• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekstraksi dan Uji Aktivitas Antioksidan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekstraksi dan Uji Aktivitas Antioksidan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

“Ekstraksi Dan Uji Aktivitas Antioksidan”

OLEH :

NAMA : BILMUMININ STAMBUK : Q1A4 15 006 KELAS : Q1A4-A 2015 KELOMPOK : 1

ASISTEN : RITA ANGGREANI WIDYASTUTI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anti oksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menunda dan mencegah kerusakan yang di sebapkan oleh proses oksidasi. Antioksidan ini mampu mengubah sel-sel tubuh menjadi pengaman untuk melawan radikal bebas sebagai penyebab berbagai penyakit. Antioksidan dapat menghambat oksidasimemlalui 2 jalur, pertama yaitu melalui penangkapan radikal bebas (free radical scavenging). Anti oksidan jenis ini di sebut dengan antioksidan primer. Termasuk dalam jenis ini adalah senyawa-senyawa fenolid seperti galat flavonoid. Jalur kedua tanpa melibatkan penangkapan radikal bebas. Anti oksidan ini di sebut dengan antioksidan sekunder yang mekanismenya melalui pengikatan logam dan menyerap sinar ultraviolet (Pokorny et al., 2007)

Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas, atau suatu bahan yang berfungsi mencegah sistem biologi tubuh dari efek merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi yang menyabapkan oksidasi yang berlebihan. Radikal bebas adalah senyawa kimia yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, senyawa ini harus mencari elektron lain sebagi pasangan (Harnani, 2005: 3-5).

(3)

berasal dari sisahasil metabolisme tubuh dan dari luar tubuhseperti makanan, sinar UV, polutan dan asap rokok. Jumlah radikal bebas yang terus meningkat dalam tubuh dapat mengakibatkan terjadinya stres oksidatif sel. Hal ini terjadi karena terjadi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dengan antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh. Jika hal ini terus meneru terjadi maka dapat memicu munculnya penyakit degeneratif seperti kanker (S.S.K. Wijeratne, DKK. 2005).

Antioksidan diperlukan untuk mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang ada dengan jumlah antioksidan di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan dalam orbitalnya, sehingga bersifat sangat reaktif dan mampu mengoksidasi molekul di sekitarnya (lipid, protein, DNA, dan karbohidrat). Antioksidan bersifat sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal bebas akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain dalam sel dari kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif. (Giacco F, Brownlee M. 2013).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikm ini yaitu:

1. Mengetahui prinsip exsraksi senyawa bioaktif bahan pangan

(4)

II. METODELOGI PRAKTIKUM

2.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini di laksanakan di Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari pada hari selasa, 15 November 2016pukul 06.00 – 10.00 WITA.

2.2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ekstraksi dan uji aktivitas antioksidan adalah sebagai berikut:

Ditambahkan

Menghasilkan SaSampel ekstrak kulit kacangtanah 20gr gr

Pelarut methanol

(5)

Uji DPPH

1000 ppm 10.000 ppm

Waktu penstabilan radial

(6)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Kulit kacang tanah 10.000 38 detik 61,26%

1000 27 detik 72,47%

Analisis data :

Persen peredaman DPPH/RSA= A . blankoA . sampel

A . blanko x100

Persen peredaman DPPH/RSA = 0,981−0,38

(7)

Persen peredaman DPPH/RSA = A . blankoA . blankoA . sampelx100

Persen peredaman DPPH/RSA = 0,9810,981−0,27x100 =72,47

3.2.Pembahasan

Percobaan ini di lakukan bertujuan untuk mengetahui prinsip ekstrasi senyawa bioaktif bahan pangan, dan untuk mengetahui prinsip penentuan rendemen ekstraksi senyawa bioaktif bahan pangan.

Komponen bioaktif sendiri dapat di peroleh dengan ekstraksi menggunakan pelarut. Pada prinsipnya ekstraksi menggunakan pelarut dilakukan dengan cara mempertemukan bahan yang akan di ekstrak dengan pelarut selama waktu tertentu, di ikuti pemisahan filtrat dari residu bahan yang di ekstrak. Pemilihan pelarut dalam proses ektraksi harus memperhatikan sifat kandungan senyawa yang akan di isolasi misalnya polaritas. Pada prinsipnya suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. (Sudarmadji et al., 1989).

(8)

sampel kacang tanah yang di dapat yaitu sebanyak 3,2 g, ekstrak sampel ini kemudian di timbang untuk menentukan rendemen. rendemen merupakan perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari suatu sampel. Rendemen menggunakan satuan (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak sampel yang dihasilkan semakin banyak. Pada sampel kulit kacang tanah rendemen yang didapat sebanyak 16%. Didapat dari hasil bagi ekstrak kulit kacang tanah dengan berat kering sampel.

Ekstrak sampel kulit kacang tanah 3,2 g kemudian dilarutkan dengan methanol (10mg/ml) =10.000 ppm. Kemudian diencerkan dalam 10.000 ppmdan 1000 ppm. Kemudian kedua sampel tersebut ditambah 0,1 mL DPPH. DPPH/RSA (radical scavenging activity) adalah metode untuk mengukur aktivitas antioksidan prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan. Tujuanya yaitu mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50). Metode DPPH ini kami gunakan karena metode ini

sangat sederhana, cepat serta bahan kimia yang di gunakan sangat sedikit. (Prakash et al., 2001:68) Selanjutnyasampel yang telah di tambah 0,1 larutan DPPH tadi di homogenkan. Homogenisasi bertujuan untuk melarutakan ekstrak sampel dengan larutan 0,1 ml DPPH.

(9)

perubahan warna menjadi warna ungu. Selanjutnya larutan DPPH di tambakan pada sampel yang telah bereaksi dengan alkohol 9,9 ml tadi menunjukan perubahan warna (ungu menjadi benig). Warna berubah dari ungu menjadi kuning terjadi ketika electron radikal DPPH berpasangan dengan sebuah hidrogen dari penangkap radikal bebas suatu antioksidan untuk membentuk DPPH-H (Prakash, 2001)Penambahan larutan DPPH pada sampel menunjukan bahwa sampel kulit kacang tanah mengandung senyawa antioksidan.

Perubahan warna yang terjadi pada sampel ekstrak setelah penambahan DPPH yang menunjukan hasil adanya senyawa anti oksidan pada sampel ekstrak. Di sebapkan karena ketika suatu larutan DPPH di campurkan dengan senyawa yang dapat memberikan senyawa atom hidrogen, dalam hal ini (sampel eksrak kulit kacang tanah) molekul DPPH akan tereduksi, di tandai dengan berubahnya warna ungu menjadi kuning. Interaksi antara antioksidan dengan DPPH dapat berupa transfer elektron dan donor hidrogen, kedua interaksi tersebut akan menetralkan radikal bebas. Parameter yang di gunakan untuk menginterprentasikan hasil pengujian aktivitas antioksidan adalah nilai inhibition Concentration 50% (Chang et al., 2007:408). Waktu yang diperoleh dalam proses homogenisai ini yaitumasing-masing 38 detik untuk konsentrasi 10.000 ppm dan 27 detik. Kemudian sampel tersebut dihitung RSAnya hasilnya masing-masing 67,78 % dan 37,61 %.

(10)

IV.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil prakktikum uji ekstraksi dan ujiaktivitas antioksidan ini adalah :

1. Sampel ekstrak kulit kacang tanah setelah penambahan 0,1 larutan DPPH menunjukan bahwa sampel ekstrak mengandung antioksidan yang di tandai dengan adanya perubahan warna pada sampel yaitu perubahan warna (ungu menjadi bening).

2. Warna sampel ekstrak kulit kacang tanah berubah dari ungu menjadi kuning terjadi ketika electron radikal DPPH berpasangan dengan sebuah hidrogen dari penangkap radikal bebas suatu antioksidan untuk membentuk DPPH-H.

(11)

Giacco F, Brownlee M. Oxidative Stress and Diabetic Complications. Circ Res [serial online]. 2010 [disitasi tanggal 29 July 2013];107:1058-70.

Harnani, R. (2005). Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya Pokonry J. (2007). Are the natural antioxidants better-anda safer-than synthetic

antioxidants, Eur. J. Lipid Sci.Tech., 109:629-642

Prakash A. 2001. Antioxidant activity. Medallion Laboratories Analytical Progrees. Vol.19 No.2, Minnesota.

S.S.K. Wijeratne, S.L.Cuppett, V. Schlegel,“Hydrogen Peroxide Induced Oxidative Stress Damage and Antioxidant Enzyme Response in Caco-Human colon cells”, Journal Agricultural and Food Chemistry 53, 8768-8774 (2005)

Sudarmadji S, Haryono B, dan Suhardi. 1989. Analisis untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

DPPH adalah radikal bebas stabil yang mengandung odd electron dalam strukturnya yang dapat digunakan untuk mendeteksi aktivitas penangkap radikal bebas dalam analisis kimia dan

Pada uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH menunjukkan bahwa ekstrak pigmen fikobiliprotein mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC

Prinsip dari uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH yaitu reaksi penangkapan atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas DPPH untuk mendapatkan

Uji aktivitas peredaman radikal bebas DPPH secara KL T menunjukkan adanya bercak kuning dengan latar belakang warna ungu, sedangkan secara reaksi warna ditunjukkan

Pada uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH menunjukkan bahwa ekstrak pigmen fikobiliprotein mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC

fenolik dan karotenoid ekstrak biji jagung Manado kuning tertinggi diperoleh dari ekstrak etil asetat, dengan aktivitas penangkal radikal bebas DPPH sebesar 87,24%,

Penapisan fitokimia dilakukan dengan metoda Harbone dan aktivitas antioksidan ditentukan dengan pengujian terhadap DPPH sebagai radikal bebas dengan mengukur absorbansi DPPH

Hasil persentase penghambatan radikal bebas didukung dengan hasil yang diperoleh dimana warna larutan DPPH yang semula berwarna ungu berubah menjadi warna kuning setelah