• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAWASANGKA TENGAH KABUPATEN BUTON TENGAH TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAWASANGKA TENGAH KABUPATEN BUTON TENGAH TAHUN 2017"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAAN PELAYANAN

ANTENATAL CARE

PADA IBU

HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAWASANGKA TENGAH KABUPATEN BUTON TENGAH

TAHUN 2017

Zulfitria D.

1

Nani Yuniar

2

Irma Yunawati

3

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo

123

dzulfitria@yahoo.co.id

1

naniyuniar@yahoo.co.id

2

irmayunawati@gmail.com

3

Pelayanan antenatal terpadu atau dikenal dengan istilah antenatal care (ANC) adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayananantenatal caredi wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai selesai di wilayah kerja puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada tahun 2017 di Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah sebanyak 250 orang dan sampel yang diambil sebanyak 69 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubungan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil yaitu sikap ibu (nilai p value = 0,000), dukungan keluarga (nilai p value = 0,008 dan sikap petugas (nilai p value = 0,003) sedangkan pengetahuan ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayananantenatal care(nilai p value = 0,153). Kesimpulan dan saran kepada petugas kesehatan perlu meningkatkan lagi penyuluhan atau promosi tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak kepada ibu hamil

(2)

THE FACTORS CORRELATED TO THE UTILIZATION OF ANTENATAL

CARE IN PREGNANT WOMEN IN WORKING AREA OF LOCAL

GOVERNMENT CLINIC OF CENTRAL MAWASANGKA

REGENCY OF CENTRAL BUTON IN 2017

ABSTRACT

Integrated antenatal care (ANC) is a comprehensive antenatal care and have a quality that is given

to all pregnant women who aim to detect as early as possible abnormalities/disorders/diseases

suffered by pregnant women. This study aimed to determine the factors correlated to the utilization

of antenatal care in working area of Local government clinic of Central Mawasangka, Regency of

Central Buton in 2017. The type of study was an analytic observational by cross-sectional

approach. The study was conducted in May 2017 in working area of Local government clinic of

Central Mawasangka, Regency of Central Buton. The population in this study was all pregnant

women who checked pregnancy in 2017 at Local government clinic of Central Mawasangka,

Regency of Central Buton as many as 250 people and the samples taken as many as 69 people.

The results showed that the variables that had correlation to the utilization of antenatal care by

pregnant women were mothers’ attitude (p

value

= 0.000), family’s support (p

value

= 0.008) and

health workers’

attitude (p

value

= 0.003), while mothers’ knowledge d

id not have a significant

correlation to the utilization of antenatal care (p

value

= 0.153). Conclusion and suggestion to health

workers i.e. they need to improve more counseling or promotion of the importance of maternal

and child health towards pregnant women.

(3)

PENDAHULU

Pelayanan antenatal terpadu atau dikenal dengan istilahantenatal care(ANC) adalah pelayananantenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan/ gangguan/ penyakit yang diderita oleh ibu hamil. Pelayanan antenatal rutin meliputi intervensi medis serta saran kesehatan yang diterima oleh ibu hamil selama kehamilannya dan ini merupakan poin kunci bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan komplikasi1

Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung dari kehamilan atau persalinannya. Penyebab langsung kematian dikenal dengan nama trias klasik yaitu pendarahan (28%), eklampsia (13%), komplikasi aborsi (11%), infeksi (10%) dan partus lama (9%) sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ibu hamil menderita penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, hepatitis, anemia dan malaria. Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal careyang memadai2

Angka kematian ibu di dunia masih tinggi, terutama di negara-negara berkembang. Setiap hari sekitar 800 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan di dunia. Secara global pada tahun 2014, diperkirakan ada 289.000 kematian ibu selama dan setelah kehamilan dan persalinan (WHO, 2014). Di Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi. Angka kematian ini berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Bukan karena sebab lain. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara target AKI di tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Jadi, target angka ini masih jauh dari yang harus dicapai. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015 yaitu sebanyak 305 ibu dan Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran

tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan pelayanan ANC bagi ibu hamil. Pelayanan ANC merupakan pemeriksaan pada ibu hamil selama masa kehamilannya untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mempersiapkan kelahiran yang sehat. ANC merupakan salah satu program untuk menurunkan AKI. Pelayanan antenatal careadalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang ditetapkan.

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah sebuah program berkelanjutan dimana di dalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs ini di terbitkan pada tanggal 21 oktober 2015 menggantikan program sebelumnya yaitu Millennium Development Goals (MDGs) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang disepakati oleh berbagai Negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Adapun tujuan SDGs yang ke tiga yaitu kesehatan yang baik (Sistem Kesehatan Nasional) menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia. Pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2030 mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh Negara berusaha menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita 25 per 1.000 kelahiran hidup3.

Menurut Kementerian Kesehatan (2016), selain permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya penurunan AKI dan AKB, pengendalian penyakit HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria serta peningkatan akses kesehatan reproduksi (termasuk KB), terdapat hal-hal baru yang menjadi perhatian, yaitu: 1) kematian akibat penyakit tidak menular, 2) penyalagunaan narkotika dan alkohol, 3) kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas, 4) universal health coverage, 5) kontaminasi dan polusi air, udara, dan tanah, serta 6) penanganan krisis dan kegawat daruratan.

(4)

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah tahun 2015 kunjungan pertama (K1) berjumlah 98,89% dan kunjungan keempat (K4) sebanyak 78,46% sedangkan pada tahun 2016 mengalami penurunan yang signifikan untuk K1 yaitu berjumlah 76,51% dan K4 berjumlah 80,4%. Data tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya ibu hamil kurang melakukan pemeriksaan kunjungan K1 secara teratur (Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah 2016). Berdasarkan data dari Puskesmas Mawasangka Tengah tahun 2015 K1 berjumlah 89,35% dan K4 sebanyak 58,43% sedangkan pada tahun 2016 baik K1 maupun K4 mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu K1 sebanyak 64,79% dan K4 sebanyak 50,13%.7

METODE

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah yang merupakan salah satu Puskesmas yang rendah pertolongan persalinan pada ibu hamil tahun 2017 yang berjumlah 250 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatancross sectional, untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil, dukungan keluarga dan sikap petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayananantenatal care.

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada tahun 2017 di Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah sebanyak 250 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada rumus Lameshow (1997).8

HASIL

A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

No Umur Jumlah (n) Persen (%)

1 20-25 22 31,9

proporsi responden yang paling banyak adalah responden yang berada pada kelompok umur 26-30 tahun dengan jumlah 23 responden (33,3%) dan yang

paling sedikit adalah responden yang berada pada kelompok umur 31-35 tahun dengan jumlah 11 responden (15,9%).

Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

No Pendidikan Jumlah

(n)

Persen (%)

1 Tidak sekolah 5 7,2

2 SD 25 36,2

Data Primer : mei 2017

Pada tabel 2 proporsi responden yang paling banyak adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan SD yakni 25 responden (36,2%), dan yang paling sedikit adalah responden yang tidak memilki tingkat pendidikan yakni 5 responden (7,2%).

Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

No. Pekerjaan Responden Jumlah (n)

Persen (%)

1 Tidak Bekerja 19 27,5 2 Petani/buruh 27 39,1

Sumber : Data Primer mei 2017

proporsi responden yang paling banyak adalah responden yang bekerja sebagai petani/buruh yakni 27 responden (39,1%), dan yang paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI yakni 3 responden (4,3%).

(5)

No Pekerjaan Responden Jumlah (n)

Persen (%)

1 Tidak Bekerja 19 27,5 2 Petani/buruh 27 39,1 3 PNS/TNI/POLRI 3 4,3 4 Wiraswasta/pegawai

swasta 8 11,6

5 Dan lain 12 17,4

Data Primer : November 2016

Pada tabel 4 proporsi responden yang paling banyak adalah responden yang bekerja sebagai petani/buruh yakni 18 responden (26,1%), dan yang paling sedikit adalah responden yang tidak memilki bekerja yakni 4 responden (5,8%).

2. Variabel Yang Di Teliti

Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

No. Pemanfaatan

Pelayanan ANC Jumlah (n) Persen (%)

1 Tidak

memanfaatkan 57 82,6 2 memanfaatkan 12 17,4

Jumlah 69 100.0

Sumber : Data Primer mei 2017

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 69 responden, sebagian besar responden tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 57 responden (82,6%).

Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

No. Pengetahuan Ibu Jumlah (n) Persen (%)

1 Kurang 56 81,2

2 Cukup 13 18,8

Jumlah 69 100.0

Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

No. Sikap Ibu Jumlah (n) Persen (%)

1 Negatif 53 76,8

2 Positif 16 23,2

Jumlah 69 100,0

Sumber : Data Primer mei 2017

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa 69 responden, proporsi responden sebagian besar dengan sikap yang negatif yaitu sebanyak 53 orang (76,8%).

Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

No. Dukungan Keluarga Jumlah (n) Persen (%)

1 Kurang 48 69,6

2 Cukup 21 30,4

Jumlah 69 100,0

Sumber : Data Primer mei 2017

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa dari 69 responden, proporsi responden sebagian besar dengan keluarga yang kurang yaitu sebanyak 48 orang (69,6%). Tabel 9 Distribusi Responden Menurut Sikap Petugas

Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017 No. Sikap Petugas Jumlah (n) Persen (%)

1 Negatif 50 72,5

2 Positif 19 27,5

Jumlah 69 100,0

Sumber : Data Primer mei 2017

(6)

Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

Pengeta

Total 57 82,6 17,4 62,0 69 100

Sumber: Data Primer, mei 2017

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 56 responden yang memiliki pengetahuan kurang, ada 44 responden yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 12 responden yang memanfaatkan pelayanan antenatal care. Sedangkan yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 13 responden, semuanya tidak memanfaatkan pelayananantenatal care.

Tabel 11. Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemanfaatan PelayananAntenatal CareDi Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

Sikap

Sumber : Data Primer mei 2017

Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 53 responden yang memiliki sikap negatif, sebanyak 49 (92,5%) responden yang tidak memanfaatkan pelayanan ANC dan 4 (7,5%) responden yang memanfaatkan pelayanan ANC. Sedangkan dari 16 responden yang memiliki sikap positif, ada 8 (50,0%) responden yang tidak memanfaatkan pelayanan ANC dan 8 (50,0%) reponden yang meanfaatkan pelayanan ANC.

Tabel 11. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan PelayananAntenatal CareDi Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

Sumber: Data Primer, mei 2017

Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 48 responden yang memiliki dukungan keluarga kurang, sebanyak 44 (91,7%) responden yang tidak memanfaatkan pelayanan ANC dan 4 (8,3%) responden yang memanfaatkan pelayanan ANC. Sedangkan dari 21 responden yang memiliki dukungan keluarga cukup, sebanyak 13 (61,9) responden yang tidak memanfaatkan pelayanan ANC dan 8 (38,1%) responden yang memanfaatkan pelayanan ANC.

Tabel 11. Hubungan Sikap Petugas Dengan Pemanfaatan PelayananAntenatal CareDi Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

Positir 11 57,0 8 42,1 19 100

Total 57 82,6 12 17,4 69 100

Sumber: Data Primer, mei 2017

Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 50 responden yang berpendapat sikap petugas kesehatan negatif terdapat 46 responden (92,0%) yang tidak memanfaatkan pelayanan ANC dan 4 responden (8,0%) yang memanfaatkan pelayanan ANC. Sedangkan dari 19 responden yang memiliki sikap petugas kesehatan positif terdapat 11 responden yang memanfaatkan pelayanan dan 8 responden (42,1%) yang tidak memanfaatkan pelayanan.

DISKUSI

(7)

Pengetahuan merupakan indikator dari orang melakukan tindakan terhadap sesuatu, jika seseorang didasari pada pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami bagaimana kesehatan itu dan mendorong untuk mengaplikasikan apa yang diketahuinya. Dari pernyataan yang dikutip dari buku Notoatmodjo ini maka pengetahuan memang mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan perilaku individu, dalam konteks penelitian ini adalah perilaku ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal care, karena pngetahuan merupakan salah satu ukuran dan indikator dari perilaku kesehatan8.

Hasil penelitian menjukkan bahwa dari 69 responden, proporsi responden dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 56 orang (81,2 %), dan responden dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 13 orang (18,8%). Sedangkan uji statistik menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan nilai P value = 0,153. Rendahnya tingkat pengetahuan responden dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang baik dari petugas kesehatan dalam hal memberikan informasi atau penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Semakin tinggi pengetahuan seseorang memungkinkan orang tersebut untuk mengaplikasikan pengetahuannya dan informasi yang didapatkan kepada orang lain.

Akan tetapi disisi lain masih ada juga responden yang berpengetahuan kurang dan masih kurangnya memanfaatkan pelayanan antenatal care hal ini di karenakan ibu sangat memikirkan kondisi kesehatan kandungannya, ditambah dengan jarak dari tempat pelayanan kesehatan dekat dan keluarga yang sangat mendukung ibu untuk selalu memeriksakan kesehatannya di pelayanan kesehatan. Hal ini didukung oleh teori Suryanto (2007) yang menyatakan bahwa informasi adalah salah satu organ pembentuk pengetahuan. Semakin banyak seseorang memperoleh informasi, maka semakin baik pula pengetahuannya, sebaliknya semakin kurang informasi yang diperoleh, maka semakin kurang pengetahuannya. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Ulul Lailatul Mardiyah, (2014) dengan judul Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di

pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan suatu bentuk tahu yang diperoleh dari pengetahuan, akal dan pikiran seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu pada akhirnya memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

b. Sikap Ibu

Sikap mencerminkan penilaian yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap obyek sikap sebagai kecenderungan yang dipelajari, sikap mempunyai kemampuan memotivasi yaitu mendorong konsumen kearah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu. Selain itu sikap relatif konsisten dengan perilaku yang dicerminkannya meskipun sikap bisa berubah9.

Seperti terlihat pada tabel 9 menunjukkan bahwa dari 69 responden, diperoleh data 53 responden dengan sikap negatif (76,8%), dan responden dengan sikap yang positif yaitu sebanyak 16 (23,2%). Hasil uji statistik penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan pemanfaatan pelayananantenatal caredengan nilai P value = 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika ibu memiliki sikap yang baik maka akan berdampak juga pada pemanfaatan pelayananantenatal care.

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulul Lailatul Mardiyah dkk (2014) menunjukkan bahwa sikap ibu memiliki hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,025 atau nilai ρ lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurul syamsiah (2014) juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hal ini dapat dilihat dari uji statistik chisquare dengan nilai P value = 0,008.

(8)

penelitian Mariam (2008) bahwa jarak tempat tinggal berhubungan dengan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang kemudian mempengaruhi frekuensi antenatal care. Kemudian terjangkaunya tempat pelayanan kesehatan semakin mendukung tentang pemanfaatan pelayanan antenatal care secara teratur. Hal ini sesuai dengan penelitian Murniati (2007) yang menyatakan transportasi yang sulit atau waktu tempuh yang lama mengakibatkan munculnya perasaan malas atau enggan untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan dan memeriksakan kehamilannya.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni Kepercayaan (kenyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap objek dan Kecenderungan untuk bertindak10.

c. Dukungan Keluarga

Dukungan dapat diartikan sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial segi fungsionalnya mencakup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, memberi nasihat atau informasi, pemberian bantuan material. Sebagai fakta sosial yang sebenarnya sebagai kognisi individual atau dukungan yang dirasakan melawan dukungan yang diterima11.

Seperti terlihat pada tabel 10 menunjukkan bahwa dari 69 responden, proporsi responden dengan dukungan keluarga yang kurang yaitu sebanyak 48 orang (69,6%), dan responden dengan keluarga yang cukup yaitu sebanyak 21 orang (30,4%). Hasil uji statistik penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan nilai P value = 0,008.

Kurangnya dukungan keluarga terutama suami disebabkan karena jarangnya suami berada di rumah. Suami lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah disebabkan pekerjaan suami seperti nelayan, petani dan merantau diluar daerah sehingga jarang memperhatikan

istri yang sedang hamil serta mengantar ibu untuk memeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Inaya Rauf (2013) menunjukkan bahwa dukungan keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care.Hal ini dapat dilihat dari hasil ananlisis uji statistik dengan menggunakan chisquare diperoleh nilai P value = 0,006 karena p > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Penelitian lain juga yang dilakukan oleh Gita Nirmala Sari (2015) mengatakan bahwa memiliki hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care hal ini dapat dilihat dengan dengan uji statistik chisquare nilai P value = 0,017.

Faktor penyebab masalah kesehatan salah satunya adalah faktor pendukung yaitu faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik, termasuk didalamnya adalah berbagai macam sarana dan prasarana untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya status ekonomi, puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan lain sebagainya. Status ekonomi dalam hal ini adalah penghasilan keluarga memiliki peranan cukup besar dalam hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care12.

d. Sikap Petugas

Secara umum sikap dapat di rumuskan sebagai kecenderungan beberapa berespons (secara positif dan negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosial/efektif (senang, benci, sedih, dsb), disamping itu komponen kognitif (kecenderungan dalam bertindak). Dalam hal ini pengertian sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek13.

Seperti yang terlihat pada tabel 11 menunjukkan bahwa dari 69 responden, diperoleh data sebanyak 50 responden dengan sikap negatif (72,5%), dan 19 responden yang memiliki sikap positif (27,5%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap petugas dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan nilai P value = 0,003.

(9)

berarti ada hubungan antara sikap petugas dengan kunjungan ANC.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan bahwa Ibu hamil masih kurang memeriksakan kehamilan kepada petugas kesehatan dan lebih memilih kepada dukun. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin kepada petugas kesehatan, selain itu karena petugas kesehatan masih kurang memperhatikan keluhan-keluhan ibu hamil saat melakukan pemeriksaan. Ditambah lagi sikap yang petugas kesehatan kurang ramah dalam melayani ibu hamil. Sehingga menyebabkan masih banyaknya ibu hamil yang memeriksakan kehamilan kepada petugas non kesehatan/dukun.

Penelitian lain juga yang dilakukan oleh Nur Inayah Rauf (2013) hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p = 0.001 karena p >0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara sikap petugas dengan pemanfaatan pelayananantenatal care.

Semakin tinggi sikap petugas kesehatan yang mendukung maka semakin tinggi pula perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan, dan semakin rendah sikap petugas kesehatan yang tidak mendukung maka semakin rendah pula perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori Lawrence Green tahun 1980 bahwa sikap petugas kesehatan yang merupakan faktor penguat dapat mempengaruhi perubahan perilaku. Dalam upaya untuk lebih meningkatkan motivasi ibu hamil akan pentingnya pemeriksaanantenatal caresecara teratur, maka sangat diperlukan peran dari petugas kesehatan (bidan, perawat, dokter) sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan antenatal care dalam segi penampilan, sikap juga profesionalisme, karena sebagian ibu hamil akan kembali memeriksakan diri dan kehamilannya ke tempat yang sama jika dirinya merasa dihargai dan diasuh dengan baik. Dengan pelayanan petugas kesehatan yang baik dan prefesional, diharapkan lebih meningkatkan motivasi dan kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan diri dan kehamilannya secara teratur14.

SIMPULAN

care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun 2017.

2. Sikap ibu memiliki hubungan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun 2017.

3. Dukungan keluarga memiliki hubungan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun 2017.

4. Sikap petugas memiliki hubungan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun 2017

SARAN

Adapun saran dalam hasil penelitian faktor yang berhubungan dengan pemanfaaatan pelayanan antenatal carepada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun 2017 adalah :

1. Kepada petugas kesehatan perlu meningkatkan lagi penyuluhan tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak kepada ibu hamil.

2. Kepada para ibu hamil, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan kehamilan secara rutin sehingga petugas dapat memberikan pelayanan yang optimal yaitu sesuai dengan standar kesehatan. 3. Kepada Pemerintah, perlunya tambahan sarana

kesehatan di Puskesmas agar kualitas pelayanan ANC di Puskesmas Mawasangka Tengah dapat ditingkatkan dan petugas lebih meningkatkan kinerjanya sehingga ibu hamil juga akan lebih terpanggil untuk melakukan kunjungan ke Puskesmas.

4. Bagi peneliti, lain agar melakukan penelitian dengan menggunakan variabel lain yang dapat berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antennal care di wilayah kerja puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

(10)

3. Kementerian kesehatan. 2016. Menkes sampaikan agenda SDGs dalam RAKERKESNAS 2016. Kementerian kesehatan.

4. Data Puskemas Mawasangka Tengah Manado. Volume 3 Nomor 2 halaman 99-113. 2016. Pemanfaatan pelayanan antenatal care.

5. Dinas Kesehatan kabupaten Buton Tengah. 2016. Data pelayanan antenatal care kabupaten buton tengah. Kota lakudo.

6. Dinas kesehatan provinsi Sulawesi tenggara. 2015. Profil kesehatan Sulawesi tenggara. Kendari.

7. Soekidjo Notoadmojo. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka cipta.

8. Nur Inayah Rauf.2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar Tahun 2013. Jurnal Makassar : fakultas Kesehatan Masyarakat. UNHAS.

9. Notoadmotjho. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

10. Rustam Muhammad. 2012. Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksaan antenatal care pada ibu hamil primigravida di puskesmas batua raya kota Makassar. [Skiripsi]. Makassar. Program studi S1 keperawatan. STIKes Mega Rezky.

11. Murniati. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. (Tesis) Medan: sekolah pasca sarjana. Universitas Sumatra Utara. 12. Juliwanto Elvistro. 2009. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan memilih penolong persalinan pada ibu hamil di kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2008. [Tesis]. Medan: sekolah Pasca sarjana. Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Tabel 8. Distribusi Responden Menurut DukunganKeluarga Terhadap Pemanfaatan AntenatalCareDi Wilayah Kerja PuskesmasMawasangka Tengah Kabupaten ButonTengah Tahun 2017
Tabel 11.

Referensi

Dokumen terkait

IPR terhadap ROA adalah positif, pengaruh APB terhadap ROA adalah negatif, BANK Penghimpunan dana Penyaluran dana kinerja keungan Efisiensi Sensitivitas Kualitas Aktiva

Nyanyian itu telah lama hidup dan berkembang di dalam masyarakat Kulawi hingga saat ini dan seakan menjadi satu-satunya kesenian yang diketahui masyarakat luas di

Serai wangi (cymbopogon nardus) merupakan salah satu tumbuh – tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri yang dapat menguap dan diperoleh dengan proses penyulingan,

Gambar 4.25 Graphic Standard Manual Identitas Visual Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2019 Lembar 4 Identitas Visual Menggunakan font comforta dengan ukuran Headline 24 pt dan isi

Prosesi pada upacara Tumplak Punjen yang telah dijelaskan di atas memiliki daya tarik tersendiri sehingga memunculkan inspirasi untuk menuangkannya ke dalam sebuah karya

Terlepas dari hal itu, sebuah pengalaman empiris tentang kekaguman akan sosok Marawa yang terpancang dengan tiang yang kokoh, jelas menggugah hati dan menimbulkan rasa

APHA (American Public Health Association): Standard Method for The Examination of Water and Wastewater 19th ed., AWWA (American Water Works Association), and WPCF

Uji tekan dilakukan setelah silinder beton berumur 28 hari Hasil kuat tekan beton ringan tanpa pelapisan batu apung mengalami kenaikan nilai kuat tekan dengan penambahan serat