• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Teori Akuntansi id. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Resume Teori Akuntansi id. doc"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI...1

BAB II SIFAT DAN PENGGUNAAN AKUNTANSI...2

BAB III PENDEKATAN-PENDEKATAN TRADISIONAL DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI...5

BAB IV PENDEKATAN REGULATORI DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI...7

BAB V KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN...8

BAB VI STRUKTUR TEORI AKUNTANSI...11

BAB VII KEJUJURAN, PENGUNGKAPAN dan TREN MASA DEPAN DALAM AKUNTANSI...13

BAB X PENDEKATAN-PENDEKATAN PERISTIWA DAN KEPERILAKUAN...14

BAB XI PENDEKATAN PREDIKTIF DAN POSITIF...18

BAB XII AKUNTANSI NILAI SEKARANG (CURRENT VALUE)...22

BAB XIII AKUNTANSI TINGKAT HARGA UMUM (GENERAL PRICE-LEVEL ACCOUNTING)...25

BAB XIV PENILAIAN ASET DAN MODEL PENENTUAN INCOME ALTERNATIF...28

BAB 14 (HVB) AKTIVA DAN PENGUKURANNYA...30

BAB 10 (SC & C) LONG TERM LIABILITIES...33

BAB 15 (SC) ACCOUNTING FOR MULTIPLE ENTITIES...38

AKUNTANSI DANA PENSIUN (PSAK NO. 18)...40

AKUNTANSI EKUITAS (PSAK NOMOR 21)...42

BAB 11 (SC & C) AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN...42

(3)

BAB I

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI

A. Evolusi Pembukuan Berpasangan 1. Sejarah Awal Akuntansi

7 prokondisi bagi timbulnya pembukuan yang sistematik (A. C. Littleton) : Seni Menulis: karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan; Aritmatika: karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian komputasi sederhana; Kekayaan Pribadi: karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan tentang kekayaan dan hak atas kekayaan; Uang: karena pembukuan tidak diperlukan kecuali transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam denominator kekayaan ini; Kredit: karena dorongan untuk membuat catatan tidak begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat kejadian; Perniagaan: karena pertukaran yang hanya bersifat lokal tidak cukup memberi tekanan untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang berbeda-beda ke dalam suatu sistem; Modal: karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredir tidak akan mungkin.

2. Kontribusi Luca Pacioli

Luca Pacioli seorang rahib franciscan diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan berpasangan ”Semua catatan...harus dilakukan secara berpasangan yaitu bahwa jika anda membuat seseorang sebagai kreditor, Anda membuat orang lain sebagai debitur.” Buku yang digunakan dalam proses akuntansi adalah memorandum, jurnal, dan buku besar. Pacioli menyarankan perhitungsn profit periodic dan penutupan buku.

3. Perkembangan Pembukuan Berpasangan (Cushing)

ö Sekitat abad ke-16, pengenalan jurnal khusus untuk mencatat tipe-tipe transaksi yang berbeda. ö Evolusi praktik L/K periodic terjadi pada abad ke-16 dan 17. Terjadi evolusi personifikasi akuntansi

dan transaksi sebagai upaya untuk membuat aturan Debet dan kredit menjadi masuk akal. ö Penerapan sistem berpasangan diperluas dalam tipe organisasi yang lain (biara dan Negara) ö Penggunaan akun sediaan yang terpisah untuk tipe barang terjadi pada abad 17

ö Abad ke-17 dimulai dengan east indian company dan pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan setelah revolusi industri, akuntansi memperoleh status yang lebih baik, dicirikan oleh kebutuhan akan akuntasi cost, dan suatu kepercayaan continuity, periodicity dan akrual.

ö Abad ke-18, metode perlakuan aset tetap yang dikembangkan.

ö Awal abad ke-19 depresiasi kekayaan diperlukan sebagai barang dagangan yang tidak terjual. ö Akuntansi cost hadir dalam abad ke-19 sebagai akibat revolusi industri.

ö Perkembangan teknis akuntansi untuk pembayaran dimuka dan akrual untuk memungkinkan dilakukan komputasi profit periodik terjadi pada paruh kedua abad ke-19.

ö Perkembangan laporan dana terjadi pada paruh ke-2 abad ke-19 dan ke-20.

ö Pada abad ke-20 terjadi perkembangan metode-metode akuntansi yang menyangkut masalah komputasi earning per lembar saham, akuntansi untuk inflasi, sewa guna jangka panjang dan pensiun.

B. Perkembangan Prinsip-Prinsip Akuntansi di USA 1. Fase Kontribusi Manajemen (1900-1933)

Pengaruh manajemen dalam pembentukan prinsip-prinsip akuntansi muncul dari menigkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomic yang dominan yang dimainkan oleh korporasi industri setelah 1900. Pemain utama adalah asosiasi akuntansi profesional (AIA)

2. Fase Kontribusi Institusi (1933-1959)

Ditandai dengan pencipataan dan peningkatan peran institusi dalam pengembangan prinsip akuntansi, dan pembentukan SEC, persetujuan, prinsip-prinsip umum oleh AIA, dan peran baru Committe on Accounting Procedures.

3. Fase Kontribusi Profesional

Intervensi asosiasi dan badan-badan profesional dalam perumusan teori akuntansi dipacu oleh upaya untuk mengeliminasi teknik-teknik yang tidak diinginkan dan untuk mengkodifikasikan teknik-teknik yang dapat diterima

Ketergantungan pada asosiasi dan badan-badan seperti itu mengandung konsekuensi:  Asosiasi dan badan-badan tidak mendasarkan diri pada kerangka teoritis yang ditetapkan.  Kewenangan pertanyaan tidak jelas.

 Adanya perlakuan-perlakuan alternatif memungkinkan fleksibilitas dalam pilihan teknik akuntansi.

4. Fase Politisasi (1973-sekarang)

(4)

C. Akuntansi dan Kapitalisme

Empat alasan dikemukakan untuk menjelaskan peran pembukuan berpasangan dalam ekspansi ekonomi:

ö Pembukuan berpasangan menyumbangkan sikap baru dalam kehidupan ekonomi. Tujuan perusahaan adalah tujuan kapitalistik untuk memperoleh profit, spirit of acquisition.

ö Spirit akuisisi yang baru tersebut dabantu dan didorong oleh perbaikan kalkulasi ekonomi. Rasionalisasi profit didasarkan pada kalkulasi yang tepat.

ö Rasionalisasi ditingkatkan oleh organisasi yang sistematik. Pembukuan sistematik mengembangkan keteraturan dalam akun dan organisasi perusahaan.

ö Sistem pembukuan berpasangan memungkinkan pemisahan kepemilikan dan manajemen sehingga mendorong pertumbuhan perusahaan patungan yang besar.

D. Relevansi Sejarah Akuntansi

Sejarah akuntansi adalah studi tentang evolusi pemikiran, praktik dan institusi akuntansi sehingga tanggapan terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan sosial. Sejarah akuntansi juga membahas pengaruh evolusi terhadap lingkungan. Sejarah akuntansi merupakan studi tentang warisan akuntansi dan kontribusinya pada pedagogi, kebijakan dan perspektif akuntansi.

ö Dalam kaitannya dengan pedagogi, sejarah akuntansi membantu memahami dan mengapresiasi bidang sains akuntansi dan evolusinya sebagai sains sosial dengan lebih baik.

ö Dalam kaitannya dengan perspektif kebijakan, sejarah akuntansi dapat menjadi sarana penilaian yang lebih baik terhadap praktik yang berjalan melalui pembandingan dengan metode yang digunakan pada masa lalu.

BAB II

SIFAT DAN PENGGUNAAN AKUNTANSI

A. DEFINISI DAN PERAN AKUNTANSI 1. Definisi Akuntansi

Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomic yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada. Perusahaan memberi kepada dan menerima informasi dari sumber:

ö Kepada penyedia modal

ö Kepada pelanggan dan penyedia ö Dari masyarakat umum

ö Dari pegawai

2. Akuntansi : Sains atau Seni???

ö Mereka yang berpendapat bahwa akuntansi adalah suatu seni atau teknik berniaga menyatakan bahwa ketrampilan akuntansi yang diperlukan untuk menjadi juru niaga yang baik harus diajarkan dan bahwa pendekatan yang ”legalistik” terhadap akuntansi dibenarkan.

ö Pendukung akuntansi sebagai sains menyatakan bahwa pengajaran model pengukuran akuntansi dapat memberi mahasiswa akuntansi ke dalam konseptual tentang apa yang tengah diupayakan akuntansi akrual konvensional tujuan umum yaitu melayani kebutuhan pengguna dan untuk mendorong pikiran kritis tentang bidang dan dinamika perubahan dan akuntansi.

3. Kebajikan dan Peran Akuntansi

ö Kebajikan Praktik Akuntansi

 Kejujuran akuntan pada umumnya dan auditor pada khususnya.

 Kepedulian terhadap status ekonomi orang lain dalam bentuk penatalayanan dan pertanggungjawaban.

 Kepekaan terhadap nilai kerjasama dan konflik dengan mendahului yang menghasilkan kerjasama yang ramah dengan melalui penggunaan teknik akuntansi manajemen.

 Karakter akuntansi yang komunikatif dengan menyampaikan pengalaman ekonomik melalui ungkapan akuntansi.

 Penyebaran informasi ekonomi dengan menyediakan informasi ekonomik bagi pembuat keputusan.

ö Rintangan-rintangan realisasi kebajikan akuntansi

 Dominasi penghargaan eksternal yang mengancam independensi auditor.  Hilangnya kekuatan institusi.

 Kegagalan untuk membedakan antara kebajikan dan hukum

ö Peran akuntansi adalah untuk menghasilkan informasi tentang perilaku ekonomik yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dalam lingkungannya.

B. Pengukuran dalam Akuntansi 1. Sifat Pengukuran Dalam Akuntansi

(5)

 Kendala dalam pengukuran adalah limitasi data yang tersedia dan karakteristik spesifik lingkungan, seperti ketidakpastian, tidak adanya objektivitas dan verifiabilitas.

2. Tipe-Tipe Ukuran

 Ukuran akuntansi dapat langsung atau tidak langsung. Ukuran langsung/utama adalah ukuran sesungguhnya dari suatu objek atau atributnya. Ukuran tidak langsung atau sekunder diturunkan secara tidak langsung melalui transformasi aljabar seperangkat angka yang merepresentasi ukuran langsung suatu objek/atribut.

 Berkaitan dengan dimensi waktu keputusan, ukuran diklasifikasikan menjadi ukuran masa lalu, ukuran masa sekarang, atau ukuran masa depan yang secara berturut-turut merujuk ukuran bagi suatu peristiwa yang akan datang.

 Ukuran retrospektif, ukuran kontemporer atau ukuran prospektif.

 Tiga jenis ukuran masa lalu: ukuran masa lalu restrospektif, ukuran masa lalu kontemporer, dan ukuran masa prospektif.

 Dua jenis ukuran masa sekarang kontemporer dan prospektif.  Semua ukuran masa depan bersifat prospektif.

 Pengukuran dapat berupa:

 Pengukuran fundamental dimana angka dapat diletakkan pada suatu kekayaan dengan mengacu pada hukum alam dan tidak didasarkan pada pengukuran variabel-variabel lain.  Pengukuran turunan, didasarkan pada dua/lebih kuantitas dan tergantung pada eksistensi

teori empiris verifikasian yang mengaitkan kekayaan tertentu dengan kekayaan lain.  Pengukuran dapat dibuat bila teori empiris yang sah digunakan untuk mendukung

eksistensinya atau dibuat dengan fiat, didasarkan pada definisi arbitrer.

3. Tipe-Tipe Skala

 Skala nominal, membantu dalam penentuan persamaan dan merupakan klasifikasi sederhana sistem pelabelan seperti dalam kasus bagan akun.

 Skala ordinal, membantu dalam penentuan lebih besar dari atau lebih kecil dari.

 Skala interval, membantu dalam penentuan persamaan interval atau perbedaan seperti temperatur dan waktu.

 Skala rasio, membantu dalam penentuan persamaan rasio dengan karakteristik tambahan adanya titik awal yang unik, yaitu suatu titik nol natural.

C. Alasan Dibalik Akuntansi Berpasangan

Luca Pacioli “sistem pembukuan berpasangan merupakan formulasi ke mana memperoleh dan ke mana memberi”

Akuntansi berpasangan terdiridari dua jenis, yaitu:

ö Akuntansi berpasangan klasifikasional ditujukan untuk menjaga persamaan akuntansi fundamental yang merangkum posisi klasifikasional.

Aset = Kewajiban + Ekuitas Pemilik

ö Pembukuan berpasangan klausal, menggambarkan hubungan sebab-akibat antara suatu penambahan dan suatu pengurangan.

D. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

1. Makna Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

PABU mencakup konversi, aturan, dan prosedur-prosedur yang perlu untuk mendefinisi prinsip akuntansi yang berterima pada suatu waktu tertentu. PABU merupakan panduan bagi profesi akuntansi dalam memilih teknik akuintansi dan penyiapan laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai praktik akuntasni yang baik.

Makna istilah “berterima umum” adalah menggambarkan kondisi dimana suatu metode akuntansi akan dianggap berterima umum. Skinner berpendapat bahwa metode akuntansi harus memenuhi satu/lebih kriteria berikut:

 Metode tersebut benar-benar digunakan dalam sejumlah kasus yang signifikan dimana keadaannya cocok.

 Metode tersebut mendapat dukungan melalui pengakuan masyarakat akuntansi profesional.  Metode tersebut memiliki dukungan dalam tulisan sejumlah pengajar dan pemikir akuntansi

yang diakui.

2. Apa yang Seharusnya? PABU, PABU Spesial, atau BAKL?

Alternatif PABU yaitu terhadap laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan Basis Akuntansi Komprehensif Lain (BAKL). Dorongan untuk berpindah ke BAKL datang dari perubahan-perubahan dalam hukum pajak yang dibuat oleh Economic Recovery Act of 1981 dan meningkatnya pemisahan akuntansi pajak dari akuntansi PABU..

Untuk diklasifikasikan sebagai BAKL, salah satu empat kriteria harus dipenuhi:

 Basis akuntansi memenuhi persyaratan perundang-undangan “PABU untuk perusahaan regualsian”.

 Basis akuntansi yang digunakan untuk pembayaran pajak income “akuntansi berbasis pajak”.  Basis akuntansi yang didasarkan pada penerimaan dan pembayaran kas dengan atau tanpa

(6)

 Basis akuntansi yang dihasilkan dari penerapan seperangkat kriteria tertentu.

3. PABU Kecil Vs PABU Besar

Akuntansi menghadapi masalah usaha kecil yang terlalu dibebani oleh biaya administratif dan akuntansi dalam rangka memenuhi aturan-aturan yang tidak relevan, dan kebutuhan akan pembebasan dalam bentuk keringanan-keringanan.

Perusahaan kecil (FASB), sebuah perusahaan yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan pendapatan total kurang dari $5 juta. Perusahaan itu umumnya dikelola oleh pemilik sendiri, memiliki pemilik lain jika ada, semua pemilik secara aktif terlibat dalam menjalankan urusan perusahaan, jarang terjadi pemindahan, dan memiliki struktur modal yang sederhana.

Perusahaan publik (FASB) adalah sebuah perusahaan yang sekuritasnya diperdagangkan di pasar publik di bursa saham atau diwajibkan menyerahkan laporan keuangan oleh SEC.

Perbedaan diantara Pengguna Laporan Keuangan

Bukti-bukti menegaskan bahwa analis laporan keuangan dan pemegang saham publik merupakan pengguna utama laporan keuangan perusahaan publik, sementara pemilik, manajer dan kreditur merupakan pengguna laporan keuangan swasta. Itu berarti bahwa kelompok yang berbeda dapat dipandang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda.

Posisi Resmi terhadap PABU Kecil

Prinsip pengukuran yang sama harus diterapkan dalam laporan keuangan bertujuan umum dari semua entitas, karena proses pengukuran harus independen terhadap sifat pengguna dan kepentingan mereka terhadap hasil pengukuran. Sifat informasi yang diungkapkan dan tingkat kerincian yang diperlukan bagi ungkapan tertentu akan bervariasi tergantung pada kebutuhan pengguna.

E. Kebijakan dan Perubahan Akuntansi

Kebijakan akuntansi dari sebuah pelaporan entitas adalah prinsip akuntansi spesifik dan metode penerapan prinsip tersebut yang oleh manajemen entitas dipandang paling tepat untuk menyajikan posisi keuangan, perubahan dalam posisi keuangan, dan hasil operasi dengan sewajarnya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan karenanya diadopsi untuk penyiapan laporan keuangan. Enam praktik akuntansi yang digunakan oleh perusahaan publik untuk mengelola earning korporasi:

ö Overstatement perubahan restrukturisasi untuk membersihkan neraca.

ö Klasifikasi porsi harga yang signifikan dari suatu entitas yang diperoleh, seperti riset dan pengembangan dalam proses, sehinggan jumlahnya dapat dipisahkan sebagai beban sekaligus. ö Pembentukan kewajiban yang besar untuk biaya masa depan (dicatat sebagai bagian dari

akuntansi untuk sebuah akuisisi) guna melindungi earning masa depan.

ö Penggunaan asumsi yang tidak realistik untuk mengestimasi kewajiban tertentu untuk meningkatkan earning selama periode berikutnya.

ö Pemasukan kesalahan secara sengaja dalam buku perusahaan dan pembenaran kegagalan untuk memperbaiki kesalahan tersebut dengan alasan materialitas.

ö Pengakuan pendapatan sebelum proses earning selesai.

F. Hipotesis Perataan Income 1. Sifat Perataan Income

Sifat perataan income dapat dipandang sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat income yang diinginkan. Perataan income yang dilaporkan dapat didefinisi sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil atau fluktuasi pada tingkat earning yang dianggap normal bagi suatu perusahaan. Dalam pengertian ini perataan merepresentasi suatu bagian upaya dari manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak normal dalam earning pada tingkat yang diijinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen yang sehat.

2. Motivasi Perataan

Motivasi Perataan adalah motivasi dibalik perataan yaitu peningkatan hubungan dengan kreditor, investor, dan pekerja dan memperkecil siklus bisnis melalui proses psikologis.

Alasan manajemen meratakan earning:

Berdasarkan asumsi bahwa sebuah arus earning yang stabil mampu mendukung tingkat dividen yang lebih tinggi daripada arus earning yang lebih variabel, dan memiliki pengaruh menguntungkan

3. Sifat Dimensi-Dimensi Perataan

Dimensi perataan adalah alat yang digunakan untuk meratakan income. Dua macam perataan (Dascher dan Malcolm):

ö Perataan riil merujuk pada transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan atas dasar efek perataannya terhadap income.

ö Perataan artifiasial merujuk pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan untuk memindahkan biaya dan atau pendapatan dari satu periode ke periode lain.

Tiga dimensi perataan (Barnet at al):

(7)

mengacu pada kepentingan untuk mengembalikan sumber-sumber secara lengkap kepada prinsipal dengan menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan.

ö Perataan melalui alokasi dari waktu ke waktu. ö Perataan melalui klasifikasi.

G. Hipotesis Salah Saji Keuangan Selektif

Hipotesis ini diasumsikan terjadi baik pada sektor publik maupun swasta, karena kedua sektor tersebut didorong untuk mendukung standar yang secara selektif menyajikan realitas ekonomi secara salah bila standar itu sesuai dengan tujuan mereka, berlaku bagi:

ö Manajer lebih memilih standar pelaporan yang longgar, memungkinkan pemindahan income antar tahun, mempengaruhi pemegang saham dan melindungi pekerjaan mereka dengan mencegah pengambilalihan.

ö Keuntungan pemegang saham juga diperoleh dari standar yang longgar, apabila perataan pelaporan earning oleh manajer membuat volatilitas earning yang dilaporkan menjadi lebih rendah, penurunan persepsi pasar terhadap risiko kegagalan dan peningkatan nilai perusahaan. ö Auditor untuk menjaga keharmonisan dengan klien,.

ö Penetap standar untuk perlindungan diri sendiri.

ö Akademisi, akan memberi peluang untuk menyediakan teori dan usulan-usulan yang akan menghasilkan balas jasa dan prestise.

BAB III

PENDEKATAN-PENDEKATAN TRADISIONAL DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI

A. Sifat Dasar Teori Akuntansi

Komite Terminologi AICPA, Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses tersebut.

Akuntansi adalah aktivitas jasa, fungsinya untuk menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan ekonomi dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada.

1. Akuntansi sebagai Sebuah Idiologi

Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena idiologis sebagai sarana untuk mendukung daan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik saat ini.

2. Akuntansi sebagai Sebuah Bahasa

Akuntansi merupakan suatu cara pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Pengakuan akuntansi sebagai bahasa didasarkan pada identifikasi adanya dua komponen (tata bahasa), sebagai dua tingkatan akuntansi:

ö Simbol-simbol atau atau karakteristik leksikal suatu bahasa yaitu unit-unit yang mengandung arti atau kata-kata yang bisa diidenifikasi dalam setiap bahasa.

ö Tata bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa. Dalam akuntansi tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk kepentingan bisnis.

3. Akuntansi sebagai Catatan Peristiwa Masa Lalu

Bagi pemilik maupun pemegang saham, catatan akuntansi menyediakan sejarah pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang sediakan pemilik. Pengukuran konsep pertanggungjawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Bimberg membedakan menjadi empat periode:

ö Periode Pure Custodial ö Periode Traditional Custodial

ö Periode Aset-Utilization: evaluasi penilaian kinerja, mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian aset secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati.

ö Periode Open Ended: konsep ini tidak hanya menyangkut petunjuk awal, namun juga memastikan kapan batas waktu sejumlah petunjuk harus diubah.

4. Akuntansi sebagai Realitas Ekonomi Masa Kini (True Income)

Baik neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi saat ini daripada cost historis.

5. Akuntansi sebagai Suatu Sistem Informasi

Mengasumsikan akuntansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komuniksi dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal).

6. Akuntansi sebagai Komoditas

Akuntansi sebagai komoditas yang dihasilkan dari suatu aktivitas ekonomi. Pandangan ini muncul disebabkan adanya permintaan informsi khusus dan para akuntan mempunyai kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut.

(8)

Proses penyusunan teori akuntansi sebaiknya dilengkapi pula dengan proses pembuktian (verifikasi) dan pengesahan (validasi) teori. Teori seharusnya tunduk terhadap pengujian yang bersifat logis dan empiris untuk membuktikan keakuratannya. Oleh karena itu teori akuntansi seharusnya merupakan hasil proses penyusunan dan juga pembuktian teori.

C. Sifat Dasar Teori Akuntansi

Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku kejadian-kejadian akuntansi.

Definisi teori adalah sekumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan menjelaskan hubungan antara variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksi fenomena tersebut.

Teori akuntansi (Hendrikson) didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktik akuntansi dapat dinilai dan mengarahkan pengembangan praktis dan prosedur baru.

Tiga elemen yang harus dimiliki oleh teori (Mc Donal): ö Menyandikan fenomena ke penyajian secara simbolis ö Manipulasi sesuai dengan peraturan

ö Menerjemahkan kembali ke fenomena yang sesungguhnya.

D. Metodologi-Metodologi dalam Penyusunan Teori Akuntansi

Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi, deskriptif dan normatif:

ö Teori deskriptif: dalam profesi akuntansi ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupakan suatu seni yang tidak dapat diformalkan dan bahwa mwtodologi yang digunakan secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi merupakan sebuah upaya menilai apa yang terjadi melalui praktik-praktik akuntansi.

ö Teori Normatif: berupaya menyajikan lebih pada “apa yang seharusnya” (ought to be) daripada “apa yang terjadi” (what is).

E. Pendekatan-Pendekatan dalam Penyusunan Teori Akuntansi 1. Pendekatan Non Teoritis

 Pendekatan Pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan.

 Pendekatan Otoritarian dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi. “Suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah teori yang buruk”.

2. Pendekatan Deduktif

Pendekatan ini dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subjek dengan sejumlah pertimbangan.

Tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan pendekatan deduktif terdiri dari:  Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan

 Pemilihan dalil-dalil akuntansi  Penentuan prinsip-prinsip akuntansi  Pengembangan teknik-teknik akuntansi

3. Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif dalam penyusunan teori akuntansi dimulai dengan serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi.

Pendekatan induktif dalam penyusunan teori akuntansi mencakup 4 tahap:  Pencatatan seluruh pengamatan

 Penganalisaan dan pengelompokkan pengamatan untuk mendeteksi adanya hubungan yang berulang (kesamaan/kemiripan).

 penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.

 Pengujian konklusi yang dibuat.

4. Pendekatan Etis

Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth).

Truth: pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi.

Fairness: sebagai penyajian wajar, tidak bias dan tidak memihak. Konsep fairness menyatakan bahwa pelaporan keuangan tidak dapat menjadi subjek pengaruh yang tidak semestinya/subjek penyimpangan. Fsirness (CAP): kesesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum, pengungkapan, konsistensi dan dapat diperbandingkan.

5. Pendekatan Sosiologis

(9)

dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial (social walfare).

Pendekatan sosiologis adalah socioecomic accounting dengan tujuan mendorong entitas bisnis yang beraktivitas dalam pasar bebas agar mempertanggungjawabkan aktivitas produksi mereka terhadap lingkungan sosial melalui pengukuran, internalisasi, dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

6. Pendekatan ekonomi

Pendekatan ekonomi dalam penyusunan teori akuntansi menekankan pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktik akuntansi. Pendekatan ekonomi menekankan pada konsep “kesejahteraan ekonomi secara umum”. Pemilihan teknik-teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap barng ekonomi nasional.

F. Pendekatan Elektik dalam Penyusunan Teori Akuntansi

Pendekatan elektik (gabungan) merupakan suatu hasil utama, berbagai upaya individu dan profesi akuntansi maupun organisasi pemerintah dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi.

BAB IV

PENDEKATAN REGULATORI DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI

A. Sifat-sifat Standar Akuntansi

Standar secara umum diterima sebagai aturan perusahaan, yang diikuti dengan sanksi terhadap ketidakpatutan, standar terdiri dari 3 bagian:

ö Uraian masalah yang harus diatasi

ö Pembahasan dengan penalaran atau cara-cara pemecahan masalah ö Selanjutnya sejalan dengan teori solusi ditetapkan.

Sejumlah pertimbangan dalam penetapan standar yang harus diperhatikan:

ö Standar menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah perusahaan bagi seluruh pengguna informasi.

ö Standar menyajikan petunjuk dan aturan tindakan bagi akuntan publik yang memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan perusahaan, serta saat membuktikan kewajarannya.

ö Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah tentang berbagai variabel.

ö Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

B. Tujuan Penyusunan Standar

Pendekatan penyusunan standar:

ö Pendekatan penyajian kebenaran, menginginkan laporan keuangan yang netral dan berusaha mencapai penyajian yang benar melalui proses penyusunan standar.

ö Pendekatan konsekuensi ekonomik, menekankan pada penggunaan standar dengan konsekuensi ekonomi baik, kondisi ekonomi yang buruk.

C. Entitas yang Menaruh Perhatian pada Standar Akuntansi

ö Kantor Akuntan Publik/Individu: bertanggungjawab secara independen menyatakan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan disajikan secara wajar dan akrual seluruh hasil aktivitasnya.

ö American Intitute of CPA (AICPA). AICPA merupakan organisasi profesi yang mengkoordinasi praktik para akuntan publik bersertifikasi di AS.

ö The Financial Accounting Standar Board (FASB) merupakan badan yang bersifat otoritatif, independen dengan tugas menetapkan dan meningkatkan standar laporan dan akuntansi keuangan, sehingga standar-standar tersebut menaruh perhatian utama pada pada pencatatan informasi tentang kejadian ekonomi dan transaksi melalui cara yang berarti dalam laporan keuangan.

Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna Langsung Pengguna Tidak Langsung Pemilik dan pemegang saham perusahaan

Pemberi pinjaman (kreditor) dan pemasok Manajemen perusahaan dinas perpajakan Organisasi pekerja

Pelanggan

Analis dan konsultan keuangan Pasar saham

Pengacara

Otoritas yang terkait dengan regulasi

Kalangan berita keuangan dan agen-agen penyaji laporan

Asosiasi dagang Serikat pekerja Kompetitor

(10)

ö Teori kepentingan umu: disajikan untuk menaggapi permintaan publik akan koreksi terhadap ketidakefisienan atau ketidaklayakan harga pasar dengan tujuan utamanya adalah melindungi dan menjamin kepentingan umum.

ö Teori kepentingan kelompok bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi permintaan kelompok tertentu, dengan tujuan untuk memaksimalkan income anggotanya.

D. Legitimasi Proses Penyusunan Standar

ö Prognosis Pesimistik: sebuah sistem di mana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem lain. Implikasinya adalah tidak ada alternatif penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan manfaat lebih baik.

ö Prognosis Optimistik: asumsi yang mendasari adalah arrow paradox.

E. Accounting Standar Overload

Situasi-situasi yang diidentifikasi sebagai accounting standar overload: ö Standar yang terlalu banyak

ö Standar yang terlalu rumit

ö Tidak ada standar yang kaku, membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit

ö Standar yang bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan antara:  Entitas publik dan non-publik

 Laporan keuangan tahunan dan enterim  Perusahaan besar dan kecil

 Laporan keuangan auditan dan non-auditan

ö Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau kedua-duanya.

1. Pengaruh Accounting Standar Overload

Akuntan: dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas yang sesungguhnya sebagai orientasinya terhadap tugas yang sesungguhnya sebagai akibat banyaknya data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar.

Auditor: dapat menemui kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan fokus audit dan mungkin lupa untuk melakukan prosedur dasar audit.

2. Solusi terhadap Accounting Standar Overload

ö Tidak ada perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada.

ö Perubahan dari konsep yang ada sekarang berupa PABU tunggal dan seragam untuk seluruh usaha bisnis menjadi dua kelompok PABU, sehingga ada PABU tersendiri untuk entitas tertentu.

ö Perubahan dalam PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha bisnis . ö Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.

ö Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.

ö Alternatif terhadap PABU sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian laporan keuangan.

BAB V

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

Klasifikasi dan Konflik Kepentingan

Laporan Keuangan merupakan hasil interaksi dari tiga kelompok yaitu perusahaan, pemakai dan profesi akuntansi.

Tujuan Laporan Keuangan:

ö Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi berteriman umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

ö Tujuan umum laporan keuangan adalah:

 Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis.

 Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang mneghasilkan profit.

 Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earning potensial perusahaan.

 Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya ekonomi dan kewajiban.

(11)

 Relevan: memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai dalam membuat keputusan.

 Dapat dipahami: selain harus jelas informsi yang dipilih, juga harus dapat dipahami pemakai.  Dapat diuji kebenarannya: hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh ukuran-ukuran yang

independen, menggunakan etode pengukuran yang sama.

 Netral: informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan khusus pemakai tertentu.

 Tepat waktu: berarti mengkomunikasikan informasi seawal mungkin untuk meghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.

 Dapat dibandingkan: perbedaan-perbedaan seharusnya tidak mengakibatkan perlakuan akuntansi yang berbeda.

 Kelengkapan: semua informasi yang memenuhi persyaratan tujuan-tujuan kualitatif lain.

Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu sistem koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

Tiga pandangan tentang pengukuran earning:

ö Pandangan Aset/utang (pandangan neracar): revenue adalah meningkatnya aset dan menurunnya utang, expense adalah menurunnya aet dan meningkatnya utang.

ö Pandangan revenue/expense (pandangan laporan income): berarti revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan.

ö Pandangan nonartikulasi: artikulasi mendorong perulangan karena “ semua kejadian yang dilaporkan dalam laporan income juga dilaporkan dalam neraca meskipun dari perspektif yang berbeda.

Definisi Elemen Laporan Keuangan

Pandangan aset/utang Pandangan revenue/expense Pandangan Ke-3 Aset Sumber daya ekonomi

perusahaan, memberi manfaat dimasa yang akan datang dan menghasilkan aliran kas masuk.

Ditambah semua item yang tidak merepresentasikan summber daya ekonomi namun diperlukan untuk penandingan dan penentuan income secara memadai.

Aset merupakan komposisi sekarang atas modal yang diinvestasikan.

Utang Kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi kepada pihak lain di masa mendatang.

Ditambah kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi tapi diperlukan

Earning Peningkatan dalam aset bersih perusahaan kecuali perubahan modal.

Hasil dari proses penandingan revenue dan expense, gains dan loses. hasil penjualan barang dan jasa termasuk gains dari penjualan dan pertukaran aset

Expense meliputi semua cost yang sudah digunakan untuk menghasilkan revenue pada suatu periode

gains Peningkatan dalam aset bersih selain peningkatan dalam revenue atau perubahan dalam modal.

Kelebihan hasil diatas cost aset terjual, atau keuntungan tidak terduga, atau manfaat lain yang diperoleh tanpa cost atau pengorbanan.

Expenses Penurunan aset bersih selain penurunan dalam expenses dan perubahan dalam modal.

(12)

Hubungan antara Earning dan Komponen Earning

Earning = Revenue – Expense + Gains – Losses Earning = Revenue – Expense

Earning = Revenue (termasuk gains) – Expenses (termasuk losses)

Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Organisasi Non Bisnis

Organisasi non bisnis berbeda dari organisasi bisnis, paling tidak dalam 2 hal:

ö Tidak memiliki indikator kinerja yang dapat dibandingkan dengan profit perusahaan bisnis. ö Secara umum bukan merupakan subjek pengujian kompetisi di pasar.

Tiga karakteristik utama yang membedakan organisasi non bisnis adalah

ö Jumlah sumber daya yang signifikan yang diterima dari penyedia sumber daya, yang tidak berharap menerima pembayaran atau manfaat ekonomi sesuai dengan sumber daya yang mereka sediakan.

ö Bisnis beroperasi terutama untuk tujuan selain dari menyediakan barang dan jasa untuk mendapat profit atau ekuivalent profit.

ö Tidak terdapat hak kepemilikan yang dapat dijuak, ditransfer, atau ditebus, atau hak untuk memperoleh bagian distribusi sumber daya residual ketika tejadi likuidasi organisasi.

Empat kelompok yang berkepentingan dengan informasi yang disediakan oleh pelaporan organisasi non bisnis:

ö Penyedia sumber daya

ö Konstituen yang menggunakan dan memperoleh manfaat dari jasa yang diberikan oleh organisasi ö Badan-badan pengatur dan pengawas yang bertanggungjawab untuk menyusun kebijakan dan

mengawasi dan menilai manajer organisasi non bisnis ö Manajer organisasi non bisnis.

Elemen-Elemen Dasar dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis

ö Aset: manfaat ekonomik di masa mendatang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lalu.

ö Utang: pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang yang cukup pasti, yang timbul dari kewajiban sekarang suatu entitas tertentu untuk menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lampau.

ö Ekuitas: hak residu dalam aset suatu entitas yang masih tersisa setelah dikurangi utangnya. ö Investasi oleh pemilik: kenaikan dalam aset bersih suatu perusahaan tertentu yang berasal dari

pemindahan sesuatu yang bernilai ke perusahaan tersebut dari entitas lain untuk memperoleh atau menaikkan hak kepemilikan dalam perusahaan tersebut.

ö Distribusi kepada pemilik: penurunan dalam aset bersih suatu perusahaan tertentu yang berasal dari pemindahan aset, pemberian jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. ö Comprehensive income: perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan tertentu selama satu periode yang berasal dari transaksi dan kejadian lainnya serta keadaan-keadaan lain dari sumber lain pemilik.

ö Revenue: aliran masuk atau peningkatan lain aset sebuah entitas atau pelunasan utangnya selama satu periode tertentu yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih berlangsung dari entitas tersebut.

ö Gains: kenaikan dalam ekuitas dari transaksi-transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya dalam satu periode, kecuali dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

ö Losses: penurunan dalam ekuitas dari transaksi-transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut dalam satu periode, kecuali yang berasal dari biaya atau distribusi kepada oleh pemilik.

Pengakuan dan Pengukuran

Kriteria Pengakuan:

ö Definisi: item memenuhi definisi elemen-elemen laporan keuangan.

ö Dapat diukur: item mempunyai atribut relevan yang dapat diukur dengan kereliabelan yang memadai.

ö Relevansi: informasi tentang item tersebut dapat membuat keputusan pemakai menjadi berbeda. ö Realibilitas: informasi mewakili keadaan sebenarnya, jujur, dapat diuji kebenarannya dan netral. Lima atribut Pengukuran:

ö Cost historis (historical cost)

ö Cost pengganti sekarang (current replacement cost) ö Nilai pasar sekarang (current market value)

(13)

BAB VI

STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

A. Struktur Teori Akuntansi Terdiri Dari Beberapa Elemen

ö Pernyataan tujuan laporan keuangan

ö Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi.

ö Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis. ö Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.

Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi beroperasi.

Konsep Teoritis Akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan sifat entitas akuntansi beroperasi dalam ekonomi bebas yang dikarakteristikan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.

Prinsip Akuntansi: aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.

Teknik akuntansi: aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas.

B. Postulat-Postulat Akuntansi

ö Postulat Entitas: setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain.

ö Postulat Kelangsungan Usaha: entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan., diasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.

ö Postulat Unit Pengukur: unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang seragam. Pengukuran dalam akuntansi adalah unit moneter. ö Postulat Periode Akuntansi: laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam

kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

C. Konsep-Konsep Teoritis Akuntansi

ö Teori Kepemilikan: entitas sebagai agen, perwkilan atau susunan melalui wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham. Tujuan utama teori ini adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik. Aset — utang = ekuitas pemilik.

ö Teori Entitas: memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menyediakan modal pada entitas.. Persamaan akuntansinya

Aset = Ekuitas

Aset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham

Teori entitas merupakan teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya.

ö Teori Dana: memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan aumber daya. Persamaan akuntansinnya:

Aset = Restriksi Aset

Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian aset dan penggunaan aset. Kewajiban menunjukkan serangkaian restriksi hukum dan ekonomi pada penggunaan aset. Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba.

Dana utama yang direkomendasikan untuk administrasi keuangan negara:

 Dana umum (General Fund) untuk mencatat semua transaksi keuangan yang tidak layak dicatat dalam dana lain.

 Dana Penerimaan Khusus (Special Revenue Fund) untuk mencatat hasil atas sumber penerimaan khusus atau untuk mendanai aktivitas tertentu yang diminta oleh hukum dan administratif.

 Dana Jasa Peminjaman (Debt Service Fund) untuk mencatat pembayaran bunga dan pokok pinjaman jangka panjang selain iuran khusus dan revenue bond.

 Dana Projek Modal (Capital Project Fund) untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran uang dan untuk memperoleh fasilitas modal selain yang dibiayai oleh iuran khusus dan dana perusahaan.

 Dana Persahaan (Enterprises Fund) untuk mencatat pendanaan jasa bagi masyarakat umum, di mana semua atau hampir semua kos yang termasuk dibayarkan dalam bentuk beban oleh pemakai jasa.

(14)

 Dana Jasa antar Pemerintah (Intergovernmental Service Funds) untuk mencatat pendanaan aktivitas khusus dan jasa yang dilakukan oleh unit organisasi yang ditunjuk dalam batas kekuasaan pemerintah.

 Dana Iuran Khusus (Special Assestment Funds) untuk mencatat iuran khusus yang dipungut guna mendanai perbaikan masyarakat atau jasa yang bermanfaat bagi kekayaan yang menjadi dasar pemungutan iuran tersebut.

D. Prinsip-Prinsip Akuntansi

ö Prinsip Cost Cost pemerolehan (acquisition cost) atau cost historis merupakan dasar penilaian yang memadai untuk mengakui perolehan semua barang dan jasa, expenses, kos dan ekuitas. Cost menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk memperoleh barang dan jasa. Prinsip cost dijustifikasikan dengan postulat objektivitas dan kelangsungan usaha.

ö Prinsip Revenue

Revenue diinterpretasikan sebagai:

 Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa  Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggang

 Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.

Revenue diukur dalam pengertian nilai pertukaran produk atau jasa dalam sebuah transaksi yang lugas arm’s-length transaction). Pandangan ini menunjukkan ekuivalen kas bersih maupun nilai diskontoan sekarang atas uang yang diterima atau seharusnya diterima dalam pertukaran barang atau jasa yang ditransfer oleh perusahaan kepada pelanggan.

Revenue diakui pada saat diperoleh dalam semua tahap siklus operasi. Dikarenakan adanya kesulitan mengalokasikan revenue dan income ke tahap yang berbeda dari suatu siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih sebuah “peristiwa kritis” dalam siklus untuk pengakuan revenue dan income. Peristiwa kritis dipilih untuk mengindikasikan terjadinya perubahan tertentu dalam aset dan utang yang dicatat secara memadai. Dasar akrual pengakuan revenue: revenue harus dilaporkan selama produksi, pada akhir periode, pada saat penjualan, atau pada saat pengumpulan hasil penjualan.

Dasar peristiwa khusus untuk pengakuan revenue dipicu oleh peristiwa krusial dalam siklus operasi. Peristiwa tersebut adalah:

 Saat terjadinya penjualan  Penyelesaian produksi

 Penerimaan pembayaran untuk penjualan berikutnya.

ö Prinsip Penandingan: bahwa expenses harus diakui pada periode yang sama dengan revenue, yaitu revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue, dan expenses yang terkait kemudian diakui. Hubungan antara revenue dan expenses tergantung pada satu dari empat kriteria:

 Penandingan langsung cost yang telah terpakai dengan revenue.  Penandingan langsung cost yang telah terpakai dengan periodenya.  Aliran cost selama periode yang mendapatkan manfaat.

 Menjadikan expenses semua cost lain dalam periode terjadinya, kecuali jika ditunjukan bahwa masih memiliki manfaat di masa mendatang.

ö Prinsip Objektivitas

Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang digunakan. Interpretasi prinsip objektivitas:

 Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang tidak bersifat personal, bebas dari bias personal pengukurnya.

 Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variabel, pengukuran didasarkan pada bukti.  Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari konsensus antara kelompok pengamat atau

pengukur tertentu.

 Ukuran penyebaran atau distribusi pengukuran digunakan sebagai indikator tingkat objektivitas suatu sistem pengukuran termaksud.

ö Prinsip Konsistensi: peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan dalam item serupa sepanjang waktu. Prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaan mengubah prosedur akuntansi:

 Perubahan dalam prinsip akuntansi,  Perubahan dalam estimasi akuntansi, dan  Perubahan dalam entitas pelaporan.

(15)

menyesatkan bagi rata-rata investor. Pengungkapan penuh: tidak ada informasi penting atau kepentingan bagi rata-rate investor yang dihilangkan atau disembunyikan.

ö Prinsip Konservatisme: bahwa ketika memilih diantara dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham. Prinsip ini menunjukan bahwa lebih disukai melaporkan nilai terendah untuk aset dan revenue dan nilai tertinggi untuk utang dan expenses.

ö Prinsip Materialitas: menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip berterima umum atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan.

ö Prinsip Keseragaman dan Komparabilitas: mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk item-item yang terkait dengan perusahaan tertentu antar waktu, prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuannya untuk mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

BAB VII

KEJUJURAN, PENGUNGKAPAN dan TREN MASA DEPAN DALAM AKUNTANSI

Kejujuran terkait dengan pengukuran dan pelaporan informasi dengan cara objektif dan netral. Informasi dikatakan jujur jika objektif dan netral. Informasi harus didasarkan pada bukti-bukti perusahaan yang dapat dibuktikan dan harus tidak cenderung menguntungkan pengguna tertentu yang dapat merugikan pihak lain.

Persepsi dan penerapan kejujuran dalam penyajian laporan keuangan sebagai pembuatan dan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum kadangkala menimbulkan beberapa konsekuensi merugikan:

ö Gagal untuk sesuai dengan konsep keadilan yang diperuntukan bagi kejujuran dalam distribusi. ö Gagal untuk mengembangkan cakupan pengungkapan dalam laporan keuangan, yang dapat

mengembangkan informasi keuangan konvensial menuju kejujuran dalam pengungkapan. ö Fleksibilitas yang dapat menimbulkan manajemen earnings dan income smoothing. ö Meciptakan iklim terjadinya praktik kejahatan.

Benar: didasarkan pada fakta, fakta-fakta yang tidak menimbulkan distorsi, betul, sesuai dengan aturan, antar fakta tidak saling bertolak belakang, objektif, bentuk secara material, sesuai dengan kejadian yang terjadi, dan akurat.

Jujur: tidak rancu, lebih mengutamakan substansi daripada bentuk, refleksi yang tepat, menempatkan pada konteks yang tepat, konsisten dengan realitas yang ada.

Akuntansi Sumber Daya Manusia

Tujuan utaman akuntansi Sumber Daya Manusia: ö Identifikasi “nilai sumber daya manusia.

ö Pengukuran cost dan nilai orang pada organisasi.

ö Penginvestigasian dampak kognitif dan keperilakuan informasi-informasi tersebut.

Teori Nilai Sumber Daya Manusia

Konsep nilai manusia berasal dari teori umum mengenai nilai ekonomis. Individu dan kelompok dapt diketahui nilai, seperti aset fisik, yang didasarkan pada kemampuan untuk memberikan jasa ekonomis dimasa mendatang. Nilai individu atau kelompok didefinisi sebagai manfaat jasa yang diberikan saat ini yang diberikan kepada organisasi sepanjang masa pemberian jasa individu atau kelompok yang diharapkan.

1. Faktor-faktor yang menentukan nilai individual

Pada model Flamholtz, ukuran yang digunakan untuk mengukur manfaat manuasia adalah nilai expected realizable-nya. Nilai individual merupakan interaksi antara dua variabel:

ö Nilai kondisional yang diharapkan individual: produktivitas, kemampuan untuk dipindah, dan kemampuan untuk dipromosikan.

ö Probabilitas bahwa individu akan mempertahankan keanggotaannya pada organisasi: terkait dengan tingkat kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya.

2. Faktor-faktor yang menentukan nilai kelompok

Tiga variabel yang mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam “pengelolaan manusia” (Likert-Bowers): ö Variabel kausal: variabel bebas yang diubah atau diganti secara sengaja atau secara langsung

oleh organisasi dan manajemennya, dan yang menentukan arah perkembangan dalam organisasi. ö Variabel intervening: merefleksi keadaan internal, kesehatan dan kemampuan kinerja organisasi. ö Variabel hasil akhir: variabel terikat yang merefleksikan hasil yang dicapai organisasi.

Ukuran Aset Manusia

(16)

melikuidasinya, atau meningkatkan nilai aset ini mengimbangi cost tambahan yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan potensial dari aset tersebut.

Kelemahan penggunaan ukuran ini adalah:

 Nilai ekonomis aset manusia tidak harus dikaitkan dengan cost historis.

 Setiap apresiasi atau amortisasi dapat subjektif dan tidak berhubungan dengan peningkatan dan penurunan produktivitas aset manusia.

 Cost yang terkait dengan pemerolehan aset manusia berbeda untuk setiap individu dalam perusahaan, maka metode cost historis tidak menghasilkan nilai sumber daya manusia yang dapat diperbandingkan.

ö Metode replacement Cost: membuat estimasi cost untuk mengganti sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Keuntungan metode ini adalah metode ini merupakan pengganti pengukuran yang baik bagi nilai ekonomis aset dengan batasan bahwa pertimbangan pasar penting untuk membentuk tafsiran akhir.

Kelemahan Metode Replacement cost:

 Nilai karyawan tertentu dapat dianggap lebih besar dibanding nilai replacement cost-nya.  Kemungkinan ada nilai yang tidak dapat digantikan pada aset manusia tersebut.

 Manajer mungkin menemui kesulitan dalam mengestimsi cost penggantian orang dalam organisasi secara sempurna, dan manajer yang berbeda akan membuat estimsi yang berbeda pula.

ö Metode opportunity cost: nilai sumber daya ditentukan melalui proses penawaran kompetitif pada perusahaan, didasarkan pada konsep opportunity cost.

Kelemahan Metode opportunity cost:

 Hanya karyawan langka saja yang digunakan dalam penghitungan aset.

 Divisi yang profitnya lebih kecil dapat dikenai hukuman karena ketidakmampuannya untuk membuat penawaran yang lebih tinggi kepada divisi yang lebih banyak profitnya dalam memperoleh karyawan yang lebih baik.

 Metode ini dianggap sebagai dibuat-buat dan bahkan tidak bermoral.

ö Metode Kompensasi: nilai modal manusia yang dikandung oleh seorang manusia pada umur T tahun adalah niali sekarang dari earnings yang akan diperolehnya dari pekerjaannya. Kelemahan metode ini adalah subjektivitas yang terkait dengan penentuan tingkat gaji mendatang, lama karyawan bekerja dalam organisasi, dan tingkat diskon.

ö Metode Adjusted discounted-future-wages ö Ukuran non moneter

BAB X

PENDEKATAN-PENDEKATAN PERISTIWA DAN KEPERILAKUAN

Teori akuntansi dibentuk dengan dasar pendekatan. Faktanya, pendekatan yang ada lebih dari satu. Pendekatan-pendekatan dimaksud dimunculkan karena perbedaan paradigma. Namun demikian, paradigma-paradigma yang ada seharusnya tidak dipertimbangkan sebagai suatu yang absolut dan kebenaran pengetahuan yang bersifat final dan seharusnya menjadi subjek verifikasi dan pengujian yang konsisten sebagai upaya untuk mencari kemungkinan anomali.

Jenis pendekatan yang lazim adalah pendekatan lama (pendekatan nilai) dan pendekatan baru. Pendekatan baru yang ada seperti pendekatan peristiwa, pendekatan keperilakuan, pendekatan pemrosesan informasi manusia, pendekatan prediktif, dan pendekatan positif.

A. Pendekatan Peristiwa (Events Approach)

1. Sifat Pendekatan Peristiwa

Pendekatan nilai

Pendekatan nilai mengemukakan bahwa kebutuhan pengguna dapat diketahui secara pasti, sehingga dapat dibuat deduksi (kesimpulan yang diambil dari kesimpulan yang umum ke hal yang khusus) suatu teori akuntansi, yang memberikan input optimal bagi model keputusan tertentu.

Kelemahan model akuntansi konvensional yang didasarkan pada pendekatan nilai :

 Dimensinya terbatashanya satuan moneter, belum data multidimensi lainnya (ex: produktivitas, kinerja, reliabilitas, dll.)

 Skema klasifikasinya tidak selalu sesuaidapat menutupi sifatnya dari pihak selain akuntan  Tingkat penggabungan informasi sangat tinggidata akuntansi digunakan oleh berbagai pihak

pembuat keputusan, yang masing-masing butuh tingkat kuantitas, gabungan, dan fokus yang berbeda.

(17)

Pendekatan Peristiwa

Pendekatan peristiwa menyatakan bahwa tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai peristiwa ekonomi yang dapat bermanfaat bagi berbagai model keputusansehingga kandungan laporan akuntansi merupakan refleksi observasi dari dunia riil. Peristiwa merupakan segala tindakan yang dapat digambarkan dengan satu atau lebih dimensi dasar atau ciri.

2. Laporan Keuangan dan Pendekatan Peristiwa

Perbedaan antara pendekatan nilai dengan pendekatan peristiwa pada laporan keuangan

konvensional:

TITIK PERBEDAAN PENDEKATAN NILAI PENDEKATAN PERISTIWA

Neraca Indikator posisi keuangan pada suatu

periode Komunikasi tidak langsungmengenai seluruh peristiwa akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak permulaan Laporan keuangan Indikator kinerja keuangan

perusahaan pada periode tertentu Komunikasi langsung mengenaiperistiwa-peristiwa operasi yang terjadi selama periode tertentu Laporan arus kas Ungkapan perubahan pada kas Ungkapan-ungkapan peristiwa

keuangan dan investasi

3. Teori Akuntansi Mengenai Peristiwa-peristiwa Normatif

Tujuan teori akuntansi mengenai peristiwa normatif adalah memaksimalkan keakuratan peramalan laporan akuntansi dengan berfokus pada ciri-ciri yang paling relevan dari peristiwa yang penting bagi pengguna. Teori ini menyatakan :

a. suatu taksonomi eksplisit mengenai kejadian riil yang dilaporkan oleh akuntan,

b. skema klasifikasi yang lebih efektif, dengan mengacu pada label-label tertentu sehingga memungkinkan untuk menghubungkan observasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dengan peristiwa lain yang terkait,

c. penyusunan sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa.

4. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Peristiwa

Salah satu cara untuk mencapai tujuan teori akuntansi mengenai peristiwa normatif adalah dengan mengintegrasikan pendekatan peristiwa dengan pendekatan database pada manajemen informasi yang mempunyai asumsi bahwa suatu perusahaan membuat database yang dikelola terpusat untuk dibagikan kepada sejumlah besar pengguna yang mempunyai kebutuhan beragam. Sistem akuntansi seperti ini meliputi:

a. model hierarkikal didasarkan pada ide sistem informasi akuntansi peristiwa yang memungkinkan penggunanya untuk membuat pertanyaan ilmiah pada database.

b. model jaringan, menggunakan input database yang tidak terstruktur pada awalnya kemudian dikembangkan menjadi suatu struktur data yang hierarkial.

c. model relasional, suatu database merupakan suatu kumpulan relasi dengan berbagai macam tingkatan dan waktunya berbeda-beda pula.

d. model hubungan entitas mengasumsikan bahwa sistem akuntansi dimodelkan secara alamiah pada lingkungan database sebagai suatu kumpulan entitas dunia riil dan hubungan diantara entitas-entitas tersebut.

e. model akuntansi REA merupakan penyajian fenomena akuntansi yang digeneralisasi.

5. Evaluasi Pendekatan Peristiwa

Pendekatan peristiwa menawarkan keunggulan dan kelemahan tertentu. Keunggulan terutama berasal dari usaha-usaha untuk menyediakan informasi mengenai peristiwa ekonomi yang relevan, yang mungkin dapat bermanfaat bagi berbagai model keputusan. Tetapi manfaat pendekatan peristiwa tergantung pada satu atau lebih alasan berikut :

a. Manfaat pendekatan peristiwa dapat tergantung pada tipe psikologis pembuat keputusan,

b. Kelebihan informasi dapat timbul dari usaha untuk mengukur karakteristik-karakteristik;semua peristiwa penting yang relevan yang mempengaruhi perusahaan,

c. Kriteria yang tepat bagi pemilihan peristiwa-peristiwa penting belum dikembangkan,

d. Pengukuran seluruh karakteristik suatu pendekatan peristiwa terbukti sulit berdasarkan state of the art dalam akuntansi.

e. Perlu dilakukan lebih banyak penelitian untuk menguji dampak rancangan pendekatan yang berbeda pada teori pendekatan peristiwa.

B. Pendekatan Keperilakuan (Behavioral Approach)

1. Sifat Pendekatan Keperilakuan

(18)

tindakan (perilaku) secara langsung melalui kandungan informasi pesan-pesan yang disampaikan dan secara tidak langsung melalui perilaku para akuntan. Tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia.

2. Dampak Keperilakuan Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi, dalam pengertian kandungan dan bentuk, mempunyai dampak pada pembuatan keputusan individual. Berikut ini adalah sifat penelitian dampak keperilakuan dari informasi akuntansi dan pendekatan yang digunakan:

a. Kecukupan pengungkapan

1) Pendekatan pertama menjelaskan pola-pola penggunaan data

2) Kedua, menjelaskan persepsi dan sikap kelompok-kelompok peminat yang berbeda

3) Ketiga, sejauhmana perbedaan item-item informai yang diungkapkan dalam laporan tahunan b. Manfaat data laporan keuangan

1) kegunaan relatif analisis investasi

2) relevansi laporan keuangan untuk pembuatan keputusan c. Sikap yang terkait dengan praktik-praktik pelaporan perusahaan

1) Teknik-teknik alternatif akuntansi yang lebih disukai

2) Sikap yang terkait dengan masalah-masalah pelaporan umum d. Materialitas ketetapan

1) Faktor-faktor utama yang menentukan pengumpulan, pengklasifikasian, dan penyimpanan data akuntansi

2) Menitikberatkan item-item yang dipertimbangkan menjadi material e. Dampak keputusan dari prosedur-prosedur akuntansi

Penggunaan teknik-teknik persediaan yang berbeda, informasi tingkat harga dan informasi non akuntansi

3. Dampak Linguistik Data dan Teknik-teknik Akuntansi

Ada empat proposisi yang diperkenalkan, yang berasal dari paradigma relativitas linguistik untuk mengintegrasikan secara konseptual temuan-temuan penelitian yang mempelajari dampak informasi akuntansi pada perilaku pengguna:

 pengguna yang membuat perbedaan leksikal tertentu dalam akuntansi dimungkinkan untuk berbicara dan/atau menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan pengguna yang tidak membuat perbedaan.

 pengguna yang membuat perbedaan leksikal tertentu dalam akuntansi dimungkinkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan (nonlinguistik) secara lebih cepat dan lebih sempurna dibandingkan pengguna yang tidak membuat perubahan

 pengguna yang mempunyai aturan-aturan akuntansi (tata bahasa) akan cenderung untuk mempunyai gaya atau perhatian manajerial yang berbeda dibandingkan pengguna yang tidak mempunyai aturan akuntansi

 teknik-teknik akuntansi dapat cenderung mempermudah atau memberikan lebih banyak perilaku manajerial yang sulit bagi sebagian pengguna.

4. Fiksasi Data dan Fungsional

Fiksasi fungsional, menyatakan bahwa pada keadaan tertentu seorang pembuat keputusan mungkin akan menyesuaikan proses pembuatan keputusannya dengan perubahan proses akuntansi, yang didukung oleh dampak datanya. Ada berbagai konsep untuk hasil fiksasi data atau pun fiksasi fungsional dalam akuntansi yaitu :

hipotesis pengkondisian, menyatakan bahwa subyek eksperimen telah terkondisikan untuk bereaksi terhadap beberapa bentuk hasil akuntansi dan tidak dapat menyesuaikan proses keputusannya untuk menanggapi perubahan akuntansi yang “terungkap” dengan baik.

teori prospek dan hipotesis pembingkaian, pembingkaian timbul karena pemilihan kata dalam membuat suatu pertanyaan yang berpotensi mengubah tanggapan subjek.

 keterlibatan ego yang pertama versus resensi.

5. Induktor Informasi

Perilaku seorang individu dipengaruhi oleh informasi dengan dua cara : a. melalui penggunaan informasi ketika bertindak sebagai penerima

b. melalui induktor informasi ketika bertindak sebagai pengirim. Penggolongan dampak umpan balik bagi pengirim informasi : a. Penilaian kinerja eksternal

b. Aturan dan pengendalian operasi

c. Interaksi dengan keputusan-keputusan init-unit keperilakuan lainnya d. Pengubahan sekumpulan pilihan yang terbuka bagi pengirim informasi

C. Pendekatan Pemprosesan Informasi tentang Manusia

(19)

1. Karakteristik penyekalaan 2. Properti statistik

3. Kandungan informasi 4. Metode penyajian 5. Konteks

Variabel-variabel yang diuji pada proses adalah: 1. Karakteristik ketetapan

2. Karakteristik aturan keputusan

Variabel-variabel yang diuji pada masukan adalah: 1. Kualitas ketetapan

2. Self-insight

Penekanan yang berbeda-beda pada ketiga model komponen pemrosesan informasi menimbulkan penggunaan empat pendekatan yang berbeda:

1. Pendekatan model lens 2. Ketetapan probabilistik 3. Perilaku predecisional 4. Pendekatan gaya kognitif

1. Model Lens

Model Lens terutama digunakan untuk menilai situasi yang membutuhkan penilaian mengenai manusia yang di dalamnya orang membuat penilaian dengan dasar sekumpulan petunjuk eksplisit yang diperoleh dari lingkungan. Model ini menekankan pada kemiripan antara lingkungan dengan tanggapan subyek.

Berbagai masalah keputusan akuntansi telah dijelaskan dengan menggunakan model Lens, yaitu:

a. studi-studi penghimpunan kebijaksanaan, yang menjelaskan mengenai keunggulan relatif dari setiap petunjuk dalam proses ketetapan dan konsensus di antara pembuat keputusan,

b. keakuratan ketepatan dibuat atas dasar petunjuk-petunjuk akuntansi, dan c. dampak karakteristik tugas dalam pencapaian dan pembelajaran.

2. Penilaian Probabilistik

Pendekatan penilaian probabilistik (pendekatan Bayesian) menitikberatkan terutama pada perbandingan probabilitas penilaian intuitif dan model normatif. menyatakan bahwa :

P(H1/D) = P(D/H1) X P(H1) P(H2/D) P(D/H2) P(H2)

3. Perilaku Sebelum Pembuatan Keputusan

Perilaku sebelum pembuatan keputusan secara umum dijelaskan menggunakan metode-metode pelacakan proses. Metode pelacakan proses berasal dari teori penyelesaian masalah yang dikembangkan oleh Newell dan Simon yang berpendapat bahwa manusia mempunyai keterbatasan kapasitas unuk memproses informasi.

Pelacakan proses cenderung untuk menggunakan 4 metode : a. pergerakan mata,

b. perilaku pencarian informasi,

c. adanya petunjuk informasi atau waktu tanggapan; dan

d. protokol-protokol mawas diri untuk berpikir keras secara verbal.

4. Pendekatan Gaya Kognitif

Pendekatan ini menitikberatkan pada variabel-variabel yang mungkin mempunyai dampak pada kualitas ketetapan yang dibuat oleh para pembuat keputusan. Gaya kognitif merupakan pembentukan hipotetika yang digunakan untuk menjelaskan proses mediasi antara rangsangan (stimuli) dengan tanggapan.

Ada lima pendekatan yang digunakan dalam gaya kognitif pada psikologi : a. otoritarianisme

b. dogmatisme

c. kompleksitas kognitif d. kompleksitas integratif. e. ketergantungan bidang

5. Relativisme Kognitif dalam Akuntansi

Model ini mengisyaratkan bahwa skema-skema dikembangkan melalui tahapan-tahapan proses dari peringkasan pengetahuan domain tertentu yang berbasis pada pengetahuan. Sehingga perbedaan antara struktur pengetahuan ahli dengan pemula timbul dari perbedaan pengalaman. Penilaian profesional pada akuntansi publik mengenai skema dijelaskan dengan suatu proses lima komponen:

Skema atau struktur pengetahuan yang tergabung melalui pembelajaran dan pengalaman a. Peristiwa pemicu atau rangsangan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan pada Hotel Kuta Puri Bungalow, dengan judul “Pendekatan Metode Konvensional dan Metode Activity Based Costing System Dalam Menentukan

Berdasarkan pendapat mazhab ini, jika seorang anak yang lahir karena perbuatan zina atau li'an wafat meninggalkan istri, anak perempuan dan

 Asisten Apoteker (lulusan DIII Farmasi) dengan pengalaman bekerja di instansi terkait minimal 6 tahun.  Asisten Apoteker

Berdasarkan hasil evaluasi Dokumen Penawaran sesuai Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 02/06/POKJA-02/ULP- BOLMONG/V/2014 Tanggal 02 Mei 2014 dan Penetapan Pemenang Lelang oleh

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui email juga ditayangkan pada website SPSE Kabupaten Bolaang Mongondow, oleh karenanya Pokja tidak dapat menerima

- Membawa Surat Tugas (bagi yg mewakili) ditandatangani oleh Pemberi Tugas dan Penerima Tugas, mencantumkan tujuan penugasan penerima tugas serta Membawa

The basic things you start with are things like sending mail to any addresses you have and calling any phone numbers you have for the person.. When you send a letter, you pay a

Sehubungan telah dilakukan Evaluasi Administrasi, Teknis, Kewajaran Harga dan Evaluasi Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas yang saudara ajukan