• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA QADHA DAN QADHAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAMULAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20122013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA QADHA DAN QADHAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAMULAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20122013"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN

KEPADA QADHA DAN QADHAR PADA SISWA KELAS VI SD

NEGERI 1 KAMULAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN

TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh: Siti Nurjanah

SD Negeri 1 Kamulan, Durenan, Trenggalek

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sikap siswa kelas VI SD Negeri I Ka-mulan tahun 2012/2013 terhadap pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. (2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri I Kamulan tahun 2012/2013 dapat mengalami peningkatan setelah diterapkannya metode kooperatif pada bidang studi PAI.Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek di Kelas VI. Jumlah siswa Kelas VI adalah 16 siswa. Pada bulan Februari sampai dengan Maret 2013 pada Se-mester II. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa: (1) Sikap siswa sangat positif terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam dengan diterapkannya metode kooperatif engan diskusi kelompok pada kegiatan belajar mengajar. Hal ini bisa diketahui dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa; (2) pembelajaran dengan meng-gunakan pembelajaran diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012/2013 dalam memahami materi Iman Kepada Qadha dan Qadhar secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa untuk siklus I sebesar 73.13 dengan ketuntasan 68.75%. Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 62.50 dengan ketuntasan 25.00% karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata skor formatif sebesar 91.25 dengan ketuntasan mencapai 100%; (3) Kualitas pembelajaran PAI di kelas VI SD Negeri 1 Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek mengalami peningakatan setelah diterapkannya metode kooperatif. Hal ini berdampak pula pada peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI pada pembelajaran PAI.

Kata kunci: kooperatif, prestasi belajar, Pendidikan Agama Islam, Kelas VI

Tujuan Pembelajaran Agama Islam di sekolah yaitu untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan

pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

(2)

lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

PAI diberikan dengan mengikuti tun-tunan bahwa Agama diajarkan kepada manu-sia dengan visi untuk mewujudkan manumanu-sia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk meng-hasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: (1) Lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; (2) Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; (3) Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pem-belajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.

Strategi mengajar perlu didukung dengan profesionalisme guru yang memiliki karakteristik: membuat perencanaan konkrit dan detail, menempatkan siswa sebagai ar-sitek pembangunan gagasan dan guru ber-fungsi untuk melayani dan berperan sebagai mitra siswa, bersikap kritis dan berani, seba-gai fasilitator, cara mengajar di fokuskan pada model pemberdayaan dan pengkon-disian pada model latihan dari pada pemak-saan, mampu menyakinkan kepala sekolah dan masyarakat terhadap beberapa inovasi pendidikan yang edukatif dengan argu-mentasi logis dan kritis, bersikap kreatif.

Strategi mengajar perlu didukung dengan profesionalisme guru yang memiliki karakteristik: (1) Membuat perencanaan konkrit dan detail; (2) Menempatkan siswa sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru

berfungsi untuk melayani dan berperan sebagai mitra siswa; (3) Bersikap kritis dan berani; (4) Sebagai fasilitator; (5) Gaya me-ngajar difokuskan pada model pemberdayaan dan pengkondisian pada model latihan dari pada pemaksaan; (6) Mampu meyakinkan kepala sekolah dan masyarakat terhadap beberapa inovasi pendidikan yang edukatif dengan argumentasi logis dan kritis; (7) Bersikap kreatif.

Dalam pembelajaran kooperatif (Co-operatif Learning) memerlukan pendekatan pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam men-capai tujuan belajar (Houlobec, 2001). De-ngan ringkas Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa “ pembelajar-an kooperatif adalah pembelajarpembelajar-an ypembelajar-ang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata”. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut ini: (a) Merumuskan tujuan pembelajaran; (b) Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar.

Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya: “(1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan” (Abdurrahman & Bintoro 200:78-79)

(3)

memajukan peradapan bangsa yang ber-martabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkungan lokal, nasional, regional maupun global.(Furchan, 1993).

Pelaksanaan pendidikan harus dapat membantu siswa untuk mengembangkan bakat potensi, kreatifitas yang dimiliki siswa secara penuh menuju pembentukan manusia seutuhnya. Untuk mewujudkan tujuan pen-didikan perlu adanya upaya-upaya dalam penyelenggaraan Pendidikan, seperti pening-katan interaksi timbal balik antara siswa dan guru. Umpan balik perilaku guru dapat diwujudkan dalam bentuk membantu setiap anak yang mengalami kesulitan belajar secara individual dengan cara memberikan pujian, kritikan dan arahan serta tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa selama proses belajar mengajar.

Follow up digunakan untuk mem-bantu setiap anak dalam mengatasi kesulitan baik klasikal maupun secara individual disesuaikan dengan kebutuhan masing-ma-sing peserta didik (S. Nasution 1984). Guru hendaknya menempatkan diri berdampingan dengan siswa sebagai senior yang selalu siap menjadi nara sumber atau konsultan (Lau-rence, 1976 dalam Tabrani, Dkk, 1994:181). Hal ini merupakan kewajiban seorang guru dan pembina pendidik lainnya. Program ini dilaksanakan secara berencana atau sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan.

Kajian dalam penelitian ini diarahkan kepada pengembangan metode kooperatif, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan metode belajar kooperatif untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Dari paparan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui sikap siswa kelas VI SD Negeri 1 Kamulan tahun 2012/2013 terhadap pem-belajaran yang menggunakan pempem-belajaran kooperatif; (2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Kamulan tahun 2012/2013 dapat mengalami pening-katan setelah diterapkannya metode kooperatif pada bidang studi PAI.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini dilak-sanakan di SD Negeri 1 Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek di Kelas VI. Jumlah siswa Kelas VI adalah 16 siswa. Pada bulan Februari sampai dengan Maret 2013 pada Semester II.

Tahapan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Nilai pada semester sebelumnya merupakan prestasi belajar awal, sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri 1 Kamulan Kecamatan Durenan .

Mulai evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkanlah bahwa tindakan yang dipergunakan untuk me-ningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri 1 Kamulan Kecamatan Durenan adalah dengan menggunakan metode kooperatif. Berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini dengan 2 siklus, di mana setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan, Observasi, Tindak-an, dan Refleksi.

(4)

Siklus I

Siklus II

Sumber data penelitian ini adalah siswa dan anggota tim peneliti. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari: (a) Prestasi belajar siswa SD Negeri 1 Kamulan Kecamatan Durenan; (b) Data hasil observasi terhadap pembelajaran.Cara pengambilan data terdiri dari: (a) Data prestasi belajar diambil dengan memberikan tes; (b) Data tentang situasi pembelajaran diambil dengan menggunakan

lembar observasi. Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan ini bila terjadi perubahan yang lebih baik mengenai proses dan hasil belajar, yaitu 70%.

Analisa data yang diperlukan dalam penelitian digunakan pengumpul data seba-gai berikut: (1) Melaksanakan tes serta mem-buat rerata nilai tes; (2) Membandingkan hasil tes rata-rata siklus I dan II; (3) Menyimpulkan temuan-temuan dari anggota Perencananaan

Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran Dengan metode kooperatif

Observasi

Refleksi

Perencanaan Tindakan BerdasarkanRefleksi

Siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Kesimpulan dan Saran

Pembelajaran Dengan metode kooperatif

Observasi

(5)

tim berupa hasil observasi lapangan berda-sarkan instrumen yang telah dipersiapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Prasiklus

Pembelajaran yang biasa dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian

adalah dengan menggunakan metode cera-mah dan mencatat Siswa hanya mende-ngarkan dan membayangkan sehingga siswa hanya berimajinasi sesuai dengan ke-mampuan imajinasi mereka masing-masing. Maka daripada itu peneliti mencoba untuk mengadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kwalitas nilai siswa.

Tabel 1 Nilai Siswa Sebelum Diadakan Penelitian Tindakan Kelas

No Nama Siswa Analisis Butir Soal Nilai % Ketuntasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T TT

1 M. Didik D. A. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT

2 Alek N. P. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT

3 Ayu F. R. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT

4 Deva K. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT

5 Devi K. 10 10 10 10 10 0 0 0 10 10 70 T

6 Diana P. K. 10 0 10 10 0 10 0 10 0 10 60 TT

7 Elza Y. 10 0 0 10 0 10 10 10 0 10 60 TT

8 Fiki S. 10 0 0 10 10 0 10 10 10 10 70 T

9 Fitra C. E. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT

10 Irfan V. A. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT 11 M. Fitroh A. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT 12 M. Itba'ul W. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT 13 M. Darul A. 10 10 10 10 10 0 0 0 10 10 70 T

14 Nabila K. 10 0 10 10 10 10 0 10 0 10 70 T

15 Rizka F. M. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT

16 Sania F. 10 10 10 10 0 0 0 0 10 10 60 TT

Jumlah Jawaban

Benar 16 12 14 16 4 3 2 4 13 16 1000 4 12

Daya Pembeda

1.0 0

0.7 5

0.8 8

1.0 0

0.2 5

0.1 9

0.1 3

0.2 5

0.8 1

1.0 0

62.5 0

25.0 0

75.0 0

Kriteria M M M M SL SL SL SL M M

Dari data di atas terlihat bahwa nilai rata-rata siswa sangat rendah yaitu 62.50 dengan ketuntasan 25.00%.Nilai tersebut sangat rendah bila dilihat dari standar ketuntasan yaitu 85.00%. Sehingga memer-lukan adanya penelitian tindakan kelas.

Paparan Kegiatan Dan Hasil Pelaksanaan Siklus I

Refleksi Awal

Pada tahap refleksi awal ini peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi per-masalahan yang ada pada siswa kelas VI yaitu tentang rendahnya prestasi belajar siswa pada mata Pelajaran Agama Islam.

Perencanaan

(6)

Pembelajaran Khusus (TPK); (3) Mem-buat/mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka memperlancar proses pembelajaran tersebut; (4) Mendesain alat evaluasi tes prestasi; (5) Mempersiapkan prosedur monitoring, kolaboratif kunjungan kelas, format/bahan wawancara siswa, perangkat tes kuesioner, dan buku catatan lapangan.

Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan berisi kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Kegiatan pendahuluan, meliputi: (a) Mem-beri salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdo’a; (b) Men-jelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara singkat; (c) Meminta siswa untuk menyiapkan buku pendidikan agama Islam. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok; (b) Siswa mendis-kusikan tentang definisi,contoh Iman Kepada Qadha dan Qadhar; (c) Siswa mempresen-taiskan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tannggapan. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Guru member tugas siswa untuk menjelaskan tentang Iman Kepada Qadha dan Qadhar dan menuliskan-nya dalam buku tugas; (b) Mengadakan

Tanya jawab tentang macam-macam Iman Kepada Qadha dan Qadhar; (c) Siswa ber-sama-sama membaca doa akhir majlis seba-gai penutup kegiatan pembelajaran.

Observasi

Observasi atau pengamatan dilaku-kan oleh peneliti yang dibantu oleh redilaku-kan sejawat peneliti terhadap aktivitas pembe-lajaran di Kelas VI baik untuk aktivitas siswa atau guru. Dari hasil pengamatan ini nantinya akan dibuat refleksi tentang kelebihan dan kekurangan kegiatan penelitain. Sehingga ada koreksi apakah penelitian perlu dilanjutkan atau tidak. Hasil dari pengamatan terhadap aktivitas guru ada pada Tabel 2. Untuk aktivitas guru, tampak guru sudah mampu menerapkan metode pembelajaran dengan baik. Akan tetapi guru dalam memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi masih kurang. Guru belum mampu memberikan kesempatan kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Untuk aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I memperoleh persentase sebesar 50,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Dari segi aktivitas siswa yang berhasil terekam dalam pengamatan observer ada pada Tabel 3.

Tabel 2 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Indikator Aktivitas Siklus I

Skor Jumlah

1 Melakukan kegiatan aprsepsi dan motivasi 3 3 6

2 Penguasaan materi pembelajaran 2 3 5

3 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran 2 2 4 4 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 2 2 4

5 Menggunakan dan memanfaatkan media secara efektif 2 2 4

6 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 1 2 7 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran 2 2 4 8 Menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran 1 2 3

9 Melakukan penilaian secara berkelanjutan 2 2 4

10 Melakukan kegiatan refleksi pembelajaran 2 2 4

(7)

No Indikator Aktivitas Siklus I

Skor Jumlah

Rata-rata 50.00

Tabel 3 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa

No Indikator Aktivitas Siklus I

Skor Jumlah

1 Sikap siswa dalam menerima pembelajaran 2 3 5

2 Kerjasama siswa dalam kelmpok 2 2 4

3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok 2 2 4

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan 2 2 4

5 Komunikasi siswa dalam kelompok 1 2 3

Jumlah 20

Rata-rata 50.00

Tabel 4 Nilai Siklus I

No Nama Siswa Analisis Butir Soal Nilai % Ketuntasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T TT

1 M. Didik D. A. 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 T

2 Alek N. P. 0 0 0 10 0 10 0 10 10 10 50 TT

3 Ayu F. R. 10 0 10 10 10 10 10 10 0 10 80 T

4 Deva K. 10 10 10 10 10 10 0 10 10 0 80 T

5 Devi K. 10 0 0 0 10 10 10 10 10 0 60 TT

6 Diana P. K. 10 10 10 0 10 0 10 10 10 10 80 T

7 Elza Y. 10 10 0 0 0 0 10 10 10 10 60 TT

8 Fiki S. 10 10 10 10 10 10 10 0 10 0 80 T

9 Fitra C. E. 10 10 10 10 0 10 10 10 10 0 80 T 10 Irfan V. A. 0 10 0 10 0 0 10 10 10 10 60 TT 11 M. Fitroh A. 10 10 10 0 0 10 10 10 0 10 70 T 12 M. Itba'ul W. 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 T 13 M. Darul A. 10 0 0 10 10 10 10 10 10 10 80 T 14 Nabila K. 10 10 10 10 10 10 10 10 0 10 90 T 15 Rizka F. M. 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 T

16 Sania F. 10 0 0 10 0 10 0 10 10 10 60 TT

Jumlah Jawaban

Benar 14 11 10 12 10 13 10 12 13 12 1170 11 5

Daya Pembeda

0.8 8

0.6 9

0.6 3

0.7 5

0.6 3

0.8 1

0.6 3

0.7 5

0.8 1

0.7 5

73.1 3

68.7 5

31.2 5

Kriteria M SD SD M SD M SD M M M

Aktivitas siswa dalam pembelajaran PAI dengan menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan apresiasi sebesar 50,00 % dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik.

Aktivitas siswa yang masih perlu ditingkat-kan adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan diskusi.

(8)

pembelajaran menunjukkan perkembangan prestasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi belajar siswa pada Tabel 4.

Dari data siklus I terlihat bahwa ada kenaikan nilai dibandingkan dengan prasi-klus. Pada prasiklus rata-rata nilai sebesar 62.50 ada peningkatan untuk siklus I yaitu rata-rata nilai sebesar 73.13. Untuk ketuntas-an belajar pada prasiklus sebesar 25.00% mengalami kenaikan pada siklus I sebesar 68.75%.Akan tetapi nilai tersebut belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu ke-tuntasan sebesar 85%, untuk itulah perlu dilanjutkan dengan siklus II dengan adanya perbaikan.

Refleksi

Hasil pengamatan dapat direfleksikan bahwa pembelajaran PAI di Kelas VI sudah mengalami peningkatan menuju ke arah yang baik.Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran dan perolehan prestasi belajar siswa pada siklus I yang meningkat.Akan tetapi dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif di Kelas VI masih ditemui kendala sehingga prestasi belajar siswa tidak maksimal.

Paparan Kegiatan Dan Hasil Pelaksanaan Siklus II

Perencanaan

Siklus kedua ini perencanaannya se-cara garis besar sama dengan siklus I, yang beda adalah pada materi kegiatan yang mem-bahas tentang perkembangbiakan hewan dan tumbuhan. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencana-annya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi

melalui media yang digunakan oleh bapak ibu guru.

Pelaksanaan

Siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: (1) Ke-giatan pendahuluan, meliputi: (a) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan

mem-baca basmalah dan berdo’a; (b) Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompe-tensi yang akan dicapai secara singkat; (c) Meminta siswa untuk menyiapkan buku pendidikan agama Islam. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok; (b) Siswa mendis-kusikan tentang definisi,-contoh Iman Kepa-da Qadha Kepa-dan Qadhar; (c) Siswa mempre-sentaiskan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tannggapan. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Guru member tugas siswa untuk menjelaskan tentang Iman Kepa-da Qadha Kepa-dan Qadhar Kepa-dan menuliskannya dalam buku tugas; (b) Mengadakan Tanya jawab tentang macam-macam Iman Kepada Qadha dan Qadhar; (c) Siswa bersama-sama membaca doa akhir majlis sebagai penutup kegiatan pembelajaran.

Observasi

(9)

siklus I. Berikut ini adalah hasil dari penga-matan observer mengenai aktivitas guru dan siswa yang ditampilkan pada Tabel 5.

Pada siklus II ini, guru telah mampu menjadi motivator yang baik dalam pembelajaran.Hal ini dapat dilihat dari siswa berkemampuan rendah sudah berani mengemukakan gagasannya dalam kegiatan diskusi, sehingga pembelajaran di kelas menjadi aktif. Untuk aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II memperoleh persentase sebesar 70,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik.

Aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran PAI dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan apresiasi sebesar 70,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Dalam kegiatan diskusi semua siswa mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan, sehingga tidak lagi didominasi oleh siswa tertentu saja. Melihat dari aktivitas pembela-jaran yang semakin berkembang di Kelas V dalam pembelajaran PAI siklus II me-nunjukkan perkembangan prestasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi belajar siswa pada Tabel 7.

Tabel 5 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Indikator Aktivitas Siklus I

Skor Jumlah

1 Melakukan kegiatan aprsepsi dan motivasi 3 3 6

2 Penguasaan materi pembelajaran 3 3 6

3 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran 2 3 5 4 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 3 3 6 5 Menggunakan dan memanfaatkan media secara efektif 2 3 5 6 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2 3 5 7 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran 3 3 6 8 Menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran 3 3 6

9 Melakukan penilaian secara berkelanjutan 2 3 5

10 Melakukan kegiatan refleksi pembelajaran 3 3 6

Jumlah 56

Rata-rata 70.00

Tabel 6 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Indikator Aktivitas Siklus II

Skor Jumlah

1 Sikap siswa dalam menerima pembelajaran 3 3 6

2 Kerjasama siswa dalam kelmpok 3 3 6

3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok 3 3 6

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan 2 3 5

5 Komunikasi siswa dalam kelompok 2 3 5

Jumlah 28

Rata-rata 70.00

Tabel 7 Nilai Siklus II

No Nama Siswa Analisis Butir Soal Nilai % Ketuntasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T TT

(10)

No Nama Siswa Analisis Butir Soal Nilai % Ketuntasan siklus II berupa peningkatan hasil belajar. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 73.13 meningkat pada siklus II sebesar 91.25 dengan ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 68.75% meningkat maksimal pada siklus II sebesar 100%. Dengan hasil ini maka penelitian dianggap sudah memenuhi syarat ketuntasan sebesar minimal 85%.

Refleksi

Dari hasil pengamatan pada siklus II dapat direfleksikan bahwa metode pembela-jaran kooperatif dapat diterapkan secara optimal di Kelas VI. Hal ini dapat dilihat dari teratasinya kendala yang muncul pada siklus I sehingga persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100,00% pada akhir siklus II dapat tercapai. Untuk itu tidak diperlukan la-gi perbaikan tindakan pada siklus selan-jutnya.

Paparan Perbandingan Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II

Hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat diketahui seberapa jauh respon siswa terhadap pembelajaran. Setelah di-lakukan verifikasi terhadap hasil angket, diperoleh hasil sebesar 1,97 .

(11)

untuk bertanya masih kurang. Kemungkinan hal ini disebabkan budaya malu masih sangat kuat di dalam diri siswa. Dari segi guru, tampaknya pengajaran dengan metode kooperatif sangat memudahkan karena guru lebih mudah mengarahkan jalannya proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya gam-baran tentang peningkatan prestasi hasil bela-jar siswa yang dicapai dari sebelum siklus sampai siklus II, penulis ekspresikan dalam bentuk Gambar 1.

Hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan rerata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 73.13 dengan ketuntasan 68.75%. Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 62.50 dengan ketuntasan 25.00% karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata skor formatif sebesar 91.25 dengan ketuntasan mencapai 100%. Hasil dari siklus II jauh beda dengan siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, terdorong untuk belajar yang lebih baik, serta merasa lebih terbuka, kepada teman kelompoknya untuk pemahaman konsep-konsep yang belum dimengerti. Pada siklus I, siswa dikelompok-kan dalam 6 kelompok terdiri dari 3-4 orang untuk mengerjakan tugas kelompok dan diskusi. Tampaknya pengelompokkan ini dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil yang diperoleh, yaitu tidak jauh beda dengan siklus II. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas secara berkelompok sangat bermanfaat, utamanya untuk kelas yang berjumlah besar.

Dari respon siswa terhadap pembela-jaran dengan pembelapembela-jaran diskusi dikatakan positif, karena sebagian siswa menyatakan lebih mudah dan lebih tertarik dalam proses belajar mengajar. Hal ini bisa dipahami

karena proses belajar mengajar menjadi bergairah dan tidak membosankan.

PENUTUP Kesimpulan

Sikap siswa sangat positif terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam ngan diterapkannya metode kooperatif de-ngan diskusi kelompok pada kegiatan belajar mengajar. Hal ini bisa diketahui dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012/2013 dalam mema-hami materi Iman Kepada Qadha dan Qadhar secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa untuk siklus I sebesar 73.13 dengan ketuntasan 68.75%. Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 62.50 dengan ketuntasan 25.00% karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata skor formatif sebesar 91.25 dengan ketun-tasan mencapai 100%.

Kualitas pembelajaran PAI di kelas VI SD Negeri 1 Kamulan Kecamatan Duren-an Kabupaten Trenggalek mengalami peningakatan setelah diterapkannya metode kooperatif. Hal ini berdampak pula pada peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI pada pembelajaran PAI.

Saran

(12)

pembe-lajaran diskusi dengan model belajar yang la-in. Penggunaan model Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru.Untuk meningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan model Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, pela-tihan perlu diberikan agar guru dapat mengembangkan kemampuannya.

Gambar 1 Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Siswa

DAFTAR RUJUKAN

_____. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, GBPP Pendidikan Agama Islam. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

_____. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendi-dikan dan Kebudayaan.

Abdurrahman, Bintoro. 1994. Pengelolaan Pengajaran. Ujung Pandang: Bintang Selatan.

Ditjen PDM Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar. Jakarta: PT.Citra Lamtoro Gang Persada.

Furchan, A. 1993. Kaitan sejarah Sosiologis Agama dan Politik Dalam Masalah Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum. Disertasi. Tidak diterbitkan.

Houlobec. 2001. The Human Resource Func-tion in EducaFunc-tional AdministraFunc-tion. Edisi ke 6. New Jersey: Prentice Hall. Nasution, S. 1984. Psikologi Pendidikan.

Ja-karta: Direktorat Jenderal Pembinaan kelembagaan Agama Islam.

Nurkancana, Wayan, dkk. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasi-onal.

Oemar, Hamalik. 1989. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju.

Purwanto, Ngalim MP. 1997. Psikologi Pen-didikan. Bandung: PT. Remaja.

Slameto, Drs. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Tabrani, dkk. 1991. Kesulitan Belajar dan Gangguan Bicara. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

62.50 73.13

91.25

25.00 68.75

100.00

RATA-RATA

Gambar

Tabel 1 Nilai Siswa Sebelum Diadakan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 2 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 3 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 5 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena semakin banyak konsentrasi sorbitol yang ditambahkan akan meningkatkan total padatan dalam larutan yang akan mempengaruhi ketebalan edible

Beda pada saat ini, Persoalan isu sara yang paling tersorot pada pemilihan kepala daerah terjadi pada daerah DKI Jakarta yaitu kasus Ahok yang merupakan

Hasil dan pembahasan: pelaksanaan akad kerjasama event organizer dengan UKM Musik UIN Walisongo telah sesuai dengan perspektif ekonomi Islam berdasarkan kejelasan

Nilai-nilai sosial budaya dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang teridentifikasi meliputi: (1) kondisi ekonomi (2) etos kerja (3) nuansa kemiskinan (4) kondisi

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan

Tujuan Penelitian : mengetahui hubungan antara persepsi pelayanan dan kinerja petugas dengan tingkat kepuasan ibu balita di Posyandu Desa Prembun Kecamatan

Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian

Pada penelitian ini kuesioner akan dibagikan kepada beberapa responden (UMKM) yang berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai penerapan