POKOK-POKOK
PEMENTASAN KARYA SASTRA
Apakah perbedaan antara membaca karya sastra, melisankan karya sastra, dan mendramakan karya sastra (memvisualisasikan karya sastra)? Mungkin batasan secara nonilmiah adalah sebagai berikut. Kalau kita membaca karya sastra, berarti kita
membaca karya sastra (puisi ataupun cerpen) untuk diri kita sendiri. Komunikasi terjadi antara kita (pembaca) dengan teks sastra secara
Sedangkan yang dimaksud melisankan karya
sastra adalah membacakan karya sastra
untuk membantu orang lain memahami karya sastra itu. Jadi, kita membacakan karya sastra (secara bersuara) untuk membantu orang lain (pendengar) memahami teks sastra yang
Dan yang dimaksud mendramakan karya
sastra (menvisualisasikan karya sastra)
adalah pementasan karya sastra di mana kita (sebagai pementas) bertindak sebagai tokoh-tokoh yang diciptakan oleh penulis karya
sastra. Segala sesuatu yang ada di dalam teks sastra tersebut sedapat mungkin
POKOK-POKOK PIKIRAN
Pertama-tama kita harus memahami terlebih
dahulu apa yang hendak kita baca. Sebab
membaca karya sastra di hadapan plbik sama hanya menyampaikan maksud yang
Memberikan penafsiran yang kreatif terhadap
apa yang hendak kita baca. Sebuah karya sastra yang sederhana dapat terkesan lebih bermutu bila cara baca atau
Ciptakan suasana dramatik yang disesuaikan
dengan isi dan penafsiran sastra yang dibaca mulai dari awal hingga akhir pembacaan
Tentukan karakter kita sebagai si pembaca
sesuai dengan penafsrian dan isi sastra yang hendak kita baca secara konsisten. Sebab
Pergunakan teknik penampilan seperti
teknik-teknik akting. Teknik penampilan pada
hakikatnya adalah cara untuk memperjelas
Alat-alat yang dapat kita gunakan dalam
teknik penampilan terdiri dari berbagai
bentuk
Yang tak terlihat dan tak terdengar :
imajinasi, konsentrasi, asosiasi,
penjiwaan, pemikiran, perasaan.
Yang terlihat : gerak tubuh, fisik, bloking,
wajah
Yang terdengar : artikulasi, speed, pitch,
Yang Tak Terlihat dan Tak Terdengar
Imajinasi. Dalam melinsankan karya sastra kita
mengimajinasikan panggung sebagai tempat yang digambarkan dalam teks sastra.
Konsentrasi : adalah pemusatan pemikiran untuk siap
menghadapi segala sesuatu yang terjadi di panggung. Jadi yang dimaksud konsentrasi di sini bukan konsentrasi pada teks tetapi konsentrasi pada pementasan di panggung.
Asosiasi : mencoba merangsang asosiasi penonton, apa yang
kita lakukan di panggug akan menciptakan pengaruh artistik pada diri penonton.
Penjiwaan (penghayatan) : secara imajinatif terlibat dalam
suasana teks yang akan kita bawakan.
Pemikiran : mempertajam analisa dari karya sastra yang akan
kita baca dengan cara menambah pengetahuan yang berhubungan dengan isi teks, bukti-bukti sejarah, dll.
Perasaan : mempertajam kemampuan emosi kita dan
Yang Terlihat
Gerakan. Gerak tubuh terkategorikan menjadi tiga,
gerak-gerak kecil, gerak sedang, dan gerak besar. Gerak kecil misalnya mengedipkan mata,
membelalakkan mata, menoleh. Gerak sedang
misalnya bersalaman, bergeser, menengok. Sedangkan gerak besar misalnya merentangkan kedua tangan,
menggebrak meja, berputar, mengacungkan telunjuk sambil condong badannya.
Bloking. Yang dimaksud bloking seberanya adalah
penempatan diri di panggung. Bloking meliputi gerakan perpindahan tempat dari kiri ke kanan, dari depan ke belakang, dari bawah ke atas dan sebagainya.
Mimik (air muka). Permainan unsur-unsur muka kita
Yang Terdengar (Suara)
Artikulasi : yaitu jelas tidaknya pengucapan
kata-kata yang kita ucapkan.
Intonasi , yaitu irama dari ucapan-ucapan
kita
Volume, yaitu keras lemahnya suara kita. Speed , yaitu kecepatan (cepat lambatnya)
pengucapan.
Pitch, yaitu tinggi rendahnya nada.
Warna, yaitu timbre, besar kecilnya suara,
Teknik Muncul
Teknik Muncul, yaitu teknik pertama kali kita
muncul di atas pentas. Teknik ini dimaksudkan untk menimbulkan suatu kesan yang sangat khusus dari hadirin terhadap kita. Hal ini dapat dicapai dengan jalan melakukan jeda beberapa saat pada saat kita muncul di panggung. Khusus bagi aktor teater yang hendak melakukan akting, setelah melakukan jeda harus segera disusul
dengan menginformasikan watak atau karakter yang hendak dimainkan. Setelah itu ia
Teknik Memberi Isi
Teknik Memberi Isi, adalah teknik untuk
menghidupkan kalimat yang hendak kita
ucapkan, agar kalimat tersebut lebih dipahami, dirasakan, dan dinikmati oleh penonton. Teknik ini erat hubungnnya dengan penertian dan