Pengertian perilaku dan faktor yang mempengaruhinya.
Di dunia kesehatan masyarakat, tentu kita sangat paham teori Bloom, dimana dinyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor heredity. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian dan aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi antara manusia dengan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik separti iklim, sosial ekonomi,kebudayaan dan sebagainya.
Perilaku Buang Air Besar
Perilaku yang terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan respon yang merupakan faktor dari dalam diri orang yang bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya tempat seseorang tersebut berada. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar adalah perhatian, pengamatan, persepsi motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.
penguatan positif dan negatif tersebut akan menentukan hasil dari proses belajar. Keduanya memperkuat respon dan meningkatkan kemungkinan untuk mengulangi perilaku yang dipelajari. Penghukuman akan mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak dalam suatu usaha untuk menyingkirkan suatu perilaku yang tidak diinginkan. Proses pembentukan sikap dan perilaku berlangsung secara bertahap dan melalui proses belajar yang diperoleh dari berbagai pengalaman atau menghubungkan pengalaman dengan hasil belajar. Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanyastimilus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon (teori Skinner atau teori Stimulus-Organism-Response). Berdasarkan teori S-O-R perilaku manusia dikelompokan menjadi dua, yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup (covert behavior), terjadi jika respon terhadap stimulus masih belum dapatdiamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk covert behavior yang dapat
diukur adalah pengetahuan dan sikap. Sedangkan perilaku terbuka (overt behavior) , terjadi jikarespon terhadap stimulus sudah berupatindakan atau praktek yang dapat diamati orang dari luar.
Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga yang dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa tindakan seperti berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif atau melakukan tindakan.
Menurut Bloom perilaku dapat dipilah dalam 3 domain, yaitu domain kognitif (cognitive), domain afektif (affective) dan domain psikomotor (psychomotor).
Terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif, yaitu dimulai tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menumbulkan pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaitu adanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tadi.
seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi. Faktor berikutnya adalah enabling faktor, yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana sertasumberdaya. Sedangkan faktor terakhir berupa faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan.
Sedangkan menurut teori WHO, beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain p emikiran dan perasaan (thoughts and feeling) atau pertimbangan pribadi seseorang terhadap objek atau stimulus. Faktor selanjutnya adalah faktor personal references, faktor sumber daya (resourcesserta faktor sosial budaya (culture) setempat.
Reference :
Thoha. M. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Green, L.W, dan Kreuter, M.W. 2000.Health Promotion Planning; An Educational and Environmental Approach, second edition, Mayfield Publishing Company, London.
Notoatmodjo, S . 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, (edisi revisi), Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Gejala TBC, Penyebab dan Cara Pengobatan Penyakit TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan
bagian lain tubuh manusia.
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.
Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis
(TBC) di Indonesia.
Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46 persen dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun, kabar baiknya angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka keberhasilan pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen.
Gejala Penyakit TBC
Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami demam tapi tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan
tidak enak (malaise), dan lemah.
Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-gejala penyakit tuberculosis yang
perlu Anda ketahui.
Gejala utama
Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih.
Gejala tambahan yang sering dijumpai
Dahak bercampur darah/batuk darah
Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
Demam/meriang lebih dari sebulan
Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas
Badan lemah dan lesu
Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan
"Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan keringat pada malam hari, langsung segera periksa," tambah dr Arifin Nawas Sp(P), salah seorang tenaga ahli klinis tuberkulosis di RSUP Persahabatan di tempat sama.
Penyebab Infeksi TBC
Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.
Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di saluran napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan sakit.
Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-menerus menghirup udara yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk, akan lebih mudah terinfeksi TBC (menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh
dapat aktif kembali (reaktivasi).
Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan kuman TBC terus merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup parah.
Pengobatan Penyakit TBC
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat.
Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.
Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan
pengobatan TBC sampai tuntas.
Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning.
Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.
Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.
Semoga informasi mengenai gejala penyakit TBC, faktor penyebab dan cara pencegahan di atas bermanfaat buat anda yang membutuhkan informasi tersebut.
DokterGaul.Net - Gejala Penyakit TBC,Penyebab dan Pengobatannya -
Tuberkulosis atau biasa disebut dengan TBC atau TB ini
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
infeksinya saluran pernafasan yang dipicu oleh suatu
bakteri. Bekteri tersebut merupakan bakteri basil yang
sangat kuat sehingga memerlukan banyak waktu untuk
melakukan pengobatan. Bakter ini 90% sering
menyerang tubuh manusia bagian paru-paru, dibanding
dengan bagian tubuh manusia yang lain.
Tuberculosis (TBC) ini merupakan penyakit yang dapat
menular dan sangat menjadi perhatian di dunia. Hingga
saat ini, tidak ada satu negara pun yang bebas dari
penyakit TBC ini. Angka kematian dan kesakitan akibat
kuman mycibacterium tuberculosis ini sangat tinggi.
Hingga kini angka prevalensi pengidap TBC di indonesia
saat ini diperkirakan sudah mencapai 289 per 100.000
penduduk dan insidensi telah mencapai angka 189 per
100.000 penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk
sudah terancam meninggal dunia seperti yang telah
diutarakan oleh Direktorat Jendral Pengendalian
Kesehatan Republik Indonesia yang menghimpun angka
tersebut sejak tahun 2011 yang lalu mengenai
tuberkulosis (TBC) di indonesia. Namun pada tahun
2011 ini angka penyembuhan penyakit TBC ini sudah
sesuai dengan harapan yaitu sebesar 90,3 persen
pasien telah sembuh. Gejala dan Penyebab Penyakit
TBC | Sumber gambar : images.google.com Gejala
Penyakit TBC Penderita yang terserang basil akan
mengalami demam namun tidak demam tinggi yang
berlangsung lama, terkadang akan dirasakan pada
malam hari disertai dengan keringat malam serta seperti
serangan influenza yang bersifat hilang timbul. Gejala
lain seperti hilangnya nafsu makan dan berat badan,
batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (disertai dengan
darah), perasaan tidak enak dan badan terasa lemah.
Supaya anda dapat mengatasi gejala penyakit TBC sejak
dini, anda perlu memperhatikan gejala umum penyakit
TBC berikut ini. Gejala Utama Penyakit TBC Mengalami
batuk-batuk selama 3 minggu atau lebih disertai dengan
batuk berdahak. Gejala Tambahan yang Sering Dijumpai
Batuk Berdahak disertai dengan keluarnya darah Merasa
nyeri pada bagian dada dan sesak nafas Mengalami
meriang dan demam lebih dari satu bulan Keluarnya
keringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas Badan
menjadi lemah dan lesu Penurunan berat badan karena
nafsu makan menurun " Paling mudah untuk mengetahui
seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada
malam hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak
bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus
lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan keringat
pada malam hari, langsung segera periksa," tambah dr
Arifin Nawas Sp(P), salah seorang tenaga ahli klinis
tuberkulosis di RSUP Persahabatan di tempat sama. "
Seperti yang sudah dikatakan bahwa untuk memastikan
sesorang terjangkit penyakit TBC atau tidak diperlukan
tim medis untuk memeriksa dahak secara mikroskopis
langsung (BTA) dan gambaran radiologis (foto rontgen).
Penyebab Infeksi Penyakit TBC Penyakit ini diakibatkan
oleh infeksi kuman mikrobakterium tuberkulosis yang
dapat menyerang paru-paru anda, atau bagian tubuh
lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, gijal,
kandungan, tulang, hingga otak. TBC ini dapat
menyebabkan kematian dan merupakan salah satu
penyakit infeksi yang menyebabkan kematian manusia
tertinggi di dunia. Namun pada bahasan kali ini kami
membahas penyebab penyakit TBC paru-paru, TBC
akan mudah menular dengan cairan pada saluran
pernafasan yang keluar ke udara melalui batuk atau
bersin dan kemudian dihirup oleh orang-orang
disekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara
mengandung kuman TBC akan sakit. Penularan Penyakit
TBC | Sumber gambar : images.google.com Pada
orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan
menjaga gizi tubuh dengan baik, penyakit ini tidak akan
muncul dan membuat kuman TBC akan "tertidur" .
Namun pada mereka yang mengalami kekurangan gizi,
membuat daya tahan tubuh menurun dan saat
menghirup udara yang mengandung kuman TBC lebih
kuman yang tadinya "tertidur" ,menjadi kuman yang aktif.
Infeksi TBC yang paling sering kita jumpai yaitu pada
paru-paru. Sering muncul dengan gejala yang tidak jelas
dan tidak khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan
sehingga mudah untuk anda abaikan begitu saja.
Padahal penderita TBC dapat dengan mudah
menularkan virusnya kepada orang lain disekitarnya dan
akan merusak jaringan paru-paru hingga muncul gejala
yang khas dan parah. Pengobatan Penyakit TBC Untuk
mendiagnosa penyakit TBC ini para dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada daerah
paru-paru, lalu anda dapat meminta pemeriksaan
tambahan berupa foto rontgen paru-paru, tes
laboraturium untuk dahak dan darah, dan juga tes
tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC merupakan
pengobatan yang dilakukan jangka panjang, terkadang
selama 6 hingga 9 bulan dengan paling sedikit 3 macam
obat. Kondisi seperti ini sangat dibutuhkan ketekunan
dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan
kontrol ke dokter secara berkala agar dapat sembuh
dengan total. Apalagi gejala TBC setelah 2 hingga 3
minggu akan hilang sehingga pasien menjadi malas
untuk minum obat dan pergi ke dokter untuk kontrol.
Pengobatan TBC tidak tuntas akan berdampak bahaya
karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan
untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC. Akibatnya
anda akan diberikan obat-obatan yang mahal dan
berdosis sangat tinggi. Pengobatan untuk penyakit lain
selama pengobatan TBC pun sebaiknya diatur oleh
atau berbahaya. Penyakit TBC dapat kita cegah dengan
cara : Mengurangi kontak langsung dengan penderita
TBC aktif Menjaga kebiasaan hidup baik dengan selalu
menjaga gizi tubuh, lingkungan sehat dan berolahraga
Pemberian vaksin BCG (mencegah TBC yang lebih
berat). Vaksin inisecara rutin diberikan pada semua
balita. Perlu diingat bahwa seseorang yang sudah
pernah menderita TBC dan diobati, dapat kembali
terjangkit penyakit TBC kembali jika tidak mencegah dan
menjaga kesehatan tubuh. Semua informasi tentang
gejala penyakit TBC disertai dengan penyebab dan cara
mengobatinya telah DokterGaul.Net sampaikan untuk
anda. Semoga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan anda serta selalu berusaha mencegah
kemungkinan resiko penyakit TBC yang akan menyerang
anda.
Source article:
http://www.doktergaul.net/2013/08/Gejala-Penyakit-TBC-Penyebab-dan-Cara-Pengobatan.html
Copyright by DokterGaul.Net
Pengertian Diare Serta Pengobatannya – Apakah anda punya masalah
dengan penyakit diare? disinilah tempat penyelesaiannya karena kami
mempunyai obat Ace Maxs yang memadukan ekstrak kulit manggis dan
ekstrak daun sirsak yang mampu menyembuhkan penyakit diare anda. Apa
itu diare? apa itu obat Ace Maxs? mari simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Diare
Diare merupakan suatu penyakit dengan
tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya. ( 3x atau lebih dalam 1 hari ). Penyakit diare sampai kini masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka
kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh
sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun
penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak
bahkan menimbulkan kematian. Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan
oleh program, diperoleh angka kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar
301 per 1.000 penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan dengan
hasil survei yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk.
Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/kota pada tahun 2008 diperoleh
angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk. Sedangkan angka
kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25%. Jauh menurun jika
dibandingkan 12 tahun sebelumnya.
Penyebab Penyakit Diare
Penyebab diare sendiri adalah peradangan usus yang di sebabkan oleh
beberapa sebab, yaitu:
Bakteri, virus, parasit ( jamur, cacing, dan protozoa ).
Keracunan makanan/minuman yang di sebabkan oleh bakteri maupun kimia.
Kurang gizi.
Hilangnya kekebalan tubuh.
Gejala Penyakit Diare
Gejala Diare bisa kita kenali dari hal berikut ini pengeluaran tinja yang
encer dengan frekuensi 3x atau lebih dalam sehari, yang kadang kala
disertai dengan :
Muntah.
Badan lesu atau lemah.
Panas.
Tidak nafsu makan.