• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosiologi dan Antropologi G30S PKI di De

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sosiologi dan Antropologi G30S PKI di De"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

G30S PKI dan Masa Pembersihan di Desa Sawangan

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata kuliah : Sosiologi dan Anropologi Pendidikan

Dosen: Sulis Rokhmawanto

Disusun oleh : 1. AHMAD SOHIB 2. RISKI LUTVIYANI

3. WULAN NUR NGAROFAH 4. KUAT AGUS KURNIAWAN

Prodi. PAI / III / F

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA ( IAINU ) KEBUMEN

TAHUN 2016 A. Abstrak

Peristiwa G 30 S PKI dan masa pembersihan selalu menarik umtuk dikaji, berbagai informasi yang simpang siur mengenainya dan efeknya pada pemerintahan juga pada rakyat berpengaruh secara pasti. Namun pada penelitian ini yang mendapat penekanan adalah keadaan sebuaah tempat juga para penduduknya yang dalam hal ini adalah desa Sawangan yang terletak di Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Peneliti menggunakan metode wawancara dan menggunakan teori yang ada pada buku antropologi dan sosiologi sebagai acuan tentang apa sebab-sebab perubahan yang terjadi.

Kata kunci: masa pembersihan, desa Sawangan, perubahan.

B. Pendahuluan

(2)

tinggal di desa dalam hal ini adalah desa Sawangan itu paham mengenai PKI dengan segala kabut yang menyelimutinya, dan apa reaksi mereka terhadap ideology bentukan Karl Marx ini dan kepada para pemeluknya? Adakah mereka mengucilkan mereka seperti halnya yang disiar-siarkan selama ini? Mari kita telusuri sebuah jalan paling berkabut yang pernah dilalui oleh Indonesia beserta penduduknya. Selamat membaca!

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode pengumpulan data wawancara. Wawancara yang kita dilakukan kepada Bapak Abdul Manan yang mana dia adalah kakek kelahiran tahun 1942 dari salah satu anggota kelompok kami, Kuat Agus Kurniawan. Dalam wawancara ini narasumber tidak ditentukan berdasarkan jumlahnya namun pada kualitas atau keadaan informasi yang diberikan untuk menjawab pertanyaan peneliti.

D. Sekilas tentang G30S PKI dan Gerakan Pembersihan

Gerakan pemberontakan PKI atau yang disingkat G30S PKI adalah satu peristiwa pasca kemerdekaan paling kelam, rumit serta sensitive untuk dibahas di ranah public terlebih di masa orde baru. G30S PKI adalah semacam scenario pembunuhan misterius yang terjadi pada malam dini hari 1 Oktober tahun 1965 dengan

daftar korban adalah para petinggi militer negara kala itu yang berjumlah 6 orang yang kesemuanya berpangkat Jendral, yaitu: Ahmad Yani, Raden Suprapto, Mas Tirtodarmo Haryono, Siswondo Parman, Donald Isaac Panjaitan dan Sutoyo Sisiwmiharjo.

Sebegitu misteriusnya peristiwa ini sehingga muncul beberapa versi tentang alur peristiwa ini juga dengan berbagai informasi yang simpang siur. Jika saat di sekolah SMP dan SMA dulu, di dalam buku LKS kita hanya akan dituliskan alur sejarah PKI dengan tokoh utama adalah Cakrabirawa Pasukan pengawal Presiden Soekarno) yang mana dalam alur ini mereka adalah penculik dan pembunuh dari keenam jendral tadi. Namun tahukah anda, bahwa alur cerita peristiwa G30S PKI ini setidaknya mempunyai tiga versi? Pertama adalah versi pemerintah orde baru yaitu versi yang dipakai oleh LKS sekolah dan dipercaya rakyat setidaknya selama 30 tahun masa pemerintahan Soeharto, menurut versi ini, Soekarno sebagai pemimpin besar revolusi kala itu bersifat permisif terhadap segala ideologi, tak terkecuali ideology Komunis hasil perasan pikiran Karl Marx. Maka dengan kesempatan yang terbuka ini, PKI berusaha untuk memperluas pengaruhnya pada rakyat luas serta juga pada Soekarno.

(3)

yang bernama “Dewan Jendral” yang mana anggotanya adalah para jendral yang terbunuh tadi dengan tujuan unutk mengkudeta kepemimpinan Soekarno dikarenakan Soekarno ini sudah terlalu permisif dengan Komunis dan anggota Dewan Jendral itu sangat anti terhadap ideology itu. Maka Sjam Kamaruzzaman bekerjasama dengan Cakrabirawa melakukan aksi pengamanan dengan menculik keenam jendral itu lalu memaksa mereka untuk menandatangani surat pernyataan yang pada intinya adalah pengakuan mereka sebagai dewan jendral (sebelum akhirnya dibunuh).

Setelah peristiwa tersebut, Letkol Untung Syamsuri (Komandan Resimen Cakrabirawa) dengan pengawalan pasukan tak dikenal menyiarkan lewat radio RRI bahwa dia telah melakukan pengamanan terhadap kudeta yang hendak dilancarkan oleh para jendral terhadap presiden. Lalu Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat mengetahui perihal penculikan ini., sehingga esoknya ia memerintahkan pasukannya untuk melakukan pencarian .

Dan beberapa hari setelah itu, dicetak berbagai berita di surat kabar asuhan TNI seperti Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha yang isinya pada intinya mengatakan bahwa yang melakukan penculikan dan pembunuhan pada para jendral itu adalah PKI, tak

hanya diculik dan dibunuh namun juga disiksa dan dimutilasi juga. Maka sejak hari itulah dilakukan pembersihan secara massif di seluruh pelosok Indonesia

Versi kedua adalah Hipotesa konflik internal Angkatan Darat, Angkatan Darat kala itu terbagi jadi dua kubu, pertama adalah pendukung setia Soekarno yang rata-rata adalah Angkatan muda dengan figure utama adalah Ahmad Yani. Lalu yang kedua adalah kubu penentang yang sangat tak setuju dengan sikap permisif Soekarno terhadap Komunis, figure utamanya adalah Sudirman dan Abdul Haris Nasution. PKI saat itu yang dekat dengan Soekarno mengusulkan untuk dibentuknya Angkatan Kelima yang terdiri dari para kaum tani yang dipersenjatai dengan dalih untuk membantu Negara dalam konfrontasi militer dengan Malaysia. Kubu penentang melihat usulan itu sebagai usaha PKI untuk menggulongkan pemerintahan dengan Angkatan Kelima itu, namun kubu Soekarnois yang sebenarnya juga khawatir tentang perkembangan ini namun tetap mendukung Soekarno, dan inilah pemantik konflik dualism TNI makin panas maka bedasar versi ini peristiwa pembunuhan para jendral adalah murni dari TNI sendiri yang tak menginginkan PKI makin berpengaruh.

(4)

idologi dari Uni Soviet yang merupakan musuh bebuyutan ideology liberalnya Amerika. Indonesia yang dinilainya makin hari makin mesra dengan kubu Uni Soviet dan China membuat Amerika khawatir kalau-kalau pada akhirnya Indonesia benar-benar berpindah madhab ke Komunis dan menjadi lawan berikutnya Amerika, maka dimasukanlah agen-agen CIA secara halus umtuk mempersiapkan kudeta terhadap Soekarno. Peran CIA menurut alur ini adalah sebagai perencana isu adanya Dewan Jendral, pengarang cerita fiktif tentang kejamnya PKI, dan ini didukung pula oleh ideology Komunis sendiri yang menurut rakyat adalah menganut Ateis, juga penyetor logistic militer pada Angkatan Darat saat masa pembersihan.

Masa pembersihan adalah masa di mana Negara melakukan penangkapan terhadap setiap orang yang mempunyai kemungkinan sekecil apapun mempunyai hubungan dengan PKI, mereka yang tertangkap akan diintrogasi dan jika benar mereka terkait PKI maka akan ditahan, korban tewas dan hilang dari gerakan ini tak pernah diketahui persis jumlahnya, ada yang mengatakan 500.000, ada yang mengatakan 2.000.000 jiwa bahkan 3.000.000 jiwa. Peristiwa ini adalah peristiwa penumpasan manusia yang terkelam sepanjang sejarah manusia.

E. Mbah Sanmarji dan Mbah Abdul Manan Digelandang ke Kampung Penahanan

Mbah Sanmarji adalah Mbah Buyut dari Kuat Agus Kurniawan—salah satu anggota kelompok kami, dan Mbah Abdul Manan adalah Kakek dari Kuat Agus Kurniawan pula, Mbah Sanmarji pada masa itu bekerja sebagai sekretaris Desa Sawangan, sedangkan Mbah Abdul Manan kala itu bekerja sebagai pelaksana di sebuah CV yang bergerak dibidang pembangunan perumahan.

(5)

PKI bertambah menjadi PKI bertujuan mengambil alih setir pemerintahan.

Lalu apa alasannya jika digelandangnya mereka ke salah satu kampung di Banyumas bukanlah menjadi sebab mereka simpatisan PKI? Dari penuturan Mbah Abdul Manan, ternyata di masa itu Mbah Sanmarji bersama Mbah Abdul Manan adalah kedua orang yang tak disukai oleh pihak Lurah Desa Sawangan(nama tak perlu kami sebutkan). Lurah setempat merasa terancam dengan keberadaan kedua orang tersebut dikarenakan mereka mempunyai banyak teman dan perbendaharaan harta yang mungkin Lurah nilai dapat menggullingkannya dari kursi Lurah, jika dilihat dari penjelasan ini agaknya Lurah desa Sawangan kala itu adalah gila kekuasaan, namun kami tak berkesimpulan seperti itu, tapi memang tak ada informasi lain yang dapat membantahnya.

Dengan motif itu lah Lurah itu menunjuki mereka sebagai anggota PKI saat dilakukan pembersihan kala itu dengan harapan mereka dapat hilang dari desa yang dia kuasai. Mbah Sanmarji dan Mabh Abdul Manan pun digelandang oleh pasukan TNI AD Siliwangi ke kamp di Banyumas untuk diintrogasi. Namun saat dikumpulkannya mereka dangan orang-orang lain di kamp, ternyata banyak orang di sana yang seketika berkata kurang lebih

“lah kue Pak Marji karo Pak Manan ya udu PKI” kata-kata itu terlontar bahkan dari orang yang sudah jelas adalah anggota PKI.

Lalu Lurah tersebut pun jugs mengatakan bahwa Mbah Sanmarji mempunyai senjata laras panjang yang tersembunyi di lumbung padinya. Maka tentara menggeledah lumbung padi itu dan tak ditemui sepucukpun senjata. Lalu digeledah pula seluruh isi rumahnya untuk menemikan apa-apa saja yang mungkin berkaitan dengan PKI, namun nihil juga, nereka hanya menemukan sekumpulan buku dan kartu tanda anggota PNI milik Mbah Sanmarji. Maka tentara itu mnegatakan pada istri Mbah Sanmarji bahwa kemungkinan Mbah Sanmarji dan menantunya akan pulang.

Dan memang benar, mereka berdua pulang hampir bersamaan, Mbah Sanmarji 10 hari, Mbah Manan 11 hari dengan tanpa segoresan pun luka di kulitnya. Namun mereka terkena wajib lapor ke Polsek selama tiga tahun.

(6)

mengawetkan benci namun melainkan dia hanya tak mau berbesan dengan seorang yang mengukur derajat hidup dengan materi dan kuasa saja.

Dari uraian di atas tersiratkan bahwa masa pembersihan yang dilaksanakan negara dari PKI kadang dimanfaatkan oleh segelintir orang yang berkepentingan semisal menghilangkan orang yang tak disukainya.

F. G30S PKI di Desa Sawangan

Desa Sawangan adalah bagian dari Kecamatan Kebasen di Kabupaten Banyumas yang terletak diantara perbatasan Kabupaten Banyumas di sebelah selatan dengan Kabupaten Cilacap di sebelah utara. Desa Sawangan yang begitu luas, kemudian dibagi menjadi dua bagian yaitu desa Sawangan sendiri dan Kaliwedi.

Penduduk desa Sawangan dikaruniai lahan sawah yang luas, maka implikasinya adalah berprofesi sebagai petani yang menjadi kaum mayoritas. Pada awalnya lahan sawah yang luas tersebut hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Namun dikarenakan para tuan tanah itu mempunyai banyak keturunan, dan sebagian dari banyaknya orang yang meninggal akibat peperangana, maka sawah-sawah tersebut dibagikan ke beberapa orang. Namun setelah mendapatkan sawah

tersebut , ada sebagian orang yang justru kemudian menjual sawahnya kepada pihak lain.

Di masa 60 tahunan, penduduk desa Sawangan belumlah memiliki pengetahuan pendidikan diatas rata-rata orang yang hidup di daerah perkotaan. Kebanyakan dari mereka hanyalah sampai

berpendidikan di tingkat SD atau SMP saja. Lulusan SMA sederajat masih sangat sedikit terlebih sampai ke jenjang perguruan tinggi yang hanya mampu dijangkau oleh orang-orang yang berkuasa dan para tuan tanah di desa setempat.

Di antara penduduk desa Sawangan sendiri sampai saat ini adalah keturunan dari para Tuan tanah dan para penguasa pada saat itu, sehingga hubungan kekeluargaan di desa Sawangan begitu erat dan senantiasa terjaga meskipun banyak bermunculan para pendatang pada masa sekarang ini. Hal ini juga dikarenakan karena warga desa Sawangan sendiri menyadari bahwa mereka memiliki sejarah yang sama dan merupakan satu keturunan. Bisa dijelaskan sampai saat ini penduduk desa Sawangan yang berprofesi sebagai kepala desa, guru, polisi, pegawai pemerintahan maupun pengusaha, sebagian dari mereka merupakan keturunan dari para tuan tanah pada masa

(7)

Berdasarkan narasumber yang kami dapatkan, kedua perbedaan keturunan tersebut disebabkan karena sejarah terjadinya konflik pada zaman G30SPKI dahulu dimana para penguasa berbuat semena-mena terhadap warga masyarakat desa Sawangan kala itu. Perbedaan tersebut hingga saat masih bisa terlihat dengan adanya perbedaan gaya bahasa yang mereka gunakan didalam kesehariannya dalam berkomunikasi. Masyarakat yang masih ada sil-silahnya dengan para pemilik tanah(tuan tanah) mereka terbiasa menggunakan bahasa krama inggil dibandingkan dengan masyarkat yang memiliki

keturunan dengan para penguasa yang terbiasa menggunakan bahasa ngoko.

Krama inggile adalah tingktan tinggi dalam bahasa jawa atau bahasa yang halus dan biasa digunakan untuk kaum priyayi, sedangkan bahaso ngoko biasa digunakan oleh kalangan bawah.

G. Penyebab Penduduk Desa Sawangan Netral

Salah satu penyebab yang melatarbelakangi masyarakat untuk bersikap netral terhadap PKI dikarenakan mereka menyadari bahwa mereka berada dalam keadaan yang sama dan berusaha bagaimana caranya agar senantiasa tercipta kedamaiana di desa Sawangan meskipun kala itu terdapat perbedaan antara penguasa dengan sang pemilik tanah.

Dari ilmu sosiologi sendiri, penduduk desa Sawangan yang netral terhadap gerakan 30 September PKI merupakan sebuah

persoalan yang terjadi di dalam sebuah masyarakat pada waktu itu dan dapat dikaji melalui berbagai macam sejarah yang ada. Persoalan tersebut merupakan sebuah sejarah yang berkaitan dengan apa yang dialami yang banyak terjadi pada warga masyarakatnya, persoalan sejarah yaitu dengan catatan-catatan secara kronologis tentang

kegiatan-kegiatan manusia1). Dengan demikian sosiologi dihubungkan

dengan penyebab penduduk desa Sawangan netral terhadap pergerakan G30S PKI merupakan kajian sejarah panjang daerah tersebut yang memberikan keterangan beserta uraiannya tentang proses kelangsungan hidup penduduk desa Sawangan tersebut.

Sosiologi mempertimbangkan keseluruhan lingkungan beserta dengan kebiasaan masyarakat yang kenyataannya mempengaruhi

pengalaman-1) G.Kartasapoetra dan Kreimers,Sosiologi Umum,Bina Aksara,Jakarta,1987

pengalaman yang dialami bersama dan menjadi sebuah proses dari kehidupan masyarakat desa Sawangan sendiri. Sejarah dan

(8)

masyarakt lain yang pro dengan G30S PKI. Semua sejarah dan fakta serta permasalahan yeng telah dikemukanan ditulisan ini mampu mempengaruhi hubungan-hubungan di antara masyarakat desa Sawangan bagaimana keadaannya sampai saat ini.

Kemudian dari kacamata antropologi pendidikan sendiri terkait warga desa Sawangan yang netral dengan pergerakan G30S PKI hingga perubahan kehidupannya sekarang ini merupakan sebuah transisi dan perubahan kebudayaan dalam masyarakat sederhana dan masyarakat pedesaan2). Masalah tranmisi kebiasaan masyarakat yang

dahulunya hanya mampu bersekolah SD atau SMP hingga sekarang mampu ke perguruan tinggi dan perubahan kehidupan yang terjadi anatara penguasa maupun sang pemilik tanah hingga sampai saat ini keturunannya ada yang menjadi kepala desa, guru, polisi, pengelola kos-kosan dan sebagainya adalah sebuah kajian yang dapat dikaji dari sudut pandang antropologi pendidikan.

Mengenai soal proses berlangsungnya proses transmisi dalam masyarakat desa Sawangan, kami dapat menyimpulkan bahwa proses belajar

2) Koentjaraningrat,Sejarah teori Antropogi II,UI Press,Jakarta,1990

dengan melihat sejarah yang telah mereka alami dan rasakan. Semua perubahan yang terjadi di desa Sawangan saat ini karena masyarakat mampu berfikir positif tentang kehidupan jangka panjang kedepannya sehingga masyarakat banyak yang mencari keterangan maupun informasi untuk menciptakan perubahan yang lebih baik.

H. Daftar Pustaka

1. G.Kartasapoetra dan Kreimers,Sosiologi Umum,Jakarta: Bina Aksara,1987.

2. Koentjaraningrat,Sejarah teori Antropogi II, Jakarta: UI Press,1990.

3. Aden Firdaus, The Hidden History,Yogyakarta:Pustaka Radhiya,2011.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil klasifikasi citra landsat 8 untuk mengetahui lahan yang bervegetasi dan tidak bervegetasi dapat dilihat pada tabel 2, sedangkan untuk sebaran vegetasi

Gagal jantung yang lebih umum dikenal gagal jantung kongestif adalah keadaan Gagal jantung yang lebih umum dikenal gagal jantung kongestif adalah keadaan patosiologis berupa

 Akhirnya, murid boleh menyemak semula penyelesaian tersebut untuk menentukan sama ada jawapannya munasabah atau tidak. Di samping itu, murid boleh menyemak jawapan dengan mencari

Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 06 Tahun 2004 tanggal 19 Februari 2004 tentang Persetujuan Raperda Anggaran

deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, BUMN, atau BUMD dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

Kelompok ini juga menyerukan penyelesaian Perundingan Doha pada tahun 2010 untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral dan mengharapkan agar hasil-hasil Doha mencakup

Nantinya diharapkan dapat dilakukan korelasi antar lintasan survai geolistrik ini, sehingga dapat dipahami bagaimana model geologi bawah permukaan yang ada pada daerah sekitar