• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stratifikasi Sosial kekuasaan dan wewena (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Stratifikasi Sosial kekuasaan dan wewena (2)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SOSIOLOGI

MACAM-MACAM PERBEDAAN SOSIAL

(BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL)

DI SUSUN

OLEH :

KELOMPOK 4

NUR ALFINASARI

RISMAWATI

AHRIANI PUTRI ASBIANTO

ERNI ERVINA

NURDIN ABYAD SAPUTRA

SMA NEGERI 1 BANTAENG

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

B.TUJUAN

C.RUMUSAN MASALAH

BAB II

PEMBAHASAN

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL” tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Bantaeng,25 November 2015

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

(5)

B. Rumusan Masalah

 Apakah Pengartian dari stratifikasi sosial?

 Apa sajakah Unsur-unsur Stratifikasi Sosial

 Mengapa Stratifikasi Sosial bisa terjadi?

 Apa sajakah bentuk-bentuk dari Stratifikasi Sosial?

 Apakah Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial?

 Apakah Pengertian Konflik Status dan Role Distance?

 Contoh stratifikasi sosial bagaimanakah yang kami identifikasi ?

 Contoh konflik sosial dan role distance bagaimanakah yang di identifikasi ?

C. Tujuan

 Untuk mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial

 Untuk mengetahui unsur-unsur stratifikasi Cososial

 Untuk mengetahui penyebab stratifikasi sosial

 Untuk mengetahui bentuk-bentuk stratifikasi sosial

 Menjelaskan Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial

 Menjelaskan Pengertian Konflik Status dan Role Distance

 Untuk mengetahui contoh dari proses sosial

 Mengidentifikasi contoh konkrit stratifikasi sosial

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Stratifikasi Sosial

Untuk memahami istilah stratifikasi sosial, kita harus mengkaji terlebih dahulu kata aslinya, yaitu stratification. Kata stratification berasal dari kata stratum atau strata yang berarti pelapisan. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial berarti penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat (hierarkies). Itulah kita dapat mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.

Stratifikasi menurut para pakar

 Soerjono Soekanto : Stratifikasi sosial pasti terjadi di dalam setiap masyarakat dimanapun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.

 Pitirim Sorokin : stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas secara bertingkat (hierarkies). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas-kelas-kelas rendah

(7)

Dalam teori sosiologi unsur-unsur sistim pelapisan sosial dalam masyarakat adalah :

1.Kedudukan (status)

Kedudukan merupakan salah satu unsur pokok dalam sistim stratifikasi dalam masyarakat. Kedudukan seringkali dibedakan dengan kedudukan sosial (sosial status). Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Kedudukan sosial tidak hanya kumpulan kedudukan kedudukan seseorang dalam kelompok yang berbeda, tetapi kedudukan sosial mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda.

Menurut Pitirim Sorokin, untuk mengukur status dapat dilihat dari :

 Jabatan / pekerjaan

 Ilmu pengetahuan

 Kekayaan

 Agama

 Politis , keturunan

Menurut Soerjono Soekanto , dimensi stratifikasi sosial meliputi :

 Kekayaan

 Kekuasaan

 Ilmu pengetahuan

 Kehormatan

(8)

 Agama

2. Peran (role)

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan artinya, seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran menyangkut 3 hal :

1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat

2. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan individu dalam masyarakat

3. Peran merupakan sebagai perilaku indidvidu yang penting dalam struktur sosial

Macam-macam peran (atas dasar pelaksanaannya):

1. Peran yang diharapkan

Contoh : hakim, diplomatik, protokoler, dll

2. Peran yang disesuaikan

Peran yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat. Peran ini sifatnya lebih luwes

Macam-macam peran (atas dasar cara memperolehnya):

1. Peran bawaan (ascribed roles)

Yaitu, peran yang diperoleh secara otomatis tanpa melalui usaha.

Contoh : peran ayah , peran ibu

2. Peran pilihan (achieved Roles)

Yaitu , peran yang diperoleh atas dasar keputusan sendiri

(9)

3.Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang, tanpa usaha, serta kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran

Misalnya : dalam sistem kasta, seorang anak dari kasta Brahmana juga akan memperoleh kedudukan demikian

2. Achieved Status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja dilakukan bukan diperoleh karena kelahiran.

Misalnya : orang biasa menjadi dokter asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

3. Asigned status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena jasa-jasanya . Kedudukan ini terkait dengan achieved status

Misalnya : Pahlawan nasional

4.Macam-Macam Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi Tertutup adalah: stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

(10)

Stratifikasi sosial terbuka adalah: sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mndapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

5.Bentuk-bentuk stratifikasi sosial

a. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk atau warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini ada golongan orang-orang yang didasarkan pada pemilikan tanah, serta ada yang didasarkan pada kegiatannya di bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan. Dengan kata lain, pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam berbagai lapisan atau kelas-kelas sosial dalam masyarakat.

(11)

Kelaskelas tersebut adalah kelas atas (upper class), kelas menegah (middle class), dan kelas bawah (lower class). Satu hal yang perlu diingat bahwa stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka. Artinya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas bawah untuk naik ke kelas atas, dan sebaliknya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas atas untuk turun ke kelas bawah atau kelas yang lebih rendah. Hal ini tergantung pada kecakapan dan keuletan orang yang bersangkutan. Salah satu contoh stratifikasi sosial berdasarkan factor ekonomi adalah pemilikan tanah di lingkungan pertanian pada masyarakat Indonesia. Wujud stratifikasi sosialnya adalah petani pemilik tanah, petani penyewa dan penggarap,sertaburuhtani.

1) Petani pemilik tanah dibagi dalam lapisan-lapisan berikut ini.

a) Petani pemilik tanah lebih dari 2 hektar.

b) Petani pemilik tanah antara 1–2 hektar.

c) Petani pemilik tanah antara 0,25–1 hektar.

d) Petani pemilik tanah kurang dari 0,25 hektar.

2) Petani penyewa dan petani penggarap, yaitu mereka yang menyewa dan menggarap tanah milik petani pemilik tanah yang biasanya menggunakan sistem bagi hasil.

3) Buruh tani, yaitu tenaga yang bekerja pada para pemilik tanah, petani penyewa, petani penggarap, atau pedagang yang biasanya membeli padi di sawah.

b. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Pada umumnya, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ini bersifat tertutup. Stratifikasi sosial demikian umumnya terdapat dalam masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan masyarakat rasial.

1)Staratifikasi Social Pada Masyarakat Feodal

(12)

a) Golongan atas, terdiri dari keturunan raja dan ningrat.

b) Golongan menengah, terdiri dari golongan prajurit dan pegawai pemerintahan. c) Golongan bawah, terdiri dari golongan rakyat biasa.

2)Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kasta

Masyarakat kasta menuntut pembedaan antargolongan yang lebih tegas lagi. Hubungan antargolongan adalah tabu, tertutup, bahkan dapat dihukum masyarakatnya. Hal demikian terjadi pada masyarakat kasta di India. Istilah untuk kasta di India adalah yati, dan sistemnya disebut dengan varna. Menurut kitab Reg Weda dalam masyarakat India Kuno dijumpai empat varna yang tersusun secara hierarkis dari atas ke bawah, yaitu brahmana, ksatria, vaisya, dan sudra. Kasta brahmana adalah kasta yang terdiri atas para pendeta dan dipandang sebagai kasta tertinggi. Ksatria merupakan kasta yang terdiri atas para bangsawan dan tentara, serta dipandang sebagai kelas kedua. Vaisya merupakan kasta yang terdiri atas para

pedagang, dan dipandang sebagai lapisan ketiga.

Sedangkan sudra merupakan kasta yang terdiri atas orangorang biasa (rakyat jelata). Di samping itu terdapat orangorang yang tidak berkasta atau tidak termasuk ke dalam varna.

Mereka itu adalah golongan paria.

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan bahwa ciri-ciri kasta adalah sebagai berikut.

a) Keanggotaan berdasarkan kewarisan atau kelahiran. Dalam kasta, kualitas seseorang tidak

menjadi sebuah perhitungan.

b) Keanggotaan berlangsung seumur hidup, kecuali jika dikeluarkan dari kastanya.

c) Perkawinan bersifat endogen dan harus dipilih orang yang sekasta. Seorang laki-laki dapat menikah dengan perempuan yang kastanya lebih rendah, tetapi tidak dapat menikah dengan

perempuan yang memiliki kasta lebih tinggi.

d) Hubungan antarkasta dengan kelompok sosial lainnya sangat terbatas.

(13)

f) Terikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional ditetapkan. Artinya kasta yang lebih rendah kurang mendapatkan akses dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan, apalagi

menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.

g) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

h) Kasta yang lebih rendah merupakan bagian dari kasta yang lebih tinggi, sehingga dalam

kesehariannya dapat dikendalikan secara terus-menerus.

Di Indonesia, stratifikasi sosial berdasarkan kasta dapat kita jumpai pada masyarakat Bali. Namun demikian, pengkastaannya tidak terlalu kaku dan tertutup seperti halnya di India. Pengkastaan di Bali disebut dengan wangsa. Adapun stratifikasi sosialnya adalah

sebagai berikut.

a) Brahmana,

Merupakan tingkatan kasta tertinggi di Bali. Biasanya kasta ini diduduki oleh para pemuka agama. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam kasta ini adalah Ida Bagus

untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk perempuan.

b) Ksatria,

Merupakan tingkatan kedua setelah brahmana. Biasanya yang menduduki kasta ini adalah para bangsawan. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam kasta ini adalah Cokorda, Dewa, atau Ngahan.

c) Waisya,

Merupakan tingkatan ketiga setelah ksatria. Biasanya yang menduduki kasta ini adalah para pedagang. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam kasta ini adalah Bagus atau Gusti.

d) Sudra,

(14)

adalah Pande, Kbon, atau Pasek.

3) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Rasial

Masyarakat rasial adalah masyarakat yang mengenal perbedaan warna kulit. Sistem stratifikasi ini pernah terjadi di Afrika Selatan, di mana ras kulit putih lebih unggul jika dibandingkan dengan ras kulit hitam. Perbedaan warna kulit di Afrika Selatan pada waktu itu memengaruhi berbagai bidang kehidupan yang kemudian disebut dengan politik apartheid. Dalam politik apartheid, seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pendidikan, perumahan, bahkan pekerjaan ditentukan apakah orang itu termasuk kulit putih ataukah kulit hitam. Walaupun ras kulit putih termasuk golongan minoritas, namun mereka menduduki posisi yang terhormat dibandingkan dengan ras kulit hitam yang mayoritas. Untuk mempertahankan dominasi kekuasaan ekonomi dan politik, ras kulit putih mengembangkan teori rasisme disertai dengan tindakan di luar perikemanusiaan.

c. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik berhubungan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat, di mana ada pihak yang dikuasai, dan ada pihak yang menguasai. Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat tertentu di dunia ini beraneka ragam dengan polanya masing-masing. Tetapi, pada umumnya ada satu pola umum yang ada dalam setiap masyarakat. Meskipun perubahan yang dialami masyarakat itu menyebabkan lahirnya pola baru, namun pola umum tersebut akan selalu muncul atas dasar pola lama yang berlaku sebelumnya.

Bentuk dan sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan pola perilaku yang berlaku pada masyarakat. Batas yang tegas antara yang berkuasa dengan yang dikuasai selalu ada, dan batas-batas itulah yang menyebabkan lahirnya stratifikasi atau

pelapisan dalam masyarakat.

Mac Iver dalam bukunya yang berjudul “The Web of Government” menyebutkan ada tiga pola umum system lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu tipe kasta,

oligarkis, demokratis.

(15)

Tipe kasta adalah tipe atau sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang hampir tidak terjadi mobilitas sosial vertikal. Garis pemisah antara masing-masing lapisan hampir tidak mungkinditembus

Puncak piramida diduduki oleh penguasa tertinggi, misalnya maharaja, raja, dan sebagainya, dengan lingkungan yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para ahli agama. Lapisan berikutnya berturut-turut adalah para tukang, pelayan, petani, buruh tani, dan budak.

2) Tipe Oligarkis

(16)

3) Tipe Demokratis

Tipe ini menunjukkan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil (bergerak) sekali. Dalam hal ini kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang, melainkan yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor keberuntungan.

5. Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial

Secara rinci, faktor-faktor yang menjadi determinan stratifikasi sosial memang relatif beragam, yakni: dimensi usia, jenis kelamin, kelompok etnis/ ras, dan sebagainya. Berbagai dimensi ini memiliki kadar pengaruh sendiri-sendiri dalam pembentukan stratifikasi sosial.

(17)

1. Hierarki kelas, yang dasarnya pada penguasaan atas barang dan jasa.

2. Hierarki kekuasaan, yang didasarkan pada kekuasaan.

3. Hierarkis status, yang didasarkan atas pembagian kehormatan dan status sosial

6. Pengertian Konflik Status dan Role Distance

Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pasti memiliki kedudukan yang lebih dari satu, akan tetapi dengan adanya berbagai kedudukan yang dimiliki seseorang tidak jarang terjadi berbagai pertentangan ataupun konflik antara kedudukan yang satu dengan yang lainnya, dalam sosiologi inilah yang dinamakan dengan Konflik Status.

Seiring dengan konflik antar kedudukan, maka ada juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antara individu dengan perannya, hal ini dinamakan dengan (role distance). Role distance terjadi karena seseorang merasa tertekan dengan peran yang dimilikinya, karena dirinya merasa peran yang dimiliki tersebut tidak dapat melaksanakan perannya dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.

7.Contoh Stratifikasi Sosial di Lingkungan Masyarakat

(18)

langsung sebagai pelaksana proses pertanian yang dimulai dari kegiatan mencanggkul tanah agar tanah tersebut gemur dan siap ditanami tanaman . Kemudian melaukan proses penanaman tanaman pertanian. Selanjutnya melauka perawatan yang telah ditanam tadi seperti melakukan pengairan , penyiangan (mencabuti rumput) , pemberian pupuk , dan penyemprotan hama . Inilah sratifikasi sosial pada masyarakat pertanian yang kami teliti dari lapisan atas dimulai dari pemilik tanah yang peranannya sebagai penyedia lahan , mandor yang perananya sebagai pemimpin kegiatan pertanian dan petani penggarap yang berperan sebagai pelaksana proses pertanian.

8.Contoh berbagai bentuk stratifikasi sosial yang ada dilingkungan sekitar yang kami identifikasi

Bentuk stratifikasi sosial yang kami identifikasi dilingkungan sekitar berupa sratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi terbuka . Contoh stratifikasi sosial tertutup yang kami identifikasi yaitu sistem kasta yang terdapa pada masyarakat hindu di kecamatan ponggok .Kasta yang menduduki strata teratas yaitu kasta Brahmana . Peran dari kasta Brahmana ini sebagai penyebar agama dan penguat agama yang ada di masyarakat . Kemudian strata yang ada dibawahnya lagi adalah kasta Ksatria . Peranan dari kasta Ksatria yaitu sebagai pendekar pelindung umat . Selanjutnya kasta yang ada diawanya lagi yaitu kasta Waisya . Perana dari kasta Waisya yaitu sebagai pedagang besar atau pemilik tanah (orang-orang kaya ) yang memperkerjakan kasta. Struktur sosial yang terjadi pada masyarakat hindu ini bersifat tertutup karena antar satu lapisan dengan lapisan lain tidak bisa berpindah dan hanya berdasarkan pada keturunan.

(19)

menjadi seorang kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dengan melanjutkan studi dan mengikuti tes kepala sekolah.

9. Contoh Unsur-unsur Stratifikasi Sosial yang ada di komunitas/lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar yang kami identifikasi stratifikasi sosialnya yaitu : Dalam perangkat desa unsur-unsur stratifikasi sosial yang ada berupa status dan peranan dari masing-masing perangkat yang berbeda . Status lapisan teratas dipegang oleh kepala desa yang berperan sebagai pengatur dan penanggung jawab seluruh kegiatan atau proses yang terjadi di lingkungan desa. Kemudian status selanjutnya dipegang oleh wakilnya yang biasa dipanggil dengan sebutan Carik yang berperan mengantikan tugas kepala desa apabila kepala desa mengalami halangan . Selanjutnya kedudukan diawah carik dipegang oleh Mudin . Mudin ini mempunyai peranan sebagai pengingat atau bagian woro-woro (bagian humas) dari kebijakan yang dibuat kepala desa yang akan disampaikan pada masyarakat melalui RW atau RT setempat. Lapisan sosial dibawahnya dipegang oleh RW yang bertugas atau berperan sebagai pengayom bagi warga atau pengemban tugas yang disampaikan dari mudin kepada masyarakat setempat langsung ataupun melalui RT , sedangkan RT adalah lapisan dibawah RW yang berperan sebagai pengatur dan pegemban tugas yang disampaikan oleh RW secara lagsung kepada masyarakat.

10.Contoh faktor determinasi stratifikasi sosial dan ketidaksamaan sosial di lingkungan sekitar yang kami identifikasi.

Faktor determinasi yang kami jadikan contoh yaitu faktor jenis kelamin. Di desa ringinanyar terdapat determinasi yang di pengaruhi oleh jenis kelamin. Dalam pemilihan ketua rt/rw di desa ini tidak di pilih secara demokratis oleh masyarakat melainkan di tunjuk langsung oleh kepala desa dan harus seorang laki-laki karena menurut kepala desa seorang laki-laki adalah pemimpin dalam suatu masyarakat sehingga dalam hal ini jenis kelamin dapat menentukan status dan peranan seseorang yang menjadikan ketidaksamaan sosial antara laki-laki dan perempuan di desa tersebut.

11. Contoh konflik status dan peranan yang terjadi pada masyarakat sekitar

(20)

satu kandidat dalam pemilihan kepala desa tersebut adalah anak dari kepala desa yang lama. Dan sebelum kepala desa yang baru terbentuk, kepala desa yang lama harus mengatur, menjaga, dan berbuat adil dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa yang baru mulai dari himbauhan kepada masyarakat agar memilih sesuai dengan hati nurani dan tidak boleh terprovokasi. Itu adalah peranan yang wajib dilakukan sebagai kepala desa namun disisi lain dia juga mempunyai status sebagai seorang bapak yang mempunyai peranan untuk menjaga dan mendukung anaknya sehingga dari sini ada konflik status namun pada kenyataannya yang kami teliti kepala desa tersebut membantu anaknya dengan menghimbau masyarakat agar mendukung anaknya secara diam-diam.

Konflik status tersebut dialami oleh kepala desa dari strata paling atas di desa tersebut yang disebabkan karena dia mempunyai peranan ganda sebagai ayah dan sebagai kepala desa dan mengakibatkan kepala desa tersebut harus memenuhi kedua tuntutan itu. Dan dalam hal ini kepala desa itu mendukung anaknya secara diam-diam agar dimata masyarakat peranannya sebagai kepala desa dapat terlaksana dengan baik dan peranan sebagai ayah juga terlaksana.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(21)

B. Saran

Dengan adanya stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat hendaknya kita menyikapinya dengan positif dan melaksanakan tugas/peranan sosial kita yang telah diberikan dengan baik. Sebab dengan adanya pembagian tugas (peranan) tersebut suatu pekerjaan/tugas yang kompleks yang kiranya tidak akan mampu dikerjakan sendiri akan berhasil dengan baik karena dikerjakan oleh masing-masing individu sebagai ahlinya. Karena kita ingat lagi pada haikatnya manusia adalah makhuk sosial yang tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

REFERENSI

 Narwoko J.Dwi,Bagong Suyanto.2011.Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

 Sutomo dkk.2009.Sosiologi Untuk SMA Kelas XI Semester 1. Malang: Graha

Indotama

 http://organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-sosiologi

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dibeli langsung dari penjual minuman milk shake powder dengan berbagai rasa yang ada di sepanjang jalan Kebonharjo Tanjung Mas Semarang, lalu disimpan dalam botol

However, although the learners seemed to like watching the broadcast with their peers, they indicated very little need for interaction with the instructor during or directly

sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang. mengkonsumsi

Penerapan metode Value at Risk (VaR) merupakan bagian dari manajemen risiko. Metode Delta-Normal menghitung nilai VaR berdasarkan perhitungan parameter seperti

Diantaranya adalah dapat memungkinkan untuk dihapusnya sistem rahasia bank atau diganti dengan hubungan kontraktual seperti yang ada pada beberapa Negara, dapat

hubungan antara pengetahuan dan praktik higiene perorangan dengan jumlah bakteri E. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan praktik higiene perorangan dengan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi, meliputi pola aliran dan distribusi temperatur pada permasalahan Konveksi alami, pada kotak 2D

Siapa saja dapat memiliki dan menggunakan budaya itu sendiri, dari strata manapun ia berasal, mengidentifikasikan dirinya ke dalam kelompok sosial yang memiliki budaya tertentu,