• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RASIONAL

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang

dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat

perlu terus menerus di lakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pemikiran

ini mengandung konsekwensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan pendidikan

menengah kejuruan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu

terus menerus dilakukan penyelarasan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha

kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.

Atas dasar hasil pengamatan di lapangan mengindikasikan, sebagian besar

lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kurang mampu menyesuaikan diri dengan

perubahan / perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak mudah dilatih

kembali atas kekurangannya. Temuan tersebut tampaknya mengindikasikan bahwa

pembelajaran di SMK belum nampak menyetuh pada pengembangan diri dalam

kemampuan adaptasi peserta didik. Studi itu juga memperoleh gambaran bahwa

sebagian lulusan SMK tidak bisa diserap di lapangan kerja, karena kompetensi yang

mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Kondisi itulah antara lain

yang menjadikan bahwa kurikulum SMK edisi sebelumnya perlu di sempurnakan

sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan standar kompetensi Nasional, serta kebutuhan

pembekalan kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Mutu lulusan Pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan

pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga

pendidik, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, alat bantu dan bahan,

manajemen, sekolah, lingkungan sekolah dan lapangan latihan kerja siswa. Meskipun

kurikulum hanya merupakan sebagai arah, tujuan dan landasan filosofi pendidikan,

namun kurikulum harus selalu dikembangkan sesuai dengan dinamika perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan kebutuhan / pasar kerja, serta dinamika

▸ Baca selengkapnya: salah satu contoh pelayanan yesus bagi pribadi adalah

(2)

MAKSUD DAN TUJUAN

Dokumen kurikulum SMK Edisi 2006 merupakan penyempurnaan, pengembangan dan

penajaman kurikulum sebelumnya, yang disusun dan disebarluaskan kepada

masyarakat, khususnya kepada para pelaku pendidikan menengah kejuruan

(Dikmenjur) dengan maksud untuk hal-hal sebagai berikut :

 Menyamakan persepsi dengan semua pihak yang terlibat dalam

pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum SMK, khususnya tentang

landasan dan konsepsi yang menjadi dasar pengembangan.

 Memberikan rambu-rambu yang dapat mengarahkan semua pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan kurikulum SMK

 Menjadi asuhan dalam pemantauan dan penilaiaan pelaksanaan

kurikulum

RUANG LINGKUP

Kurikulum SMK Edisi 2006 memuat uraian tentang :

1. Landasan, Program, dan Pengembangan

2. Tujuan, isi dan materi pembelajaran

3. Petunjuk umum pelaksanaan dan

4. Lingkup dukungan mutu

SISTEMATIKA

Dokumen Kurikulum SMK Edis 2006 terdiri atas tiga bagian :

Bagian pertama, memuat tentang landasan, program, pelaksanaan, penilaian dan pengembangan.

Bagian kedua, merupakan garis – garis besar program pendidikan dan, pelatihan (GBPP) yang berisi tujuan program keahlian, kompetensi, keahlian, level kualifikasi tamatan, ruang lingkup pekerjaan, profil kompetensi tamatan, substansi pembelajaran, diagram pencapaian kompetensi, susunan Program Pembelajaran, penyusunan modul, pengelolaan pembelajaran, serta penilaian kegiatan dan hasil belajar.

(3)

PROGRAM KEAHLIAN :

LANDASAN

Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Undang –undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya mencerdaskan kehidupkan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang yaitu Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemuadian hari.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, kurikulum SMK disusun memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian. Karena itu, penyusunannya bertumpu pada landasan filosofis, ekonomis dan yuridis tertentu.

1. Landasan Filosofis

Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitasnya sehingga hancur perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung SMK harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

 Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai

landasan pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.

 Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal

maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik

 Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan

bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah.

Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari.

(4)

PROGRAM KEAHLIAN :

a. Perkembangan Psikologis Peserta Didik

Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologi sesuai dengan pertambangan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi keluarga dan lingkungan pergaulan yang mengakibatkan perbedaan dalam dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri.

Fondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.

b. Kondisi Sosial Budaya

Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal), yang diserap dari masyarakat (nonformal) maupun yang diperoleh satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif.

Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang memiliki budaya, tata nilai, dan kodisi social yang berbeda. Pendidikan kejuruan mempertimbangkan kondisi social. Karenanya segala upaya yang dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antar system pendidikan dengan sistem-sistem yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial budaya, Kurikulum SMK edisi 2006 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.

Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai dan opini sosiologis masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, berbagai jenis program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan semestinya dapat diterima dan diapresiasikan secara positif oleh berbagai kolompok masyarakat Indonesia.

2. Landasan Ekonomis

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah malalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian, pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti

(5)

PROGRAM KEAHLIAN :

pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warga Negara yang produktif.

Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.

3. Landasan Yuridis

Peraturan perundang-undangan yang mendasari dan menjadi acuan dalam penyusunan Kurikulum SMK edisi 2006 adalah

 UUD 1945

 Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323 / U / 1997

tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Gnada pada Sekolah Menengah Kejuruan

 Ketentuan-ketentuan lain (yang akan disusun) berkaitan dengan SIstem

Pendidikan Nasional Indonesia pada umumnya dan Pendidikan Menengah Kejuruan pada Khususnya.

Beberapa peraturan yang perlu diantisipasi berlakunya karena digunakan sebagai dasar pengembangan dan pelaksanaan kurikulum SMK adalah peraturan yang akan menggantikan peraturan dan SK / Kepmen di bawah ini :

 Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0490/U/1992

tentang Sekolah Menengah Kejuruan

 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 080/U/1993 tentang

Kurikulum Sekolah menengah kejuruan

 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323/U/1997 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Garda pada Sekolah Menengah Kejuruan

 Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan Sistem Pendidikan Nasional

Indonesia pada umumnya dan Pendidikan Menengah Kejuruan pada khususnya

Dalam kaitannya dengan pendidikan nasional, UUD 1945 mengamanatkan (1) untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) agar mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang.

(6)

PROGRAM KEAHLIAN :

landasan dalam proses perencanaan, penyelenggaraan dan evaluasi program pendidikan seperti yang dinyatakan dalam pasal-pasal sebagai berikut.

a. Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

b. Pasal 4 ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan diselengarakan sebagai satu

kesatuan yang sistemik dengan ssstem terbuka dan multimakna. Dalam penjelasan pasal tersebut dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan system terbuka adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan (multi-entry-exit system) peserta diklat dapat belajar sambil bekerja, atau mengambil program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka atau jarak jauh. Pendidikan multimakna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.

c. Pasal 8 menyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan.

d. Pasal 9 menyatakan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan

sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

e. Pasal 21 ayat (1) menjelaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak :

1). Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara (butir e);

2). Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan (butir f).

f. Pasal 15 menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,

kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Penjelasan pasal 15 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

g. Pasal 18 ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

h. Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh berfungsi

memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular

i. Pasal 32 ayat (2) menyatakan bahwa pendidikan layanan khusus merupakan

pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.

j. Pasal 36 ayat (2) menyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan

(7)

PROGRAM KEAHLIAN :

k. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan kurikulum disusun sesuai dengan jenjang

pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :

1). Peningkatan iman dan takwa 2). Peningkatan akhlak mulia

3). Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik 4). Keragaman potensi daerah dan lingkungan

5). Tuntutan pembangunan daerah dan nasional 6). Tuntutan dunia kerja

7). Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 8). Agama

9). Dinamika perkembangan global dan

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

l. Pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan 6). Ilmu pengetahuan social 7). Seni dan Budaya

8). Pendidikan jasmani dan olah raga 9). Keterampilan / kejuruan dan 10). Muatan lokal

Berdasarkan berbagai landasan tersebut di atas, pengembangan pendidikan kejuruan diharapkan dapat memberi arah pada peserta didik untuk menemukan jatidir atau identitas sesuai dengan pribadinya masing-masing.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional

a. Fungsi

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas, Bab II, Pasal 3)

b. Tujuan SMK

(8)

PROGRAM KEAHLIAN :

Tujuan Umum

1). Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa

2). Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

3). Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. 4). Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap

lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efesien

Tujuan Khusus

1). Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan dunia usaha lainnya sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

2). Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3). Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4). Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

PROGRAM

1. Jenis Program Keahlian

(9)

PROGRAM KEAHLIAN :

2. Substansi Pendidikan

Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam bentuk berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan zamannya.

Kompetensi dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pekerja yang kompeten, sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri / dunia usaha / asosiasi profesi.

3. Strutur Kurikulum

Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri / dunia usaha / asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program Normatif, Adaptif dan Produktif.

a. Program Normatif

Program normative adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat baik sebagai warga Negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengathuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Mata diklat pada kelompok normative berlaku sama untuk semua program keahlian.

b. Program Adaptif

Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja.

(10)

PROGRAM KEAHLIAN :

c. Program Produktif

Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha / industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.

4. Masa Pendidikan

Masa pendidikan di SMK pada prinsipnya sama dengan masa pendidikan tingkat menengah lainnya yaitu 3 (tiga) tahun. Dengan mempertimbangkan keluasan dan jumlah kompetensi yang harus dipelajari, jika SKKNI menuntut masa pendidikan lebih dari tiga tahun, maka masa pendidikan dapat diperpanjang paling banyak 2

(dua) semester atau sampai dengan 4 (empat) tahun.

PELAKSANAAN

1. Kegiatan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

a). Keiatan Kurikuler

Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan struktur kurikulum, ditujukan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sesuai dengan bidang keahliannya. Kegiatan kurikuler dilakukan melalui kegiatan pembelajaran terstruktur sesuai dengan struktur kurikulum.

b). Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan diklat diluar jam yang tercantum

pada struktur kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan untuk

pengembangan bakat dan minat serta untuk memanfaatkan pembentukan kepribadian peserta didik, antara lain dapat berupa :

 Kepramukaan

 Usaha kesehatan sekolah

 Olah raga

 Palang merah

 Kesenian

 Kelompok debat

 Kegiatan social

 Penyelenggaraan kesiswaan dan kemasyarakatan

(11)

PROGRAM KEAHLIAN :

Jenis kegiatan yang dipilih harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kebenaran bagi peserta didik, keadaan dan kemampuan sekolah, serta situasi dan kondisi sosial, ekonomi, maupun budaya masyarakat di mana sekolah berada. Kegiatan tersebut dimaksudkan juga untuk lebih mengaitkan dan menerapkan kompetensi yang diperoleh pada program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan untuk mengembangkan untuk mengembangkan kepribadian peserta didik seutuhnya.

2. Pendekatan Pembelajaran

Pembelajaran berbasis kompetensi harus menganut prinsip pembelajaran tuntas (Mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai dengan profesinya seperti yang dituntut oleh suatu kompetensi. Untuk dapat belajar secara tuntas, perlu dikembangkan prinsip pemelajaran sebagai berikut :

a). Learning by doing(belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang memberikan

pengalaman belajar bermakna) yang dikembangkan menjadi pemelajaran berbasis produksi.

a). Individualized learning (pembelajaran dengan memperhatikan keunikan

setiap individu) yang dilaksanakan dengan sistem modular.

Mengingat lulusan SMK dapat bekerja sebagai wiraswastawan atau pegawai pelaksanaan pemeliharaan dengan pendekatan tersebut di atas dapat dilakukan melalui dua jalur alternative sebagai berikut :

a). Jalur kelas industri/employee : peserta didik belajar di sekolah dan berlatih di tempat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

b). Jalur kelas wiraswasta/mandiri/self employed : peserta didik belajar dan berlatih berwiraswata di sekolah dan berusaha secara mandiri.

Pemilihan model pembelajaran kelas Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pembelajaran kelas wiraswasta mempertimbangkan minat dan kemampuan peserta didik serta kondisi sekolah, pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta dunia kerja sekitar sekolah yang paling menentukan adalah ada tindaknya kesempatan berwirausaha pada program keahlian yang diminati peserta didik.

3. Pola Penyelengaraan

Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelenggaraan pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terpadu yaitu pola pendidikan sistem ganda (PSG), multi entry – multi exit (MEME), dan pendidikan jarak jauh.

1). Pola Pendidikan sistem ganda (PSG)

(12)

PROGRAM KEAHLIAN :

kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternative

pelaksanaan, seperti day release, blok release, dsb. Durasi pelatihan industri dilaksanakan selama 4 (empat) bulan s/d 1 (satu) tahun pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.

2). Pola Multi entry – multi exit

Pola Multi entry – multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di SMK dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau mengambil program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik dan sebagainya.

3). Pendidikan jarak jauh

Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini akan diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.

4). Bimbingan dan konseling

Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pemelajaran yang efektif dan efisien, SMK menyelenggarakan bimbingan dan konseling bagi peserta didik. Kegiatan pembimbingan ini pada dasarnya merupakan bentuk layanan untuk mengungkapkan, memantau dan mengarahkan kemampuan, bakat dan minat peserta didik pada saat penerimaan siswa baru dan selama proses pembelajaran di SMK, untuk membantu mempersiapkan peserta didik mamasuki dunia kerja.

5). Perpindahan Sekolah

Peserta didik SMK dimungkinkan untuk pindah pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara, atau sebaliknya, sejauh memenuhi persyaratan sekolah atau satuan pendidikan yang dituju.

PENILAIAN

1. Konsep Dasar

(13)

PROGRAM KEAHLIAN :

tidak langsung melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria kinerja (performance criteria)

Konsisten dengan pendekatan kompetensi yang digunakan dalam

pengembangan kurikulum smk Edisi 2006, maka sistem penilaian

menitikberatkan pada penilaian hasil belajar berbasis kompetensi (compepetncy based assessment) dengan ciri :

a). Menggunakan penilaian Acuan Patokan (Criterion Reference Assesment), b). Diberlakukan secara perseorangan (Individualized)

c). Keberhasilan peserta didik hanya dikategorikan dalam bentuk ‘Kompeten’ dan ‘ belum Kompeten ‘

d). Dilaksanakan secara bekelanjutan

Dalam rangka pengakuan terhadap kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta diklat, perlu dikembangkan mekanisme pengakuan sebagai berikut.

a). Verifikasi terhadap hasil penilaian pihak internal SMK oleh pihak eksternal, agar apa yang telah dicapai peserta didik dapat disertifikasi oleh dunia kerja pemakai lulusan yaitu dunia usaha dan sektor pelayanan kesehatan.

b). Recognition of Prior Learning (RPL) atau Recognition of Current Competency (RCC) untuk mendukung pelaksanaan sistem multi entry / multy – exit.

Dalam pelaksanaannya penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi menjadi penilaian berbasis kelas (Classroom-based assessment), yang merupkan bagian integral dari proses pembelajaran dan penilaian kompetensi, yang berguna untuk mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi atau tahap pemelajaran.

2. Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pemelajaran, yang bertujuan untuk :

a). Memantau kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik sebagai bahan masukan untuk perbaikan pemelajaran lebih lanjut

b). Mentapkan system pembimbingan guna membantu kelancaran dan keberhasilan belajar peserta didik.

c). Menetapkan penyelesaian suatu tahap pembelajaran sebagai dasar untuk memutuskan kelanjutan pembelajaran tahap berikutnya.

3. Penilaian Kompetensi

Penilaian kompetensi pada dasarnya merupakan penilaian sumatif terhadap ketuntasan pencapaian hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan satu unit kompetensi. Penilaian tersebut bertujuan untuk menetapkan keberhasilan peserta didik dalam menguasasi satu unit kompetensi.

(14)

PROGRAM KEAHLIAN :

4. Sertifikasi

a. Ijasah

Mengacu pada undang-undang Sisdiknas, SMK yang telah diakreditasi diberi wewenang menyelenggarakan ujian dan memberikan ijazah yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional kepada peserta didik yang dinyatakan lulus ujian sebagai pengakuan terhadap penyelesaian pada jenjang pendidikan SMK dan atau prestasi belajar peserta didik.

b.Sertifikasi Kompetensi

Sertifikat kompetensi diberikan kepada peserta didik yang lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh SMK / lembaga diklat yang terakreditasi sebagai penyelenggara uji kompetensi.

Sertifikat kompetensi tersebut diterbitkan oleh lembaga sertifikasi, asosiasi profesi, perusahaan/industri, lembaga diklat yang memiliki kredibilitas dalam bidangnya atau lembaga diklat yan diberi wewenang dan lembaga sertifikasi.

PENGEMBANGAN

1. Arah Pengembangan

Pendidikan menengah kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan diorientasikan pada penentuan permintaan pasar kerja. Secara makro arah pengembangan pendidikan menegah kejuruan mengacu pada prinsip demand driven seperti tertulang dalam buku menuju keterampilan 2020.

SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi. Atas dasar itu, pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan pendidikan menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan tuntutan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan. Karena itu, pengembangan kurikulum SMK Edisi 2006 harus bias mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Pendekatan

(15)

PROGRAM KEAHLIAN :

curriculum), (d) Pendekatan kurikulum berbasis luas dan mendasar (broad based curriculum), (e) Pendekatan kurikulum berbasis produksi (production based curriculu ).

a. Pendekatan Akademik

Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang secara sadar dirancang sesuai dengan kaidah-kaidah kekurikuluman. Kaidah-kaidah yang harus diikuti dalam penyususnan kurikulum anatara lain adalah sebagai berikut :

1). Kurikulum harus berisi rancangan pendidikan dan pelatihan yang menyentuh dan terpadu

2). Kurikulum harus mengandung komponen tujuan, isi atau materi dan evaluasi yang dirancang menjadi satu kesatuan yang utuh

3). Kurikulum secara jelas menunjukkan tujuan langsung (tersurat) dan tujuan tidak langsung (tersirat).

b. Pendekatan Kecakapan Hidup (life skills)

Isu yang mengemukakan dewasa ini yakin adanya kesenjangan antara sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Apa yang dipelajari di sekolah, merupakan hal lain yang terjadi di masyarakat, sehingga disinyalir sekolah semakin menjauhkan peserta didik dengan dunia nyatanya di mana ia hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu, agar peserta didik dapat mengenal dengan baik dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat, perlu dibekali kecakapan hidup (life skills).

Kecakapan hidup meliputi : (a) kecakapan personel (personal skills) (b) kecakapan sosial (social skills), (c) kecakapan akademik (academic skills), dan (d) kecakapan vokasional ( vocational skills).

Program kecakapan hidup di SMK merupakan kelanjutan dari program kecakapan hidup yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). SMK

harus menyusun rencana pelaksanaan program kecakapan hidup

(noninstruksional) yang terintegrasi pada topik pemelajaran instruksional dan atau pada kegiatan ekstrakurikuler.

c. Pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (competency –based curriculum)

Kompetensi (competency) mengandung makna kemampuan seseorang yang diisyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada pengakuan resmi atas kemampuan tersebut. Dalam lingkup pendidikan menengah kejuruan, pengertian kurikulum berbasisi kompetensi dapat di uraikan sebagai berikut :

1). Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai rancangan pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di tempat kerja.

2). Substansi kompetensi memuat pernyataan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude)

(16)

PROGRAM KEAHLIAN :

4). Ada koreksi langsung antara penjenjangan jabatan pekerjaan di dunia kerja dengan pentahapan pencapaian kompetensi di SMK.

d. Pendekatan kurikulum berbasisi Luas dan mendasar (broad – based curriculum)

Kurikulum berbasis luas dan mendasar adalah rancangan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep, prinsip dan keilmuan yang melandasi suatu bidang keahlian. Dengan demikian peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” (know what) dan “bagaimana” (know how) suatu pekerjaan dilakukan, tetapi harus sampai kepada pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” (know why) dilakukan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum tidak hanya diarahkan agar peserta didik dapat beradaptasi dan mengalihkan/transfer kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan lain yang dimiliki ke dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

e. Pendekatan kurikulum berbasis produksi (production based curriculum)

Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai media pembelajaran. Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan terutama untuk memperkenalkan peserta didik dengan iklim kerja yang nyata. Pelaksanaan pembelajaran bisa dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:

 Didunia industri, peserta didik mendapat pelatihan dan pengalaman nyata

melalui keterlibatan langsung dalam proses produksi sebagai media pendidikan.

 Disekolah, peserta didik dilibatkan dalam proses produksi diunit produksi

sekolah.

 Disekolah, peserta didik berpraktik diruang praktikum yang menerapkan

mekanisme produksi, sehingga tercipta suasanakerja seperti diindustri. Pelatihan harus menghasilkanproduksi yang memenuhi standar industri dan layak jual.

3. Diversifikasi Kurikulum

Penerapan prinsip diversifikasi kurikulum pada lingkup pendidikan menengah kejuruan diartikan sebagai pemberian peluang yang lebih luas kepada daerah, baik pada tingkat propinsi maupun kota/kabupaten atau sekolah untuk melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja, kondisi dan kekhasan potensi daerah di mana sekolah berada dengan tetap mengacu pada standar nasional pendidikan.

Diversifikasi kurikulum SMK edisi 2006 diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Nasional dan Kurikulum Implementatif.

Kurikulum Nasional

(17)

PROGRAM KEAHLIAN :

dasarnya merupakan tolok ukur kualitas yang harus dicapai pendidikan menengah kejuruan.

a. Kurikulum implementatif

Kurikulum implementatif adalah kurikulum nasional yang bila dianggap perlu disesuaikan dengan kepentingan daerah, baik tingkat propinsi maupun kota/kabupaten dan lingkungan dimana sekolah berada. Sinkronisasi kurikulum dapat dilakukan dengan ruang lingkup antara lain :

1). Menyesuaikan ruang lingkup kompetensi dengan kebutuhan institusi pasangan dalam maupun luar negeri

2). Menambahkan atau mengurangi topik/materi pembelajaran

3). Menyesuaikan cara pencapaian stadar kompetensi dengan situasi serta kondisi daerah dan lingkungan dimana sekolah berada

Dalam satu sekolah dimungkinkan diterapkan lebih dari satu kurikulum implementasi bagi program keahlian yang sama.

TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN

Tujuan Program Keahlian Perawat Gigi secara umum pada isi Undang-undang system pendidikan Nasional pasal 3 mengenai Tujuan pendidikan Nasional penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu secara khusus tujuan program keahlian perawat gigi adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten :

1. Melayani masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut

2. Memberi informasi dan pendidikan tentang kesehatan gigi dan mulut

3. Sebagai pelaksana managemen klinik pelayanan kesehatan gigi dan

mulut.

STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN

Standar kompetensi keahlian yang digunakan sebagai acuan pengembangan

kurikulum SMK Perawat gigi ini adalah standar Nasional Bidang keahlian perawat

gigi standar kompetensi tersebut adalah sebagai berikut :

(18)

PROGRAM KEAHLIAN :

NO Kode Unit Unit Kompetensi

1. RG. YAN.01.001.01 Melakukan diagnosa penyakit gigi dan mulut secara terbatas

2. RG. YAN.01.002.01 Melakukan tindakan penambalan pada gigi permanen dan sulung klas I

3. RG. YAN.01.003.01 Melakukan pencabutan gigi sulung

4. RG. YAN.01.004.01 Pemberian obat untuk meredakan rasa sakit sesuai anjuran dokter

5. RG. YAN.01.005.01 Melakukan asuhan keperawatan pasien selama menjalani pra operasi besar (Oral Surgent)

6. RG. YAN.01.006.01 Melakukan sterilisasi peralatan kesehatan gigi dan mulut 7. RG. YAN.01.007.01 Mempersiapkan untuk tindakan operasi minor

8. RG. YAN.01.008.01 Melakukan tindakan ROngent foto gigi

9. RG. YAN.01.009.01 Melakukan tindakan kasus kedaruratan pada gigi dan mulut

10. RG. YAN.01.010.01 Melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut

Kelompok II : Bidang pendidikan dan informasi kesehatan gigi dan mulut

NO Kode Unit Unit Kompetensi

1. RG. DIK. 01.001.01 Melakukan kerjasama dengan unit kesehatan yang lain 2. RG. DIK .01.002.01 Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Kelompok III : Bidang Manajemen palayanan kesehatan gigi dan mulut.

NO Kode Unit Unit Kompetensi

1. RG. ADM. 01.001.01 Melakukan administarasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

PROFIL KOMPETENSI LULUSAN

Profil kompetensi lulusan SPRG terdiri dari kompetensi kejuruan, yang

masing-masing telah memuat kompetensi kunci, kompetensi umum yang mengacu pada

tujuan pendidikan Nasional dan kecakapan hidup generik, sedangkan

kompetensi kejuruan mengacu pada SKKNI.

1. Kompetensi Umum

a. Tuntutan Undang-undang sistem Pendidikan Nasioanal Pasal 3

1. Beriman dan bertaqwa

(19)

PROGRAM KEAHLIAN :

3. Sehat

4. Cakap

5. Kreatif

6. Mandiri

7. Demokratis

8. Tanggung jawab

b. Tuntutan dunia kerja

1. Disiplin

2. Jujur

2. Kompetensi Kejuruan

1 Melakukan diagnosa penyakit gigi dan mulut secara terbatas

2 Melakukan tindakan penambalan pada gigi permanent dan sulung kelas I

3 Melakukan pencabutan gigi sulung

4 Pemberian obat untuk meredakan rasa sakit sesuai anjuran dokter

5 Melakukan asuhan keperawatan pasien selama menjalani pra operasi

besar(oral surgent)

6 Melakukan strerilisasi peralatan kesehatan gigi dan mulut

7 Mempersiapkan untuk tindakan operasi minor

8 Melakukan tindakan rongent foto gigi

9 Melakukan tindakan kasus kedaruratan pada gigi dan mulut

10 Melakukan tidakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut

11 Melakukan kerjasama dengan unit kesehatan yang lain

12 Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

13 Melakukan administrasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan bagi lulusan Program Keahlian Perawat Gigi adalah jenis

pekerjaan dan atau profesi yang relevan dengan kompetensi yang tertuang dalam

table SKKNI Bidang Perawat Gigi pada jenjang SMK antara lain adalah :

NO YANKESGILUT LINGKUP PEKERJAAN

1. Rumah Sakit Pelaksana perawatan dasar / Klinik Gigi. 2. Puskesmas Pelaksana perawat gigi / Penyuluhan 3. Klinik Gigi bersama Pelaksana perawatan gigi

(20)

PROGRAM KEAHLIAN :

Dengan memanfaatkan kemampuan, pengalaman dari berbagai peluang yang

ada lulusan program keahlian perawatan gigi bisa dimungkinkan dapat

berwirausaha di klinik kecantikan / kebugaran.

SUBSTANSI PEMBELAJARAN

Substansi pembelajaran terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu Substansi

Instruksional dan Substansi Non Instruksional :

1. Substansi Instruksional

Substansi Instruksional adalah substansi pembelajaran yang dirancang secara

terstuktur dalam kurikulum, dikelompokan kedalam program normative dan

adaptif, mengacu pada Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 37,

berupa nama mata diklat, sedangkan program produktif yang memuat

kompetensi keahlian perawatan gigi yang terintegrasi dalam beberapa mata

diklat

Mata diklat pada SMK Program Keahlian Perawat Gigi adalah sebagai berikut :

a. Program Normatif terdiri dari mata diklat : 1). Pendidikan Agama

2). Pendidikan kewarganegaraan dan Sejarah 3). Bahasa Indonesia

4). Penjaskes

b. Program Adaptif terdiri dari mata diklat 1). Matematika

2). Bahasa Inggris 3). Komputer 4). Kewira usahaan 5). Fisika / IPA 6). Kimia 7). Biologi

c. Program Produktif terdiri dari mata diklat 1). Anatomi Fisiologi

2). Dental Anatomi 3). Ilmu Obat – obatan

(21)

PROGRAM KEAHLIAN :

5). Ilmu Penyakit 6). P 3 K

7). Ilmu Pencabutan Gigi 8). Etika dan perilaku 9). Ilmu Pengawetan Gigi 10. Kesehatan Masyarakat 11. Pendidikan Kesehatan Gigi 12. Oral Diagnostik

13. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Kesehatan Gigi 14. Perlindungan Khusus

15. Praktek Kerja Lapangan

2. Substansi Non Instruksional

Substansi Non Instruksional berisi hal-hal yang dianggap penting dan perlu

bagi peserta didik, tetapi dirancang secara tidak terstuktur dalam kurikulum dan

penyajiannya terintegrasi dengan substansi instruksional yang dituangkan pada

saat merencanakan strategi pembelajaran dan penyusunan modul.

Substansi Non Instruksional meliputi :

a. Pendidikan Kecakapan hidup dan kepribadian

b. Kompetensi Kunci

c. Lingkungan Hidup

d. Isu-isu lain seperti

- Mulok - Narkoba

(22)

PROGRAM KEAHLIAN :

STRUKTUR KURIKULUM

Bidang Keahlian : Kesehatan

Program Keahlian : Pengatur Rawat Gigi

N O

PROGRAM PENDIDIKAN

S E M E S T E R J U M L A H

1 2 3 4 5 6

T P T P T P T P T P T P T P TOTAL

I NORMATIF

1. Pendidikan Agama 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 96 96 192 2. PPKn DAN Sejarah 32 32 32 32 32 32 192 192 3. Bahasa & Sastra Indonesia 32 32 32 32 32 32 192 192 4. Penjaskes 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 96 96 192

II ADAPTIF

1. Matematika 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 258 258 516 2. Bahasa Inggris 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 222 222 444 3. Komputer 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 102 102 204 4. Kewira Usahaan 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 96 96 192 5. Fisika 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 96 96 192 6. Kimia 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 96 96 192 7. Biologi 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 96 96 192

III PRODUKTIF

1. Anatomi Fisiologi 32 32 64 64

2. Anatomi gigi 32 16 32 16 64 32 96

3. Ilmu Obat-obatan 16 16 32 32

4. P K D 16 16 16 16 32 32 64

5. Ilmu Penyakit 16 16 32 32

6. P 3 K 16 16 32 32

7. Ilmu Pencabutan Gigi 16 16 32 16 32 16 32 16 80 96 176

8. Etika / Perilaku 16 16 16

9. Ilmu Pengawetan Gigi 16 16 26 16 16 16 32 16 32 16 96 106 202

10. Kesehatan Masyarakat 16 16 16 16 64 64

11. P K G 16 16 32 32 32 32 32 32 32 32 16 160 144 304 12. Oral Diagnostik 16 16 32 32 32 32 32 32 32 32 16 160 144 304 13. PPAKG 16 16 32 32 32 32 32 32 32 32 16 160 144 304 14. Perlindungan khusus 16 16 32 32 32 32 32 32 32 32 16 160 144 304

15. P K L 400 400 400

Gambar

table SKKNI Bidang Perawat Gigi pada jenjang SMK antara lain adalah :

Referensi

Dokumen terkait

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN (LBP) AKIBAT SCOLIOSIS DENGAN MODALITAS MICRO WAVE DIATHERMY (MWD), CORE STABILITATION DI RSUD

Setelah itu, pada tahap berikutnya dilakukan tracing untuk mendapatkan transaksi LU dan MOC pelanggan yang sedang roaming di network Telkomsel untuk dibandingkan antara

dan Al-Humazah yang benar pada siswa. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk membaca diam. Siswa mendeklamasikan bacaan yang telah dibacakan. Membaca keras kalimat

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Usaha yang berawal dari hal kecil dan modal yang terbatas inilah kemudian membentuk CV yang diberi nama CV Tumbuh Subur yang berlokasi di Jalan Sembilang No. 116 B

Skripsi yang berjudul “Studi Laboratorium Pengaruh Variasi Campuran Tras Terhadap Nilai CBR Pada Tanah Ekspansif Studi Kasus Kawasan Industri Artha Graha, Karawang Barat” dibuat

Faktor eksternal tersebut misalnya media yang menarik, metode pembelajaran yang menyenangkan, pujian yang diberikan guru adalah hal yang menimbulkan keingin tahuan

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tugas akhir ini adalah mengenai kelayakan kondisi eksisting tinggi jagaan (freeboard) jembatan kereta api terhadap