commit to user
ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN JALAK SUREN DI DESA JIMBUNG, KECAMATAN KALIKOTES, KABUPATEN KLATEN
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun Oleh :
SIDIQ KURNIAWAN NIM : F1106045
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ABSTRAK
ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN JALAK SUREN DI DESA JIMBUNG, KECAMATAN KALIKOTES, KABUPATEN KLATEN
SIDIQ KURNIAWAN NIM : F1106045
Tujuan dari penelitian ini adalah : a) Untuk mengetahui tingkat kelayakan dan tingkat profitabilitas investasi usaha peternakan Jalak Suren di Desa Jimbung. b) Untuk mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi yang digunakan untuk usaha peternakan Jalak Suren di Desa Jimbung.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei terhadap responden melalui kuisioner. Penelitian dilakukan terhadap 40 responden dari 106 Peternak Jalak Suren Di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. Alat analisis yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Pay Back Periode
(PBP) dan Analisis Sensitifitas.
Hasil dari analisis kriteria finansial dapat disimpulkan bahwa total biaya proyek yang diperlukan untuk mendirikan peternakan Jalak Suren untuk Peternak A sebesar Rp. 335.530.000,00, dimana investasi tersebut sepenuhnya berasal dari modal sendiri. Dengan menggunakan discount factor sebesar 30% dapat dihasilkan nilai NPV sebesar 266.509.558 (NPV>0), nilai IRR sebesar 56,6% (IRR>i), nilai B/C Ratio sebesar 1,79 (B/C Ratio>1) dan Pay Back Periode yaitu 1 tahun 3,9 bulan (lebih cepat dari umur teknisnya yaitu 10 tahun). Investasi yang diperlukan oleh Peternak B adalah sebesar Rp. 377.230.000,00 yang merupakan modal sendiri dengan menggunakan discount factor sebesar 30% dapat dihasilkan nilai NPV
sebesar 175.141.937 (NPV>0), nilai IRR sebesar 49,3% (IRR>i), nilai B/C Ratio
sebesar 1,46 (B/C Ratio>1) dan Pay Back Periode yaitu 1 tahun 7 bulan (lebih cepat dari umur teknisnya yaitu 10 tahun). Sedangkan peternakan yang dilakukan oleh Peternak C memerlukan investasi sebesar Rp. 495.850.000,00 dengan menggunakan discount factor sebasar 30% yang dihasilkan nilai NPV sebesar 48.530.484 (NPV>0), nilai IRR sebesar 34,1% (IRR>i), nilai B/C Ratio sebesar 1,10
(B/C Ratio>1) dan Pay Back Periode yaitu 2 tahun 3,6 bulan (lebih cepat dari umur
teknisnya yaitu 10 tahun). Berdasarkan analisis sensitifitas, menunjukan bahwa peternakan yang dilaksanakan oleh Peternak A, Peternak B dan Peternak C lebih sensitif terhadap perubahan pendapatan dibandingkan dengan perubahan biaya. Dengan demikian proyek peternakan yang dilakukan baik oleh Peternak A, Peternak B dan Peternak C dapat dinyatakan layak dilaksanakan dan menguntungkan secara finansial.
Kata kunci : Peternakan Jalak Suren, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Pay Back Periode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user MOTTO
“Ketahuilah bahwa kemenagan akan datang bersama kesabaran, jalan keluar akan
datang bersama kesulitan, dan kemudahan itu ada bersama kesusahan”
(Rasulullah SAW)
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
(Aristoteles)
Keluarkan uang demi waktu jangan habiskan waktu untuk uang, karena uang bisa
dicari sedangkan waktu tak pernah kembali.
Percayalah, hari ini akan lebih indah daripada kemarin jika kita mengawalinya
dengan doa dan senyuman.
Kemuliaan Manusia Bukan Terletak Pada Kemenangan Saja, Tetapi Terlebih
Pada Upaya Bagaimana Kita Bisa Bangkit Setelah Kekalahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
1. Orang Tuaku tercinta yang selalu mendorong
dan mendo’akanku.
2. Kakakku tersayang.
3. Dhek Vera yang selalu mendukungku.
4. Teman dan Sahabat.
commit to user KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan kasih sayangnya dan tak henti-hentinya menyayangiku, bahkan disaat
aku jauh dengan-Nya. Tidak lupa rahmat serta nikmat yang diberikan kepada
penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
mengantarkan umatnya dari kegelapan kearah yang lebih terang.
Penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS FINANSIAL USAHA
PETERNAKAN JALAK SUREN DI DESA JIMBUNG, KECAMATAN
KALIKOTES, KABUPATEN KLATEN” ini penulis susun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi.
Namun berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan
ketulusan yang mendalam penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Mugi Rahardjo, Dipl. M.si. selaku dosen Pembimbing yang telah
berkenan memberikan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Bapak Dr. A. M. Soesilo M.Sc selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan dukungan moril selama penulis berproses di Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Supriyono, Msi selaku Kepala Jurusan Ekonomi Pembangunan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam penulisan
skripsi ini.
6. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah membantu penulis selama kuliah.
7. Kepala Kantor Kecamatan Kalikotes dan Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Klaten beserta seluruh staffnya yang telah membantu peneliti dalam
memperoleh informasi untuk kelengkapan dalam menyusun Skripsi.
8. Bapak dan Ibu tercinta, atas cinta dan kasih sayang, doa, dukungan, semangat
dan segala yang telah diberikan yang tidak ternilai harganya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan penulisan hukum ini.
9. Kakakku tercinta Noor Ratnawati yang selama ini telah memberikan kasih
sayang, doa, dukungan, ikatan persaudaraan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Vera Anna Yunita, terima kasih karena senantiasa mencintai, menyayangi dan
menyertai setiap langkahku, selalu menasehatiku, membantuku, mendengarkan
curhatku dan terima kasih atas segala dukungan yang telah kau berikan padaku.
11. Teman-teman kos yang menemaniku selama menjalani masa kuliah Arif Endra
commit to user
Andri, Lathif, Jaja, Suyanto, Alan, Bege dan Bejes terima kasih atas semua rasa
kekeluargaan yang telah kalian berikan.
12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan ’06 yang tidak bisa saya sebutin satu
persatu terima kasih atas semua dukungan, motivasi dan kekompakan kalian.
”We Are The Inchah-Inchih Genk”.
13. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan penulisan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu sumbang saran dari berbagai pihak yang bersifat konstruktif, sangat
penulis harapkan demi perbaikan atau penyempurnaan penulisan skripsi
selanjutnya. Demikian semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, baik untuk penulisan, akademisi, praktisi maupun
masyarakat umum. Mudah-mudahan Allah SWT mencatat kebaikan semua itu
sebagai amal yang bisa diambil pahalanya di hari kelak.
Surakarta, Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
B Perumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Peternakan ... 8
B. Investasi ... 11
C. Pengertian Dasar Proyek ... 13
D. Teknik dan Langkah Peternakan Jalak suren ... 20
E. Hasil Penelitian Terdahulu ... 28
F. Kerangka Pemikiran ... 30
G. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 32
B. Populasi dan Sampel ... 32
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
E. Definisi Operasional Variabel ... 35
F. Teknis Analisis Data ... 36
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ... 37
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan jenis Kelamin
Kabupaten Klaten Tahun 2009 ... 38
Tabel 4.2 Gedung Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Klaten Tahun 2009 ... 39
Tabel 4.3 Penduduk Kecamatan Kalikotes Menurut Desa dan Jenis Kelamin ... 41
Tabel 4.4 Penduduk Kecamatan Kalikotes Menurut kelompok Umur dan Jenis
Kelamin ... 42
Tabel 4.5 Penduduk Desa Jimbung Menurut kelompok Umur dan Jenis
Kelamin ... 45
Tabel 4.6 Jumlah Peternak Jalak Suren Di Desa Jimbung Menurut
Usia ... 46
Tabel 4.7 Jumlah Peternak Jalak Suren Di Desa Jimbung Menurut
Tingkat Pendidikan ... 47
Tabel 4.8 Jumlah Peternak Jalak Suren Di Desa Jimbung Menurut
Banyaknya Ternak ... 47
Tabel 4.9 Jumlah Peternak Jalak Suren Di Desa Jimbung Menurut
Harga Indukan ... 48
Tabel 4.10 Jumlah Peternak Jalak Suren Di Desa Jimbung Menurut
Biaya Kandang ... 49
commit to user
Menurut Umur Anakan ... 50
Tabel 4.12 Peternak Jalak Suren Berdasarkan Skala Ternak yang Dipelihara ... 51
Tabel 4.13 Total Anggaran Proyek 40 Peternakan Jalak Suren Di Desa Jimbung 57
Tabel 4.14 Total Anggaran Peternakan A Dalam Beternak Jalak Suren
Di Desa Jimbung ... 58
Tabel 4.15 Total Anggaran Peternakan B Dalam Beternak Jalak Suren
Di Desa Jimbung ... 59
Tabel 4.16 Total Anggaran Peternakan C Dalam Beternak Jalak Suren
Di Desa Jimbung ... 59
Tabel 4.17 Hasil Analisis Sensitifitas peternak A Dalam Beternak
Jalak Suren Di Desa Jimbung ... 65
Tabel 4.18 Hasil Analisis Sensitifitas peternak B Dalam Beternak
Jalak Suren Di Desa Jimbung ... 66
Tabel 4.19 Hasil Analisis Sensitifitas peternak C Dalam Beternak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Daftar Gambar
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ABSTRAK
ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN JALAK SUREN DI DESA JIMBUNG, KECAMATAN KALIKOTES, KABUPATEN KLATEN
SIDIQ KURNIAWAN NIM : F1106045
Tujuan dari penelitian ini adalah : a) Untuk mengetahui tingkat kelayakan dan tingkat profitabilitas investasi usaha peternakan Jalak Suren di Desa Jimbung. b) Untuk mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi yang digunakan untuk usaha peternakan Jalak Suren di Desa Jimbung.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei terhadap responden melalui kuisioner. Penelitian dilakukan terhadap 40 responden dari 106 Peternak Jalak Suren Di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. Alat analisis yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Pay Back Periode
(PBP) dan Analisis Sensitifitas.
Hasil dari analisis kriteria finansial dapat disimpulkan bahwa total biaya proyek yang diperlukan untuk mendirikan peternakan Jalak Suren untuk Peternak A sebesar Rp. 335.530.000,00, dimana investasi tersebut sepenuhnya berasal dari modal sendiri. Dengan menggunakan discount factor sebesar 30% dapat dihasilkan nilai NPV sebesar 266.509.558 (NPV>0), nilai IRR sebesar 56,6% (IRR>i), nilai B/C Ratio sebesar 1,79 (B/C Ratio>1) dan Pay Back Periode yaitu 1 tahun 3,9 bulan (lebih cepat dari umur teknisnya yaitu 10 tahun). Investasi yang diperlukan oleh Peternak B adalah sebesar Rp. 377.230.000,00 yang merupakan modal sendiri dengan menggunakan discount factor sebesar 30% dapat dihasilkan nilai NPV
sebesar 175.141.937 (NPV>0), nilai IRR sebesar 49,3% (IRR>i), nilai B/C Ratio
sebesar 1,46 (B/C Ratio>1) dan Pay Back Periode yaitu 1 tahun 7 bulan (lebih cepat dari umur teknisnya yaitu 10 tahun). Sedangkan peternakan yang dilakukan oleh Peternak C memerlukan investasi sebesar Rp. 495.850.000,00 dengan menggunakan discount factor sebasar 30% yang dihasilkan nilai NPV sebesar 48.530.484 (NPV>0), nilai IRR sebesar 34,1% (IRR>i), nilai B/C Ratio sebesar 1,10
(B/C Ratio>1) dan Pay Back Periode yaitu 2 tahun 3,6 bulan (lebih cepat dari umur
teknisnya yaitu 10 tahun). Berdasarkan analisis sensitifitas, menunjukan bahwa peternakan yang dilaksanakan oleh Peternak A, Peternak B dan Peternak C lebih sensitif terhadap perubahan pendapatan dibandingkan dengan perubahan biaya. Dengan demikian proyek peternakan yang dilakukan baik oleh Peternak A, Peternak B dan Peternak C dapat dinyatakan layak dilaksanakan dan menguntungkan secara finansial.
Kata kunci : Peternakan Jalak Suren, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Pay Back Periode
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peternakan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah
semakin berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat.
Sebenarnya, perkembangan ke arah komersial sudah ditata sejak puluhan
tahun yang lalu, bahkan pada saat ini peternakan di Indonesia sudah banyak
yang berskala industri. Apabila perkembangan ini tidak diimbangi dengan
pengelolaan yang profesional dan tata laksana yang baik, produksi ternak
yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan harapan, bahkan peternak bisa
mengalami kerugian.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara Asia
lainnya ditahun 1997 dan hingga kini belum tampak tanda-tanda akan
berakhir, hal ini menjadi pangkal tolak untuk melakukan koreksi atas berbagai
kebijakan yang telah ditempuh di masa lalu. Krisis ekonomi ini bisa dimaknai
sebagai sebuah bencana ekonomi, tetapi dapat juga diartikan sebagai bentuk
koreksi yang dilakukan oleh pasar akibat strategi dan kebijakan ekonomi pro
impor dan sarat subsidi.
Sektor pertanian di Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam perekonomian, disamping sebagai sumber makanan, sumber bahan
mentah bagi sektor industri, juga sebagai lapangan pekerjaan bagi sebagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
peternakan di Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk
dikembangkan lebih lanjut, karena sektor pertanian lebih efisien dalam
memanfaatkan lahan pertanian, tersediannya bahan makanan ternak yang
cukup murah dan tenaga kerja yang melimpah. Usaha peternakan Jalak Suren
merupakan salah satu bidang usaha yang memiliki prospek yang cukup baik
untuk dikembangkan.
Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati serta tingkat endemisme (keunikan) yang sangat tinggi sehingga
dimasukkan dalam salah satu negara mega biodiversity. Menurut World
Conservation Monitoring Committee Indonesia memiliki 1.539 jenis burung
(17% dari seluruh jenis burung di dunia).
Predikat sebagai negara mega-biodiversity baik dari segi keanekaragaman
genetik, jenis, maupun ekosistemnya memang cukup membanggakan,
disamping menuntut adanya tanggung jawab yang sangat besar untuk
mempertahankan keseimbangan antara kelestarian fungsi (ekologis) dan
kelestarian manfaat (ekonomis) keanekaragaman hayati.
Jalak Suren yang bernama ilmiah Sturnus contra jalla sebagai satwa
langka yang merupakan salah satu makhluk tersisa penghuni bumi,
populasinya berada pada kondisi menghawatirkan, keberadaannya cenderung
mengarah pada situasi terancam bahaya punah. Jalak Suren sebenarnya bisa
ditemukan hampir di seluruh Pulau Jawa. Namun, sekarang burung ini
semakin sulit ditemukan. Apa yang dialami burung lain, populasinya kian hari
commit to user
pestisida, penangkapan untuk dipelihara atau diperdagangkan, dan penciutan
hutan merupakan penyebab utama menurunnya populasi Jalak Suren. Dalam
mengatasi masalah kelangkaan dan kepunahan Jalak Suren, maka perlu
didukung upaya dan usaha pelestarian Jalak Suren dengan sistem budidaya
seperti yang dilaksanakan oleh penduduk di Kecamatan Kalikotes, Kabupaten
Klaten.
Keistimewaan Jalak Suren adalah Jalak Suren dilambangkan sebagai
burung jinak penjaga rumah. Dengan memelihara burung ini, rumah akan
selalu terjaga setiap hari. Mungkin ada benarnya anggapan ini karena Jalak
Suren merupakan burung yang sangat peka. Jika ada orang datang, akan
bersuara nyaring dan bervariasi. Bisa dipahami kalau banyak orang yang
memelihara burung ini.
Ada empat alasan orang memelihara Jalak Suren. Pertama, untuk menjaga
rumah. Kedua, untuk kesenangan. Ketiga, untuk memancing suara burung lain
agar ikut berkicau. Kecerewetan Jalak Suren akan merangsang burung lain
untuk mengeluarkan nyanyiannya. Jalak Suren dapat dijadikan master bagi
whambei atau whabi. Keempat, untuk diternak atau dibudidayakan. Usaha
peternakan dilatarbelakangi oleh kesadaran terhadap kelestarian jenis burung
ini dan alasan ekonomis.
Jalak Suren bisa berkembangbiak sepanjang tahun. Puncak
perkembangbiakan terjadi pada pertengahan tahun, yaitu antara bulan
Januari-Juni. Bulan Juli - Desember merupakan masa penurunan perkawinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
merupakan salah satu hobi yang banyak diminati oleh masyarakat Jawa, selain
itu burung relatif mudah dalam pemeliharaan dan pakannya. Oleh karena itu
memelihara burung dapat melampaui batasan umur, status sosial maupun
status ekonomi. Para pemelihara burung pun sering bertemu dan
bersosialisasi, sehingga memungkinkan mereka untuk saling bertemu dan
bertukar informasi tentang pembudidayaan burung.
Perkembangan populasi ternak Jalak Suren di Jawa khususnya di Desa
Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten menunjukkan kemajuan
positif. Ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah peternak dari tahun
ketahun. Saat ini didaerah Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten
Klaten terdapat peternak Jalak Suren sebanyak 106 peternak dengan jumlah
ternak sebanyak 1522 pasang burung Jalak Suren. Dimana satu peternak Jalak
Suren dapat memelihara rata-rata 14 pasang Jalak Suren yang dapat
menghasilkan rata-rata 18 ekor piyek (anakan) dalam waktu satu bulan.
Dengan kisaran harga sebesar Rp 150.000,00/ekor (umur 1 hari),
Rp 400.000,00/pasang (umur 15 hari), Rp 500.000,00/pasang (umur 30 hari).
Peternakan Jalak Suren hasilnya cukup menjanjikan, sehingga dapat
meningkatkan pendapatan didaerah desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes,
Kabupaten Klaten.
Dilihat dari segi pemasaran, berapapun jumlah hasil produksi ternak Jalak
Suren semuanya dapat terserap oleh pasar. Dimana para pedagang datang
sendiri untuk membeli hasil ternak Jalak Suren tersebut. Pemasaran hasil
commit to user
didaerah Klaten, Solo, Yogyakarta, Semarang dan daerah lain sekitarnya.
Selain karena alasan tersebut diatas, para peternak mau beternak Jalak Suren
karena keuntungannya yang relative besar dengan tingkat kematian atau
kegagalan yang relative sangat kecil.
Peternakan Jalak Suren didesa Jimbung, Kecamatan Kalikotes,
Kabupaten Klaten memiliki kondisi yang berbeda-beda yang berkaitan dengan
modal usaha, indukan, sangkar, pakan dan sarana pendukung. Disamping itu
para peternak Jalak Suren kurang mengetahui faktor mana yang lebih
berpengaruh terhadap tingkat keberhasilannya.
Dengan adanya latar belakang dan kondisi tersebut di atas, maka judul
penelitian ini adalah : “ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN
JALAK SUREN DI DESA JIMBUNG, KECAMATAN KALIKOTES,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan
suatu perumusan masalah yaitu :
1. Apakah secara finansial investasi usaha peternakan Jalak Suren di Desa
Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten dapat dinilai layak dan
menguntungkan?
2. Berapa lamakah investasi yang digunakan untuk usaha peternakan Jalak
Suren di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten tersebut
akan terbayar kembali ?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kelayakan dan tingkat keuntungan investasi
usaha peternakan Jalak Suren di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes,
Kabupaten Klaten.
2. Untuk mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan biaya investasi yang digunakan untuk usaha peternakan
commit to user
D.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya
sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam rangka
mengupayakan pengembangan budidaya burung Jalak Suren yang
sudah mengalami kelangkaan.
b. Sebagai bahan masukan bagi peternak di Desa Jimbung, Kecamatan
Kalikotes, Kabupaten Klaten dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan usahanya agar lebih baik dari sekarang.
c. Untuk menanbah informasi khususnya pengetahuan mengenai
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan budidaya atau
peternakan Jalak Suren.
2. Manfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Untuk memperoleh referensi dalam bidang usaha peternakan, studi
dan kepustakaan khusus yang berkaitan dengan profitabilitas usaha ternak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Pengertian
peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan
peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan
peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip
manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara
optimal (Mubyarto, 1994).
Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu
peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok
kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, burung, kelinci dan lain-lain
(Mubyarto, 1994).
Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber
pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan
manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan (atau
perikanan, untuk kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian dari
kegiatan pertanian secara umum (Mubyarto, 1994).
Ternak dapat berupa binatang apa pun (termasuk serangga dan vertebrata
tingkat rendah seperti ikan dan katak). Namun demikian, dalam percakapan
commit to user
seperti ayam, angsa, kalkun, atau itik untuk unggas, serta babi, sapi, kambing,
domba, kuda, atau keledai untuk mamalia. Sebagai tambahan, di beberapa
daerah di dunia juga dikenal hewan ternak yang khas seperti unta, llama,
bison, burung unta, dan tikus belanda mungkin sengaja dipelihara sebagai
ternak. Jenis ternak bervariasi di seluruh dunia dan tergantung pada sejumlah
faktor seperti iklim, permintaan konsumen, daerah asal, budaya lokal, dan
topografi (Mubyarto, 1994).
Kelompok hewan selain unggas dan mamalia yang dipelihara manusia
juga disebut (hewan) ternak, khususnya apabila dipelihara di tempat khusus
dan tidak dibiarkan berkelana di alam terbuka. Penyebutan "ternak" biasanya
dianggap "tepat" apabila hewan yang dipelihara sedikit banyak telah
mengalami domestikasi, tidak sekedar diambil dari alam liar kemudian
dipelihara. Kedalam kelompok ini termasuk ngengat sutera, berbagai jenis
ikan air tawar (seperti ikan mas, gurami, mujair, nila, atau lele), beberapa jenis
katak (terutama bullfrog), buaya, dan beberapa jenis ular. Usaha pemeliharaan
ikan umumnya disebut sebagai perikanan atau lebih spesifik disebut budidaya
ikan (Mubyarto, 1994).
Dilihat dari pola pemeliharaannya peternakan di Indonesia dapat dibagi
menjadi tiga kelompok (Mubyarto, 1994: 22), yaitu:
a. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional.
Ketrampilan sederhana dan menggunakan bibit lokal dalam jumlah dan
mutu yang relatif terbatas. Ternak pemakan rumput digembalakan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sendiri. Kalau siang hari diberi minum dan dimandikan seperlunya
sebelumnya dimasukkan ke dalam kandang. Pemeliharaan dengan cara ini
dilakukan setiap hari dan dikerjakan oleh anggota keluarga peternak.
Tujuan utama ialah sebagai hewan kerja dalam membajak sawah/tegalan,
hewan penarik gerobak atau pengangkut beban sedang kotorannya dipakai
sebagai pupuk.
b. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semi komersil.
Ketrampilan yang mereka miliki dapat dikatakan lumayan. Penggunaan
bibit unggul, obat-obatan dan makanan penguat cenderung meningkat,
walaupun lamban. Jumlah ternak yang dimiliki 2-5 ekor ternak besar dan
5-100 ekor ternak kecil terutama ayam. Bahan makanan berupa ikutan panen
seperti bekatul, jagung, jerami dan rumput-rumputan yang dikumpulkan
oleh tenaga dari keluarga sendiri.
Tujuan utama dari memelihara ternak untuk menambah pendapatan
keluarga dan konsumsi sendiri.
c. Peternak komersil.
Usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan
dalam segi modal, sarana produksi dengan teknologi yang agak modern.
Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak terutama dibeli dari luar
dalam jumlah yang besar. Tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan
sebanyak-banyaknya. Biaya produksi ditekan serendah mungkin agar dapat
commit to user B. Investasi
Investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau
menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa datang. Istilah
investasi dapat pula berarti penanaman modal di dalam perusahaan dengan
tujuan agar keuntungan perusahaan bertambah (Kadarsan, 1992: 35)
Setiap investasi baik dalam bidang industri ataupun bidang yang lain
pada dasarnya merupakan penanaman faktor-faktor produksi dalam tertentu.
Sifat dasar dari tujuan investasi adalah untuk mendapatkan manfaat di masa
yang akan datang.
Bagi kalangan swasta, manfaat dipandang secara sempit yaitu hanya dari
segi ekonomi dan finansial saja. Bagi Pemerintah atau lembaga non profit
pengertian manfaat dipandang dalam arti yang lebih luas, wujudnya adalah
penyerapan tenaga kerja, penyerapan sumber daya dan bisa juga dikaitkan
dengan tujuan nasional lainnya. Tetapi hal ini tidak berarti suatu proyek
investasi swasta selalu melupakan masalah makro, masalah social dan
masalah lainnya.
Apabila ditinjau dari kalangan swasta dan didasarkan pada tujuan dan
manfaat, usulan investasi terbagi menjadi 3 macam (Kadarsan, 1992) :
1. Investasi Pendirian Usaha
Pada umumnya investasi pendirian usaha mempunyai tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Investasi Penambahan Kapasitas
Misalnya saja ususlan untuk penambahan jumlah mesin-mesin atau
penambahan jumlah pabrik-pabrik baru. Investasi ini bisa juga termasuk
investasi penggantian, misalnya mesin-mesin yang sudah tua dan tidak
efisien diganti dengan mesin yang baru.
3. Investasi Penggantian
Investasi ini adalah yang paling sederhana, dilakukan untuk mengganti
barang-barang modal, peralatan yang aus dengan yang baru dan lebih
efisien dan efektif.
Bagi seorang pengusaha atau investor yang menanamkan investasinya
harus memperhitungkan berbagai faktor yang menentukan investasi,
faktor-faktor tersebut adalah (Kadarsan, 1992) :
1. Peramalan di Masa yang akan datang
Suatu kegiatan penanaman modal (investasi) umumnya memerlukan
waktu yang cukup panjang hingga menghasilkan suatu produk. Oleh sebab
itu di dalam mementukan apakah investasi itu akan mendatangkan
keuntungan atau kerugian, seorang pengusaha haruslah membuat
forecasting atau perencanaan di masa datang.
2. Tingkat Bunga
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendah tingkat bunga
yang harus dibayar oleh pengusaha, maka semakin banyak usaha yang
commit to user
rendahnya tingkat suku bunga bank maka semakin besar investasi yang
mereka tanamkan. Maksud dari bunga bank di sini adalah tingkat bunga
pinjaman, karena pada umumnya suatu investasi direncanakan untuk
dibiayai melalui modal pinjaman dari bank.
3. Perubahan dan Pengembangan Teknologi
Kegiatan para pengusaha di dalam produksi atau usaha-usaha lain
mereka dinamakan inovasi. Pada umumnya makin banyak perkembangan
teknologi yang dimunculkan, makin banyak kegiatan pembaharuan yang
dilakukan oleh para pengusaha, yang berarti semakin banyak investasi yang
terjadi.
4. Tingkat Pendapatan Nasional
Invertasi mempunyai kecenderungan untuk mencapai tingkat yang
lebih besar apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya.
Sebaliknya investasi akan semakin rendah apabila pendapatan nasional
turun.
C. Pengertian Dasar Proyek
Suatu proyek yang dilakukan merupakan pencerminan dari beberapa
tujuan dan sasaran yang telah direncanakan sebelumnya. Proyek tersebut
dilaksanakan dengan tujuan utama adalah memberikan atau menambah daya
guna atau suatu tempat atau wilayah. Pengertian proyek sendiri adalah suatu
keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang dapat
direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai suatu unit (Kadariah, 1989: 1)
Pengertian proyek menurut Kadariah tersebut nampak bahwa dalam
kegiatan proyek akan terdapat suatu tujuan atau sasaran, titik tolak atau latar
belakang diadakanya suatu proyek dan adanya suatu titik akhir atau hasil dari
proyek yang telah diadakanya tersebut.
Menurut Gray, pengertian proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat
direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan
menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit. Kegiatan tersebut
dapat berbentuk investasi baru, survei atau penelitian, perluasan atau perbaikan
program-program yang sedang berjalan, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan berarti
bahwa baik sumber-sumber yang dipergunakan dalam suatu proyek maupun
hasil-hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber-sumber yang
dipergunakan dan hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan yang lain.
Kegiatan yang direncanakan berarti bahwa baik biaya maupun hasil-hasil
pokok dari proyek dapat dihitung atau dapat dipergunakan dan
kegiatan-kegiatan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan penggunaan
sumber-sumber terbatas dapat diperoleh benefit sebesar mungkin (Gray, 1992: 1).
1. Definisi Evaluasi Proyek
Dalam suatu kegiatan selalu diperlukan adanya evaluasi. Hal ini
dilakukan dengan maksud untuk menilai seberapa besar tingkat keberhasilan
commit to user
dilakukan untuk mengetahui kesalahan maupun kekurangan yang dilakukan
selama kegiatan tersebut berlangsung.
Begitu pula dengan suatu proyek, dalam pelaksanaanya selalu harus
diadakan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk menilai seberapa layak suatu
proyek tersebut untuk diterapkan atau digunakan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Evaluasi proyek kini merupakan bagian tersendiri dari suatu
pengetahuan baru yang muncul bersamaan dengan semakin besarnya laju
pertumbuhan ekonomi khususnya di Negara-negara yang sedang
berkembang. Pengetahuan tentang evaluasi proyek ini semakin berkembang
dan memang merupakan pengembangan dari apa yang biasa disebut capital
budgeting, yaitu suatu keseluruhan proses perencanaan pembiayaan aktiva
tetap dalam suatu usaha untuk memaksimalkan keuntungan.
2. Aspek-aspek Evaluasi Proyek
Beberapa aspek dalam evaluasi proyek, antara lain (Kadariah, 1989):
a. Aspek Teknis
Aspek ini meliputi analisis tentang input dan output yang berupa
barang dan jasa yang akan diperlukan dan dihasilkan oleh proyek.
b. Aspek Menajerial dan Administratif
Menyangkut kemampuan staf proyek untuk menjalankan administrasi
kegiatan dalam ukuran besar (large scale activities). Keahlian manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
perhatian khusus, maka banyak kemungkinan yang terjadi pengambilan
keputusan yang kurang tepat dalam proyek yang direncanakan.
c. Aspek Organisasi
Perhatian terutama ditujukan kepada hubungan antara administrasi
proyek dan bagian pemerintah lainya untuk melihat apakah hubungan
antara masing-masing wewenang (authority) dan tanggungjawab
(responsibility) dapat diketahui dengan jelas.
d. Aspek Komersial
Analisis penawaran input (barang dan jasa) yang diperlukan dalam
proyek, baik pada waktu membangun proyek maupun pada waktu proyek
sudah berproduksi, dan menganalisa pasaran output yang akan dihasilkan
proyek.
e. Aspek Finansial
Menyelidiki terutama perbandingan antara pengeluaran dan “revenue
earnings” proyek; apakah proyek ini akan terjamin dananya yang
diperlukan; apakah proyek ini mampu membayar kembali dana tersebut;
dan apakah proyek akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara
finansial dapat berdiri sendiri.
f. Aspek Ekonomi
Menyelidiki apakah proyek ini akan memberikan sumbangan atau
memberikan peran yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi
seluruhnya, dan apakah perananya cukup besar untuk membenarkan (to
commit to user
3. Kriteria Investasi
Beberapa kriteria yang digunakan dalam analisis penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Analisis Net Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Net Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) adalah perbandingan antara
present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net
benefit yang negative (net cost). Suatu proyek akan dikatakan layak atau
feasible jika nilai perhitungan net benefit cost ratio (B/C Ratio) > 1. Jika
B/C Ratio menunjukan angka < 1 maka proyek dinyatakan tidak layak
b. Analisis Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara the present value
dari benefit dan the present value dari cost. Untuk menentukan net present
value harus ditetapkan terlebih dahulu discount rate yang akan digunakan
untuk menghitung the present value baik dari benefit maupun dari biaya.
Suatu proyek dikatakan layak atau feasible menurut kriteria NPV jika nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Analisis Internal Rate of Return
Internal Rate of Return adalah discount rate yang dapat membuat
besarnya NPV proyek sama dengan nol (0), atau yang dapat membuat B/C
Ratio = 1. Dalam perhitungan IRR ini diasumsikan bahwa setiap benefit
netto tahunan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya
dan memperoleh rate of return yang sama dengan investasi-investasi
sebelumnya.
Besarnya IRR dihitung dengan cara coba-coba (Trial and Error),
sehingga diusahakan untuk mendapatkan NPV yang negatife lalu
diinterpolasikan antara discount rate tertinggi dengan nilai NPV positif dan
discount rate terendah dengan nilai NPV yang negatife, sehingga
diperoleh nilai NPV=0 (Kadariah,1989: 44).
IRR = I’ + (" ')
d. Analisis Pay Back Period
Digunakan untuk mengetahui berapa lama investasi tersebut dapat
dikembalikan melalui hasil usaha yang diperoleh untuk mengangsur
pinjaman. Pay Back Period merupakan penilaian investasi suatu proyek
commit to user
proyek (jangka waktu tercapainya net benefit menyamai biaya investasi)
(Kadariah, 1989: 8)
PBP =
t
i
KasTahunan Penerimaan
tasi NilaiInves
) 1
( +
x 1 tahun
e. Analisis Sensitifitas
Apabila suatu rencana proyek sudah diputuskan untuk dilaksanakan
dengan didasarkan pada perhitungan-perhitungan atau analisis-analisis
serta didasarkan didasarkan pada hasil evaluasi (NPV, IRR, B/C Ratio),
namun di dalam kenyataannya tidak tertutup kemungkinan terjadi
kesalahan-kesalahan dalam perhitungan ataupun terjadi perhitungan diluar
perkiraan; misalnya adanya kenaikan harga bahan baku atau penurunan
harga produksi.
Untuk mengetahui seberapa jauh persentase kepekaan usaha
peternakan Jalak Suren terhadap penurunan produksi. Analisis kepekaan
terhadap kenaikan biaya produksi berguna untuk mengetahui kepekaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
D. Teknik dan Langkah Peternakan Jalak Suren
1. Pemilihan Calon Indukan
Anakan Jalak Suren yang bagus dari hasil ternak, selain nilai
ekonominya tinggi, nama peternak juga akan ikut terangkat. Oleh sebab itu,
sebelum ternak dimulai, sebaiknya dilakukan persiapan-persiapan terlebih
dahulu, yaitu mencari dan memilih burung yang bagus dan memenuhi
syarat-syarat sebagai induk (Karso, 1996).
a. Memilih Kualitas yang Baik
Burung Jalak Suren yang baik dan memenuhi syarat-syarat sebagai
calon induk sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan, karena
induk yang baik akan menghasilkan anak (bibit) dengan kualitas yang
baik pula. Selain kicau, kondisi fisik dan mentalnya, yang juga perlu
mendapat perhatian adalah daerah asalnya.
b. Kondisi dan Kesehatan Burung
Kesehatan burung tidak boleh diabaikan, sebab induk yang sehat
akan menghasilkan keturunan yang sehat dan kuat. Burung yang sehat
dapat dilihat dan ditentukan dari penampilan luarnya, antara lain sinar
matanya terang, tajam dan bercahaya. Nafsu makan tinggi (setiap kali
diberi pakan selalu berusaha mendapatkannya). Gerakannya lincah,
energik dan selalu berkicau. Bulunya menempel rapi di tubuhnya.
Kotorannya baik, tidak terlalu keras dan tidak encer serta tidak terlalu
berbau. Kotoran yang berbau, biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan
commit to user
c. Memiliki Kicau yang Baik
Burung yang baik tidak hanya dilihat dari bentuk fisiknya saja, tetapi
juga kicauannya yang melipiti volumenya keras, nada dan iramanya baik
dan benar, enak didengar, bersih, mengkristal, jelas dan panjang-panjang,
temponya lama serta tidak putus-putus.
d. Tidak Cacat Fisik dan Mental
Sebagai calon induk, burung harus tidak cacat fisik dan mental. Fisik,
antara lain kaki tidak pincang, paruh, mata dan ekornya utuh dan baik.
Selain itu calon induk juga harus memiliki mental yang bagus, artinya
tidak mudah stress, mudah beradaptasi dan tidak penakut.
e. Produktivitas Tinggi
Calon induk, Selain mampu melakukan perkawinan dengan baik dan
memiliki daya tetas tinggi, juga harus pandai mengasuh dan sayang
kepada anak-anaknya, sehingga dapat tumbuh cepat dan sehat. Induk yang
produktif baru diketahui setelah menetaskan telur-telurnya. Sifat-sifat
induk burung yang baik dapat diketahui dari beberapa cirinya yaitu
mudah bergaul, tidak bengis, rajin mencari makan, dan tidak mudah
kaget.
2. Menentukan Jenis Kelamin
Salah satu syarat dalam usaha peternakan Jalak Suren adalah
mengetahui dan menentukan jenis kelaminnya. Bagi peternak pemula
memang sulit untuk membedakan antara jantan dan betina, karena bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang cermat selama beberapa waktu dapat dilihat perbedaan-perbedaan
yang bias dipakai sebagai pedoman untuk menentukan jantan dan betinanya
(Karso, 1996).
a. Bentuk Luar
Bentuk tubuh bagian luar burung Jalak Suren dapat dipakai untuk
membedakan jenis kelaminnya. Burung jantan tubuhnya lonjong dan
panjang, kepalanya lebih besar dan bulat, paruhnya besar. Bulu kepala,
punggung dan dada berwarna hitam legam mengkilap. Demikian pula
warna putihnya lebih bersih, ekornya lebih panjang dan menyatu. Terlihat
ketika burung berkicau sambil bergerak seperti menari atau
mengangguk-anggukkan kepalanya.
Burung Jalak Suren betina secara umum mempunyai ciri-ciri fisik
yang berkebalikan dengan ciri-ciri burung Jalak Suren jantan, yaitu badan
lebih bulat dan pendek, warna hitam dan putihnya agak suram, paruh dan
ekornya lebih pendek.
b. Gerakan dan Tingkah Laku
Jalak Suren jantan lebih agresif dan bila didekatkan seolah-olah ingin
saling menyerang. Selain itu, bulu kepala atau jambulnya mengembang
lebih besar dan tinggi, kepala tegak mendongak ke atas seakan-akan
menantang dan kelihatan pemberani.sebaliknya, burung jalak suren betina
tampak lebih lembut. Bulu kepalanya bila mengembang kelihatan agak
ramping dan gerakannya ketika berkicau sambil menari pun lebih halus
commit to user
c. Suara Kicau
Dengan mendengarkan suara kicaunya, jalak suren dapat ditentukan
jenis kelaminnya. Jalak Suren jantan suaranya lebih keras dan mempunyai
lebih banyak variasi. Bila berkicau biasanya memulai lebih dahulu, ketika
bersama-sama berkicau seakan memimpin. Burung Jalak Suren betina
variasi kicauanya terbatas dan biasanya selalu mengikuti irama kicau
burung jantan.
d. Bentuk Alat Kelamin (Kloaka)
Alat kelamin pada burung jantan kelihatan kecil tetapi lebih
menonjol. Apabila kloaka dipencet dan dibalik, seperti akan dikeluarkan,
kelihatan di bagian atas permukaannya runcing, keluar seperti ujung pipa
kecil.
Alat kelamin pada burung betina lubang kloakanya lebih lebar, lebih
basah, halus han lembut. Bila dibalik dan dikeluarkan atau dipencet
terdapat belahan keatas menuju suatu sudut. Tulang supit (tulang rawan
yang bertemu di bawah dubur) pada burung betina lebih lebar daripada
burung jantan (Karso, 1996: 20-23).
3. Kandang
Kandang untuk ternak Jalak Suren sebaiknya dibuat mendekati kondisi
dan keadaan habitat asli burung di alam bebas. Kandang untuk ternak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Lokasi yang Cocok dan Strategis
Agar dalam usaha peternakan nanti tidak mengalami hambatan,
sebaiknya lokasi kandang diusahakan di tempat yang strategis. Artinya,
mudah dijangkau dan terdapat banyak faktor pendukung, misalnya tersedia
cukup air untuk minum dan mandi, dekat pasar burung atau tempat
memperoleh pakan, dsb. Tetapi, harus dipertimbangkan pula agar lokasi
peternakan cukup jauh dari keramaian yang dapat mengganggu ketenangan
burung. Ketentraman dan ketenangan burung juga harus diperhatikan,
misalnya bebas dari gangguan manusia atau binatang pengganggu yang
lain, misalnya anjing, kucing dan tikus.
b. Bentuk dan Kontruksi Kandang yang Memadai
Sebelum kandang untuk peternakan dibuat, bentuk dan kontruksi
kandang perlu dipertimbangkan dan direncanakan terlebih dahulu.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain meliputi antara lain
kandang harus kuat agar dapat melinduni burung dari panas dan hujan,
serta gangguan binatang. Kandang harus tahan lama, kurang lebih tahan
dalam jangka waktu 5-10 tahun. Bahan pembuat kandang dipilih yang
bagus, karena apabila kehujanan atau kepanasan dapat tahan lama dan
tidak cepat rusak. Ukuran untuk kandang ternak burung jalak suren
biasanya dengan ukuran panjang 1 m, lebar 1m, dan tinggi 2 m (Karso,
commit to user
4. Cara Penjodohan Burung Jalak Suren
Jalak suren mulai siap berkembang biak pada umur 10-12 bulan. Satu
tahun untuk betina dan 1,5-2 tahun untuk jantan merupakan umur ideal
untuk penjodohan. Biasanya betina lebih cepat dewasa kelamin dibanding
jantan. Tehnik penjodohan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama,
kalau jumlahnya banyak, penjodohan bisa dilakukan secara bebas. Artinya,
masing-masing burung dibebaskan memilih pasangannya. Bila ada sepasang
burung yang saling berdekatan, berkicau sahut-sahutan, dan bercumbu, itu
pertanda jodoh. Burung yang sudah jodoh harus dipindahkan dalam kandang
tersendiri. Biasanya burung yang sudah jodoh akan merajai di antara yang
lain dan menyerang sesamanya atau sebaliknya diganggu oleh yang lain
yang sama-sama jodoh atau berebut jodoh. Ini akan mengganggu proses
perkawinan dan perkembangbiakan selanjutnya. Jika hanya ada dua ekor,
seekor jantan dan seekor betina, penjodohan dapat dilakukan dengan
mendekatkan betina ke jantan. Caranya, burung betina dimasukkan dalam
sangkar kecil atau sangkar gantung. Burung jantan dibiarkan dalam kandang
penangkaran. Selanjutnya, sangkar kecil berisi burung betina dimasukkan ke
dalam kandang penangkaran. Karena memiliki sifat berahi yang tinggi dan
musim kawin sepanjang tahun, kedua burung ini akan segera jodoh (Karso,
1996).
Burung yang sudah jodoh akan melakukan perkawinan 2-4 minggu
setelah penjodohan. Selanjutnya, burung akan membuat sarang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jalak Suren dapat dirangsang membuat sarang. Caranya, di beberapa tempat
yang layak untuk bersarang misalnya pada tanaman yang memiliki banyak
cabang kuat, terlidung, dan aman dari gangguan diberi tatanan dasar sarang.
Di tempat-tempat yang telah ditentukan itu ditaruh bahan sarang seperti
jerami, akar sulur yang panjang, ranting-ranting, atau daun-daunan. Bahan
sarang ini ditata melingkar atau dalam tumpukan yang teratur. Cara ini dapat
merangsang dan membantu Jalak Suren untuk bersarang. Jalak Suren akan
memilih sendiri tempat yang sesuai untuk bersarang (Karso, 1996).
Pembuatan sarang dilakukan selama 5-10 hari, tergantung agresivitas
burung. Ukuran sarang termasuk besar. Panjang tumpukan susunan sarang
antara 35-45 cm, lebar 20-30 cm, dan tinggi sekitar 20 cm. Lubang tempat
keluar masuknya burung berada di permukaan atas sarang, agak miring
dengan derajat kemiringan antara 40-45°. Jalak suren merupakan salah satu,
mungkin satu-satunya, jenis dari keluarga Sturnidae yang membuat sarang
bukan di dalam rongga pohon, tetapi menaruh sarang pada cabang-cabang
pohon. Telur Jalak Suren berwarna biru, berukuran 19,8 x 27,7 mm, dan
berjumlah 3-4 butir. Telur dierami bergantian oleh burung jantan dan
betinanya. Telur-telur itu akan menetas setelah 14 hari dierami. Selain
sebagai pengganti selama pengeraman telur, yang jantan juga bertindak
sebagai pengaman di luar sarang. Anak Jalak Suren akan dipelihara
induknya sampai berumur 1,5 bulan. Pada umur tersebut kita tinggal
menanti saat yang tepat untuk mengambil dan memisahkannya dari kandang
commit to user
perkembangbiakan terjadi pada pertengahan tahun, yaitu antara bulan
Januari-Juni. Bulan Juli-Desember merupakan masa penurunan perkawinan
(Karso, 1996).
5. Cara Mempercepat Produksi
Langkah-langkah terbaik untuk mempercepat produksi adalah (Karso,
1996):
a. Terlebih dahulu kita persiapkan box listrik (dengan bolam 5 watt), dengan
ukuran : tinggi 60 cm, lebar 50 cm, panjang 60 cm, jarak bolam dari
bawah ± 18 cm.
60cm
50 cm
b. Setelah box listrik sudah tersedia, ambilah anakan (piyek) berumur 1 hari
dari sarang dan masukan ke dalam box listrik.
c. Beri makan piyek dengan kotro yang bersih dan segar selama 5 hari,
sesuai kebutuhan atau kenyang.
d. Piyek yang berumur 6 sampai 15 hari diberi makan dengan voor (lembut)
dicampur kroto dan diberi air.
e. Piyek berumur 16 sampai 30 hari hanya makan dengan voor basah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
E. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian Agustiyani (2004) yang berjudul “Analisis Finansial Budidaya
Pembenihan Udang Windu (Benur)” yang merupakan studi kasus di Desa
Tlogoharum, Kecamatan Wearijaksa, Kabupaten Pati. Berdasarkan analisis
data yang digunakan dapat diketahui hasil Net Present Value (NPV) sebesar
110.086.501 (NPV > 0), Internal Rate of Return (IRR) sebesar 49,6 (IRR > 1),
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) sebesar 4,528 (B/C Ratio > 1). Pay Back Period
menunjukkan nilai 3 tahun 11 bulan (lebih cepat dari umur ekonomisnya, yaitu
10 tahun). Sedangkan menurut analisis sensitifitas dapat disimpulkan bahwa
budidaya benur tersebut lebih sensitife terhadap kenaikan harga produksi. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa proyek budidaya benur tersebut feasible dan
dapat terus ditingkatkan.
Menurut penelitian Ardyan (2003) yang berjudul “ Analisis Finansial
Usaha Ternak Ikan Lele Di Kampung Lele, Kecamatan Sawit, Kabupaten
Boyolali”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan bahwa menurut analisis proyek yang dilakukan yang mencakup
nilai NPV, B/C ratio dan IRR menunjukkan nilai yang positif. Lama waktu
pengambilan modal yang telah ditanamkan pada investasi proyek usaha ternak
ikan lele di Kampung Lele adalah empat tahun satu bulan sehingga investasi
awal dapat terbayar tidak melebihi umur ekonomis proyek selama lima tahun
terakhir, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa usaha ternak lele tersebut
commit to user
Menurut penelitian Nugroho (2001) yang berjudul “Analisis Keuntungan
Usaha Budidaya Lebah Madu” yang merupakan suatu studi kasus di Desa
Gembong, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Dapat disimpulkan bahwa
variabel jumlah bibit, biaya angon, peralatan dan pakan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keuntungan usaha budidaya lebah madu di Desa
Gembong, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, sedangkan variabel biaya
upah tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Menurut
analisis B/C Ratio usaha budidaya lebah madu di Desa Gembong
menguntungkan (B/C ratio = 1,485). Kondisi budidaya lebah madu di Desa
Gembong, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati mengalami decreacing
return to scale, artinya penambahan proporsi input atau faktor produksi hanya
memberikan proporsi penambahan produksi yang lebih kecil.
Sedangkan penelitian Kumalasari (2005) yang berjudul “ Analisis
Produksi dan Keuntungan Usaha Tambak Bandeng di Kabupaten Cilacap’’,
menggunakan variabel antara lain keuntungan yang diterima pengusaha
sebagai variabel dependen, sedangkan variabel upah tenaga kerja, luas lahan,
harga benih, harga pakan tambahan, harga pupuk dan harga petisida sebagai
variabel independen. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan para
petani padi sebagai unit analisisnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan proportional random sample. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan fungsi keuntungan teknik Unit Ouput Price ( UOP )
Cobb-Douglas Profit Function melalui analisis regresi linier berganda. Dari hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
harga benih ikan, harga pakan tambahan, harga pupuk, dan harga pestisida
memiliki pengaruh positif terhadap tingkat keuntungan usaha tambak bandeng.
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Usaha peternakan Jalak Suren perlu memperhatikan biaya-biaya yang
diperlukan diantaranya biaya indukan, biaya pembuatan kandang, biaya
pembelian peralatan, biaya listrik dan biaya pakan. Selain itu, perlu melihat
hasil penjualan anakan (piyek) untuk mengetahui hasil peternakan Jalak Suren
yang dipelihara. Untuk memberikan gambaran mengenai proyek peternakan
Jalak Suren di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten maka
dibutuhkan suatu studi kelayakan proyek. Studi kelayakan proyek tersebut
akan menghitung dan menganalisis berbagai aspek investasi yang berkaitan
commit to user
analisis investasi, yaitu: B/C Ratio, NPV, IRR, Pay Back Periode dan analisis
sensitifitas guna menentukan layak dan tidaknya proyek tersebut berjalan.
G. Hipotesis
Hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
1. Diduga kegiatan usaha (investasi) peternakan Jalak Suren di Desa
Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten layak untuk
dikembangkan dan menguntungkan berdasarkan analisis.
2. Diduga investasi untuk usaha peternakan Jalak Suren di Desa Jimbung,
Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten dapat terbayar kembali sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode survei dengan
peternak jalak suren sebagai unit analisisnya. Penelitian analisis usaha
peternak Jalak Suren ini dilakukan dengan mengambil Desa Jimbung,
Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten sebagai obyek penelitiannya. Desa
Jimbung, Kecamatan Kalikotes dipilih karena sebagian besar masyarakatnya
peternak jalak suren dan merupakan peternak jalak suren terbanyak yang ada
di Kabupaten Klaten.
B. Populasi dan Sampel
Penelitian ini mengambil populasi peternak Jalak Suren di Desa Jimbung,
Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten. Desa Jimbung dipilih sebagai
wilayah penelitian dengan alasan bahwa Desa Jimbung mempunyai jumlah
peternak Jalak Suren sebanyak 106 peternak dengan jumlah Jalak Suren yang
dipelihara sebanyak 1522 pasang Jalak Suren.
Pengambilan sample menggunakan teknik snowball, yaitu teknik
pengambilan sampel dengan cara responden awal dipilih dengan sampel
probabilitas sedangkan responden berikutnya diperoleh dari usulan atau
masukan responden berikutnya (Purwaningsih, 2002). Dalam penelitian ini
commit to user
Jalak Suren yang ada. Pengambilan sampel sebanyak 40 peternak dikarenakan
menurut data yang diperoleh, 40 peternak tersebut yang memenuhi syarat
sebagai obyek penelitian. Dari 40 peternak tersebut dibagi menjadi 3
kelompok berdasarkan standar deviasi yang meliputi Peternak A (nilai
rata jumlah ternak yang dipelihara - 2 standar deviasi), Peternak B (nilai
rata-rata jumlah ternak yang dipelihara ± 1 standar deviasi) dan Peternak C (nilai
rata-rata jumlah ternak yang dipelihara + 2 standar deviasi).
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu :
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan
penyelidikan yang sedang ditangani. Berisikan data mengenai biaya
input yang dikeluarkan dan penerimaan dari usaha peternakan Jalak
Suren yang diperoleh dari sampel peternak Jalak Suren, dengan cara
melakukan wawancara. Pada penelitian ini pencarian data lebih
ditekankan pada penggunaan kuisoner.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk tujuan lain, bukan
dengan tujuan menyelesaikan masalah yang sedang ditangani saat ini.
Berisikan data pendukung penelitian mengenai usaha peternakan Jalak
suren. Data lain yang digunakan untuk melengkapi analisis dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dikumpulkan dari kantor Kecamatan, Kantor Dinas Peternakan maupun
Instansi Terkait yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu Badan
Pusat Statistik Kabupaten Klaten.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Kuisioner
Kuisioner adalah seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan
yang disusun secara sistematis dan lengkap yang bertujuan untuk
memperolah informasi yang relevan dengan tujuan survei dan
memperoleh informasi yang sederajat validitas dan reabilitas setinggi
mungkin. Dalam hal ini daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu yang kemudian diberikan kepada peternak Jalak Suren
di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan secara langsung ke lapangan guna
memperoleh data - data maupun informasi - informasi yang
commit to user E. Definisi Operasional Variabel
1. Modal Usaha
Modal usaha yang digunakan dalam peternakan Jalak Suren merupakan
biaya sendiri dari peternak, yang diukur dengan satuan rupiah.
2. Keuntungan
Keuntungan yaitu hasil yang diperoleh dari peternakan Jalak Suren yang
dihitung berdasarkan keuntungan yang diterima dari penjualan hasil piyek
setelah dikurangi biaya - biaya yang diukur dengan satuan rupiah dalam
waktu satu tahun.
3. Biaya
Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usaha peternakan Jalak
Suren yang terdiri atas :
a. Biaya indukan adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembelian
indukan Jalak Suren yang diukur dengan satuan rupiah per pasang.
b. Biaya kandang adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan
kandang Jalak Suren yang diukur dengan satuan rupiah per unit.
c. Biaya peralatan adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembelian
peralatan Jalak Suren yang diukur dengan satuan rupiah.
d. Biaya energi atau listrik adalah biaya yang dikeluarkan dalam
pembayaran listrik yang diukur dengan satuan rupiah per tahun.
e. Biaya pakan adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembelian pakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
F. Teknis Analisis Data
1. Hipotesis Pertama
Untuk membuktikan hipotesis pertama yaitu usaha (investasi) peternakan
Jalak Suren di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten
layak untuk dikembangkan dan menguntungkan. Kondisi ini dapat
diketahui dengan melihat jumlah keuntungan (B), biaya (C), investasi (K)
dan tingkat suku bunga (i) yang dipakai. Ditinjau dari aspek finansial,
dengan menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) dapat dilihat jika
NPV > 0, IRR > i, B/C Ratio> 1 maka proyek tersebut layak untuk
dikembangkan dan menguntungkan (Kadariah, 1989).
2. Hipotesis Kedua
Untuk membuktikan hipotesis kedua yaitu investasi yang ditanamkan
untuk usaha peternakan Jalak Suren di Desa Jimbung, Kecamatan
Kalikotes, Kabupaten Klaten dapat terbayar kembali sebelum umur teknis
selesai, dapat menggunakan analisis Pay Back Period yang merupakan
penilaian investasi suatu proyek yang didasarkan pada pelunasan biaya
investasi oleh net benefit dari proyek (jangka waktu tercapainya net benefit
menyamai biaya investasi) (Kadariah, 1989: 8)
Analisis sensitifitas juga diperlukan untuk mengetahui perubahan harga
commit to user
input dan harga output itu berpengangaruh terhadap peternakan Jalak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran UmumKabupaten Klaten
a. Letak Geografis
Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan langsung
dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang dikenal sebagai salah
satu Daerah Tujuan Wisata. Kabupaten Klaten terletak antara 7032`19”
Lintang Selatan sampai 7048`33” Lintang Selatan dan antara 110026`14”
Bujur Timur sampai 110047`51” Bujur Timur.
b. Luas Wilayah
Secara administratif Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 kecamatan,
391 desa dan 10 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan seluas 65.556
ha (655,56 km2) atau seluas 2,014% dari luas Propinsi Jawa Tengah, yang
luasnya seluas 3.254.412 ha.
c. Batas Wilayah
1) Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali
2) Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo
3) Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY)
commit to user
d. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kabupaten Klaten pada akhir tahun 2009 tercatat
sebanyak 1.303.910 jiwa, dengan rincian laki-laki sebanyak 637.939 jiwa
dan perempuan sebanyak 665.971 jiwa. Rasio jenis kelamin sebesar 95,79.
Untuk penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) sebesar 987.676 jiwa,
sekitar 75,74 % dari total penduduk Klaten.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Klaten Tahun 2009
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
e. Sosial
1) Pendidikan
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Klaten serta Departemen Agama Kabupaten Klaten pada
tahun 2009 jumlah gedung sekolah baik negeri maupun swasta dapat
dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Gedung Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Klaten Tahun 2009
Tahun
SD MI SLTP MTs SLTA SMK MA
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
2009 766 40 72 65 41 9 16 15 10 17 3
2008 772 37 64 65 41 9 16 15 9 16 3
2007 775 27 64 65 43 9 16 15 9 16 3
2006 778 21 70 65 43 9 16 15 9 16 3
2005 787 18 70 65 45 9 16 16 9 17 3
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten Departemen Agama Kabupaten Klaten
2) Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Klaten tahun 2009
terdiri dari 8 Rumah Sakit, 19 Rumah Bersalin, 29 Balai Pengobatan,
34 Puskesmas, 86 Puskesmas Pembantu, 14 Puskesmas yang ada
fasilitas rawat inap dan 17 apotek. Sementara itu tenaga kesehatan yang
tersedia meliputi 114 Dokter Umum, 49 Dokter Gigi, 59 Dokter
Spesialis dan 439 Bidan.
f. Peternakan
Jenis ternak yang benyak diusahakan di Kabupaten Klaten
berdasarkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah sapi 86.656