ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Makalah
GAYA KEPEMIMPINAN ( STYLE OF
LEADERSHIP )
Disusun Oleh :
Epik Hidayat
YAYASAN NURDIN HAMZAH
ILMU PEMERINTAHAN
2012/2013
GAYA KEPEMIMPINAN ( STYLE OF
LEADERSHIP )
Disusun oleh :
Nama
: Epik Hidayat
NIM
: 101030 65201
5032
Jurusan
:
Ilmu
Pemerintahan
Semester
: III (Tiga)
Disetujui
Dori Efendi, S.IP,
M.Soc, Sc
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan karunia yang diberikannya, maka makalah GAYA KEPEMIMPINAN ( STYLE OF LEADERSHIP )ini dapat saya rampungakan.
Makalah ini saya susun berdasarkan pengetahuan yang saya dapat selama mengikuti mata kuliah Organisasi dan manajemen serta dari beberapa sumber-sumber bacaan yang saya ambil dengan harapan dapat menambah perbendaharaan isi materi pada makalah saya ini.
Makalah ini saya susun sebagai salah satu penunjang dalam proses pembelajaran Organisasi dan manajemen. Dengan adanya makalah ini, saya berharap semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan semua pembaca mengenai Organisasi dan manajemen khususnya Gaya kepemimpinan (style of leadership).
Sesungguhnya saya menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali terdapat kekurangan. Untuk itu, dalam rangaka penyempurnaan dari isi materi makalah ini, saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Akhir kata tak lupa pula saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan, baik moral maupun materil, sehingga makalah ini dapat saya rampungkan.
Jambi, November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul... 2
KATA PENGANTAR... 3
DAFTAR ISI... 4
BAB I
I. Pendahuluan... 5
Latar Belakang... 5
BAB II
II. GAYA KEPEMIMPINAN ( STYLE OF LEADERSHIP)... 6 2.1 Pengertian... 6 2.2 Macam-macam Gaya Kepemimpinan... 7-9 2.3 Gaya Kepemimpinan Transaksional... 9-10 2.4 Gaya Kepemimpinan Transformasional... 11-13 2.5 Gaya Kepemimpinan Berbasis Emotional Intelligence... 14-15
BAB III
III. PENUTUP... 16 3.1 KESIMPULAN... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kepemimpinan berfungsi sebagai tindakan yang dilakukan pimpinan dalam upaya menggerakkan anggota agar mau berbuat sesuatu untuk mewujudkan program kerja yang telah dirumuskan. Keberhasilan Organisasi tergantung dari kemampuan pimpinannya dalam melaksanakan fungsi pokok kepemimpinan baik sebagai leader maupun manager (sergiovanni, 1987 ; Greenberg & Baron, 1995).
Pelaksanaan fungsi sebagai leader lebih menekankan pada usaha interaksi manusiawi, mempengaruhi orang yang di pimpin, menemukan sesuatu yang baru, mengadakan perubahan dan pembeharuan. Istilah kepemimpinan dapat dipahami sebagai konsep yang di dalamnya mengandung makna bahwa ada suatu proses kekuatan yang datang daru seorang figur pemimpin untuk mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun kelompok dalam suatu organisasi ( Hanson, 1985).
Mengacu pada pendapat yang telah dikemukankn dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi, membimbing melalui interaksi individu dan kelompok sebagai wujud kerjasama di Organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Seorang pemimpin dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang diterapkan. Gaya kepemimpinan mengacu pada struktur kebutuhan pemimpin yang memotivasi perilaku dalam berbagai situasi antar pribadi. Intinya, gaya kepemimpinan merupakan karakteristik kepribadian.
BAB II
GAYA KEPEMIMPINAN (Style of Leadership)
2.1 PENGERTIAN
Gaya pemimpin adalah pola-pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam
bekerja dengan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu. Pola-pola itu timbul pada diri orang-orang pada waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan cara yang sama dalam kondisi yang serupa sehingga membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang bekerja dengan orang-orang itu.
Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang dilihat. Dengan kata lain usaha untuk menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Gaya kepemimpinan dapat juga di definisikan sebagai pola tingkah laku yang
dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan di dalam organisasi :
1. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task oriented)
Task oriented adalah gaya kepemimpinan yang lebih menaruh
perhatian struktur tugas, penyusunan rencana kerja, penetapan pola organisasi, metode kerja dan prosedur pencapaian tujuan.
2. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia (people oriented).
People oriented adalah kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian
2.2 MACAM-MACAM GAYA KEPEMIMPINAN 1. Gaya Kepemimpinan Hersey
Gaya ini berhubungan dengan perilaku pemimpin yang dilakukan terhadap bawahan
atau pengikutnya, yakni : perilaku mengarahkan dan mendukung.
Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seorang pemimpin
melibatkan dalam komunikasi satu arah dengan bentuh pengarahannya menetapkan peranan yang seharusnya dilakukan pengikut, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya bisa dikerjakan, dimana melakukan hal tersebut, bagaimana melakukan, dan pengawasan secara ketat kepada pengikutnya.
Pelaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam
komunikasi dua arah, misalnya : mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para pengikut dalam pengambilan keputusan.
4 dasar tentang gaya kepemimpinan Hersey :
a. Seorang pemimpin menunjukan perilaku yang banyak memberikan pengarahan dan sedikit dukungan.
b. Seorang pimpinan yang menunjukan perilaku yang banyak mengarahkan dan banyak juga memberikan dukungan.
c. Perilaku pemimpin yang menekankan pada banyak memberikan dukungan dan sedikit dalam pengarahan.
d. Pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan.
2. Perilaku Gaya Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan
4 Gaya Dasar kepemimpinan dalam Proses Pembuatan Keputusan :
a. Intruksi pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana melaksanakan berbagai tugas.
b. Konsultasi Pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka.
c. Partisipasi Pemimpin dan anggota saling tukar-menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
d. Delegasi Pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan anggotanya sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masala yang kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada anggotanya.
4 Dasar Gaya kepemimpinan dalam Tingkat Kematangan Anggota :
a. Gaya Mendikte ( Telling) Gaya ini diterapkan jika anggota dalam tingkat kematangan rendah dan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas. Karena, Pemimpin dituntut untuk mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan dimana tugas dilakukan sehingga lebih ditekankan pada tugas, sedangkan hubungan hanya dilakukan sejedarnya saja.
b. Gaya Menjual (Selling) Gaya ini diterapkan apabila kondisi anggota dalam taraf rendah sampai moderat. Yaitu, anggota yang telah memiliki kemauan untuk melakukan tugas, tetapi belum didukung kemampuan yang memadai. Sehingga pemimpin selalu memberikan petunjuk yang banyak dengan cara memberikan tugas serta hubungan yang terlalu tinggi agar dapat memeliharaa dan meningkatkan kemauan yang telah dimiliki.
c. Gaya Melibatkan Diri (Participating) Gaya ini diterapkan apabila tingkat kematangan anggota berada pada taraf kematangan moderat sampai tinggi. Yaitu, mempunyai kemampuan kerja,tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan kepercayaan diri. Sehingga pemimpin dengan anggota bersama-sama berperan di dalam proses pengambilan keputusan dengan cara pemberian tugas tidak diperlukan, namun upaya hubungan perlu ditingkatkan dengan membuka komunikasi dua arah.
pengawasan umum. Dan oleh sebab itu dalam tingkat kematangan seperti ini upaya tugas hanya diperlukan sekedarnya saja, demikian upaya hubungan.
2.3 GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
Kepemimpinan transaksional lebih difokuskan pada peranannya sebagai
manager karena ia sangat terlibat dalamaspek-aspek prosdural manajerial yang metodologis dan fisik.
Sistem kerja yang jelas merujuk kepada tugas yang di emban dan imbalan
yang diterima sesuai derajat pengorbanan dalam pekerjaan kepemimpinan transaksional yang sesuai diterapkan di tengah-tengah anggota yang belum matang, dan menekankan pada pelaksanaan tugas untuk mendapatkan intensif bukan pada aktualisasi diri.
Kepemimpinan transaksional tidak mengembangkan pola hubungan laissez
fair atau membiarkan personel menentukan sendiri pekerjaannya karena dikhawatirkan dengan keadaan personel yang perlu pembinaan, pola ini dapat menyebabkan mereka menjadi pemalas dan tidak jelas apa yang mau dikerjakannya.
Pola hubungan yang dikembangkan kepemimpinan transaksional adalah
berdasarkan suatu sistem timbal balik (transaksi) yang sangat menguntungkan
(mutual system of reinforcement), yaitu pemimpin memahami kebutuhan dasar
para anggotanya dan pemimpin menemukan penyelesaian atas cara kerja dari para anggotanya tersebut.
Pemimpin transaksional merancang pekerjaan sedemikian rupa yang
disesuaikan jenis dan jenjang jabatannya dan melakukan interaksi atau hubungan mutualistis.
Skema model kepemimpinan taransaksional :
Untuk melaksanakan peran kepemimpinannya, para pemimpin transaksional
percaya bahwa orang cenderung lebih senang di arahkan, menjadi pekerja yang ditentukan prosedurnya dan pemecahan masalahnya dari pada memikul sendiri tanggung jawab atas segala tindakan dan keputusan yang diambil.
2.4 GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Anggota menganggap
imbalan itu sepadan dengan pencapaian hasil Anggota merasa mampu
memenuhi tuntutan atas perannya tersebut
(probabilitas, keberhasilan yang
obyektif)
Anggota termotivasi untuk meraih hasil yang
diinginkan tersebut
(expected effort)
Pemimpin memperjelas peran anggotanya
Pemimpin memperjelas bagaimana kebutuhan anggotanya dipenuhi, sebagai imbalan atas apa
Kepemimpinan Transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin bekerja
dengan dan atau melalui orang lain untuk menstranformasikan secara optimal sumber daya (SDM, fasilitas, dana, dan faktor-faktor eksternal keorganisasian) organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah di tetapkan.
Pemimpin adalah seorang yang sadar akan prinsip perkembangan organisasi dan
kinerja manusia sehingga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotivasian terhadap staf dan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, kemanusiaan, bukan di dasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan, atau kebencian.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke
depan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi di masa datang.
Pemimpin transformasional merupakan agen perubahan dan bertindak sebagai
katalisator, yaitu memberi peran mengibah sistem ke arah yang lebih baik.
Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia
berperan meningkatkan sumber daya manusia yang ada dengan berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor atau pembawa perubahan.
Seorang pemimpin transformasional memandang nilai-nilai organisasi sebagai
nilai-nilai luhur yang perlu dirancang dan ditetapkan oleh seluruh staf sehingga para staf mempunyai rasa memiliki dan komitmen dalam pelaksanaannya.
Tugas pemimpin untuk mentransformasikan nilai organisasikan untuk membantu
mewujudkan visi organisasi.
Seorang transformasional adalah seorang yang mempunyai keahlian diagnosa,
selalu meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian dalam memecahkan masalah dari berbagai aspek.
Model Kepemimpinan Transformasional :
Perbedaan kontruksi perilaku Kepemimpinan Transformasional dengan Transaksional yang lebih tinggi pada hierarki
Pengemuka Transformasional Transaksional
Bass dan aviilo 1997
1. Atribut-atribut pengaruh ideal
1. Kontingensi ganjaran pengecualian aktif 2. Perilaku pengaruh ideal
2. Manajemen 3. Motivasi inspirasional 3. Pengecualian aktif 4. Stimulasi inteletual
5. Individualisasi Konsiderasi Bass, 1985 1. Kemampuan memotivasi
lebih tinggi
1. Kemampuan memotivasi Moderat
2. Kinerja lebih Baik 2. Kinerja moderat
Begitu besarnya peranan kepemimpinan dalam proses pencapaian tujuan organisasi,
sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sukses tidaknya pencapaian tujuan di orgaisasi sebagian ditentukan oleh kompetensi dan gaya kepemimpinan seorang pemimpin.
2.5 GAYA KEPEMIMPINAN BERBASIS EMOTIONAL INTELLIGENCE
Kecerdasan terhadap seorang pemimpin jauh lebih berpengaruh terhadap keberhasilan
seseorang, dibandingkan kecerdasan intelektualnya.
Goleman (2004) mengemukakan gaya kepemimpinan yang efektif : 1. Gaya kepemimpinan Visioner
Kepemimpinn Visioner adalah mengajak anggota organisasi bersama-sama
menganalisis dan mengkaji kondisi internal dan eksternal di Organisasi.
Pemimpin menjelaskan harapan-harapan atau visi yang di wujudkan dalam
menjalankan tugas kepemimpinannya.
Pemimpin dengan gaya visioner akan membuat kerangka tugas kolektif dalam
gambaran visi yang lebih besar, karena pendekatan ini merumuskan sebuah standar umpan balik kinerja yang berputar di sekitar visi.
Gaya visioner juga menyangkup kemampuan untuk merasakan perasaan staf
dan memahami sudut pandang mereka yang berarti bahwa pimpinan dapat mengartikulasi sebuah visi yang benar-benar menginspirasi (Goleman,dkk, 2004).
2. Gaya kepemimpinan pembimbing
Pemimpin yang menganut gaya kepemimpinan pembimbing akan berusaha
melakukan perbincangan mendalam dengan seorang pegawai, membahas hal-hal yang lebih dari sekedar persoalan tugas sehari-hari dan menjelajahi kehidupan anggota, termasuk impian-impiannya, tujuan hidupnya, dan harapan karirnya.
Gaya pembimbing akan menciptakan percakapan yang berkelanjutan yang
memungkinkan anggota uuntuk mendengar umpan balik kinerja mereka dengan terbuka, melihatnya sebagai penunjang inspirasi mereka sendiri, dan bukan hanya untuk kepentingan pemimpin (Goleman,dkk, 2004)
Gaya pembimbing merupakan salah satu contoh kompetensi kecerdasan
emosional yang mengembangkan orang lain, yang memungkinkan pemimpin bertindak sebagai penasihat, yang menggali tujuan dan nilai-nilai anggota serta membantu mereka mengembangkan kemampuannya sendiri.
3. Gaya Kepemimpinan demokratis
Gaya ini sangat baik jika pemimpin menginginkan persetujuan, membangun
rasa hormat, dan membangun komitmen.
Pemimpin yang memiliki visi yang kuat, gaya demokratis akan sangat
bermanfaat untuk memancing ide-ide tentang cara terbaik menerapkan visi.
Gaya demokratis juga memiliki kelemahan dan jika pemimpin terlalu
mengandalkannya bisa rapat saja tiada akhir dan keputusan tetap samar.
1. Kerja kelompok 2. Pengelolaan konflik 3. Pengaruh
Mendengar adalah kunci pemimpin demokratis.
4. Gaya kepemimipinan Memerintah (Otoriter)
Gaya ini menuntut anggotanya mematuhi langsung perintahnya, tetapi tidak
mau repot-repot menjelaskan alasan yang ada di balik perintah itu.
Gaya memerintah ini akan efektif harus di dukung oleh tiga kompetensi
kecerdasan emosional, yaitu pengaruh, pencapaian, dan inisiatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan ini kami menyimpulkan bahwa :
Kepemimpinan berfungsi sebagai tindakan yang dilakukan pimpinan dalam
upaya menggerakkan anggota agar mau berbuat sesuatu untuk mewujudkan program kerja yang telah dirumuskan.
Gaya pemimpin adalah pola-pola perilaku konsisten yang mereka terapkan
dalam bekerja dengan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang
itu. Pola-pola itu timbul pada diri orang-orang pada waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan cara yang sama dalam kondisi yang serupa sehingga membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang bekerja dengan orang-orang itu.
Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang dilihat. Dengan kata lain usaha untuk menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan di dalam organisasi :
1.Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task oriented)
Task oriented adalah gaya kepemimpinan yang lebih menaruh
perhatian struktur tugas, penyusunan rencana kerja, penetapan pola organisasi, metode kerja dan prosedur pencapaian tujuan.
2.Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia (people oriented).
People oriented adalah kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian
pada kesejawatan, kepercayaan, penghargaan, kehangatan, antara pemimpin dan anggota.
Daftar Pustaka
Masaong, Abd.Kadim. 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelegence. Bandung : Alfabeta.
Goleman, D. Emotional Inteligence, Kecerdasn Emosional Mengapa El lebih penting dari pada IQ, Terjemahan Oleh T.Hermaya. 1995. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh T. Hermaya, 2004. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hersey, p. & Blanchard, K.H. 1982. Management of Organizational Behavior. Utilizing Human Resources. New Jersey : Prantice-Hall, Inc.
Sergiovanni, T.J. 1987. The Orincipalship A Reflective Practice Perspective. London : Allyn and Baron.