• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ANALISIS GRANULOMETRI BE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ANALISIS GRANULOMETRI BE (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ANALISIS GRANULOMETRI, BENTUK BUTIR, BENTUK KERAKAL, DAN KUAT ARUS PADA PROSES SEDIMENTASI DI SUNGAI

GARANG, DAERAH TINJOMOYO, SEMARANG, JAWA TENGAH Gutit Tri Birowo

21100112140029

Email : [email protected] SARI

Pada praktikum Sedimentologi Startigrafi yang dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2013, melakukan pengamatan dan analisis terhadap proses-proses sedimentasi beserta material-material yang terangkut yang kemudian dihubungkan dengan kuat arus ataupun kecepatan pada Sungai Garang. Pada pengujian kecepatan dalam sungai ini akan dibagi menjadi 3 segmen dengan pembagian yang sama lebar, dimana pada kali ini diambil panjang 10 meter. Hasil yang diperoleh secara rata-rata pada sungai tersebut menunjukkan arus pada segmen pertama memiliki kecepatan arus yang paling lemah dimana material yang terangkut berupa material yang relatif halus, kemudian pada segmen kedua memiliki kecepatan yang relatif tinggi menunjukkan material yang terangkut relatif lebih besar, lalu pada segmen ketiga memiliki kecepatan yang menengah dimana material yang terangkut berupa material pasir kasar. Kemudian dari hasil sampel tersebut dianalisis lebih lanjut menggunakan metode pengayakan, dimana didapatkan hasil pasir kasar yang dominan, lalu dilakukan perhitungan granulometri secara matematis maupun grafis dimana didapatkan hasil Koefisien sortasi yang tergolong very poorly sorted, kemudian skewness yang tergolong strongly fine skewed dan kurtosis yang tergolong extremly lepto kuarsic. Kemudian analisis mineral beratnya diketahui provenansnya berupa batuan beku basa yang kemudian dapat dihubungkan korelasi antara granulometri, ananlisis benuk kerakal, analisis bentuk butir, dan kuat arus terhadap proses-proses sedimentasi di Sungai Garang.

Keywords : Granulometri, ananlisis benuk kerakal, analisis bentuk butir, dan kuat arus PENDAHULUAN

Sungai Garang merupakan sungai yang terletak di daerah Semarang. Sungai ini banyak mentransport material sedimen yang kemungkinan berasal dari Gunung Ungaran menuju hilir yang kemungkinan ke daerah laut. Litologi yang tampak pada sungai garang ini terdiri dari batuan beku berukuran bongkah dengan tingkat kebundaran meruncing sampai membundar, batupasir berukuran sedang, batulanau dan batu sedimen. Batu-batu tersebut merupakan batuan hasil erosi dari batuan di daerah hulu yang tererosi oleh media air dan tertransportkan oleh media air pula dan kemudian terendapkan di daerah ini.

Pada proses transportasi yang terjadi di sungai ini banyak material sedimen dengan ukuran yang bervariasi terangkut dan terendapkan. Pada praktikum ini akan dilakukan beberapa analisis untuk mengetahui hubungan antara Granulometri (analisis besar butir) merupakan salah satu metoda yang sering dipakai untuk menganalisa batuan sedimen klastik. Pada metode granulometri ini mengamati bagaimana sebaran butiran batuan sedimen klastik tersebut. Dalam graulometri,

metoda – metoda perhitungan secara statistik juga banyak dipakai untuk mengetahui apakah dengan metoda statistik tersebut kita dapat melihat adanya bentuk kurva yang sangat khas atau proses tertentu.

Pada analisis granulometri ini juga dilakukan analisis bentuk butir, dimana ukuran butir partikel sedimen sangat bermacam-macam ukurannya. Analisis ini menggunakan metode penggayakan untuk memisahkan antara materi sedimen yang berukuran kasar sampai lempung. Kemudian dilakukan penimbangan berat dari masing-masing ukuran butir. Analisis ini penting dalam beberapa hal dimana ukuran butir mencerminkan resistensi partikel terhadap pelapukan, erosi dan abrasi, proses transportasi dan deposisi seperti kemampuan air dan atau angin untuk menggerakkan dan mengendapkan partikel. Pada analisis bentuk butir ini digunakan 2 metode yaitu metode matematis dan grafis. Lalu setelah itu juga dilakukan pemisahan terhadap mineral berat yang diamati secara mikroskopis.

(2)

yang berbeda sebanyak 20 buah. Dimana

dilakukan perhitungan secara

spherecity,roundness, flateness ratio dan bentuk dari kerakal tersebut.

Setelah dilakukan analisis dari beberapa metode tersebut dapat dilakukan korelasi/hubungan antara Granulometri, ananlisis benuk kerakal, analisis bentuk butir, dan kuat arus pada Sungai Garang yang kemudian dapat memperkirakan proses-proses yang berlangsung pada sungai tersebut.

METODELOGI kerakal dengan metode spherecity, roundness dan flateness ratio, serta melakukan analisis kecepatan transport pada Sungai Garang. HASIL DAN DISKUSI

Setelah dilakukan pengamatan, dan analisis dengan menggunakan beberapa metode sehingga didapatkan hasil Granulometri pada metode ini dilakukan untuk memisahkan ukuran butir dari kasar sampai halus dengan menggunakan metode pengayakan didapatkan hasil berupa Koefisien Sortasi (So) 3,16078756 berupa very poorly sorted dimana menunjukkan menunjukkan sortasi yang buruk yang kemungkinan material sedimen yang terangkut tidak dapat mengendap dan terkompaksi karena arus yang cukup kuat. Lalu Skewness 2,204002736 yang dibandingkan material lain seperti kerakal, kerikil, lanau, dan lempung. Hasil yang diperoleh pasir sangat kasar 351,8 gram dan pasir sedang 342,5 gram. Kemungkinan material ini sudah tertransport cukup jauh dimana material yang terangkut relatif lebih kecil. Lalu bila dikaitkan dengan hasil dari skewness yang tergolong strongly fine skwed

kemungkinan terjadi kesalahan dari praktikan dalam mengeplotkan kurva semi logaritma. Kemudian pada hasil penimbangan yang mayoritas menunjukkan material berupa pasir sangat kasar bila dikaitkan dengan proses sedimentasi pada diagram hjulstrom, material ini pada kecepatan 70 sampai 100 m/s menunjukkan proses erosi, kecepatan 20 sampai 30 m/s akan mengalami transisi, lalu terjadi proses sedimentasi ketika kecepatan sekitar 1 sampai 20 m/s.

Analisis selanjutnya yaitu menganalisis mineral berat terhadap sampel dari material sedimen tersebut yang dilakukan pengamatan mikroskopis dengan menggunakan mikroskop binoculer. Tahap awal yaitu mengambil sampel dari hasil pengayakan tersebut yaitu dari material pasir yang dipisahkan 300 butir terhadap material lain. Dari 300 butir tersebut dilakukan pengamatan lebih lanjut dengan menggunakan perbesaran yang sesuai, dimana diperoleh mineral magnetit (16,67%), hematit (45%), hematit (warna coklat) (8%), pirit (3%), Ilmenit (8,67%), andalusit (0,67%), Zoisit (19,67%), kyanit (5%), zircon (0,33%). Dari hasil tersebut diketahui mineral yang dominan yang kemudian diklasifikasikan terhadap Mc. Lane, 1995 untuk mengetahui jenis provenansnya berupa batuan beku basa. Batuan ini kemungkinan membeku dan terbentuk disekitar Gunung Ungaran yang kemudian mengalami proses erosi lalu tertransport cukup jauh dan terendapkan pada sungai Garang.

Analisis berikutnya mengenai analisis bentuk kerakal yang dilakukan sebanyak 20 buah, dimana diperoleh hasil tingkat kebundaran dari kerakal sebesar 65,8% sehingga menurut Power, 1949 tergolong dalam rounded dan menurut Pettijohn, 1944 tergolong dalam well rounded. Lalu berdasarkan perhitungan terhadap nilai spherecity diperoleh nilai dengan rata-rata 0,63 yang tergolong dalam elongated berdasarkan Folk, 1968, Lalu perhitungan selanjutnya terhadap nilai flateenes dengan ratio diperoleh nilai dengan rata-rata 1,17

(3)

yang menunjukkan bentuk dari kerakal tersebut relatif pipih. Bila dilihat dari proses transportasinya kerakal ini memiliki sistem transportasi bedload dimana material terangkut relatif menggelinding. Kemudian bila dilihat hasil dari tingkat kebundaran dari kerakal tersebut yang tergolong roundness, kemungkinan kerakal tersebut mengalami transportasi yang cukup jauh karena bentuknya relatif membundar.

Lalu analisis selanjutnya mengukur kuat arus. Metode ini digunakan untuk mengukur kuat arus pada sungai dengan mengukur waktu dan jarak kemudian menentukan kecepatan dimana menggunakan timun yang dilemparkan sepanjang 10 meter. Pada pengukuran kali ini dibagi menjadi 3 segmen dengan luasan yang sama. Kedalaman segmen 1 adalah 0,3 meter dengan rata-rata kecepatan arus 0,036 m/s, lalu pada segmen 2 dengan kedalaman 0,80 meter dengan rata-rata kecepatan 0,08m/s. Lalu pada segmen 3 dengan kedalaman 1,2 meter dengan rata-rata kecepatan 0,044%. Bila dikaitkan dengan proses transport dari material sedimen, pada segmen 1 kemungkinan material yang tertransport berukuran cukup halus dan kecil ( Lempung sampai pasir sangat halus), lalu pada segmen 2 dengan rata-rata kecepatan yang cukup tinggi, kemungkinan mentransport material yang relatif besar ukurannya dan bervariasi baik ukuran besar maupun kecil (lempung sampai kerakal). Selanjutnya pada segmen 3 dengan kecepatan rata-rata menengah material yang terangkut relatif ukurannya relatif kecil sampai besar (pasir kasar sampai pasir sangat kasar).

KESIMPULAN

Setelah dilakukan beberapa analisis dan pengujian terhadap sampel di Sungai Garang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada Sungai Garang arus transport yang paling kuat berada pada segamen 2 atau daerah tengah. 2. Material sedimen yang terdapat

pada Sungai Garang berupa

lempung, lanau, pasir sangat halus, pasir sedang, pasir sangat kasar, kerikil dan kerakal.

3. Provenans material yang tertransport berupa batuan beku basa.

4. Material kerakal yang terangkut menurut Pettijohn, 1944 dan Power, 1949 tergolong roundness dan bentuknya relatif pipih.

REFERENSI

Tim Asisten Sedimentologi Stratigrafi. 2013. Panduan Praktikum Sedimentologi. Semarang : Jurusan Teknik Geologi Undip

http://gemparbumi.blogspot.com/2012/10/anali sa-granulometri.html(Diakses pada tanggal 23 Oktober pukul 22.00 WIB) hasancelebes.blogspot.com (Diakses pada

tanggal 23 Oktober pukul 22.05 WIB) http://rorygeobumi.blogspot.com/2010/10/arus

-traksi-dan-arus-turbidit.html (Diakses pada tanggal 23 Oktober pukul 22.11 WIB)

(4)

Gambar 1 Kenampakan Sungai Garang

Gambar 2 Kenampakan Sungai Garang

Gambar 3 Foto Kelompok

Tabel 1 Granulometri Klasifikasi Butir Diameter

(mm)

Berat (gr)

Kerakal 4-64 11.9

Kerikil 2-4 259,3

Pasir Sangat Kasar

0,5-2 351,8

Pasir Sedang 0,25-0,5 342,5 Pasir sangat halus

0,0039-0,0625

20,5

Lanau 0,0039- 9,5

0,0625 Lempung

0,00006-0,0039

4,5 Tabel 2 Segmen 1 (kedalaman 0,3

meter)

Waktu (s) Kecepatan (m/s)

241 0,04

242 0,04

302 0,03

241 0,04

304 0,03

Jumlah 0,18

Rata-rata 0,036

Tabel 3 Segmen 2 (kedalaman 0,8 meter)

Waktu (s) Kecepatan (m/s)

185 0,05

125 0,08

126 0,08

69 0,14

186 0,05

Jumlah 0,40

Rata-rata 0,08

Tabel 4 Segmen 3 (Kedalaman 1,2 meter)

Waktu (s) Kecepatan (m/s)

181 0,05

181 0,05

181 0,05

249 0,04

300 0,03

Jumlah 0,22

Rata-rata 0,044

(5)

Tabel 5 Analisis Bentuk Kerakal

No. Kerakal

Roundnes s

Klasifikasi (Pettijohn,

1949)

Spherecit y

Klasifikasi (Folk, 1958)

Flateness Ratio

Klasifikasi (Cailleux, 1947,

1952)

1 0,64 well rounded 0,71 sub equent 1,67 pipih

2 0,76 well rounded 0,85 very equent 1,28 pipih

3 0,71 well rounded 0,75 equent 1,57 pipih

4 0,68 well rounded 0,65 intermedieteequent 1,94 pipih

5 0,72 well rounded 0,65

intermediete

equent 1,91 pipih

6 0,66 well rounded 0,82 very equent 1,37 kurang pipih

7 0,57 rounded 0,56 very elongated 2,45 pipih

8 0,70 well rounded 0,79 very equent 1,4 kurang pipih

9 0,77 well rounded 0,65 sub elongated 1,9 pipih

10 0,49 rounded 0,14 very elongated 1,52 pipih

11 0,52 rounded 0,16 very elongated 1,36 kurang pipih

12 0,43 rounded 0,14 very elongated 1,46 kurang pipih

13 0,66 well rounded 0,1 very elongated 1,5 pipih

14 0,68 well rounded 0,62 elongated 2,13 pipih

15 0,69 well rounded 0,23 very elongated 1,59 pipih

16 0,67 well rounded 0,87 very equent 1,24 kurang pipih

17 0,78 well rounded 0,61 elongated 2,2 pipih

18 0,74 well rounded 0,77 very equent 1,4 kurang pipih

19 0,72 well rounded 0,89 very equent 1,17 kurang pipih

20 0,48 rounded 1,24 very equent 2,83 pipih

Gambar

Gambar 1 Kenampakan Sungai Garang
Tabel 5 Analisis Bentuk Kerakal

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas setelah diajar menggunakan metode SAS mencapai 82, sehingga penerapan Metode SAS dalam pembelajaran

Hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi

Pengamatan hasil uji dilakukan setelah 24 jam dan diamati jumlah larva yang mati pada masing-masing kelompok perlakuan lalu dianalisis dengan menggunakan analisis probit

pemeliharaan dengan analisis pola suara maka dibutuhkan metode untuk memisahkan sinyal suara antar mesin tersebut, sehingga nantinya didapatkan sinyal estimasi

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode skala Likert dan Khi Kuadrat, maka setelah dilakukan analisa dengan menggunakan metode tersebut didapatkan

Diketahui Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada sistem pengenal kata aksara sunda pada pengujian kali ini didapatkan hasil setelah dilakukan pengujian data yang

Diketahui Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada sistem pengenal kata aksara sunda pada pengujian kali ini didapatkan hasil setelah dilakukan pengujian data yang

Hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi