• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi 1 Statistika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi 1 Statistika"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

STATISTIKA

PENGERTIAN

Statistika

Ilmu tentang pengumpulan dataKlasifikasi Data

Penyajian DataPengolahan Data

Penarikan KesimpulanPengambilan keputusan

Populasi: Himpunan

keseluruhan dari objek pengamatan

Sample: Bagian dari populasiData: Informasi atau fakta yang

tertuang dalam angka atau bukan angka

Deskriptif: Metode untuk

mendeskripsikan,

menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data

Inferensia: Penarikan

kesimpulan dari sample untuk menjelaskan isi dari populasi

• JENIS – JENIS DATA

Data mentahData primerData sekunderData Kuantitatif

(2)

Data Diskrit:

o Data Nominal

o Daata Ordinal

o Data Dikotomi

o Data Kualitatif

o Parameter: Kualitas Pengukuran sample

CONTOH – CONTOH

Deskriptif

“Nilai UAS mahasiswa Teknik

Informatika semester 4 untuk mata kuliah Statistika adalah dengan nilai rata – rata 65”

Populasi dan Sample

“Civitas akademik Universitas

Muhammadiyah Sukabumi terdiri dari dosen, mahasiswa dan staff pekerja lainnya yang berjumlah 1200 orang”

Data Nominal

Jumlah lulusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi tahun 2008

l

(3)

Data Ordinal

Kategori hasil nilai akhir Mata Kuliah Statistika

Data Dikotomi

Murni: Hidup – mati, surga –

neraka, laki – laki – wanita, dll.

Buatan: lulus – gagal, hitam –

putih, dll.

Data interval: data yang

memiliki rentang atau jarak yang sama

Data rasio: Data yang

dinyatakan dalam perbandingan

Kategori

Nilai Jumlah

(4)

TENDENSI SENTRAL

• Nilai rata – rata (Mean):

Rumus:

Biasa

Dengan Frekuensi

Keterangan:

(jumlah data

ke 1 sampai data ke-n )

(jumlah perkalian frekuensi dengan data)

Dengan Frekuensi

Keterangan:  Me = median

Lo = Batas bawah kelas  C = lebar kelas

n = banyaknya data

 F = jumlah frekuensi sebelum kelas

(5)

Modus = Nilai yang paling sering muncul

Biasa

Mo = nilai yang paling sering muncul

Data berfrekuensi

Keterangan:Mo = modus

Lo = Batas bawah kelas

modus

C = lebar kelas

b1 = selisih frekuensi

sebelum kelas modus

b2 = selisih frekuensi tepat

satu data setelahnya

• Contoh Kasus:

1. Data hasil ujian akhir semester 4 untuk mata kuliah statistika adalah sebagai berikut: 40, 65, 90, 65, 70, 55, 85, 65, 70, 35

Tentukanlah:

a. Rata – rata nilai UAS b. Modus nilai UAS c. Median Nilai UAS

2. Data nilai UAS mahasiswa semester 4, untuk mata kuliah STATISTIKA adalah sebagai berikut:

Tentukanlah nilai : a. Rata2

b. Modus c. Median

Nilai Jml Mhs

(6)

Contoh soal data distribusi

berfrekuensi

Misalkan modal (dalam jutaan

rupiah) dari 40 perusahaan pada

tabel distribusi frekuensi berikut:

Modal Frekuensi

112 - 120 4

121 - 129 5

130 - 138 8

139 - 147 12

148 -156 5

157 -165 4

166 - 174 2

= 40

Tentukan:

a.Mean/ Rata – rata b.Median

(7)

Kata Kunci

Data Distribusi Frekuensi

Kelas = selang/ intervalFrekuensi = banyaknya

nilai yang termasuk ke dalam kelas

Limit kelas/ tepi kelas:

Nilai terkecil dan

terbesar pada setiap kelas, terbagi menjadi 2, yaitu limit bawah kelas dan limit atas kelas

• Batas bawah kelas

dan batas atas kelas

• Lebar kelas= selisih

batas atas kelas dan batas bawah kelas

• Nilai tengah kelas =

(8)

Dari contoh di atas, maka

didapat:

• Kelas = 112 – 120

• Limit kelas/ tepi kelas: pada kelas 112 – 120, Nilai 112 disebut limit bawah kelas dan nilai 120 disebut limit atas kelas

• Pada kelas 112 – 120, nilai 111,5 disebut

batas bawah kelas dan nilai 120,5 disebut

batas atas kelas

Lebar kelas= 120,5

– 111,5 = 9 nilai lebar kelas pada masing – masing kelas adalah sama

Nilai tengah kelas

= (111,5 +

(9)

Penyelesaian Soal

Mean/ Rata - rata

Modal Tengah Nilai (X)

Frekuensi

(f) fX

112 - 120 116 4 464

121 - 129 125 5 625

130 - 138 134 8 1.072

139 - 147 143 12 1.716

148 -156 152 5 760

157 -165 161 4 644

166 - 174 170 2 340

= 40 = 5.621

5.621

140,525 40

(10)

MEDIAN

Untuk mencari median, tentukan dulu pada kelas interval mana mediannya terletak.

Karena frekuensinya bernilai genap, maka median terletak pada nilai ke

(11)

Jadi mediannya adalah

MODUS

Untuk mencari modus, tentukan dulu kelas interval yang mengandung modus, yaitu kelas interval yang memiliki frekuensi terbesar. Maka dapat diketahui bahwa modus terletak pada kelas interval 139 – 147

40

17 2

138, 5 9

12 Med

 

 

 

 

20 17

138,5 9 140, 75

12

Med     

(12)

Dengan demikian:

Lo = 138, 5 c = 9 b1 = 12-8=4 b2 = 12-5=7

Jadi modusnya adalah:

= 138,5 + 3,27 = 141,77

0

1

4

138,5 9

1

2

4 7

b

Mod

L

c

b

b

(13)

KUARTIL, DESIL, DAN

PERSENTIL

KUARTIL (Perluasan Median)

Kuartil terbagi menjadi 3, yaitu:

Kuartil pertama/ Kuartil bawah (Q1) Kuartil kedua/ Kuartil tengah (Q2) Kuartil ketiga/ Kuartil atas (Q3)

Rumus Untuk data tidak berkelompok:

(

1)

1, 2,3

4

i

i n

(14)

Untuk data berkelompok

DESIL

Jika sekelompok data dibagi menjadi 10 bagian yang sama banyak, maka akan terdapat 9 pembagi, masing – masing disebut nilai Desil (D), yaitu D1, D2, …, D9

0

Lo= Batas bawah kelas kuartil c = Lebar kelas

F = Jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas kuartil Qi

(15)

Untuk data tidak berkelompok

Untuk data berkelompok

(

1)

Dimana: Lo = Batas bawah kelas desil Di c = Lebar kelas

(16)

PERSENTIL

Jika sekelompok data dibagi menjadi 100 bagian sama banyak, maka akan terdapat 99 pembagi, yang masing – masing disebut persentil (P), yaitu P1,P2,P3, …,P99. Nilai persentil ke-I, yaitu Pi dihitung dengan rumus berikut.

Untuk data tidak berkelompok:

(

1)

,

1, 2,3,...,99

100

i

i n

(17)

Untuk data berkelompok

0

.

100

,

1, 2,3,...,99

i

i n

F

P

L

c

i

f

Dimana: Lo = Batas bawah kelas persentil Pi c = Lebar kelas

(18)

Contoh soal data tidak

berkelompok

Tentukan kuartil Q1, Q2 dan Q3 dari data gaji bulanan 13

karyawan (dalam ribuan rupiah) berikut.

(19)

Tentukan desil D3 dan D7 dari data gaji bulanan 13

karyawan (dalam ribuan rupiah) berikut.

(20)

Contoh soal data

berkelompok

Misalkan modal (dalam jutaan

rupiah) dari 40 perusahaan pada

tabel distribusi frekuensi berikut:

Modal Frekuensi

112 - 120 4

121 - 129 5

130 - 138 8

139 - 147 12

148 -156 5

157 -165 4

166 - 174 2

= 40

Tentukan:

a.Tentukan nilai kuartil Q1, Q2 dan Q3

b. Tentukan desil D3 dan D8 c. Tentukan persentil P20

(21)

Penyelesaian Soal

Mencari Q1, Q2, dan Q3

Jawab:

Tentukan dulu kelas interval Q1, Q2, dan Q3 Karena n=40,

Q1 terletak pada nilai ke

Nilai ke 10, 25 terletak pada interval kelas 130 – 138 Q2 terletak pada nilai ke

Nilai ke 20, 5 terletak pada interval kelas 139 – 147 Q3 terletak pada nilai ke

Nilai ke 30,75 terletak pada interval kelas 148 – 156

(22)

Untuk Q1, terletak pada interval kelas 130 – 137,

129,5 9 129,5 9 130,625

(23)

Mencari D3 dan D8 Jawab:

Tentukan kelas interval dimana desil berada

Karena n = 40, maka kelas interval D3 dan D8 berada pada:

D3 terletak pada nilai ke

Nilai ke 12,3 terletak pada interval kelas 130 – 138D8 terletak pada nilai ke

Nilai ke 32,8 terletak pada interval kelas 139 – 147 Maka nilai D3 dan D8 adalah:

(24)

Untuk D3 terletak pada interval kelas 130 – 138, maka:

Lo = 129,5 F = 4+5= 9f = 8 c = 9 Sehingga:

3

3(40)

9 12 9

10

129,5 9 129,5 9 132,875

8 8

D

 

   

 

 

(25)

PENGUKURAN DISPERSI,

KEMIRINGAN, DAN KERUNCINGAN

DATA

• DISPERSI DATA

Dispersi/ variasi/ keragaman data: ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data.

• Ukuran Dispersi yang akan dipelajari:

Jangkauan (Range)

Simpangan rata – rata (mean deviation)Variansi (variance)

Standar Deviasi (Standard Deviation)Simpangan Kuartil (quartile deviation)Koefisien variasi (coeficient of variation)

Dispersi multak

(26)

RANGE/ JANGKAUAN DATA (r)

Range: Selisih nilai maksimum dan nilai

minimum Rumus:

Range untuk kelompok data dalam bentuk

distribusi frekuensi diambil dari selisih antara nilai tengah kelas maksimun – nilai tengah kelas minimum

(27)

Simpangan Rata2/ Mean

Deviation (SR)

Simpangan rata – rata: jumlah nilai mutlak

dari selisih semua nilai dengan nilai rata – rata, dibagi banyaknya data.

Rumus

Untuk data tidak berkelompok

X

X

SR

n

Dimana:

X = nilai data

(28)

Untuk data berkelompok

(

f X

X

)

SR

n

Dimana:

X = nilai data

= rata – rata hitung n = Σf = jumlah frekuensi

X

VARIANSI/ VARIANCE

( )

s

2

Variansi adalah rata – rata kuadrat selisih

atau kuadrat simpangan dari semua nilai data terhadap rata – rata hitung.

2

2

(29)

Rumus untuk data tidak berkelompok

Untuk data berkelompok

2 2

1

X

X

S

n

2 2

1

f X

X

S

n

(30)

STANDAR DEVIASI/ STANDARD

DEVIATION (S)

Standar deviasi: akar pangkat dua dari

variansi

Rumus:

Untuk data tidak berkelompok

Untuk data berkelompok

(31)

Contoh Soal

Data tidak berkelompok

Diketahui sebuah data berikut: 20, 50, 30, 70, 80

Tentukanlah: a. Range (r)

b. Simpangan Rata – rata (SR) c. Variansi

(32)

Jawab:

a. Range (r) = nilai terbesar – nilai terkecil = 80 – 20 = 60

b. Simpangan Rata – rata (SR):

n = 5

X X SR

n

  

20 50 30 70 80

50 5

X      

20 50 50 50 30 50 70 50 80 50 5

SR          

30 0 20 20 30 100

20

5 5

(33)

Variansi

Standar Deviasi (S)

(34)

Contoh Soal

Data Berkelompok

Diketahui data pada tabel dibawah ini:

Modal Frekuensi

112 - 120 4

121 - 129 5

130 - 138 8

139 - 147 12

148 -156 5

157 -165 4

166 - 174 2

40

Tentukan: a.Range (r)

b.Simpangan rata – rata (SR) c.Variansi

(35)

JAWAB

Range (r)= (nilai tengah tertinggi – nilai tengah terendah)/2

Simpangan rata – rata

Variansi

Standar Deviasi

( f X X )

(36)

Untuk memudahkan mencari jawaban, maka dibuat tabel sesuai dengan keperluan jawaban

Modal f TengaNilai h (X)

112 - 120 4 116 24,525 98,100 601,476 2405,902

121 - 129 5 125 15,525 77,625 241,026 1205,128

130 - 138 8 134 6,525 52,200 42,576 340,605 139 - 147 12 143 2,475 29,700 6,126 73,507

148 -156 5 152 11,475 57,375 131,676 658,378

157 -165 4 161 20,475 81,900 419,226 1676,902

166 - 174 2 170 29,475 58,950 868,776 1737,551

Jumlah 40 455,8

50 8097,974

(37)

Maka dapat dijawab:

Range (r)

= 170 – 116 = 54

Simpangan rata – rata

Variansi

Standar Deviasi

455,850

11,396 40

SR  

2 8097,974 8097,974 207,64

40 1 39

S   

207,64 14, 41

(38)

JANGKAUAN QUARTIL

DAN JANGKAUAN PERSENTIL 10-90

Jangkauan kuartil disebut juga simpangan kuartil, rentang semi antar kuartil, deviasi kuartil. Jangkauan persentil 10-90 disebut juga rentang persentil 10-90

Jangkauan kuartil dan jangkauan persentil lebih baik daripada jangkauan (range) yang memakai selisih antara nilai maksimum dan nilai minimun suatu kelompok data

Rumus:

Jangkauan Kuartil:

1

(

3 1

)

2

JK

Q

Q

Ket: JK: jangkauan kuartil

(39)

Rumus Jangkauan Persentil

KOEFISIEN VARIASI/ DISPERSI

RELATIF

Untuk mengatasi dispersi data yang sifatnya mutlak, seperti

simpangan baku, variansi, standar deviasi, jangkauan kuartil,dll

Untuk membandingkan variasi antara nilai – nilai bersar

dengan nilai – nilai kecil.

Untuk mengatasi jangkauan data yang lebih dari 2 kelompok

data.

10 90 90 10

JP

P

P

Rumus:

*100%

S

KV

X

Ket:

(40)

KOEFISIEN VARIASI KUARTIL

Alternatif lain untuk dispersi relatif yang bisa digunakan jika suatu kelompok data tidak diketahui nilai rata – rata hitungnya dan nilai standar deviasinya.

Rumus:

3 1

3 1

Q

Q

Q

KV

Q

Q

atau 3 1

(

) / 2

Q

Q Q

KV

Med

(41)

NILAI BAKU

Nilai baku atau skor baku adalah hasil transformasi antara nilai rata – rata hitung dengan standar deviasi

Rumus:

1

i

X

X

Z

S

(42)

Contoh Soal untuk Koefisien

Variasi dan Simpangan Baku

Koefisien Variasi

Ada dua jenis bola lampu. Lampu jenis A secara rata – rata mampu menyala selama 1500 jam dengan

*100% *100% 18,3% 1500

*100% *100% 17,1% 1750

S KV

X

(43)

• Nilai rata – rata ujian akhir semester mata kuliah Statistika dengan 45 mahasiswa adalah 78 dan simpangan baku/standar deviasi (S) = 10. Sedangkan untuk mata kuliah Bahasa Inggris di Kelas itu mempunyai nilai rata – rata 84 dan simpangan bakunya (S) = 18. Bila dikelas itu, Desi mendapat nilai UAS untuk kalkulus adalah 86 dan untuk bahasa Inggris adalah 92, bagaimana posisi/ prestasi Desi di kelas itu?

• Jawab

• Untuk mengetahui posisi/ prestasi Desi, maka harus dicari nilai baku (Z) dari kedua mata kuliah tersebut.

dengan nilai X adalah nilai UAS yang diperoleh Desi

X

X

Z

S

(44)

Untuk Mata Kuliah Statistika

X = 86 S = 10 Maka:

Untuk Mata Kuliah Bahasa Inggris

X = 92 S = 18 Maka:

Karena nilai baku (Z) untuk mata kuliah Statistika lebih besar dari B. Inggris, maka posisi Desi lebih baik pada mata kuliah Statistika dari pada B.

Inggris

78

X

86 78

0,8

10

Z

84

X

92 84

0, 4

18

(45)

KEMIRINGAN DATA

Kemiringan: derajat/ ukuran dari

ketidaksimetrian

(asimetri)

suatu

distribusi data

3 pola kemiringan distribusi data, sbb:

Distribusi simetri (kemiringan 0)

Distribusi miring ke kiri (kemiringan

negatif)

(46)
(47)

Beberapa metoda yang bisa dipakai

untuk menghitung kemiringan data,

yaitu:

Rumus PearsonRumus MomenRumus Bowley

Rumus Pearson (α)

X Mod

S

atau

3(

X Med

)

S

(48)

Rumus tersebut dipakai untuk data

tidak

berkelompok

maupun

data

berkelompok.

Bila α = 0 atau mendekati nol, maka

dikatakan distribusi data simetri.

Bila α bertanda negatif, maka dikatakan

distribusi data miring ke kiri.

Bila α bertanda positif, maka dikatakan

distribusi data miring ke kanan.

Semakin besar α, maka distribusi data

(49)

RUMUS MOMEN

( )

3

Cara lain yang dipakai untuk

menghitung

derajat

kemiringan

adalah rumus momen derajat tiga,

yaitu

Untuk data tidak berkelompok:

Untuk data berkelompok

3

3 3

(

X

X

)

nS

3

3 3

( (

f X

X

) )

f S

(50)

Khusus untuk data berkelompok dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi , derajat kemiringan α3 dapat dihitung dengan cara transformasi sebabai berikut:

Jika α3 = 0, maka distribusi data simetri

Jika α3 < 0, maka distribusi data miring ke kiri – Jika α3 > 0, maka distribusi data miring ke

kanan

3

3 2

3

3 3 3 2

fU fU fU fU

c

S n n n n

      

   

   

 

(51)

Untuk mencari nilai Standar deviasi (S)

menggunakan variabel U:

Variabel U = 0, ±1, ±2, ±3, dst.

RUMUS BOWLEY

2

2 ( )

( 1)

n fU fU

S c

n n

  

 

 

 

 

3 1 2

3 1

Q

Q Q

Q

Q

 

(52)

KERUNCINGAN DISTRIBUSI

DATA

Keruncingan distribusi data adalah

derajat atau ukuran tinggi rendahnya

puncak suatu distribusi data terhadap

distribusi normalnya.

Keruncingan

data

disebut

juga

kurtosis, ada 3 jenis yaitu:

(53)
(54)

Keruncingan distribusi data (α4)

dihitung dengan rumus:

Data tidak berkelompok

Data Berkelompok

4

4 4

(

X

X

)

nS

4

4 4

( (

) )

*

f X

X

f S

(55)

Khusus untuk transformasi

Keterangan

α4 = 3, distribusi data mesokurtisα4 > 3, distribusi data leptokurtisα4 < 3, distribusi data platikurtis

2 4

4 3 2

4

4 4 4 6 3

fU fU fU fU fU fU

c

S n n n n n n

              

     

 

(56)

Selain cara di atas, untuk mencari

keruncingan data, dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Keterangan

K = 0,263 maka keruncingan distribusi data

mesokurtis

K > 0,263 maka keruncingan distribusi data

leptokurtis

K < 0,263 maka keruncingan distribusi data platikurtis

3 1

90 10 90 10

1

( )

2 Q Q

JK K

P P P P

 

 

(57)

REGRESI DAN KORELASI

• Pada bab ini akan membahas dua bagian

yang saling berhubungan, khususnya dua

kejadian yang dapat diukur secara

matematis.

• Dalam hal dua kejadian yang saling

berhubungan, ada dua hal yang perlu diukur dan dianalisis, yaitu:

Bagaimana hubungan fungsional (persamaan matematis)

antara dua kejadian tersebut -> analisis regresi

Bagaimana kekuatan (keeratan) hubungan dua kejadian

(58)

REGRESI LINEAR

SEDERHANA

Garis regresi/ regresi: garis lurus/ garis

linear yang merupakan garis taksiran

atau perkiraan untuk mewakili pola

hubungan antara variabel X dan

variabel Y.

Cara untuk mencari persamaan garis

regresi:

^

Y

 

a bX

Dimana

Y = variabel terikat X = variabel bebas

a = intersep (pintasan) bilamana X=0

(59)
(60)

Rumus

lain

untuk

menghitung

koefisien a dan b adalah:

2 2

.

.

.

(

)

n

XY

X

Y

b

n

X

X

 

Y

X

a

b

n

n

 

(61)

Kita dapat membuat garis regresi

lebih dari satu dari suatu data. Lalu

garis regresi manakah yang paling

baik??

Garis regresi yang paling baik adalah

garis regresi yang mempunyai

total

kuadrat kesalahan/ total kuadrat

selisih/ total kuadrat eror

yang

paling

minimum

.

Total kuadrat eror dapat dihitung

dengan:

^

2

(

)

2

e

Y Y

n

n

(62)

Selanjutnya

bila

diambil

akarnya, maka diperoleh:

^

Bentuk terakhir ini disebut

Kesalahan baku dari penafsiran

Atau disebut juga

Standard error of estimate

Rumus di atas dapat di jabarkan menjadi:

(63)

Nih….. Contoh Soal

Tentukanlah persamaan regresi dan kesalahan baku penafsirannya!

Jawab:

Persamaan regresi adalah: ^

Y  a bX

Untuk melengkapi persamaan tersebut, maka perlu dicari nilai a dan b. Cara mencari nilai a dan b adalah:

(64)

Untuk mempermudah mencari nilai –

Masukan nilai – nilai yang telah diketahui, ke dalam rumus untuk mencari nilai a dan b:

36*203 35*198 7308 6930 378

1,93 7*203 1225 1421 1225 196

a      

(65)

7 *198 35*36 1386 1260 126

0, 64 7 * 203 1225 1421 1225 196

b      

 

Setelah diketahui, nilai a dan b, maka masukan nilai a dan b ke dalam persamaan regresi. Hasilnya adalah:

^

1,93 0, 64

Y

X

b. Mencari nilai kesalahan baku dari penafsiran.

^

Ini persamaan regresi / hubungan dari variabel X dan

(66)

Masukan nilai X ke dalam persamaan regresi untuk mencari nilai Y regresi

Berat

3.21 3,85 4,49 5,13 5,77 6,41 7,05

0,79 1,15 -2,49 -2,13 3,33 -0,41 -0,05

0,6241 1,322

5 6,2001 4,5369 11,0889 0,1681 0,0025

23,9431

^ Y

Cara mencari nilai Y regresi, masukan nilai masing – masing X ke dalam persamaan regresi. ^

(67)
(68)

Maka nilai kesalahan baku dari

taksiran regresi adalah:

^

Perlu diketahui, bahwa selain regresi linear, dikenal juga regresi yang bukan linear, yaitu:

Sekedar buat pengetahuan aja,,, ga dipelajari

di bab ini….. Tapi kalo mau,, otodidak aja ya…

(69)

KOEFISIEN KORELASI

Perumusan

koefisien

korelasi

dilakukan

dengan

memakai

perbandingan antara

variasi yang

dijelaskan

dengan

variasi total

.

Variasi total dari Y terhadap

dirumuskan oleh

Y

2

(Y Y )

^ ^

2 2 2

(

Y Y

)

(

Y Y

)

(

Y Y

)

Variasi yang tidak dijelaskan

(70)

Perbandingan antara variasi yang

dijelaskan dengan variasi total, yaitu:

Koefisien korelasi (r) adalah akar dari

koefisien determinasi

r

adalah koefisien determinasi

(71)

Keterangan:

1. Nilai r = -1 disebut korelasi linear negatif (berlawanan arah); artinya terdapat hubungan negatif yang sempurna antara variabel X dan Y

2. Nilai r = 1 disebut korelasi linear positif (searah); artinya terdapat hubungan positif yang sempurna antara variable X dengan variabel Y

(72)

Koefisien korelasi dapat juga dicari

dengan rumus berikut:

^

S = kuadrat dari kesalahan baku

2

Kedua rumus koefisien korelasi di atas, dapat digunakan untuk mengukur

kekuatan hubungan yang bentuknya linear maupun tidak linear. Bila hubungan antara variabel X dan Y bentuknya linear, maka rumus pertama dapat diubah menjadi:

(73)

Dari rumus terakhir, yaitu koefisien

korelasi produk momen

(product

momen formula)

Apabila kita ambil:

xy

Merupakan kovarians dari X dan Y

Merupakan simpangan baku dari X

Merupakan simpangan baku dari Y

2

y

S Merupakan variansi dari Y

2

x

(74)

Dengan demikian, maka rumus

koefisien korelasi dapat juga ditulis:

xy

Bingung rumus mana yang harus

digunakan??? Ga usah khawatir… sesuaikan aja sama

(75)

Arti dari koefisien korelasi r adalah:

1.Bila 0,90 < r < 1,00 atau -1,00 < r < -0,90: artinya hubungan yang sangat kuat 2.Bila 0,70 < r < 0,90 atau -0,90 < r <

-0,70: artinya hubungan yang kuat

3.Bila 0,50 < r < 0,70 atau -0,70 < r < -0,50: artinya hubungan yang moderat

4.Bila 0,30 < r < 0,50 atau -0,50 < r < -0,30: artinya hubungan yang lemah

(76)

Contoh soalnya nih….

Biar lebih ngerti…….

Soalnya sama aja dengan yang regresi

ya….

Berat

Badan 2 3 4 5 6 7 8 Tinggi

Badan 4 5 2 3 9 6 7

Tentukanlah:

1.Koefisien korelasi (r) dan artinya 2.Koefisien determinasi dan artinya

(77)

Koefisien korelasi adalah:

7*203 1225 7*220 1296

r  

(78)

Truz….

 

1368 1260

1421 1225 1540 1296

r  

 

108

196* 244

r

108 47824

r

108 108

0, 49 218,69

47824

(79)

Kesimpulannya….????

Oleh karena, nilai r = 0,49 terletak

antara 0,30 dan 0,50 maka terdapat

hubungan positif yang lemah antara

tinggi badan dan berat badan.

Koefisien determinasi,

r

2

(0, 49)

2

0, 2401

yaitu

Artinya, variasi tinggi badan yang dapat dijelaskan oleh variasi berat badan (X)

Mahasiswa oleh persamaan regresi adalah

Sebesar 24,01 %. Sisanya 75,99% dipengaruhi oleh faktor lain.

^

1,93 0,64

(80)

TUGAS 2

Data pada suatu pabrik kertas

menunjukkan

bahwa

banyaknya

mesin yang rusak ada hubungannya

dengan kecepatan beroperasi mesin

cetak. Tergambar pada tabel di

bawah ini.

Kecepatan mesin

permenit 8 9 10 11 12 13 15 16

Jumlah kerusakan

(81)

• Tentukanlah:

1.Persamaan regresi linear

2.Berapa perkiraan jumlah kertas yang rusak, jika kecepatan mesin permenit adalah 18?

3.Tentukan kesalahan baku yang diberikan oleh persamaan regresi!

4.Tentukanlah koefisien korelasi dan koefisien determinasi data tersebut serta berikan artinya masing – masing!Deadline…Next

(82)
(83)

STATISTIKA SEMESTER 4 QUIZ 3

Selasa, 2 Juni 2009

Data pada suatu pabrik kertas menunjukkan bahwa

banyaknya mesin yang rusak ada hubungannya dengan kecepatan beroperasi mesin cetak. Tergambar pada tabel di bawah ini.

Tentukanlah:

1. Persamaan regresi linear

2. Berapa perkiraan jumlah kertas yang rusak, jika kecepatan mesin permenit adalah 20?

Kecepatan mesin

permenit 7 8 9 10 11 12 14 15

Jumlah kerusakan kertas (lembar)

Gambar

tabel distribusi frekuensi berikut:ModalFrekuensi
tabel distribusi frekuensi berikut:ModalFrekuensiTentukan:
tabel di

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PraKikum dalam mata kuliah Statistika khususnya mata kuliah.. Perancangan Percobaan difokuskan pada penguasaan

Hasil uji coba modul-modul mata kuliah statistika ini adalah secara keseluruhan modul-modul mata kuliah statistika ini memberikan nilai yang lebih baik secara

Materi mata kuliah statistika 1 ini membahas tentang statistika deskriptif, yang berhubungan dengan bagaimana Pengorganisasian Data, Pengolahan Data, Penyajian Data, Sampling, dan

Dalam mempelajari statistika, masih banyak mahasiwa baik laki-laki maupun perempuan yang memandang statistika merupakan mata kuliah yang membosankan.Berdasarkan hal

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Guided Discovery Learning Berbasis PACE dapat diimplementasikan dengan baik pada mata kuliah

Karena nilai baku statistik lebih tinggi dari nilai baku kalkulus, maka Budi memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dalam mata kuliah statistik. Dosen : Hani

 SST615 PENGANTAR ANALISIS DATA UJI HIDUP 3 SKS Prasyarat : Metode Statistika II Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep teori peluang dan statistika, matematika, kalkulus,

6 175090500111020 NOVAN ADI NUGROHO MATA KULIAH DAFTAR ASISTEN PRAKTIKUM DAN RESPONSI TERPILIH JURUSAN STATISTIKA SEMESTER GANJIL TAHUN 2018 - 2019 MATA KULIAH MATA KULIAH MATA