• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20152016 DI SDN 1 NGEMBEL KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20152016 DI SDN 1 NGEMBEL KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

LEARNING TOGETHER

BAGI

SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI

SDN 1 NGEMBEL KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN

TRENGGALEK

Oleh: Jupair

SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Abstrak. Faktor siswa menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor siswa tersebut sangat kompleks dan diantaranya mencakup faktor jumlah siswa dalam satu kelas. Guru dapat memberikan layanan dan bimbingan belajar dengan waktu yang longgar dan model pembelajaran konvensional, namun hal tersebut berbeda apabila jumlah siswanya banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari tes akhir pra siklus yang menunjukkan siswa tuntas sebanyak 8 siswa (62%). Sedangkan yang 38% belum dapat mencapai ketuntasan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Learning Together bagi siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2015/2016. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75,38, sedangkan pada siklus II naik menjadi 85,38. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik sebesar 10 poin sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Learning Together bagi siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2015/2016. Kata kunci: Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Learning Together

Faktor siswa menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor siswa ter-sebut sangat kompleks dan diantaranya mencakup faktor jumlah siswa dalam satu kelas. Jika jumlah siswa terlalu banyak dan perbandingan/rasio dengan jumlah guru tidak imbang maka akan menimbulkan ke-sulitan tersendiri bagi guru untuk melak-sanakan proses belajar mengajar (Soeman-tom, 2001).

Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VI SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 dan merupakan salah satu faktor pendukung untuk mencapai keberhasilan mengajar karena hanya ber-jumlah 13 siswa. Dengan ber-jumlah itu, guru

(2)

Pada saat pembelajaran pra siklus berlangsung, ada beberapa catatan yang sekiranya memungkinkan terjadi rendahnya tingkat ketuntasan yang dapat dicapai (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Hal-hal yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Guru kurang memotivasi siswa, se-hingga perhatian siswa berkurang.

Metode pembelajaran guru merupakan metode pembelajaran yang bersifat “ Teach-er CentTeach-ered” sehingga keterlibatan siswa sangat minim.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kiranya prestasi belajar siswa dapat diting-katkan dengan cara meningditing-katkan perhatian dan aktifitas siswa. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

Sesuai dengan kondisi di atas, maka penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran Learning Together. Sedang-kan judul penelitian yang dikaji adalah sebagai berikut: “Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Learning Together bagi Siswa Kelas VI Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek”.

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupa-kan penelitian tindamerupa-kan kelas atau biasa di-kenal dengan nama PTK. PTK merupakan karya tulis yang sudah tidak asing lagi ter-utama bagi para guru. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan PTK (Arikunto, 2009). PTK adalah “Penelitian yang dilaku-kan oleh guru di kelas atau di sekolah tem-pat mengajar, dengan penekanan pada

pe-nyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.” (Susilo, 2007: 16).

Sesuai dengan pendapat tersebut di atas, maka PTK adalah penelitian yang dila-kukan oleh guru. Guru melaksanakan pene-litian ini dengan tujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan proses pembelajaran. Dengan demikian peneliti dalam jenis penelitian ini sekaligus pelaku penelitian.

PTK biasanya dilakukan dalam bentuk siklus. Siklus yang telah dilakukan di reflek-si untuk melaksanakan penyempurnaan pada tahap berikutnya. Kelemahan atau keku-rangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya, se-hingga diharapkan hasil yang dicapai dapat semakin meningkat.

Penelitian ini direncanakan terlaksana dua siklus. Tetapi jika hasil yang dicapai pa-da siklus II masih kurang memuaskan, maka tidak menutup kemungkinan akan dilaksana-kan siklus berikutnya.

Tahap pra siklus dilaksanakan pada minggu II bulan Januari 2016. Siklus I pada minggu III bulan Januari 2016, dan Siklus II pada minggu IV bulan Januari 2016.

Siklus I dan siklus II masing-masing akan dilakukan melalui 4 tahapan. Tahapan yang dilaksanakan sesuai dengan pendapat Susilo (2007: 19) sebagai berikut: tahap pe-rencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Uraian dari masing-masing tahap dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

(3)

Peneliti melakukan tahap perencanaan ini dengan menyiapkan perangkat pembela-jaran (silabus, RPP, LKS, media/sumber be-lajar, alat evaluasi) sesuai dengan materi dan model pembelajaran yang akan dilaksana-kan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah disusun. Guru me-laksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dan perangkat lainnya. Pada penelitian ini model pembelajaran yang diterapkan adalah

Learning Together.

Adapun langkah-langkah model pem-belajaran Learning Together adalah sebagai berikut: (a) Guru menyajikan pelajaran. (b) Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 siswa secara heterogen. (c) Masing-masing kelompok menerima lembar tugas untuk ba-han diskusi dan menyelesaikannya. (d) Be-berapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya. (e) Pemberian pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelom-pok (Fathurrohman, 2015:69).

3. Tahap Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlang-sung, terutama pada kegiatan inti guru me-ngamati aktifitas belajar siswa sehingga da-pat diketahui berapa siswa aktif dan berapa siswa pasif. Selain itu dalam model pem-belajaran ini juga diamati aktifitas masing-masing kelompok sehingga dapat diketahui kelompok yang lebih unggul dalam kerjasa-manya.

4. Tahap Refleksi

Tahap akhir dari pelaksanaan peneliti-an ini adalah tahap refleksi. Pada tahap ini guru merefleksi segala sesuatu yang telah dilaksanakan pada setiap siklus. Kelemahan-kelemahan yang diperkirakan dapat menjadi

kendala untuk pencapaian prestasi belajar dianalisis dengan cermat. Selanjutnya hasil refleksi tersebut dipergunakan untuk mem-perbaiki pelaksanaan siklus berikutnya.

Untuk memperjelas aktifitas pada saat mengadakan refleksi, maka dapat disampai-kan sebagai berikut: (a) Menganalisis aktifi-tas dan kerjasama kelompok. (b) Meng-analisis hasil tes akhir dari pembelajaran yang telah berlangsung. (c) Menemukan ke-lemahan atau kekurangan dari siklus yang telah terlaksana untuk perbaikan siklus berikutnya.

Subjek Penelitian

1. Populasi Penelitian

“Populasi adalah keseluruhan pendu-duk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum” (Hadi, 2000:220). Sesuai dengan kutipan di atas, maka populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trengga-lek semester genap tahun pelajaran 2015/ 2016 yang berjumlah 13 siswa dengan rinci-an 9 siswa laki-laki drinci-an 4 siswa perempurinci-an.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Alasan dari peneliti mengambil tempat penelitian tersebut disebabkan ka-rena subjek penelitian adalah siswa dimana peneliti melaksanakan dinas sebagai guru. Dengan demikian siswa dan guru sudah sa-ma-sama mengenal baik kebiasaan, karakter, maupun hal-hal lainnya, sehingga antara guru dan siswa tidak merasa canggung.

3. Instrumen Penelitian

(4)

Mulyono, 2007), instrumen tersebut yakni: (a) Lembar pengamatan. Instrumen ini dipergunakan untuk mengetahui jumlah siswa aktif dan siswa tidak aktif. Selain itu juga untuk mengetahui kekompakan dari masing-masing kelompok. (b) Lembar Soal tes akhir. Tes yang diberikan kepada siswa yang kemudian dianalisis dalam penelitian ini adalah soal tes akhir setiap siklus (Purwanto, 2006).

Format dari lembar pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 1 Lembar pengamatan individu

NO NAMA SISWA KEAKTIFAN

Tabel 2 Lembar pengamatan kelompok

N

Aspek yang Dinilai

P

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dila-kukan ada dua macam yaitu teknik tes dan non tes. (a) Teknik non Tes, teknik non tes merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan instrumen lembar pengamat-an. Dalam penelitian ini yang dipergunakan adalah lembar pengamatan individu dan lembar pengamatan kelompok. (b) Teknik

Tes, teknik tes merupakan teknik pengum-pulan data yang mempergunakan instrument berupa lembar soal tes akhir. Dalam hal ini soal tes terdiri dari 10 soal. Masing-masing soal dijawab benar nilai 10 dan dijawab salah nilai 0. Bentuk soal berupa tes isian.

5. Teknik Analisis Data

Teknik adalah cara, dengan demikian teknik analisis data adalah cara yang diper-gunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah diperoleh.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan teknik statistik, da-pat dilihat dari kutipan berikut: “Teknik ana-lisa kuantitatif disebut juga dengan teknik statistik digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik hasil pengu-kuran maupun hasil mengubah data kuali-tatif” (Ali, 2004:155).

Data-data yang dianalisis adalah sebagai berikut.

a. Data Pengamatan

1) Analisis terhadap hasil pengamatan individu dilakukan dengan menggunakan prosentase keaktifan siswa, dengan rumus:

Siswa aktif =

2) Analisis terhadap hasil pengamatan kelompok dilakukan dengan mengguna-kan ketentuan

Kriteria Nilai: Nilai 1: kurang Nilai 2: sedang Nilai 3: baik

Nilai Akhir=

b. Data prestasi belajar siswa

(5)

1) Membuat Tabel Kualifikasi Nilai

Nilai maksimal yang dapat dicapai oleh siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 0. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas dinyatakan tuntas, karena KKM yang dipasang adalah 70. Adapun pengelompok-an nilai berpedompengelompok-an pada Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3 Kualifikasi nilai tes akhir siswa

Nilai Akhir Kualifikasi

100 Sangat memuaskan 90 Memuaskan 80 Lebih dari cukup 70 Cukup <70 Kurang

2) Mencari nilai rata-rata kelas.

Rumus untuk menghitung adalah sebagai berikut.

Rata-Rata =

3) Mencari prosentase ketuntasan

Rumus untuk menghitung adalah sebagai berikut.

Ketuntasan= x 100%

4) Menentukan modus/nilai yang sering muncul dari masing-masing siklus 5) Menentukan peningkatan prestasi belajar

Menentukan peningkatan prestasi belajar dengan cara mencari selisih antara hasil dari Siklus I dengan hasil pada siklus II. Rumus yang digunakan adalah:

(Nilai siklus II – Nilai Siklus I) x 100%

HASIL PENELITIAN

Perbandingan siklus I baik mengenai hasil pengamatan maupun hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 4.

Siswa tuntas pada siklus I mencapai 9 siswa (69%), sedangkan pada siklus II mencapai 13 siswa (100%). Dengan demiki-an ada kenaikdemiki-an tingkat ketuntasdemiki-an belajar

sebesar 31% atau sebanyak 4 siswa dari 13 siswa.

Tabel 4 Perbandingan ketuntasan belajar siswa

NO Ren

Tabel 5. Perbandingan nilai rata-rata kelas

N0 KKM Rata-Rata Kelas

Siklus I Siklus II

1 70 75,38 85,38

Nilai rata-rata kelas yang dicapai sis-wa pada siklus I sebesar 75,38. Sedangkan pada siklus II naik menjadi 85,38. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik sebesar 10 poin.

Berikut akan disampaikan grafik pada Gambar 1 yang menunjukkan perbandingan dari masing-masing siklus.

0

(6)

Keterangan:

0 – 100 : nilai yang diperoleh siswa 0 – 13 : no absen siswa

Tabel 6 Tabel perbandingan hasil pengamatan keaktifan siswa

No Sik

Berdasarkan hasil tersebut, maka hasil uji hipotesis dapat disampaikan sebagai be-rikut: “Terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembe-lajaran Learning Together bagi siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Ka-bupaten Trenggalek,” dinyatakan diterima.

PENUTUP

Kesimpulan

Untuk mengambil kesimpulan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, perlu disampaikan hasil penelitian sebagai berikut: (1) Terjadi peningkatan prestasi be-lajar siswa dilihat dari prosentase ketuntasan

sebesar 31%. (2) Terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 10 poin. (3) Terjadi peningkatan siswa aktif sebesar 22%.

Berdasarkan hasil analisis data terse-but maka dapat disimpulkan bahwa: “Ter-jadi peningkatan prestasi belajar mata pela-jaran IPS melalui model pembelapela-jaran

Learning Together bagi siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.”

Saran

Sesuai dengan hasil penelitian di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

Diharapkan agar guru dapat memoti-vasi diri sendiri terlebih dahulu untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang inovatif akan memberi-kan motivasi tersendiri bagi siswa, karena siswa akan merasa tertantang untuk mem-peroleh pengalaman baru. Hal tersebut akan berbeda jika siswa terus diajar dengan menggunakan metode ceramah karena siswa pasti merasa bosan.

Rasa bosan pada diri inilah yang pada akhirnya akan mengurangi semangat belajar siswa. Sebaliknya rasa senang dan tertan-tang pada diri siswa dapat meningkatkan se-mangat belajar yang pada akhirnya akan bermuara pada hasil belajar siswa yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2004. Penelitian Kepen-didikan Prosedur dan Strategi. Ban-dung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Pene-litian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(7)

Fathurrohman, M. 2015. Model Pembelajar-an. Yogyakarta: Teras.

Furchan, H. Arief. 2004. Pengantar Peneliti-an dalam PendidikPeneliti-an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Ban-dung: PT Remaja Rosdakarya.

Soemanto, Wasty. 2001. Belajar dan Pembe-lajaran. Yogyakarta: Teras.

Gambar

Tabel 1 Lembar pengamatan individu
Gambar 1 yang menunjukkan perbandingan Berikut akan disampaikan grafik pada dari masing-masing siklus
Tabel 6 Tabel perbandingan hasil pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang

[r]

NO NAMA PAKET PEKERJAAN LOKASI PAGU ANGGARAN METOOE PENGADAAN utsrponmlkjihgecbaWSRPONLKC. 1 Pembangunan Sekolah Shelter Kecamatan Wanareja Rp 1.076.865.550

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Keberhasilan Koperasi (Y) Keberhasilan Koperasi Member

Sebagai alternative system tabung biokimia secara konvensional, bisa menggunakan 5 sistem biokimia komersial (API 20E, Enterotube II, Enterobacteriaceae II, MICRO-ID, atau Vitek

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit