• Tidak ada hasil yang ditemukan

LISTRIK MAGNET DALAM BIDANG KEMAGNETAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LISTRIK MAGNET DALAM BIDANG KEMAGNETAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN LISTRIK MAGNET DALAM BIDANG KEMAGNETAN DAN ELEKTROSTATIK DI DALAM BAHAN

Disusun oleh :

HENDRA ANGGA YUWONO M0212041

Artikel / Essay

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

1.1.Hukum Bio-Savart

Medan magnet konstan dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber berupa

sebuah magnet permanen dan sebuah medan listrik yang berubah-berubah secara

linier seiring waktu atau sebuah arus searah. Dalam hukum bio-savart kita dapat

memandang elemen arus diferernsial sebagai satu segmen yang sangat pendek

(panjangnya mendekati nol)dari sebatang konduktor filament yang membawa arus,

di mana sebuah konduktor filament adlah limit dari sebuah silinder konduktor yang

memiliki bidang penampang lingkaran dengan jari-jari mendekati nol. Dengan

mengasumsikan sebuah arus I mengalir di dalam sebuah vektor panjang diferensial

dL yang mempersentasikan konduktor filament ini seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Asumsi hukum bio-savart

Kemudian dalam hokum Bio-savart menyatakan bahwa di titik P, magnitude

intensitas medan magnet yang dhasilkan oleh elemen arus diferensial ini sebanding

dengan hasil perkalian antara arus, magnitudo panjang diferensial filament , dan

sudut antara filament dengan garis jarak yang menghubungkan filament ke titik P;

magnitudo intensitas medan magnet berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari

filamen ke titik P. Arah intensitas medan magnet adalah normal terhadap bidang

datar (plane) yang memuat filamen diferensial dan garis-jarak dari filamen ke titik

P. Dengan satuan mks yang terasionalisasikan, konstanta kesebandingan untuk

hubungan ini adalah14 .

Dengan mengasumsikan, untuk permukaan tertutup apapun, arus total yang

menembus keluar adalah nol, dan kondisi seperti ini dapat dipenuhi jika dengan

mengasumsikan bahwa arus tersebut bergerak pada sebuah jalur tertutup (loop),

maka persamaan (1) menjadi :

(3)

dengan

sedangkan dS dan dv adalah diferensial permukaan dan volume.

1.2.Hukum Ampere

Dalam hukum ampere yang diterapkan pada medan magnet adalah dengan

mengasumsikan kita membuat sebuah rangkaian listrik dengan kawat penghantar

yang ditarik melewati sebuah gelang karet sebanyak satu kali, di mana gelang ini

mempersentasikan lintasan tertutup. Kita dapat menekuk, memilin, dsb. Namun

selama kawat penghantar masih sepenuhnya berada di dalam gelang, dan kawat

maupun gelang tidak terputus, maka arus yang dilingkari oleh gelang akan sama

dengan arus yang terdapat pada kawat tersebut, yang diinterpetasikan sebagai

berikut :

1.3.Fluks Magnet dan Rapat Fluks Magnet

Di dalam ruang-hampa, kerapatan fluks magnet B didefinisikan sebagai

berikut :

H

B 0  (5)

Dengan B berada dalam satuan weber per meter persegi (Wb/m2) atau tesla (T).

Konstanta 0atau yang biasa disebut permeabilitas memiliki sebuah nilai yang

terdefinisi untuk ruang-hampa, yang dinyatakan dalam satuan henry per meter

(H/m) adalah

Jika B dinyatakan dalam weber per meter persegi, maka jumlah fluks magnet

harus diukur dalam weber. Dengan mempersentasikan fluks total yang menembus

sembarang permukaan (tidak harus tertutup sebagai

sB dS Wb

 (7)

Garis-garis fluks magnet merupakan lintasan-lintasan tertutup dan tidak

bermula maupun berakhir di sebuah “muatan magnet”. Karena alas an ini, maka

(4)

0

 

B dS

s

 

(8)

dan dalam penerapan teorema divergensi memperlihatkan bahwa

0

 

 B (9)

1.4.Sifat Dasar Bahan Magnetik

Dalam bagian ini kita akan mengetahui tentang efek-efek medan magnet

pada loop berarus dalam kerangka model atomik sebuah bahan. Sebuah elektron

yang bergerak di orbitnya dapat dianalogikan dengan sebuah loop berarus yang

berukuran sangat kecil (di mana arus ini mengalir ke arah yang berlawan dengan

arah peredaran elektron), dan karenanya akan mengalami torsi di bawah pengaruh

sebuah medan magnet eksternal. Torsi ini cenderung menjadikan medan magnet

yang dihasilkan oleh elektron itu sendiri memperkuat medan magnet eksternal yang

mempengaruhinya.

Apabila tidak ada momen magnetik lainnya yang bekerja pada sistem ini,

maka dapat disimpulkan bahwa semua elektron yang beredar di orbitnya di dalam

bahan akan berubah posisi sedemikian rupa, sehingga mengubah arah seluruh

medan magnet dari elektron-elektron tersebut menjadi searah dan memperkuat

medan eksternal. Akibatnya, medan magnet resultan yang terukur pada setiap titik

di dalam bahan akan lebih besar, dibandingkan dengan jika titik-titik tersebut hanya

ditempati oleh ruang-hampa.

Dalam hal ini sistem atomik memiliki momen magnetik lainnya, yaitu yang

dihasilkan oleh spin elektron yaitu sebesar 91024Am2; tanda plus-minus mengindikasikan bahwa arahnya bias saja melawan atau memperkuat medan

eksternal. Di dalam sebuah atom yang memiliki banyak elektron, hanya spin dari

elektron-elektron yang berada di dalam kulit-kulit yang tidak terisi penuh yang akan

memberikan kontribusi pada momen magnet total atom.

Apabila ditinjau lebih jauh pada sebuah elektron yang sedang beredar pada

orbitnya, yang memiliki momen magnetik m ke arah yang sama dengan arah medan

eksternal B. Medan magnet menghasilkan gaya yang menarik elektron keluar dari

orbitnya. Karena jari-jari orbit elektron ini mempersentasikan kuantum energy

terttentu dan oleh karenanya tidak dapat berubah. Ketidakseimbangan gaya yang

diakibatkan oleh gaya magnet tadi harus diimbangi dengan pengurangan kecepatan

(5)

berkurang, dan terjadilah medan resultan internal yang lebih kecil. Sebaliknya jika

m dan B menuju kea rah yang saling berlawanan, maka gaya magnet akan menarik elektron ke arah dalam (pusat orbit atau nucleus), kecepatan edar akan naik, momen

magnet orbital akan bertambah besar, dan akhirnya B akan menghadapi gaya-kontra

yang juga lebih besar. Akibatnya medan magnet internal yang lebih kecil akan

dihasilkan.

Perlu diketahui bahwa efek diamagnetik akan dijumpai pada semua jenis

bahan, karena efek ini ditimbulkan oleh interaksi antara medan magnet eksternal

dengan setiap elektron yang bergerak pada orbitnya di dalam bahan. Akan tetapi,

efek ini cenderung “tertutup” oleh efek-efek lainnya. Berikut karakteristik

jenis-jenis bahan magnetik dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik jenis- jenis bahan magnetik

Jenis Bahan Momen Magnetik Nilai B Diagmanetik morbit + mspin = 0 Bint < Bekst Paramagnetik morbit + mspin = kecil Bint > Bekst Feromagnetik |morbit| >> |mspin| Bint >> Bekst Antiferomagnetik |morbit| >> |mspin| Bint = Bekst Ferimagnetik |morbit| >> |mspin| Bint > Bekst

1.5.Magnetisasi dan Permeabilitas

Pada bagian ini kita akan melihat bagaimana dipol-dipol magnetik berperan

sebagai arus yang terdistribusi bagi medan magnet. Akan tetapi, arus di sini adalah

pergerakan muatan-muatan terikat (gerakan orbital elektron, spin elektron, dan spin

nucleus), sedangkan untuk medannya dikenal sebagai magnetisasi M. Arus yang

dihasilkan oleh muatan-muatan terikat disebut sebagai arus terikat. Arus terikat

(bound current) Ib berputar mengelilingi sebuah jalur tertutup yang membatasi

permukaan diferensial dS, sehingga arus ini menghasilkan momen dipol (A m2)

S d I

m  b  (10)

Apabila terdapat n dipol magnet di dalam setiap satuan volume, dengan

volume sebesar v, maka momen dipol magnet total dapat ditentukan melalui

(6)

Masing-masing mi dapat memiliki nilai dan arah yang berbeda. Selanjutnya,

magnetisasi M didefinisikan sebagai momen dipol magnet per satuan volume

Dapat dilihat bahwa M memiliki besaran yang sama dengan H, yaitu ampere per

meter. Maka arus terikat dapat didefinisikan sebagai

 M dL

Ib   (13)

Dari persamaan (13) didefinisikan dengan jika kita berjalan pada sebuah jalur

tertutup dan mendapatkan sejumlah momen dipol menunjukkan ke arah yang sama

dengan arah ke mana kita pergi, maka akan terdapat arus yang sebanding dengan

jumlah momen dipol ini yang menembus permukaan yang dilingkari oleh jalur

perjalanan kita. Pada persamaan (13) memiliki kesamaan dalam hukum ampere,

dengan menarik generalisasi hubungan antara B dan H, sehinggan hubungan ini

berlaku untuk medium selain ruang-hampa. Dengan bertolak dari gaya dan torsi

pada loop-loop arus diferensial di dalam sebuah medan B, maka hukum sebagai

fungsi arus total, yaitu arus terikat ditambah arus bebas

I

Dengan menggabungkan persamaan (13) dan (15) maka didapat persamaan

sebagai berikut

1.6.Penerapan Dalam Teknologi Kemagnetan

Dari keterangan di atas rumus-rumus tersebut dapat diterapkan diberbagai

macam teknologi, yaitu seperti pada bahan superkonduktor. Superkonduktor sendiri

adalah bahan konduktor yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa adanya hambatan

atau hambatan listrik yang dimilikinya bernilai nol. Selain itu superkonduktor juga

(7)

sifat keunggulannya tersebut superkonduktor dapat diaplikasikan didalam

teknologi, seperti kereta api super cepat, Superconducting Quantum Interference

Device (SQUID) magnetometer, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan lain-lain.

Pada zaman modern ini banyak sekali jenis superkonduktor tipe II yang

diaplikasikan kedalam teknologi yang berukuran nano atau yang disebut dengan

superkonduktor tipe II. Hal ini dikarenakan superkonduktor tipe II memiliki suhu

kritis (�) yang lebih tinggi dibanding superkonduktor tipe I. Ketika superkonduktor

tipe II ini diterapkan/diaplikasikan didalam teknologi, banyak bahan

superkonduktor jenis ini yang hampir selalu berbatasan dengan bahan lain.

Kejadian inilah yang dapat menyebabkan perubahan sifat superkonduktifitas dari

superkonduktor itu sendiri. Fenomena inilah yang disebut dengan efek proksimitas,

seperti yang terdapat pada gambar 2. Dari gambar 2. dapat dicari harga magnetisasi,

medan magnet luar, induksi bahan dll.

(8)

2.1.Hukum Elektrostatik dan Aplikasinya

Rumus-rumus dari elektrostatik dapat diterapkan atau diaplikasikan dalam

teknologi, yaitu Agar kita mengetahui pada suatu titik didalam suatu ruang, sebagai

gaya yang dialami oleh satu satuan muatan uji positif yang berada di suatu titik yang

keadaan bagaimana muatan terpisah oleh suatu jarak tertentu apakah muatan

tersebut tolak menolak/ saling tarik menarik seperti yang terdapat pada gambar 2.

Gambar 3. Arah garis gaya medan listrik

r r

q

E ˆ

4 1

2

 

(17)

Selain itu agar kita dapat mengetahui muatan listrik yang berada di dalam

medan listrik juga memiliki energi potensial. Demikian sehingga pada setiap titik

atau tempat didalam medan listrik juga terkait dengan besaran scalar yaitu potensial

listrik.

Gambar 4. Potensial listrik

(9)

karena diasumsikan ukurannya sedemikian kecil (mendekati nol) sehingga jarak

antara satu muatan dengan yang lain dapat dinyatakan dengan ukuran yang jelas.

r r

q

E ˆ

4 1

2

 

(18)

 N

i i i i

q E

1 2 4

1

 

 

(19)

i i rr

 (20)

Gambar 5. Sistem muatan diskrit

Medan listrik pada titik P, yaitu pada posisi r dari pusat acuan O oleh muatan

ke i dinyatakan dengan persamaan (18). Medan listrik pada posisi r oleh seluruh

muatan dirumuskan dengan persamaan (19). Adapun persamaan (20) adalah posisi

relatif muatan ke i terhadap posisi r.

Sistem Muatan kontinyu : Apabila muatan tersebar di seluruh ruangan sedemikian sehingga antara satu partikel dengan partikel lain tidak terpisah oleh

suatu jarak, sistem muatan yang demikian dikenal sebagai sistem muatan kontinyu.

(10)

Untuk menentukan medan listrik pada suatu posisi P di sekitar sistem muatan

tersebut, pertama kali dipilih sebuah elemen (potongan) muatan dq yang

sedemikian kecil sehingga dapat dipandang sebagai sebuah partikel. Medan listrik

pada posisi P yang ditimbulkan oleh elemen muatan tersebut dinyatakan dengan

persamaan (21).

Gambar 7. Bentuk luasan

(21)

Dengan menyatakan elemen muatan dq seperti pada persamaan (22)

(22)

Medan listrik tersebut dapat pula dinyatakan seperti pada persamaan (23)

(23)

Gambar 8. Bentuk garis

Medan listrik pada posisi P oleh seluruh muatan Q ditentukan dengan

menjumlahkan medan listrik oleh seluruh elemen muatan tersebut. Penjumlahan

tersebut dapat dilakukan dengan mengintegralkan persamaan (23) seperti yang

dinyatakan pada persamaan (24)

(11)

Untuk muatan yang tersebar secara kontinyu pada permukaan bidang dan

sepanjang garis dapat dilakukan perhitungan masing-masing menggunakan

persamaan (25) dan (26)

(25)

(26)

Adapun elemen muatannya masing-masing dinyatakan dengan persamaan

(27) dan persamaan (28).

(27)

(28)

Medan Potensial : tampak pada gambar bahwa muatan q (+) mempengaruhi medan listrik disekitar garis-garis gaya yang ada di sekitarnya. Apabila q(+)

sedimikian kecil sehingga dapat dipandang sebagai muatan qo. Maka muatan q(+)

tidak dianggap mempengaruhi medan listrik disekitarnya. Gaya pada muatan listrik

tersebut adalah :

) (

0E r

q Fe

Gambar 9. Beda potensial listrik

Dimana E adalah medan listrik pada posisi r. Jadi gaya yang dialami

sepanjang lintasan yang ditinjau tergantung pada medan listrik disepanjang lintasan

(12)

Tampak bahwa perubahan energy potensial suatu muatan terkait dengan

medan listrik di sekitarnya dimana muatan itu berada. Beda potensial antara dua

titik didalam medan listrik di definisika sebagai

0

energy potensial yang dialami oleh satu satuan muatan uji yang berbeda dari posisi

awal ke posisi akhir atau dapat dikatakan bahwa beda potensial ini merupakan suatu

usaha yang dilakukan oleh gaya luar untuk memindahkan satu satuan muatan uji

positif dari posisi awal ke posisi akhir.

Fluks medan listrik adalah ukuran/besaran aliran medan listrik yang melalui

sebuah permukaan tertutup.

  E da

 (31)

Gambar 10. Arah fluks

Eda q (Hukum Gauss) (32)

Bahwa muatan listrik menimbulkan medan listrik disekitarnya. Fluks medan

listrik yang menembus suatu permukaan ruang tertutup yang melingkupi muatan

sebanding dengan besarnya muatan listrik yang di lingkupi itu.

 

 

(13)

Apabila hukum gauss dalam bentuk integral memandang keterkaitan antara

medan listrik dengan muatan sebagai sumbernya secara makro dalam sebuah ruang

maka bentuk diferensialnya adalah melihat keterkaitan antara medan listrik dengan

muatan secara mikro yaitu pada suatu titik dimana muatan itu berada. Bentuk

diferensial ini menyatakan pancaran medan listrik pada suatu titik didalam ruang

sebanding dengan rapat mautan pada titik itu.

V

E  (34)

Pada slope/gradien menyatakan perubahan suatu potensial terhadap jarak

spasial pada ruang. Pada soal c hanya terjadi pada listrik statis.

0

 

 E (35)

Pada persamaan (34) dan (35) saling berkaitan satu sama lain yang berati

bahwa Jadi jika suatu fungsi vektor adalah gradient dari fungsi skalar, rotasinya

adalah nol. Medan gradientnya irrotational/konservatif.

Selain itu hukum-hukum yang terdapat pada persamaan elektrostatik dapat

digunakan/diaplikasikan untuk mencari energy yang tersimpan pada system muatan

dengan cara seperti berikut.

Pertama salah satu cara menentukan energi elektrostatik yang tersimpan pada

system muatan homogen berbentuk bola yang berjari-jari r adalah dengan

menyusun muatan pada bola lapis demi lapis. Elemen muatan dq dibawa dari

tempat yang sangat jauh, kemudian ditorehkan secara merata pada permukaan bola

sehingga jari-jari bola tersebut bertambah, seperti yang terdapat pada gambar 10.

(14)

V

q  (q = total muatan keseluruhan dalam system)

(R = jari-jari pada sistem keseluruhan muatan q )

Setelah semua variabel dimasukkan kedalam persamaan dW, maka setelah itu

dW integralkan dengan batas 0 sampai R.



keseluruhan system dan keseluruhan muatan.

Daftar Pustaka

Griffiths, D. J., & College, R. (1999). Introduction to Electrodynamics. New Jersey: Pretince Hall.

Hayt, W. H., & Buck, J. A. (2006). Elektromagnetika, Edisi Ketujuh. Jakarta:

Gambar

Tabel 1. Karakteristik jenis- jenis bahan magnetik
Gambar 2. Superkonduktor (putih) berdekatan bahan lain (merah)
Gambar 3. Arah garis gaya medan listrik
Gambar 5. Sistem muatan diskrit
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Penelitian ini Teori International Regime digunakan untuk menganalisa fenomena yang terjadi di Asia Tenggara dalam hal Pencucian Uang yang mana dalam hal ini

regional bruto (PDRB), Jumlah Tenaga Kerja Terdidik dan Variabel Dummy Krisis Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri Propinsi DKI Jakarta..

SRHR terdiri dari empat pondasi utama, yang di antaranya adalah: 1) Sexual Health, yang merupakan sebuah prinsip yang melihat bahwa seksualitas pada diri individu manusia dan

Hasil ini sejalan dengan penelitian Pebrianti (2008) yaitu pola asuh yang banyak terjadi pada pasien skizofrenia yaitu pola asuh otoriter sebanyak 29 orang (69%), hal

(4) latar, terdapat dua macam latar yaitu, latar, tempat, latar waktu, Sedangkan aspek-aspek sosial novel Ngulandara dalam kumpulan Emas Sumawur Ing Balu Arti karya

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan menetapkan program-program yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun ke depan. Perencanaan

Dua kawasan yang berbeza dijadikan sebagai lokasi untuk membandingkan tahap pengetahuan ilmu KBAT dalam kalangan ibu bapa dan tahap penerapkan ilmu KBAT dalam

Bentuk perlindungan hukum preventif bagi para pihak terutama terhadap kontraktor dalam perjanjian pemborongan pekerjaan dapat diwujudkan dengan pengaturan ketentuan