commit to user
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN
JUMP SHOOT
BOLABASKET
(Studi Eksperimen Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
EKO SLAMET HARYANTO A. 120809008
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user ii
PENGESAHAN PEMBIMBING
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN
JUMP SHOOT
BOLABASKET
(Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)
Disusun oleh:
EKO SLAMET HARYANTO A. 120809008
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd
NIP. 19600727 1987021002 ……….. …………
Pembimbing II Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO
NIP. 19480531 1976031001 ……….. …………
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS
commit to user iii
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN
JUMP SHOOT
BOLABASKET
(Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)
Disusun oleh:
EKO SLAMET HARYANTO A. 120809008
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua
2. Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO
commit to user iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Eko Slamet Haryanto
NIM : A. 120809008
Program/Jurusan : Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Perbedaan Pengaruh
Pendekatan Pembelajaran dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Jump Shoot
Bolabasket (Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian Repetitif dan Progresif
pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)” adalah benar-benar karya saya sendiri.
Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan
pada daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Maret 2011
Pembuat Pernyataan,
commit to user v
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
(Q.S. Al Insyirah: 6-8)
“Berikhtiarlah dengan sebaik-baiknya untuk mengharapkan ridho-Nya. Allah
SWT. yang akan menentukannya”.
commit to user vi
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada:
v Bapak dan Ibu saya (Yasbun dan Mahmudah) yang telah mendidik dengan
penuh kesederhanaan, kasih sayang dengan toleransi dan kesabaran atas
semua do’a serta pengorbanan tiada batasnya yang senantiasa beliau berikan
kepada penulis.
v Bapak dan ibu mertua saya (H. Muh. Alip Mustofa dan Hj. Nuryati) atas
segala pengertian, bimbingan dan arahannya dengan penuh kesabaran dan
kasih sayang.
v Istri dan Anak (Ismiyati Marfu’ah dan Aliifah Aulia Miftah) yang selalu
memberikan kehangatan, motivasi dengan segala canda tawanya, membuat
hidupku lebih indah.
v Adik adikku yang selalu memberikan dukungan dengan tulus dan penuh
kesabaran dalam menunggu proses studi ini dan selalu memberikan semangat
dengan penuh kesetiaan.
v Saudara-saudara mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ilmu Keolahragaan
Universitas Sebelas Maret yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan karunia Allah Yang Maha Kuasa. Karena
berkat Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul
“Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Power Lengan Terhadap
Kemampuan Jump Shoot Bolabasket (Studi Eksperimen Pembelajaran Metode
Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)”.
Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada pembimbing yaitu Yang
Terhormat Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd dan Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes,
AIFO yang telah berkenan memberikan motivasi, arahan, bimbingan, ilmu, masukan
dan koreksi hingga tesis ini bisa terselesaikan. Serta kepada seluruh bapak dan ibu
dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis untuk menempuh pendidikan
di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta,
yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
commit to user viii
3. Prof. Dr. Sugiyanto, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam
penyusunan tesis.
4. Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, sekaligus sebagai dosen
pembimbing II yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam
penyusunan tesis.
5. Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis.
6. Kepala MTs Negeri Boyolali yang memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
7. Guru Olahraga MTs Negeri Boyolali yang membantu penulis untuk melakukan
penelitian.
8. Semua pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini dan tidak dapat
penulis paparkan satu persatu.
Perhatian dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan diberikan
balasan yang setimpal oleh Allah Yang Maha Kuasa serta menjadi amal dan
kemuliaan bagi kita semua. Amin
Surakarta, Maret 2011
commit to user
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. IdentifikasiMasalah ... 7
C. PembatasanMasalah ... 8
D. PerumusanMasalah ... 8
E. TujuanPenelitian ... 9
F. ManfaatPenelitian ... 9
BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 10
commit to user
x
1. Permainan Bolabasket ... 10
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permainan Bolabasket ... 11
b. Teknik Dasar Bermain Bolabasket ... 16
c. Jump Shoot Bolabasket ... 22
2. Pendekatan Pembelajaran ... 31
a. Metode Bagian Repetitif ... 47
b. Metode Bagian Progresif ... 50
3. Power Lengan ... 53
a. Jenis Power ... 56
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power ... 56
c. Peranan Power Lengan Terhadap Jump Shoot Bolabasket ... 57
B. Penelitianyang Relevan ... 58
C. KerangkaBerpikir ... 59
D. PengajuanHipotesis ... 62
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 63
A. TempatdanWaktuPenelitian ... 63
B. MetodePenelitian ... 63
C. VariabelPenelitian ... 64
D. DefinisiOperasional ... 65
commit to user
xi
C. PengujianPersyaratanAnalisisVarians ... 78
1. UjiNormalitas ... 78
2. UjiHomogenitas ... 80
D. PengujianHipotesis... 80
E. PembahasanHasilPenelitian ... 84
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 91
A. Simpulan ... 91
B. Implikasi... 92
C. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Keterampilan Bolabasket ... 21
2. KerangkaDesainPenelitian ... 64
3. Ringkasan Anava Dua Faktor ... 71
4. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Jump Shoot BolabasketTiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Power Lengan ... 74
5. NilaiHasil Kemampuan Jump ShootBolabasket Masing-MasingSel (KelompokPerlakuan) ... 76
6. RangeKategoriReliabilitas ... 78
7. RingkasanHasilUjiReliabilitas Data ... 78
8. RangkumanHasilUjiNormalitas Data ... 79
9. RangkumanHasilUjiHomogenitas Data ... 80
10.RingkasanNilai Rata-Rata HasilKemampuanJump ShootBolabasket BerdasarkanPenggunaanPendekatanPembelajarandanTingkat Power Lengan ... 81
11.RingkasanHasilAnalisisVariansUntukPenggunaaanPendekatan Pembelajaran(a1 dan a2) ... 81
12.RingkasanHasilAnalisisVariansUntukTingkatPower Lengan (b1 dan b2) ... 82
13.RingkasanHasilAnalisisVariansDuaFaktor ... 82
14.RingkasanHasilUjiRentangNewman-KeulsSetelahAnalisisVarians ... 82
commit to user
xiii
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. GerakanJump Shoot pada FasePersiapan ... 27
2. GerakanJump Shoot pada FasePelaksanaan ... 28
3. Gerakan Jump Shoot pada Fase Follow Through ... 29
4. Jump Shoot ... 30
5. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Hasil KemampuanJump ShootBolabasket Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Power Lengan ... 75
6. HistogramNilai Rata-Rata Hasil Kemampuan Jump ShootBolabasketpada TiapKelompokPerlakuan ... 77
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. ProsedurPelaksanaanPenelitian ... 99
2. PetunjukPelaksanaanTesJump ShootBolabasket ... 101
3. Program Latihan Jump Shoot Bolabasket Menggunakan Metode Bagian Repetitif ... 103
4. Program Latihan Jump Shoot Bolabasket Menggunakan Metode Bagian Progresif ... 108
5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Power Lengan ... 113
6. Rekapitulasi Data HasilTesPower Lengan ... 115
7. Rekapitulasi Data HasilTesPower Lengan BerdasarkanRangking ... 117
8. RekapitulasiHasilTesAwal Jump Shoot Bolabasket ... 119
9. RekapitulasiHasilTesAkhir Jump Shoot Bolabasket ... 120
10.Rekapitulasi Data Power LenganBesertaKlasifikasinya ... 121
11.RekapitulasiHasilTesAwal dan TesAkhirKemampuan Jump Shoot Bolabasket,KlasifikasiPower LenganBesertaPembagianSampelke Sel-Sel ... 123
12.Rekapitulasi Data TesAwal dan TesAkhirJump ShootBolabasket Kelompok 1 (KelompokMetode Bagian Repetitif) ... 124
13.Rekapitulasi Data TesAwal dan TesAkhirJump ShootBolabasket Kelompok 2 (KelompokMetode Bagian Progresif) ... 125
14.UjiReliabilitasdenganAnava ... 126
commit to user
xvi
Varians ... 136
16.UjiNormalitas Data denganMetodeLilliefors ... 138
17.UjiHomogenitasdenganUjiBartlett ... 142
18.AnalisisVarians ... 143
commit to user
xvii ABSTRAK
EKO SLAMET HARYANTO. A. 120809008.
PerbedaanPengaruhPendekatanPembelajarandanPower
LenganTerhadapKemampuan Jump ShootBolabasket (StudiEksperimenMetode
Bagian Repetitif dan Progresif padaSiswa Putra MTs Negeri Boyolali). Tesis.
Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump shootbolabasket, (2) perbedaan kemampuan jump shootbolabasket antara siswaputra yang memiliki power lengantinggi dan rendah, (3) pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lenganterhadap kemampuan jump shootbolabasket.
Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra MTs Negeri Boyolali yang berjumlah 60 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA. Sebelum menguji dengan ANAVA, terlebih dulu digunakan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05 %).
Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkansebagai berikut: (1) adaperbedaan pengaruh metode bagian repetitif dan progresifterhadap kemampuanjump shootbolabasket. Pengaruhmetode bagian repetitiflebihbaikdaripadametode bagian progresif. (2) adaperbedaan kemampuanjump shootbolabasket antara siswa putra yang memiliki power lengantinggi dan rendah. Kemampuanjump shoot
bolabasketpada siswaputra yang memiliki power lengan tinggi lebih baik dari pada siswa putra yang memiliki power lenganrendah. (3) terdapatpengaruh interaksi antara pendekatanpembelajaran dan power lenganterhadap kemampuan jump shootbolabasket.Siswaputra yang memiliki power lengantinggi lebih cocok jika diberikan metode bagian repetitif.Sedangkansiswaputra yang memilikipower lenganrendah lebih cocok jika diberikan metode bagian progresif.
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
semakin sadar bahwa olahraga sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk
memelihara keseimbangan hidupnya. Olahraga juga mempunyai peranan penting
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan olahraga akan
membentuk manusia yang sehat dan memiliki kesegaran jasmani yang baik.
Dengan kesegaran jasmani dan kondisi fisik yang baik, maka akan dapat
meningkatkan produktivitas dan prestasi dalam kerja. Tujuan yang akan dicapai
seseorang untuk melakukan kegiatan olahraga berbeda-beda. Ada yang melakukan
olahraga untuk rekreasi yaitu untuk mengisi waktu senggang, ada yang melakukan
olahraga untuk pendidikan seperti anak sekolah, ada pula yang melakukan
olahraga untuk kesegaran jasmani dan ada juga untuk mencapai prestasi. Banyak
jenis olahraga yang dapat dijadikan pilihan dalam kegiatan olahraganya.
Pemilihan olahraga tersebut tergantung pada minat masing-masing individu.
Bolabasket merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sedang
berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan bolabasket
ada yang bertujuan untuk rekreasi dan ada juga yang untuk prestasi. Bolabasket
adalah suatu permainan yang dimainkan secara tim yang setiap tim terdiri dari
lima orang sehingga diperlukan suatu kerjasama tim dan keterampilan dari
commit to user
kondisi fisik yang harus diperlukan dalam permainan bolabasket seperti kekuatan,
daya tahan, koordinasi, keseimbangan, daya ledak, dan lain-lain. Selain unsur
kondisi fisik, seorang pemain bolabasket juga harus menguasai berbagai teknik
dasar dalam bermain bolabasket seperti menembak, menggiring, merayah, pivot.
Dalam permainan bolabasket, seorang pemain dituntut selalu bergerak
sambil memperagakan teknik dasar bolabasket, berusaha memasukkan bola ke
ring lawan sebanyak-banyaknya tanpa mendapat gangguan dari lawan serta
berusaha mencegah lawan untuk berusaha memasukkan bola ke dalam ring. Hal
ini artinya, untuk dapat bermain bolabasket dengan baik dibutuhkan penguasaan
teknik yang baik dan kualitas fisik yang memadai karena meningkatkan keahlian
bolabasket hanya akan berhasil jika pemain melatih fisiknya teratur dan berulang
kali.
Penguasaan teknik dasar permainan bolabasket sangat diutamakan dalam
rangka pencapaian prestasi yang optimal. Jump shoot adalah salah satu teknik
dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain bolabasket, disamping teknik-teknik
lain seperti melempar dan menangkap, menggiring bola, merebut bola, dan pivot.
Pembina, pelatih maupun guru yang profesional harus memenuhi tuntutan
secara ideal, namun adanya keterbatasan manusia tidak setiap pembina, pelatih
maupun guru dapat mewujudkan tuntutan ideal. Adanya keraguan atau
kebimbangan pengaturan mana yang tepat untuk melatih teknik tertentu akan
mengganggu pencapaian tujuan yang diinginkan. Demikian juga dalam melatih
commit to user
tegas pengaturan mana yang sesuai baik menggunakan pelatihan berurutan atau
pelatihan terus menerus.
Siswa putra MTs Negeri Boyolali dalam melakukan jump shoot bolabasket
sering kurang maksimal sehingga banyak peluang untuk menciptakan point
terbuang dengan percuma dan juga sering terjadi kesulitan dalam melakukan jump
shoot bolabasket. Peningkatan kemampuan jump shoot bolabasket secara optimal,
dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai dengan kondisi para pemain. Frank, Mc
Guire (1986:14) menjelaskan bahwa “Pendekatan yang tepat untuk memberikan
latihan, dimulai dengan latihan tentang skill-skill dasar agar tercapai performance
skill dasar yang benar. Pemain yang baik adalah pemain yang memiliki skill dasar
yang baik”.
Permainan bolabasket merupakan permainan yang sudah dimasukkan dalam
kurikulum pendidikan nasional sebagai materi pelajaran wajib untuk siswa, mulai
kelas IV SD sampai tingkat SMU. Namun demikian tuntutan kemampuan yang
diharapkan dari cabang olahraga bolabasket ini untuk tingkat SMP/MTsN sampai
sekarang masih jauh dari yang diharapkan. Tentu dengan kondisi ini akan
berimplikasi terhadap menurunnya kualitas hasil pelaksanaan proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Ada beberapa faktor penyebab kurang berhasilnya proses
pembelajaran permainan bolabasket yaitu terbatasnya sumber-sumber yang
digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani dan
terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani.
Kenyataan yang terjadi saat ini guru dihadapkan dengan keterbatasan waktu
commit to user
akan dilatih sementara banyak materi yang akan dilatih kepada siswa.
Permasalahan ini tentunya salah satu disebabkan keterbatasan kemampuan dan
kualitas guru bolabasket dalam mengelola dan memodifikasi pendekatan
pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran adalah salah satu cara untuk meningkatkan
prestasi olahraga. Selama ini pendekatan pembelajaran yang digunakan masih
belum maksimal untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam penguasaan
teknik jump shoot bolabasket, sering kali pemain hanya dilatih untuk melakukan
dengan tanpa tujuan. Inovasi dan kreasi dari guru bolabasket sangat diperlukan
terutama dalam menentukan dan memilih pendekatan pembelajaran yang tepat
sesuai dengan karakteristik dan esensi dari materi yang akan dilatih. Pemilihan
pendekatan pembelajaran juga harus mempertimbangkan waktu ketersediaan
fasilitas dan alat yang dibutuhkan. Kebutuhan akan pendekatan pembelajaran
yang efisien dalam latihan jump shoot bolabasket dilandasi oleh beberapa alasan
yaitu pertama, efisiensi akan menghemat waktu, energi, atau biaya; kedua, metode
efisien akan memungkinkan para pemain untuk menguasai tingkat keterampilan
yang lebih tinggi (Rusli Lutan, 1988:26).
Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pendekatan penyajian materi
pembelajaran yang dilakukan secara sistematis untuk mendorong tercapainya
tujuan pengajaran dalam suatu proses membuat orang belajar. Penerapan
pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses latihan jump shoot bolabasket
juga akan memberikan peluang bagi guru dalam memanfaatkan fasilitas yang
commit to user
terhambatnya proses latihan permainan bolabasket dan faktor kurang memadainya
fasilitas bolabasket yang tersedia pada sekolah. Penentuan pendekatan
pembelajaran yang tepat sangat berhubungan dengan situasi latihan. Pertimbangan
penggunaan pendekatan pembelajaran tertentu harus memperhatikan kondisi
bagaimana dan di mana proses latihan tersebut dilaksanakan. Kondisi latihan juga
berhubungan dengan karakteristik dari materi yang akan dilatih. Dengan demikian
karakteristik dari materi latihan juga harus dipertimbangkan dalam memilih
pendekatan pembelajaran.
Jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan jump shoot bolabasket diantaranya adalah pendekatan pembelajaran
metode bagian repetitif dan progresif. Agar pendekatan pembelajaran yang akan
diterapkan dapat dirancang dengan baik, terlebih dahulu ditelusuri faktor-faktor
yang mempengaruhi keterampilan teknik dasar bermain bolabasket. Untuk dapat
melakukan jump shoot bolabasket dengan baik dan benar, maka diperlukan
unsur-unsur kondisi fisik seperti kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya
tahan, kelincahan, koordinasi dan daya ledak otot yang baik.
Secara teknis gerakan jump shoot adalah gerakan yang mudah dilakukan,
karena tembakan terdiri dari beberapa tahap atau fase gerakan, antara lain dari
gerakan lompatan, gerakan tangan dalam menembak, fokus mata terhadap sasaran
atau target, release bola dan gerakan lanjutan. Jump shoot bolabasket merupakan
teknik dasar dalam permainan bolabasket namun sulit dipelajari, lebih-lebih untuk
siswa yang belum terampil. Upaya meningkatkan kemampuan jump shoot
commit to user
yang baik dan tepat. Karenanya perlu dirancang sebuah pendekatan pembelajaran
yang sesuai supaya siswa mudah mempelajarinya, mengelola siswa dan
mengemas pendekatan pembelajaran dengan bahan ajar secara menarik yang bisa
merangsang minat belajar siswa dan siswa tidak merasa jenuh. Agar pendekatan
pembelajaran yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik, terlebih dahulu
perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi jump shoot bolabasket perlu
ditelusuri faktor penyebabnya. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi jump
shoot bolabasket diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti: kekuatan,
kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan, dan
koordinasi.
Kemampuan dalam jump shoot bolabasket sangat dipengaruhi oleh kualitas
otot dan eksplosif power yang dimiliki oleh siswa. Dari sekian banyak kelompok
otot yang berperan dalam jump shoot bolabasket yang dominan yaitu power otot
tungkai dan power otot lengan perlu mendapat perhatian yang lebih, dengan tidak
mengesampingkan latihan bagi kelompok otot yang lainnya. Keberhasilan dalam
jump shoot bolabasket adalah faktor pemain. Perbedaan kemampuan terutama
terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto, 1997:353). Senada dengan
hal tersebut Rusli Lutan (1988:332) mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi proses latihan jump shoot bolabasket adalah: (1) kondisi internal;
dan (2) kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup faktor-faktor yang terdapat
pada individu, atau atribut lain yang membedakan pemain satu dengan pemain
yang lainnya. Salah satu faktor kondisi internal adalah kemampuan fisik.
commit to user
penampilan pemain baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun
dalam pertandingan. Dengan demikian dapat dikatakan power lengan yang baik
adalah suatu persyaratan dalam usaha pencapaian prestasi maksimal bagi pemain
dalam latihan jump shoot bolabasket. Perbedaan power lengan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu power lengan tinggi dan power lengan rendah. Perbedaan
power lengan yang ada pada diri pemain harus menjadi pertimbangan sebagai
suatu faktor yang menentukan dalam jump shoot bolabasket. Perbedaan pemain
dalam hal power lengan akan menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam
menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari
masing-masing pemain sehingga bisa mencapai hasil latihan yang optimal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka
penelitian ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Power Lengan
Terhadap Jump Shoot Bolabaket (Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian
Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Sejauh mana peranan pendekatan pembelajaran metode bagian repetitif dan
progresif yang diterapkan dalam proses latihan terhadap hasil latihan.
2. Power lengan dapat mempengaruhi kemampuan jump shoot bolabasket pada
commit to user
3. Penerapan pendekatan pembelajaran dan power lengan berpengaruh terhadap
kemampuan jump shoot bolabasket pada siswa putra MTs Negeri Boyolali.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam
penelitian ini yang akan dikaji adalah:
1. Pengaruh metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump
shoot bolabasket.
2. Pengaruh power lengan siswa terhadap kemampuan jump shoot bolabasket.
3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan
terhadap kemampuan jump shoot bolabasket.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode bagian repetitif dan progresif
terhadap kemampuan jump shoot bolabasket ?
2. Adakah perbedaan kemampuan jump shoot bolabasket antara siswa yang
memiliki power lengan tinggi dan rendah ?
3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan
commit to user
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara metode bagian repetitif dan progresif terhadap
kemampuan jump shoot bolabasket.
2. Perbedaan kemampuan jump shoot bolabasket antara siswa yang memiliki
power lengan tinggi dan rendah.
3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan
terhadap kemampuan jump shoot bolabasket.
F. Manfaat Penelitian
Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru, sebagai:
1. Dapat memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan keolahragaan
bagi peneliti tentang pengaruh pendekatan pembelajaran (metode bagian
repetitif dan progresif), power lengan terhadap kemampuan jump shoot
bolabasket.
2. Dapat meningkatkan jump shoot bolabasket bagi siswa putra MTs Negeri
Boyolali.
3. Memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan kepada
para guru pendidikan jasmani, mengenai pentingnya penerapan pendekatan
commit to user BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Permainan Bolabasket
Permainan bolabasket dipimpin oleh dua orang wasit dan dibantu oleh
petugas meja, yang bertugas mencatat angka dan semua kejadian pelanggaran
atau kesalahan baik yang dilakukan oleh pemain maupun guru. Pada
permainan ini dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dengan babak
kedua diberi waktu istirahat dan setelah dilakukan pertukaran tempat. Regu
yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai pertandingan berakhir lebih
banyak memasukkan bola ke dalam ring atau basket.
Permainan bolabasket termasuk jenis permainan yang memiliki gerakan
yang kompleks. Artinya gerakannya terdiri atas unsur gerak yang terkoordinir
dengan rapi, sehingga dapat dimainkan dengan baik. Agar dapat bermain
dengan efektif dan efesien maka diperlukan teknik gerakan yang sempurna.
Dengan teknik gerakan yang sempurna tersebut dapat menimbulkan efesiensi
bermain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berlatih secara teratur dan
mempelajari teknik secara baik (Muhadjir, 2005:32).
Tujuan dari masing-masing regu adalah berusaha untuk memasukkan
bola ke ring atau basket untuk membuat angka sebanyak mungkin dan
berusaha menggagalkan serangan lawan dengan cara melindungi atau menjaga
commit to user
Association (1998:11) yang diterjemahkan oleh PB. Perbasi mendefinisikan
permainan bolabasket berikut:
Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka atau score.
Bolabasket merupakan suatu cabang olahraga permainan yang dalam
pelaksanaan permainannya bola dapat dimainkan dengan satu tangan atau dua
tangan dengan cara bola dioper, dilempar dan dipantul-pantulkan sesuai
dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Wissel (2000:2)
mengemukakan bahwa “permainan bolabasket diberikan hanya dengan
passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribblenya (batting, pushing
atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan satu
tangan atau dua tangan secara bersamaan”. Untuk memenangkan
pertandingan, maka suatu tim harus memasukkan bola ke keranjang lawan
sebanyak-banyaknya. Kualitas tim menjadi baik dan akan mampu
memenangkan pertandingan, jika para pemainnya menguasai teknik dasar
bolabasket dengan baik dan benar.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permainan Bolabasket
Faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi olahraga
bolabasket menurut Sajoto (1995:2-5) adalah sebagai berikut:
1. Aspek biologis terdiri dari :
a. Potensi atau kemampuan dasar tubuh b. Fungsi organ-organ tubuh
commit to user 2. Aspek psikologis terdiri dari:
a. Intelektual, ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat
b. Motivasi c. Kepribadian
d. Koordinasi kerja otot dan syaraf. 3. Aspek lingkungan terdiri dari:
a. Sosial
b. Sarana dan prasarana olahraga yang tersedia c. Cuaca
d. Orang tua, keluarga dan masyarakat 4. Aspek penunjang terdiri dari:
a. Pelatih yang berkualitas tinggi
b. Program yang tersusun secara sistematis c. Penghargaan dari masyarakat dan pemerintah
d. Dana yang memadai
e. Organisasi yang tertib
Faktor-faktor tersebut yang perlu mendapat perhatian baik bagi
pemain, guru dan semua pihak yang bersangkutan dengan pembinaan
prestasi dalam permainan bolabasket. Selain faktor-faktor tersebut dalam
setiap cabang olahraga selalu membutuhkan unsur-unsur khusus agar dapat
mencapai prestasi yang optimal. Unsur-unsur yang menentukan dalam
pencapaian prestasi permainan bolabasket secara garis besar terdiri dari
kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat unsur kelengkapan pokok
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Kondisi Fisik
Dalam semua cabang olahraga termasuk bolabasket, faktor
kondisi fisik merupakan faktor utama yang harus dibina, disamping
penguasaan teknik dan taktik. Pada pertandingan bolabasket seringkali
terjadi dengan tempo yang sangat tinggi, sehingga diperlukan kerja otot
commit to user
Dari gambaran tersebut diketahui bahwa untuk menjadi pemain
bolabasket yang berprestasi diperlukan kondisi fisik yang baik. Dalam
usaha pencapaian prestasi tinggi dalam permainan bolabasket
peningkatan kondisi fisik perlu dilakukan secara terus menerus.
Teknik dan taktik dalam permainan bolabasket, tidak mungkin
dapat diterapkan secara sempurna apabila tidak ditunjang dengan
kondisi fisik yang baik dari pemain. Meskipun unsur kondisi fisik yang
diperlukan untuk masing-masing cabang olahraga berbeda, tetapi unsur
kondisi fisik sangat diperlukan oleh semua cabang olahraga. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Sajoto (1995:8) bahwa “kondisi fisik adalah
satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan
prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar
yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi”.
Demikian halnya dengan cabang olahraga bolabasket, unsur fisik
yang memadai merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh semua
pemainnya. Adapun unsur-unsur fisik yang harus dimiliki oleh pemain
commit to user
Unsur-unsur tersebut harus diperhatikan oleh guru maupun
pemain bolabasket. Untuk dapat memiliki kondisi fisik yang prima,
pemain bolabasket dituntut untuk melakukan latihan fisik yang
sistematis, terprogram dan kontinyu. Apabila seorang pemain memiliki
kemampuan fisik yang prima, maka pemain tersebut dapat
memungkinkan bermain dengan cepat serta mengikuti pola taktik dan
strategi dalam permainan bolabasket yang telah diintruksikan oleh guru.
2) Unsur Teknik
Penguasaan teknik merupakan unsur utama dalam olahraga.
Latihan teknik yang bertujuan untuk mengembangkan penguasaan
gerak dalam cabang olahraga tersebut. Penguasaan teknik merupakan
suatu landasan dalam usaha mencapai prestasi yang optimal. Demikian
juga dalam permainan bolabasket, untuk mencapai prestasi dalam
permainan bolabasket faktor utama yang harus dikembangkan adalah
unsur keterampilan teknik dasar bermain bolabasket.
Menurut Suharno HP. (1986:42) bahwa “teknik adalah suatu
proses gerakan dan pembuktian dalam praktik sebaik mungkin untuk
menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”. Penguasaan
teknik dasar permainan bolabasket merupakan salah satu unsur yang
menentukan menang dan kalahnya satu regu dalam pertandingan,
disamping unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Sehingga apabila
ingin meningkatkan mutu prestasi pemain bolabasket, maka teknik
commit to user
dapat menguasai keterampilan teknik dasar bermain bolabasket, harus
melakukan latihan secara sistematis, teratur dan kontinyu dan
berulang-ulang dengan mengikuti prinsip pola gerak yang benar.
3) Taktik dan Strategi
Dalam cabang olahraga khususnya permainan, apabila
kemampuan teknik dan fisik telah memadai, maka tahap selanjutnya
dalam meningkatkan prestasi atau kemampuan permainan tim adalah
memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang strategi dan taktik
dalam bermain.
Menurut Suharno HP. (1986:42) yang dimaksud dengan “taktik
ialah siasat atau akal yang digunakan pada saat pertandingan untuk
mencari kemenangan secara sportif”. Dalam permainan bolabasket,
kemampuan dalam strategi dan taktik juga mutlak diperlukan untuk
memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan. Tanpa memiliki
kemampuan dalam taktik dan strategi dalam permainan, maka pemain
tidak akan dapat mengembangkan pertandingan, sehingga sangat
mustahil untuk dapat meraih prestasi yang tinggi dalam permainan
bolabasket.
4) Mental
Mental yang tinggi merupakan salah satu modal utama untuk
menuju jenjang kematangan juara, setelah menguasai teknik, taktik
maupun fisik. Tanpa memiliki mental yang baik, sulit kiranya untuk
commit to user
teknik, fisik dan taktik yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Harsono (1988:101) bahwa “Betapa sempurnanya perkembangan fisik,
teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang
prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai”.
Pembinaan mental dan kematangan juara dalam bolabasket sama
pentingnya dengan pembinaan teknik, fisik dan taktik. Pembinaan
mental pemain harus ditujukan pada penanaman unsur-unsur psikologis
yang mendukung terhadap pencapaian prestasi dalam olahraga.
Pembinaan mental dan kematangan juara, dapat dilakukan melalui
pemberian pengertian kepada atlet serta melalui berbagai pertandingan
uji coba di dalam tim sendiri maupun uji coba dengan tim yang lain.
b. Teknik Dasar Bermain Bolabasket
Suatu permainan olahraga dapat berlangsung dengan baik bila semua
permainan telah menguasai teknik dasarnya. Teknik merupakan dasar yang
harus dimiliki oleh setiap pemain agar tercapai prestasi yang semaksimal
mungkin. Menurut Hamidsyah Noer (1996:271) “Teknik adalah suatu
proses gerakan dan pembuktian dalam praktik dengan sebaik mungkin
untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam suatu cabang olahraga.”
Sedangkan menurut Suharno HP. (1986:47) bahwa: “Tenik dasar adalah
suatu teknik dimana proses gerakannya merupakan dasar, dan gerakan itu
commit to user
Unsur teknik yang harus dikuasai oleh pemain bolabasket menurut
Akros Abidin (1999:48-68) dapat diklasifikasikan menjadi empat macam
yaitu:
1) Menggiring bola (dribling) 2) Mengoper bola (passing) 3) Merayah (rebound) 4) Menembak (shooting)
Semua teknik dasar ini harus dikuasai oleh setiap pemain bolabasket,
sehingga akan dapat menjadi pemain bolabasket yang handal dan
berprestasi. Karena apabila telah menjadi pemain bolabasket yang tangguh
dan berprestasi, tentunya ini akan mendukung menjadi pemain bolabasket
yang tangguh dan dapat bermain lebih baik dari pemain yang lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar
adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan
olahraga tertentu secara efektif dan efisien. Dengan demikian teknik dasar
bermain bolabasket dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan
efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk
mencapai suatu hasil yang optimal.
Teknik suatu cabang olahraga selalu berkembang sesuai dengan
tujuan dan peraturan olahraga, dimana makin lama makin tinggi tuntutan
persyaratannya. Teknik dikatakan baik apabila diterapkan dalam praktik
dapat memberikan hasil yang baik terhadap pencapaian prestasi maksimal.
Dalam olahraga teknik merupakan kemampuan dasar yang sangat
commit to user
Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan
salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di
dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan
mental. Kesempurnaan teknik dasar tersebut sangat penting, karena akan
menentukan gerak keseluruhan.
Kelengkapan pokok tersebut hanya dapat dicapai oleh setiap pemain
bolabasket dengan latihan yang sistematis, berulang-ulang dan kontinyu
serta melakukan pertandingan persahabatan yang direncanakan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan teknik, kemampuan fisik,
taktik dan mental pemain secara terus menerus dan berkelanjutan guna
menghadapi suatu pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan.
Kesempurnaan teknik dalam permainan bolabasket dapat dicapai
melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang
akhirnya harus menuju kepada gerakan-gerakan otomatis. Untuk
meningkatkan mutu permainan bolabasket, maka teknik dasar ini harus
betul-betul sudah dikuasai oleh setiap pemain terlebih dahulu dan dilatih
sejak awal. Soebagyo Hartoko (1992:21) berpendapat bahwa seorang
coach bolabasket harus memahami teknik dan taktik dalam permainan
bolabasket sedalam-dalamnya, sebagai tugas praktis pertama kewajiban
seorang coach bolabasket, di antaranya yang terpokok ialah mengajarkan
dasar teknik permainan bolabasket sebaik-baiknya.
Dengan penguasaan teknik dasar bermain bolabasket, maka setiap
commit to user
berubah-ubah. Kualitas penguasaan teknik dasar bermain bolabasket tidak
lepas dari unsur-unsur fisik dan taktik yang akan menentukan tingkat
permainan suatu regu bolabasket. Makin baik tingkat keterampilan teknik
pemain dalam memainkan dan menguasai bola, makin cepat kerjasama
yang dicapai.
Oleh karena itu dalam permainan bolabasket pertama-tama yang
harus dikuasai adalah macam-macam teknik dasar dalam bermain. Melihat
kenyataan ini, maka seorang guru bolabasket dituntut untuk memahami
dasar-dasar teknik dan taktik dalam permainan bolabasket serta
membimbing pemain agar dapat memacu perkembangan keterampilan
teknik dasar dengan benar dan kontinyu yang pada akhirnya merupakan
gerakan-gerakan yang otomatis, sehingga tujuan dari latihan dapat
tercapai.
Untuk memenangkan suatu pertandingan, maka dibutuhkan regu
yang benar-benar tangguh dan mampu menampilkan mutu permainan yang
baik serta memiliki kerjasama tim yang kompak. Untuk mencapai kerja
sama yang baik dan kompak dalam suatu regu bolabasket diperlukan
pemain-pemain yang dapat menguasai semua macam teknik keterampilan
yang sesuai dengan apa yang diperlukan dalam permainan bolabasket. A.
Sarumpaet, dkk. (1992:223) mengemukakan pendapat bahwa tujuan
permainan bolabasket adalah membuat kemenangan dengan memasukkan
bola ke basket lebih banyak. Untuk mencapai tujuan ini syarat utamanya
commit to user
gerak dasarnya baik. Oleh karena itu gerak (teknik dasar) perlu dilakukan
dengan cara-cara yang benar, keterampilan dapat ditingkatkan.
Menurut Imam Sodikun (1992:47) bahwa pada pemain bolabasket,
untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien ini perlu didasarkan pada
penguasaan teknik dasar yang baik. Adapun teknik dasar tersebut dapat
dibagi sebagai berikut :
1) Teknik melempar dan menangkap
2) Teknik menggiring bola
3) Teknik menembak
4) Teknik gerakan berporos
5) Teknik lay up shoot
6) Merayah
Menurut A. Sarumpaet, dkk. (1992:223) membagi teknik-teknik
dasar dalam permainan bolabasket menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Teknik melempar dan menangkap (passing dan catching)
2) Teknik menggiring bola (dribbling)
3) Teknik menembak (shooting)
4) Pivot dan olah kaki
5) Merayah (rebound)
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik dasar
dalam permainan bolabasket meliputi: melempar dan menangkap,
commit to user
Tabel 1. Keterampilan Bolabasket
Gerakan-Gerakan Dasar Keterampilan Gerak Khusus
Manipulasi
Operan (Passing)
- Operan dada (chest pass)
- Operan atas kepala (overhead pass) - Lemparan baseball (baseball pass) - Lemparan dorongan (shovel pass) - Lemparan doroangan (push pass) Tembakan (Shooting) - Tembakan lay-up (Lay-up shoot)
- Tembakan dengan dua tangan (two-hand set shoot)
- Tembakan dengan melompat (jump shoot) Pantulan (Bouncing) - Dribling di tempat (stationary dribbling)
- Dribling sambil bergerak (moving dribbling) - Lemparan dengan dipantulkan (bounce pass)
Menangkap (catching) - Lemparan diatas pinggang
- Lemparan di bawah pinggang - Memantul-mantulkan (rebounding)
- Dalam petunjuk perbedaan ketika melakukan
dribble
- Dalam petunjuk perbedaan tanpa menggunakan bola
Sliding Melakukan penjagaan ketika melakukan dribel
Leaping - Tembakan lay-up
- Lempar tangkap
Jumping - Lompatan pada pusat
- Mengumpan ke dalam
- Melakukan pantulan
- Menangkap sebuah bola yang tinggi
Stabilitas
Gerak aksial (movement axial)
- Pivot
- Bending
Keseimbangan dinamis - Kompensasi untuk perubahan yang langsung,
kecepatan dan tingkat pada gerakan.
Menghindar (Dodging) - Gerak tipu dengan bola
commit to user c. Jump Shoot Bolabasket
Menembak merupakan salah satu teknik dasar bermain bolabasket
yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Menembak merupakan unsur
penting dalam suatu pertandingan karena kemenangan ditentukan oleh
banyaknya bola yang masuk dalam ring. Menurut Imam Sodikun
(1992:70) bahwa “Setiap serangan selalu berusaha dapat berakhir dengan
tembakan. Oleh karena itu unsur menembak ini merupakan teknik dasar
yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta ditingkatkan
keterampilannya”.
Dengan demikian agar regu dapat bermain dengan baik dan
memenangkan pertandingan, maka mereka dituntut untuk dapat melakukan
unsur gerak tembakan yang benar, oleh karena itu penguasaan teknik
menembak harus didahulukan dengan cara melatih gerak dasar tersebut
secara sistematis, kontinyu dan teratur. Dalam permainan bolabasket
terdapat bermacam-macam teknik menembak, A. Sarumpaet, dkk.
(1992:223) bahwa ada beberapa teknik menembak dalam permainan
bolabasket yang perlu dikuasai oleh setiap permainan guna menunjang
prestasi, yaitu:
1) Tembakan dengan satu tangan di dada 2) Tembakan dengan dua tangan di atas kepala 3) Tembakan dengan satu tangan
4) Tembakan lay-up
5) Tembakan didahului dengan menggiring bola dan langsung mengadakan tembakan lay-up
commit to user
Bolabasket adalah olahraga untuk semua orang, walaupun bolabasket
merupakan cabang olahraga yang identik dengan anak muda dengan
pemain terbanyak pria saja, namun bolabasket dapat dimainkan oleh pria
maupun wanita dari segala usia dan ukuran tubuh bahkan oleh mereka
yang cacat termasuk yang duduk di kursi roda. Walaupun bolabasket
identik juga dengan permainan yang membutuhkan postur yang tinggi saja
namun bagi yang mempunyai postur tubuh tidak terlalu tinggi juga bisa
bermain bolabasket dengan mengandalkan keahlian (skill) dan teknik dasar
lainnya seperti menembak, menggiring, dan lain-lain. Keahlian menembak
adalah salah satu teknik dasar yang digunakan dalam permainan
bolabasket untuk membuat poin.
Menembak adalah satu unsur dari sekian banyak keterampilan
bolabasket, peningkatan suatu keterampilan atau kemampuan menembak
di samping melalui latihan yang berkesinambungan juga dapat dicapai
melalui penambahan latihan tersebut. Suatu pengetahuan yang mendalam
dari kemampuan dasar untuk melakukan berbagai keterampilan azasi atau
keterampilan dasar dari suatu permainan adalah mutlak diperlukan untuk
dapat bermain dengan baik.
Tujuan akhir dari permainan bolabasket adalah memasukkan bola ke
keranjang lawan sebanyak-banyaknya. Hal ini akan menentukan pemenang
dalam suatu pertandingan bolabasket. Untuk memenangkan pertandingan
suatu tim mengumpulkan poin sebanyak mungkin dimana usaha dalam
commit to user
hal ini sesuai dengan tujuan dari suatu pertandingan bolabasket, di mana
untuk memperoleh angka atau poin dalam pertandingan merupakan suatu
keharusan bila suatu tim ingin menang.
Dalam melakukan tembakan dibutuhkan suatu keterampilan,
sehingga prosentase menembak dapat tepat masuk ke keranjang lebih baik.
Dalam melakukan gerakan menembak itu bukan hanya sekedar asal
melempar bola saja, tetapi meliputi beberapa mekanika dasar dalam
melakukan tembakan agar bola jatuh tepat pada sasaran atau ring. Menurut
Akros Abidin (1999:61) ada beberapa macam tembakan untuk membuat
6) The two handed reserve dunk shoot
Tembakan dalam permainan bolabasket tersebut di atas terdapat
salah satu jenis tembakan yang mana sering kali digunakan oleh setiap
pemain dalam pertandingan untuk membuat angka, yaitu jump shoot. Jump
shoot adalah suatu gerakan tembakan dengan disertai lompatan dan
kemudian pada puncak lompatan tembakan bola harus sudah dilepaskan
melalui lengan, pergelangan, jari tangan, dengan seluruh tenaga, kemudian
angkat bola secara serentak ke atas dengan kaki, punggung dan bahu.
Dalam jump shoot bola harus diangkat tinggi dan menembak setelah
melompat. Dalam permainan bolabasket melakukan jump shoot
commit to user
tembakan ke basket lawan untuk menghindari dari blocking atau
jangkauan dari tangan lawan. Dengan jump shoot dapat mencapai sasaran
yang tepat dengan menembak dari atas ketika melompat, dengan cara
demikian maka akan menjauhkan dari kesulitan untuk pertahanan maupun
menghalang-halangi.
Menurut Dadang Masnun (1998:7) bahwa “Satu keterampilan
olahraga dari suatu cabang olahraga atau gerakan dapat diklarifikasikan
sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu:
1) Melontarkan objek atau tubuh untuk mencapai jarak horizontal maksimum.
2) Melontarkan objek atau tubuh untuk mencapai jarak vertikal maksimum.
3) Melontarkan objek untuk mencapai kecepatan maksimum.
4) Melontarkan objek untuk mencapai ketepatan maksimum dimana kecepatan objek akan menentukan taraf keberhasilan.
5) Mengatasi suatu beban.
6) Menggerakkan tubuh melalui suatu jarak tertentu.
7) Menggerakkan tubuh atau anggota tubuh sesuai dengan pola gerak yang telah diisyaratkan.
Dalam jump shoot, gerakan lompat mempunyai tujuan mekanika,
yaitu melontarkan objek atau tubuh untuk mencapai jarak vertikal
maksimal sedangkan menembak bola ke ring mempunyai tujuan mekanika
untuk melontarkan objek untuk mencapai ketepatan maksimal.
Menurut Wissel (2000:54) mengemukakan bahwa “Teknik gerakan
jump shoot dapat kita amati dengan cara pendekatan biomekanik, hal ini
commit to user 1) Tahap persiapan
Pada saat mendapat atau menerima bola membuat persiapan
untuk membuat persiapan menembak yaitu memegang bola dengan
kedua tangan di depan dada, kedua lutut ditekuk dan pandangan ke
arah basket.
2) Tahap pelaksanaan
Kedua kaki melompat ke arah vertikal, bersamaan dengan itu
bola diangkat di atas kepala siap untuk menembak. Pandangan tetap
ke arah basket pada saat ketinggian maksimal bola ditembakkan, bila
menembak dengan dua tangan saat akan menembak kedua kaki sejajar
bila menembak dengan satu tangan salah satu kaki agak ke depan.
3) Tahap gerak lanjutan (follow through)
Saat bola terlepas dari tangan lengan lurus dan bahu lebih tinggi
dari bahu lainnya (bila menembak dengan satu tangan) pada saat
badan pada ketinggian maksimal kedua kaki lurus, pada saat mendarat
kedua kaki mendarat lentur di tempat semula dimana pada saat itu
melakukan lompatan.
Menurut Wissel (2000:54) bahwa, “Suatu jump shoot sama dengan
menembak dengan satu tangan hanya ada dua penyesuaian dasar. Pada
jump shoot bola diangkat lebih tinggi dan menembak setelah melompat
dan bukannya menembak bersamaan dengan melompat”. Ketiga tahapan
commit to user
jump shoot. Di mana dalam rangkaian gerakan jump shoot menurut Wissel
(2000:55) terdiri dari beberapa fase antara lain:
1) Fase Persiapan
a) Kaki, bahu terentang lebar
b) Jari-jari kaki lurus
c) Lutut lentur
d) Bahu rileks
e) Tangan yang tidak menembak di bawah bola
f) Ibu jari rileks
g) Siku masuk
h) Bola pada posisi tinggi diantara telinga dan bahu
i) Lihat target
Gambar 1. Gerakan Jump Shoot pada Fase Persiapan (Wissel, 2000:47)
2) Fase Pelaksanaan
commit to user
b) Tinggi lompatan tergantung pada jarak tembakan
c) Rentangkan kaki, punggung, bahu
d) Rentangkan siku
e) Lenturkan pinggang dan jari-jari ke depan
f) Lepaskan jari telunjuk
g) Laju penyeimbang pada bola sampai terlepas
h) Irama yang sama
i) Lihat target
Gambar 2. Gerakan Jump Shoot pada Fase Pelaksanaan (Wissel, 2000:47)
3) Fase Follow Through
a) Rentangkan lengan
commit to user
c) Telapak tangan ke bawah saat menembak
d) Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas
e) Lihat target
f) Mendarat dengan seimbang (pada posisi yang sama saat lompat)
Gambar 3. Gerakan Jump Shoot pada Fase Follow Through
(Wissel, 2000:47)
Setiap fase gerakan terdahulu mempengaruhi fase-fase berikutnya.
Dalam hal mengamati keterampilan secara kontinyu perlu dilihat siklus
gerakan saat melakukan latihan gerakan jump shoot diperlukan koordinasi
gerakan kaki, tangan dan dimana saat akan melakukan tembakan. Dalam
situasi permainan bolabasket, sering terjadi lontaran vertikal disertai suatu
komponen horizontal sebelum melakukan lompatan vertikal diharuskan
commit to user
Gerakan jump shoot sama dengan melakukan aktivitas melontarkan
tubuh dalam olahraga, maka jangkuan tangan atau tingginya jangkauan
menjadi sangat penting. Menurut Wissel (2000:59) ada 3 faktor yang
menentukan tingginya jangkauan, yaitu:
1) Tingginya pusat massa badan (CG) dari tempat (lantai) take off. 2) Kecepatan vertikal pusat massa badan saat take off.
3) Jarak vertikal ujung dengan pusat massa badan.
Melakukan gerakan jump shoot berarti melontarkan tubuhnya ke
udara secara vertikal, pusat massa badannya bergerak mengikuti pola
gerak vertikal. Gaya tarik bumi mulai bergerak mengurangi kecepatannya
(gravitasi bumi) vertikal sampai kecepatannya mencapai nol. Pada saat
badan mencapai tinggi maksimal, bola ditembakkan ke basket, untuk
mencapai tinggi maksimal pemain harus mempunyai kecepatan vertikal
yang sebesar mungkin pada saat menolak agar dapat membawa pusat
massa badan (CG) yang lebih tinggi selama ia melayang.
Gambar 4. Jump Shoot
commit to user
Untuk dapat menguasai jump shoot bolabasket yang baik dan benar
perlu dilakukan dengan pendekatan pembelajaran yang tepat dan
disesuaikan dengan program latihan yang telah disusun. Latihan dengan
metode bagian repetitif dan progresif. Dengan pendekatan pembelajaran
tersebut adalah pendekatan yang sudah dimodifikasikan sesuai dengan
progam latihan jump shoot bolabasket.
Penelitian ini yang akan dikaji yaitu cara melatih jump shoot
bolabasket dengan menggunakan metode bagian repetitif dan progresif.
2. Pendekatan Pembelajaran
Untuk dapat menguasai keterampilan, khususnya teknik jump shoot
bolabasket diperlukan suatu proses belajar yang didukung oleh pengalaman
gerak-gerak yang dimiliki sebelumnya. Tanpa adanya proses belajar serta
pengalaman, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam mempraktikkan
satu keterampilan gerak dikarenakan belum mempunyai gambaran gerak atau
rencana pelaksanaan gerak. Untuk itu, belajar keterampilan gerak harus
dilakukan secara ajeg, maju dan berkelanjutan. Agar mendapatkan hasil
belajar yang efektif dan efisien, maka dalam proses pembelajaran perlu
disertai dengan bimbingan dan evaluasi terhadap kesalahan yang dilakukan
serta diberitahukan cara-cara melakukan gerakan dengan benar. Dengan
demikian siswa selalu dalam keadaan terkontrol, sehingga mengetahui apa
dan bagaimana seharusnya satu keterampilan gerak yang benar dilakukan.
Bila terjadi kesalahan gerak tidak segera dibetulkan akan merugikan siswa
commit to user
Proses belajar bukan berarti bahwa seseorang dapat menyampaikan
secara lisan atau pengetahuannya (Cassidy, et al 2004:67). Belajar adalah
bagian dari pengalaman dan sebagai fungsi dari perkembangan (Keogh &
Sudgen, 1985:40). Selain itu belajar merupakan proses perubahan individu
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan melalui aktivitas yang
berulang-ulang (Grace, 1983:41). Adapun Winkel (1996:42) mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses aktivitas mental (psikis), yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
Menurut M. Furqon Hidayatullah (2009:161), agar pembelajaran dapat
menyenangkan bagi peserta didik, maka pengajar harus pandai mengemas
sehingga peserta didik tertarik pada pembelajaran tersebut, salah satu
upayanya adalah seorang pengajar memiliki pendekatan pembelajaran yang
bervariasi. Oleh karena itu seorang pengajar harus mampu memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga bisa memberikan peluang
terjadinya proses pembelajaran yang efektif sehingga bisa memberikan
peluang terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan juga efisien. Seperti
yang dikatakan Nadisah (1992:96) menyatakan bahwa pendekatan
pembelajaran akan dirasa cocok, apabila mampu meningkatkan efektivitas
dan efesiensi.
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, dengan belajar manusia dapat
commit to user
Max Darsono, dkk. (2000:1) bahwa hasil suatu belajar adalah perubahan.
Morris & Shermis (1992:1) mengatakan “belajar adalah perubahan yang
menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis”.
Perubahan itu terjadi pada pemahaman perilaku, persepsi, motivasi atau
campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dari
situasi tertentu.
Proses pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang bijak,
serta didukung pada suatu lingkungan belajar dengan komunikasi yang baik,
juga harus didukung dengan pengembangan strategi yang mampu
membelajarkan siswa. Menurut Abdul Majid (2008:111), pengelolaan
pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran yang berkualitas harus mampu memberikan pengalaman sukses
kepada peserta didiknya. Pengalaman sukses yang dimaksud adalah adanya
perasaan yang menyenangkan dan membanggakan bagi peserta didik sebagai
akibat telah berhasil menyelesaikan atau memecahkan masalah (M. Furqon
Hidayatullah, 2009:85).
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1999:36). Belajar dapat
didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku
melalui latihan dan pengalaman, perilaku fisik (pertumbuhan) dan perubahan
commit to user
dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah perubahan
pada diri orang yang belajar karena pengalaman.
Pendekatan belajar merupakan salah satu strategi dasar dalam belajar
mengajar digunakan untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat
strategi dasar dalam belajar mengajar (1) Mengidentifikasi serta menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik
sebagaimana yang diharapkan, (2) Memilih sistem pendekatan belajar
mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat, (3) Memilih
dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif, (4) Menetapkan norma dan batas minimal
keberhasilan. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus memilih
cara pendekatan belajar mengajar paling tepat dan efektif untuk mencapai
tujuan, artinya bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep,
pengertian dan teori apa yang digunakan dalam memecahkan suatu kasus
akan mempengaruhi hasilnya.
Keberhasilan pencapaian tujuan yang ditentukan oleh kemampuan guru
dalam memberikan bimbingan dan pencermatan gerakan melalui tahapan
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek,
penyesuaian pola gerakan dan kreativitas (Winkel, 1999:44). Semakin tepat
pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, maka semakin
efektif dalam mencapai tujuan. Guru harus mampu memilih pendekatan
mengajar yang tepat sehingga memberikan peluang terjadinya proses
commit to user
pendekatan mengajar dan strategi yang digunakan akan dirasa cocok apabila
mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses. Pendekatan mengajar
merupakan suatu cara yang digunakan menyajikan pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan. Pendekataan mengajar adalah suatu cara khusus yang
digunakan untuk mengajar secara sistematis guna mencapai tujuan yang
diinginkan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang mengatur faktor
eksternal dalam kegiatan belajar yang mendukung dan mendorong serta
menjaga tercapainya tujuan pengajaran. Dalam proses pembelajaran ada dua
kegiatan yaitu kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru dan kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa. Konsep pembelajaran adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan dia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan
respon terhadap situasi tertentu (Corey dalam Syaiful Sagala, 2003:61).
Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara penerapan materi dengan keadaan
yang bervariasi secara terencana dan sistematis untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Menurut Good & Brophy (1990:43) belajar merupakan proses
bertambahnya perubahan yang relatif permanen meliputi pemahaman, sikap,
pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan individu melalui
pengalamannya. Belajar dapat juga didefinisikan sebagai suatu perubahan
keadaan internal individu sebagai hasil dari instruksi, pengalaman, belajar,
dan latihan. Perubahan internal tersebut tidak dapat dilihat, tetapi dapat
commit to user
Terjadinya perubahan itu bersifat relatif permanen dan berbekas. Artinya,
yang disebut perubahan dari belajar adalah perubahan yang permanen atau
konstan dan perubahan itu terjadi setelah individu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Magill (2001:45) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan
keadaan yang terjadi pada individu yang diduga dari peningkatan secara
relatif permanen dalam penampilannya sebagai hasil dari latihan. Sedangkan
Schmidt (1988:46) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perolehan
kapabilitas untuk menghasilkan keterampilan gerak, yang terjadinya sebagai
hasil langsung dari latihan atau pengalaman dan prosesnya tidak dapat
diamati secara langsung, serta diperkirakan menghasilkan perubahan yang
relatif permanen pada kemampuan perilaku keterampilan.
Belajar sebagai suatu usaha untuk melakukan proses perubahan tingkah
laku ke arah konsisten (menetap) melalui pengalaman individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan. Untuk itu terjadinya proses belajar karena
ada usaha atau aktivitas tertentu dari individu. Dalam kaitan dengan belajar
dan perubahan tingkah laku. Gagne (1985:47) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan dalam disposisi individu atau kapabilitas yang
berlangsung selama satu masa waktu dan yang tidak semata-mata disebabkan
oleh pertumbuhan. Belajar dapat terjadi, jika individu secara kontinyu
melakukan sesuatu setiap hari akan menambah pengetahuan atau kapabilitas
(Schmidt, 1988:48). Adapun jenis pertumbuban belajar dapat ditunjukkan