampilan yang harus dimiliki bhabinkamtbmas

a. Keterampilan berkomunikasi/berbicara efektif;

b. Keterampilan memecahkan masalah (mengidentifikasi masalah,

mengidentifikasi hambatan dan penyebab masalah dan

mengembangkan respon serta solusi yang efektif);

c. Keterampilan untuk menangani konflik dan perbedaan persepsi;

d. Keterampilan kepemimpinan (keterampilan memperkirakan resiko dan

tanggung jawab, keterampilan menentukan tujuan dan keterampilan

manajemen waktu);

e. Keterampilan membangun tim dan mengelola dinamika dan motivasi

kelompok (keterampilan mempengaruhi kelompok, keterampilan

identifikasi sumber daya dan keterampilan membangun kepercayaan);

f. Keterampilan mediasi dan negosiasi;

g. Keterampilan memahami keanekaragaman, kemajemukan dan prinsip

non diskriminasi;

h. Terampil menerapkan strategi Polmas dan menghormati hak azasi

manusia serta kesetaraan gender;

i. Terampil menangani dan memperlakukan kelompok rentan;

j. Inter personal skill (kemampuan berbicara, mendengarkan, bertanya, mengamati, memberi menerima umpan balik dan meringkas).

Kompetensi dasar harus senantiasa diasah dan ditingkatkan, melalui

pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Polda/Polres atau dilakukan secara mandiri oleh

Polsek berpedoman pada kurikulum yang sesuai atau melalui diskusi pada saat para

Bhabinkamtibmas berkumpul untuk menerima APP setelah melaksanakan apel pagi.

B. Dukungan Anggaran

Peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora memerlukan

adanya dukungan anggaran operasional yang cukup. Sebagian besar mata kegiatan

telah mendapatkan dukungan anggaran. Akan tetapi volume kegiatan yang ditargetkan

masih sedikit. Idealnya seorang Bhabinkamtibmas melakukan kegiatan sambang

(25)

25

C. Dukungan Sarana Prasarana

Standar kelengkapan sarana prasarana perorangan Bhabinkamtibmas yang

ideal untuk mendukung kelancaran tugas adalah :

1. Sepeda motor;

2. Megaphone;

3. Jas hujan;

4. Senter;

5. Tas kerja;

6. Alat komunikasi;

7. Buku agenda kerja/buku pintar;

8. Rompi Polri;

9. Peta Desa/Kelurahan;

10. Kamera.

Selain standar kelengkapan sarana prasarana perorangan, Bhabinkamtibmas

juga perlu didukung dengan prasarana berupa ruang kerja yang berada pada

desa/kelurahan binaannya atau setidak-tidaknya dapat menempati ruang kerja staf

desa/kelurahan namun memiliki prasarana berupa meja kerja sendiri.

D. Metode

Metode yang ideal dalam pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas Polsek

Tambora adalah :

1. Pembinaan ketertiban masyarakat

a. membimbing dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat guna

meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat

dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan

perundang-undangan;

b. membina remaja (pemuda/pemudi), anak-anak dan pelajar/mahasiswa

agar terhindar dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh perubahan

pranata sosial sebagai akibat dari globalisasi budaya;

c. membina dan memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba dan

kenakalan remaja kepada pemuda/remaja agar generasi muda tidak

(26)

26

d. membimbing dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di Desa,

agar masyarakat tidak terpengaruh oleh orang / kelompok tidak dikenal

yang menawarkan kesempatan kerja di suatu tempat baik di dalam/luar

negeri;

e. membina dan melatih para petugas keamanan lingkungan di Desa

binaannya;

f. menghadiri setiap kegiatan/keramaian yang ada di Desa binaannya;

g. menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas kepada masyarakat yang

kondusif melalui peran aktif segenap potensi yang ada dalam

masyarakat.

2. Pembinaan keamanan Swakarsa

a. melakukan tatap muka, kunjungan/sambang, penyuluhan langsung,

latihan-latihan, dalam rangka membimbing masyarakat melaksanakan

sistim keamanan lingkungan;

b. melatih awak siskamling/sistim pengamanan lingkungan

Desa/Kelurahan;

c. membimbing dan memberikan arahan tentang keikutsertaan

masyarakat dalam kegiatan keamanan swakarsa;

d. memberikan penyuluhan dan penyegaran kepada petugas keamanan

lingkungan yang bertugas di wilayahnya;

e. membangun dan memberdayakan Siskamling yang ada di

Desa/Kelurahan;

f. memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mengamankan

rumah/lingkungan masing-masing;

g. mengunjungi bentuk pengamanan swakarsa, melakukan komunikasi,

menerima keluhan dan informasi serta membantu penyelesaian masalah

yang dihadapi sebatas kemampuannya;

h. menjalin komunikasi, membangun kerjasama dengan satpam maupun

pengguna satpam yang ada diwilayahnya;

3. Pembinaan perpolisian masyarakat

a. mendorong terbentuknya forum-forum kemitraan di lingkup desanya

masing-masing;

(27)

27

c. melakukan komunikasi timbal balik yang intensif, melakukan diskusi

tentang permasalahan kamtibmas di Desa/Kelurahan;

d. memfasilitasi pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat;

e. menyelesaikan konflik-konflik yang ada dimasyarakat melalui jalur

ADR (Alternative Dispute Resolution);

f. menghadiri setiap kegiatan masyarakat, mendengar dan mencatat serta

berusaha mewujudkan harapan masyarakat sebatas kewenangannya;

g. menerima informasi dan keluhan serta permasalahan dari warga

masyarakat;

h. menghadiri atau memfasilitasi forum diskusi/pertemuan yang

diselenggarakan oleh kelompok masyarakat dan memanfaatkannya

untuk membangun kemitraan antara Polri dengan masyarakat dalam

rangka mencegah dan menaggulangi gangguan Kamtibmas.

4. Pembinaan potensi masyarakat

a. mendata Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh

Pemuda serta kelompok-kelompok masyarakat baik formal/informal

yang ada diwilayahnya;

b. mengadakan tatap muka dengan tokoh-tokoh masyarakat baik individu

maupun pimpinan kelompok/organisasi secara periodik maupun secara

situasional dalam rangka menjalin komunikasi yang baik, memecahkan

masalah-masalah sosial dilingkungan masyarakat;

c. mengadakan pendekatan secara individu baik kepada Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda maupun

kepada kelompok/ komunitas yang ada diwilayah kerjanya;

d. membangun dan mewujudkan kemitraan dengan semua potensi

masyarakat yang ada diwilayah kerjanya.

5. Bhabinkamtibmas sebagai anggota Polri yang berada di tengah-tengah

masyarakat, pada dirinya juga melekat kewenangan kepolisian secara umum

berdasarkan peraturan perundang-undangan dan prosedur yang berlaku

dilingkungan Polri.

a. dalam situasi bencana, Bhabinkamtibmas bersama dengan aparat

lainnya melakukan sosialisasi dan mobilisasi warga dalam rangka

(28)

28

b. dalam rangka mendukung kebijakan Polsek sebagai basis deteksi,

Bhabinkamtibmas sebagai petugas Polri terdepan diharapkan menjadi

mata dan telinga serta menjadi sumber informasi dalam rangka deteksi

dini;

c. Bhabinkamtibmas wajib mencatat semua kegiatan yang dilaksanakan

secara detail dalam buku mutasi kegiatan sesuai dengan format yang

(29)

29

BAB VI

OPTIMALISASI KEMAMPUAN BHABINKAMTIBMAS

Peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek X guna akselerasi pelayanan

prima dalam rangka stabilitas kamtibmas memerlukan penerapan manajemen strategis yang

merupakan suatu upaya untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif

organisasi dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi baik secara

internal dan eksternal melalui penyusunan rencana strategis sebagai berikut :

A. Visi

Mewujudkan Bhabinkamtibmas yang mampu mendorong, mengarahkan dan

menggerakkan masyarakat agar berperan serta dalam pemeliharaan kamtibmas

melalui bentuk pengamanan swakarsa dan penerapan model perpolisian masyarakat

guna akselerasi pelayanan prima dalam rangka mewujudkan stabilitas kamtibmas di

wilayah hukum Polsek Tambora.

B. Misi

1. Membangun dan meningkatkan kemampuan Bhabinkamtibmas.

2. Membangun kedekatan dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

3. Membangun dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap hukum

dan perundang-undangan yang berlaku

4. Membangun partisipasi masyarakat untuk memberikan masukan atas berbagai

isu atau kisaran suara tentang penyelenggaraan fungsi dan pelayanan

kepolisian serta permasalahan yang berkembang dalam masyarakat

5. Membangun kerjasama dan kemitraan dengan potensi masyarakat guna

mendorong peran sertanya dalam Pembinaan Kamtibmas dan dapat mencari

solusi dalam penanganan permasalahan di masyarakat agar tidak berkembang

menjadi gangguan nyata Kamtibmas

C. Tujuan

1. Terciptanya postur Bhabinkamtibmas Polsek X yang berkemampuan mumpuni

sesuai standar kompetensi.

(30)

30

3. Terciptanya kesadaran hukum masyarakat terhadap hukum dan

perundang-undangan yang berlaku

4. Terciptanya partisipasi aktif masyarakat untuk memberikan masukan atas

berbagai isu atau kisaran suara tentang penyelenggaraan fungsi dan pelayanan

kepolisian serta permasalahan yang berkembang dalam masyarakat.

5. Terciptanya kerjasama dan kemitraan dengan segenap potensi masyarakat di

Kecamatan Tambora guna mendorong peran sertanya dalam Pembinaan

Kamtibmas dan dapat mencari solusi dalam penanganan permasalahan di

masyarakat agar tidak berkembang menjadi gangguan nyata Kamtibmas.

D. Sasaran

1. Menunjuk Bintara Polsek dari fungsi lain untuk merangkap sebagai

pendamping Bhabinkamtibmas. Pendamping Bhabinkamtibmas dimaksudkan

sebagai lapis kekuatan Bhabinkamtibmas yang senior, sekaligus menyiapkan

calon pengganti Bhabinkamtibmas agar program pembinaan komponen

kamtibmas berjalan efektif dan efisien karena telah terjalin komunikasi yang

intens antara pengganti Bhabinkamtibmas dan warga masyarakat binaannya.

2. Mengusulkan penambahan sarana prasarana untuk melengkapi sarana

prasarana perorangan Bhabinkamtibmas sesuai standar yang telah ditetapkan.

3. Mengusulkan penambahan anggaran baru berupa sarana kontak dan

penambahan volume kegiatan sambang dan sentuhan.

4. Membangun dan meningkatkan komunikasi yang intens antara

Bhabinkamtibmas dengan masyarakat di kelurahan binaannya.

5. Sinergi program pembinaan potensi kamtibmas dengan program PNPM Pemda

untuk meningkatkan kapasitas, anggaran dan dukungan operasional.

6. Mengarahkan, mendorong dan menggerakkan berbagai potensi kamtibmas

untuk menyusun program kerja berikut rencana aksi

7. Mendorong FKPM agar lebih aktif dan sensitif untuk mengidentifikasi,

memusyawarahkan dan mengusahakan pemecahan masalah kamtibmas di

lingkungannya

8. Meneruskan metoda yang telah diterapkan yaitu kumpul (Anev) setiap selesai

apel pagi, dan mengembangkannya dengan menekankan pentingnya laporan

(31)

31

membicarakan apa, berapa lama dst dan dikumpulkan pada sore hari/malam

hari.

9. Memanfaatkan waktu anev pagi hari setelah apel pagi untuk melatih

Bhabinkamtibmas dengan materi sesuai standar kompetensi Bhabinkamtibmas

10. Terkait adanya perbedaan jumlah penduduk dan jumlah RW antar kelurahan

yang menyebabkan adanya perbedaan beban tanggung jawab

Bhabinkamtibmas, dinilai perlu melakukan penyesuaian / pemerataan wilayah

tanggung jawab Bhabinkamtibmas, misalnya 1 Bhabinkamtibmas bertanggung

jawab atas 3 RW atau 4 RW.

E. Kebijakan

1. Pengangkatan Bintara dari fungsi lain sebagai pendamping Bhabinkamtibmas

2. Pemerataan wilayah tanggung jawab Bhabinkamtibmas, misalnya 1

Bhabinkamtibmas bertanggung jawab atas 3 RW atau 4 RW.

3. Sinergi program pembinaan potensi kamtibmas dengan program PNPM

Pemda.

F. Strategi

1. Pembangunan kekuatan sumber daya manusia difokuskan pada penunjukan

bintara Polsek sebagai pendamping Bhabinkamtibmas dan pemerataan beban

tanggung jawab Bhabinkamtibmas berdasarkan jumlah warga binaan dan

jumlah RW binaan;

2. Pembangunan kemampuan melalui pelatihan Bhabinkamtibmas pada saat anev

pagi hari setelah apel pagi untuk melatih Bhabinkamtibmas dengan materi

sesuai standar kompetensi Bhabinkamtibmas.

3. Pembangunan sarana dan prasarana difokuskan untuk melengkapi sarana

prasarana perorangan Bhabinkamtibmas sesuai standar yang telah ditetapkan.

4. Pembangunan anggaran difokuskan pada penambahan anggaran baru berupa

sarana kontak dan penambahan volume kegiatan sambang dan sentuhan.

5. Pembangunan metode difokuskan pada pendekatan perorangan (personal approach) untuk meningkatkan intensitas pertemuan Bhabinkamtibmas dan warga masyarakat dengan mengoptimalkan rute perjalanan yang berbeda

setiap hari menuju/dari lokasi sasaran kegiatan pokok harian dengan maksud

(32)

32

menuangkannya dalam laporan kegiatan harian yang mencakup nama

orang-orang yang ditemui dalam perjalanan, lokasi pertemuan, lama berbincang dan

isi pembicaraan.

6. Pembangunan kerjasama difokuskan pada sinergi Program Pembinaan Potensi

Kamtibmas dengan Program PNPM Pemda untuk meningkatkan kapasitas,

anggaran dan dukungan operasional.

G. Rencana Aksi (Action Plan)

Agar program peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora

guna akselerasi pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas dapat

direalisasikan secara terarah, terencana dan terukur, maka operasionalisasi program

tersebut dituangkan dalam action plan sebagai berikut : 1. Jangka Pendek (3 bulan pertama)

a. Mengangkat 5 orang Brigadir/Briptu untuk menjabat sebagai

pendamping Bhabinkamtibmas yang akan pensiun dan disiapkan untuk

menjadi Bhabinkamtibmas berikutnya.

b. Merancang dan menetapkan HTCK Bhabinkamtibmas dan Pendamping

Bhabinkamtibmas termasuk pembagian tugas antara Bhabinkamtibmas

dan Pendamping Bhabinkamtibmas.

c. Menetapkan sistem pendamping Bhabinkamtibmas sebagai SOP

pergantian Bhabinkamtibmas, yaitu menunjuk seorang pendamping

Bhabinkamtibmas minimal 6 bulan sebelum Bhabinkamtibmas senior

akan diganti sebagai masa transisi untuk memberikan kesempatan

kepada Pendamping Bhabinkamtibmas lebih mengenal masyarakat

berikut karakteristik wilayah binaannya, sekaligus memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk mengenal lebih dekat dengan

Pendamping Bhabinkamtibmas. Dengan demikian diharapkan terjalin

komunikasi yang intens antara Pendamping Bhabinkamtibmas dengan

masyarakat binaannya, sehingga peralihan tanggung jawab

Bhabinkamtibmas dari Bhabinkamtibmas Senior kepada Pendamping

Bhabinkamtibmas akan berjalan lancar.

d. Meneruskan metoda yang telah diterapkan yaitu kumpul (Anev) setiap

selesai apel pagi, dan mengembangkannya dengan menekankan

(33)

33

bertemu siapa, dimana, membicarakan apa, berapa lama dst dan

dikumpulkan pada sore hari/malam hari.

e. Memanfaatkan waktu anev pagi hari setelah apel pagi untuk mengasah

kemampuan Bhabinkamtibmas dengan materi sesuai standar

kompetensi Bhabinkamtibmas

2. Jangka menengah (6 bulan kedua)

a. Pemerataan wilayah tanggung jawab Bhabinkamtibmas berdasarkan

jumlah penduduk dan jumlah RW, yaitu 1 Bhabinkamtibmas

bertanggung jawab atas 3 atau 4 RW, maka diperlukan penambahan

Bhabinkamtibmas baru sebanyak 18 diluar pendamping

Bhabinkamtibmas.

b. Mengusulkan penambahan sarana prasarana untuk melengkapi sarana

prasarana perorangan Bhabinkamtibmas sesuai standar yang telah

ditetapkan.

c. Mengusulkan penambahan anggaran baru berupa sarana kontak dan

penambahan volume kegiatan sambang dan sentuhan.

d. Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja secara

periodik dan memberikan penghargaan kepada Bhabinkamtibmas

terbaik dalam 1 periode penilaian.

3. Jangka Panjang (tahun kedua)

a. Sinergi program pembinaan potensi kamtibmas dengan program PNPM

Pemda untuk meningkatkan kapasitas, anggaran dan dukungan

operasional.

b. Mendorong FKPM agar lebih aktif dan sensitif untuk mengidentifikasi,

memusyawarahkan dan mengusahakan pemecahan masalah kamtibmas

(34)

34

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek X dalam mendorong, mengarahkan dan

menggerakkan masyarakat agar berperan serta dalam pembinaan kamtibmas

melalui bentuk pengamanan swakarsa dan penerapan model perpolisian

masyarakat belum optimal.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek

Tambora terdiri dari faktor internal organisasi dan faktor eksternal.

Faktor-faktor internal organisasi meliputi sumber daya manusia, dukungan anggaran,

sarana prasarana dan metode yang digunakan. Sedangkan faktor-faktor

eksternal mencakup karakteristik masyarakat dan wilayah, dukungan

masyarakat, pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, tokoh agama,

instansi, swasta, jasa pengamanan, tokoh pemuda, LSM dsb, dukungan

teknologi yang memadai, serta perkembangan situasi kamtibmas

3. Upaya peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora guna

akselerasi pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas disusun dalam

program yang dijabarkan dalam rencana strategis yang meliputi visi, misi,

tujuan, sasaran, pelaksana, strategi dan implementasi dengan rencana aksi pada

jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

B. Saran/Rekomendasi

Agar upaya peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek X guna

akselerasi pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas dapat tercapai penulis

menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perlu adanya pembangunan kekuatan sumber daya manusia difokuskan pada

penunjukan bintara Polsek sebagai pendamping Bhabinkamtibmas dan

pemerataan beban tanggung jawab Bhabinkamtibmas berdasarkan jumlah

(35)

35

2. Perlu adanya pembangunan kemampuan melalui pelatihan Bhabinkamtibmas

pada saat anev setelah apel pagi untuk melatih Bhabinkamtibmas dengan

materi sesuai standar kompetensi.

3. Perlu adanya peningkatan anggaran difokuskan pada penambahan anggaran

baru berupa sarana kontak dan penambahan volume kegiatan sambang dan

sentuhan.

4. Perlu adanya pembangunan sarana dan prasarana yang difokuskan untuk

melengkapi sarana prasarana perorangan Bhabinkamtibmas sesuai standar

yang telah ditetapkan.

5. Perlu peningkatan metode yang difokuskan pada pendekatan perorangan

(personal approach) untuk meningkatkan intensitas pertemuan Bhabinkamtibmas dan warga masyarakat dengan mengoptimalkan rute

perjalanan yang berbeda setiap hari menuju/dari lokasi sasaran kegiatan pokok

harian dengan maksud agar setiap hari bertemu warga yang berbeda.

6. Perlu peningkatan kerjasama difokuskan pada sinergi Program Pembinaan

Potensi Kamtibmas dengan Program PNPM Pemda untuk meningkatkan

kapasitas, anggaran dan dukungan operasional.

Selain itu penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perlu adanya penetapan SOP pergantian Bhabinkamtibmas melalui sistem

partner, yaitu pengangkatan pendamping Bhabinkamtibmas yang disiapkan sebagai calon pengganti Bhabinkamtibmas berikutnya, dalam jangka waktu

tertentu sebagai masa transisi untuk memberikan kesempatan kepada

Pendamping Bhabinkamtibmas lebih mengenal masyarakat berikut

karakteristik wilayah binaannya, sekaligus memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk mengenal lebih dekat dengan Pendamping

Bhabinkamtibmas, agar peralihan tanggung jawab sebagai Bhabinkamtibmas

berjalan lancar.

2. Apabila upaya peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora

guna akselerasi pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas berhasil

mencapai visi dan misinya kiranya dapat dijadikan contoh bagi polres-polres

(36)

36

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan perundang-undangan :

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia

2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : 7 Tahun 2008

tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Tugas Polri

3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2010

tanggal 30 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan

Organisasi pada tingkat Kepolisian Resort dan Sektor

4. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : Skep

737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan

Polmas dalam penyelenggaraan tugas Polri

5. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : Skep

/507/X/2009 tanggal 30 Oktober 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Standar

Penerapan Polmas bagi Pelaksana Polmas

6. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : Kep/8/XI/2009

tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan Buku Petunjuk Lapangan Kapolri

No.Pol.: Bujuklap/17/VII/1997 tanggal 18 Juli 1997 tentang Bintara Polri Pembina

Kamtibmas di Desa/Kelurahan.

7. Surat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor :

B/3377/IX/2011/Baharkam tanggal 29 September 2011 tentang Penggelaran

Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan

8. SOP Polda Metro Jaya tentang Pelaksanaan Tugas Bhabinkamtibmas di

(37)

37

Buku :

Daft, Richard L. 2002. Management, 6th Edition, Cengage South Western.

Daviddow, William H. dan Uttal, Bro. 1989. Services Company : Focus or Falter, Springer, New York.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Balai Pustaka, Jakarta.

Normann, Richard 1991. Service Management : Strategy and Leadership in Service

Bussiness, Wiley Publisher, New York.

Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Siagian, Sondang P. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Stoner, J.A. 1989. Management, Prentice Hall, New Jersey.

Terry, George R. 1986. Asas-Asas Menajemen, Penerbit Alumni, Bandung

(38)

38

(39)
(40)

Gambar

Tabel 1 : Data Kriminalitas Polsek Tambora
Tabel 2 :
Tabel 3 :
Tabel 4 :
+3

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah kita ketahui bersama, Sari Roti merupakan produsen roti terbesar di Indonesia dengan produk rotinya yang bergam mulai dari roti tawar, roti manis isi, roti

Secara administrasi lokasi penelitian berada di lokasi Tepok Secara administrasi lokasi penelitian berada di lokasi Tepok,, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengujian secara serentak variabel independen (Umur, Pendidikan, luas lahan, Pendapatan, lingkungan Sosial, lingkungan ekonomi dan

Untuk Neural Network dengan menggunakan input yang signifikan pada partisi data 90:10 ternyata didapatkan ketepatan klasifikasi yang tertinggi baik untuk variabel IPK maupun

yang banyak tidak akan mampu untuk mengatasi hutang mereka akibat dari Yunani. yang berada dalam kondisi

intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan pengungkapan modal intelektual

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnomosidhi (2006) yang menyatakan bahwa rata-rata pengungkapan intellectual capital dalam

Perlakuan formulasi sari semangka : gelatin pada pembuatan permen marshmallow memberikan pengaruh pada kadar air, kadar protein, vitamin A, kekenyalan, tekstur, warna dan