Kajian Linguistik Lanjut
Oleh: Susandi
1. Pendahuluan
Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut:
“The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology, psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and structural linguistics.”
Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa tradisional dan (2) linguistik modern. Selanjutnya Linguistik dapat dibagi menjadi beberapa cabang yaitu, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
Sejarah dan Aliran Linguistik
3.1 Linguistik Tradisional
Sejarah Linguistik dimulai dari linguistik tradisional, Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik; sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu. Misalnya dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian; sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat berdistribusi dengan frase “dengan . . . .”.
Dalam perkembangannya di dalam aliran linguistik tradisional dikenal linguistik zaman Yunani. Sejarah studi bahasa pada zaman Yunani ini sangat panjang, yaitu dari lebih kurang abad ke-5 S.M sampai lebih kurang abad ke 2 M. Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada linguis pada waktu itu adalah pertentangan antara bahasa bersifat alami (fisis) dan bersifat konvensi (nomos). Bersifat alami atau fisis maksudnya bahasa itu
Selanjutnya yang menjadi pertentangan adalah antara analogi dan anomali. Kaum analogi antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat menyusun tata bahasa. Jika tidak teratur tentu yang dapat disusun hanya idiom-idiom saja dari bahasa itu. Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kalau bahasa itu tidak teratur mengapa bentuk jamak bahasa Inggris child menjadi children, bukannya childs; mengapa bentuk past tense bahasa Inggris dari write menjadi wrote dan bukannya writed ?
Kelompok-kelompok yang termasuk dalam aliriran ini adalah Kaum Sophis (abad ke-5 S.M), Plato (429-347 S.M), Aristoteles (384-322 S.M), Kaum Stoik (Abad ke- 4S.M), Kaum Alexandrian.
Kemudian dikenal lingistik zaman Romawi. Studi bahasa pada zaman Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman Yunani, sejalan dengan jatuhnya Yunani dan munculnya kerajaan Romawi. Tokoh pada zaman romawi yang terkenal antara lain, Varro (116 – 27 S.M) dengan karyanya De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
Lalu, linguistik zaman Pertengahan. Studi bahasa pada zaman pertengahan di Eropa mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik, dan bahasa Latin menjadi Lingua Franta, karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan. Berikutnya, linguistik zaman Renaisans. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans ini yang menonjol yang perlu dicatat, yaitu :
1) Selain menguasai bahasa Latin, sarjana-sarjana pada waktu itu juga menguasai bahasa Yunani, bahasa Ibrani, dan bahasa Arab.
2) Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa dan malah juga perbandingan.
Dan yang terakhir yang termasuk ke dalam linguistik tradisional adalah masa menjelang lahirnya linguistik modern. Dalam masa ini ada satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi bahasa, yaitu dinyatakan adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sanskerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin dan bahasa-bahasa Jerman lainnya. Dalam pembicaraan mengenai linguistik tradisional di atas, maka secara singkat dapat dikatakan, bahwa :
a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa ujaran dengan bahasa tulisan;
b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin;
c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara prekriptif, yakni benar atau salah;
d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika;
e) Penemuan-penemuan atau kaidah-kaidah terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.
Linguistik strukturalis berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Berikut ini merupakan tokoh dan aliran linguistik strukturalis.
Pertama, Ferdinand de Saussure. Ferdinand de Saussure (1857 – 1913) dianggap sebagai bapak linguistik modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan albert Sechehay tahun 1915.
Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :
1) Telaah sinkronik dan diakronik
Telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. Sedangkan telaah bahasa secara diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh para penuturnya.
2) Perbedaan La Langue dan La Parole
La Langue adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan yang dimaksud dengan La Parole adalah pemakaian atau realisasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa; sifatnya konkret karena parole itu tidak lain daripada realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain.
3) Perbedaan signifiant dan signifie
Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita, sedangkan signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita.
4) Hubungan sintagmatik dan paradigmatif
Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Sedangkan hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
Kedua, Aliran praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu Vilem Mathesius (1882 – 1945). Dalam bidang fonologi aliran Praha inilah yang pertama-tama membedakan dengan tegas akan fonetik dan fonologi. Fonetik mempelajari bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan fonologi mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem.
Ketiga, Aliran Glosematik lahir di Denmark, tokohnya antara lain : Louis Hjemslev (1899 – 1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Hjemslev juga menganggap bahasa sebagai suatu sistem hubungan, dan mengakui adanya hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik.
Kelima, aliran sistemik, nama aliran linguistik sistemik tidak dapat dilepaskan dari nama M.A.K Halliday, yaitu salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dengan segi kemasyarakatan bahasa. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the Theory of Grammar, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama Neo-Firthian Linguistics atau Scals and Category Linguistics. Namun kemudian ada nama baru, yaitu Systemic Linguistics (SL).
Keenam, Leonard Bloomfield dan strukturalis Amerika. Beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran strukturalisme :
1) Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperlukan.
2) Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme.
3) Diantara linguis-linguis itu ada hubungan yang baik, karena adanya The Linguistics Society of America, yang menerbitkan majalah Language; wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memberikan suatu bahasa.
Ketujuh adalah Aliran Tagmemik. Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Price, seorang tokoh dari Summer Institute of Linguistics, yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfeld, sehingga aliran ini juga bersifat strukturalis, tetapi juga antropologis. Menurut aliran ini satuan dasar dan sintaksis adalah tagmem. Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling diperlukan untuk mengisi slot tersebut.
DEFINISI BAHASA DAN ILMU BAHASA (LINGUISTIK)
Definisi Bahasa*)
1) Bahasa merupakan satu struktur yang unik daripada bunyi-bunyi ucapan yang dipilih dan disusun secara sewenang-wenang (tanpa direncanakan, atau secara kebetulan saja dan tidak menurut aturan atau hukum-hukum tertentu) untuk dipakai sebagai alat perhubungan. Inilah definisi bahasa yang lazim, definisi menurut fungsi bahasa.
Menurut definisi baru, bahasa merupakan sejumlah ayat dan tiap-tiap ayat mempunyai kepanjangan yang terbatas dan terbuat daripada sejumlah unsur-unsur yang terbatas.
Jadi bahasa menurut definisi ini, merupakan perilaku yang diatur oleh rumus-rumus.
Simanjuntak, Mangantar. 1987. Pengantar Psikolinguistik Modern. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajar Malaysia
2) Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982) : ”Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
3) Bahasa : 1 sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri; 2 percakapan (perkataan) yang baik; bertingkah laku yang baik; sopan santun.
2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka
4) Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
Daftar Pustaka
Smaradhipa, Galih. Bertutur dengan Tulisan diposting dari situs www.rayakultura.com. 12/05/2005 .
Stiawan, Yasin. Perkembangan Bahasa diposting dari situs www.siaksoft.com. 16/01/2006. Tarigan,
Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia. 2001.
Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press.
Syamsuddin, A.R. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta. 1986. Pangabean, Maruli. Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia. 1981.
Soejono, Ag. Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu1983. Ambary, Abdullah. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika. 1986.
Guntur, Henry. Pengajaran Kompetensi Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. 1989. http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/
5) Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.
http://friendstart.blogspot.com/2009/11/pengertian-bahasa.html
Definisi Ilmu Bahasa (Linguistik)*)
1) Linguistik secara umum dan luas merupakan satu ilmu atau sains manusia yang mencoba mempelajari hakikat bahasa, struktur bahasa, bagaimana bahasa itu diperoleh, bagaimana bahasa itu bekerja dan bagaimana bahasa itu berkembang.
Simanjuntak, Mangantar. 1987. Pengantar Psikolinguistik Modern. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajar Malaysia
2) Linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa, biasanya menghasilkan teori-teori bahasa dan deskripsi (pemerian) bahasa.
Linguistik adalah ilmu atau studi bahasa yang mempelajari secara ilmiah tentang hakikat bahasa, struktur bahasa, bagaimana bahasa itu diperoleh dan bagaimana bahasa itu bekerja, serta bagaimana bahasa itu berkembang.
3) Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; dalam arti; salah satu ilmu yang berurusan dengan bahasa dengan mengambil bahasa dalam arti harafiah (bahasa tutur sehari-hari) sebagai objek sasarannya objek sasaran yang dikhususkan.
Sudaryanto. 1985. Linguistik Esai Tentang Bahasa dan Pengantar ke dalam Ilmu.
4) Ilmu bahasa : pengetahuan bersistem tata (ihwal) bahasa (tata bahasa); linguistik. Linguistik : 1 ilmu tata bahasa; 2 telaah bahasa secara ilmiah.
2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka
5) Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari kata Latin lingua yang berarti bahasa. Orang yang ahli dalam ilmu linguistik disebut linguis. Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistic) karena tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja.
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=64:pbin4101-linguistik-umum&Itemid=75&catid=30:fkip
***Arifah Nian (arsip) "Semoga Bermanfaat" :)
LINGUISTIK UMUM
1. Pengertian Linguistik Umum.Secara umum linguistic adalah bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya .
Linguistik berasal dari bahasa latin yaitu lingua adalah bahasa ,sedangkan istilah dari prancis linguistik adalah linguistique ,dari bahasa inggris adalah linguistics.
2. Ciri-ciri Keilmuan Linguistik.
Ristal menyimpulkan bahwa Linguistik mempunyai 3 ciri yaitu: a. Eksplisit
>>Adalah jelas, menyeluruh, tidak mempunyai dua makna, pasti / konsisten. Contoh:
>>Adalah sesuai keadaan atau apa adanya.
3. Hakikat Linguistik.
Ferdinan Dee Sanssure (Prancis)di anggap sebagai pelopor linguistic modern. Bukunya yang terkenal adalah Cours de linguistique generale (1916).
Beberapa istilah yang digunakan olehnya adalah yang digunakan dalam linguistic, yaitu:
1) Language.
>>Adalah satu kemampuan berbahasa yang ada pada setiap manusia yang sifatnya pembawaan.
2) Langue.
>>Adalah mengacu pada suatu sitem bahasa tertentu yang ada dalam benak seseorang. 3) Parole.
>>Adalah ujaran yang di ucapkan atau di dengar oleh kita.
4. Perbedaan Linguistik Umum dan Linguistik Spesifik.
*Linguistik umum adalah ilmu yang tidak mengkaji sebuah bahasa saja.
*Linguistik spesifik adalah ilmu yang hanya mempelajari / mengkaji sebuah bahasa saja.
5. Jenis-Jenis Linguistik.
a) Jenis-Jenis linguistik berdasarkan pembidangannya. 1. Linguistik umum / general linguistics.
>>Adalah ling yang merumuskan secara umum semua bahasa manusia yang bersifat alamiah. 2. Linguistik terapan (Applied Linguistik).
>>Adalah ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis , seperti dalam pengajaran bahasa, terjemahan, penyusunan kamus, dan sebagainya. 3. Linguistik teoritis.
>>Adalah hanya ditujukan untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka.
b) Jenis-jenis linguistik berdasarkan telaahnya. 1. Linguistik Mikro.
>>Adalah struktur internal bahasa itu sendiri, mencakup struktur fonologi, morpologi, sintaksis dan leksikon.
2. Linguistik Makro.
>>Adalah bahasa dalam hubungannya dengan factor-faktor di luar bahasa, seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolilinguistik dan dialektologi.
>>Adalah linguistik yang hanya menggambarkan bahasa apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
2. Linguistik Perbandingan.
>>Adalah jenis linguistic yang membedakan 2 bahasa atau lebih pada waktu yang berbeda. 3. Linguistik Kontrastif.
>>Adalah jenis linguistic yang membedakan 2 bahasa atau lebih pada waktu tertentu. 4. Linguistik Singkronis.
>>Adalah jenis linguistic yang mempelajari 1 bahasa pada satu waktu. 5. Linguistik Diakronis.
>>Adalah jenis linguistic yang mempelajari 1 bahasa pada satu waktu yang berbeda.
d) Jenis-jenis linguistik adanyadisebut linguistik sejarah dan sejarah linguistik. 1. Linguistik Sejarah
>>Adalah mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejumlah bahasa, baik dengan diperbandingkan maupun tidak.
2. Sejarah Linguistik.
>>Adalah mengkaji perkembangan ilmu linguistic, baik mengenai tokoh-tokohnya, aliran-alirannya, maupun hasil-hasil kerjanya.
6. Tataran Linguistik.
Dibagi menjadi 4 bagian: 1. Fonologi.
>>Adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji banyak bahasa, ciri-ciri bahasa, cara terjadinya dan fungsinya sebagai pembeda makna.
Kajian fonologi adalah fonem.
*Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang fungsional atau dapat membedakan makna. 2. Morfologi.
>>Adalah cabang ilmu yang mempelajari seluk beluk proses pembentukan tata dan perubahan makna kata.
*Morpen adalah bentuk bahasa yang dapat di potong-potong menjadi bagian yang lebih kecil. Morfologi dibagi 3, yaitu:
a. Kata adalah satuan gramatikal bebas yang terkecil. b. Sistem adalah satuan dramatic yang berdiri sendiri. c. Morpen.
3. Sintaksis.
>>Adalah ilmu yang mempelajari tata kalimat.terdiri dari: 1. Wacana.
>>Adalah suatu wacana yang lengkap, merupakan suatu gramatikal tertinggi dalam hierarki gramatikal.
2. Kalimat.
>>Adalah suatu sistaksis yang terdiri dari konstitun dasaqr, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan dan disertai intonasi final.
3. Klausa.
>>Adalah satuan sintaksis berbentuk rangkaian kata-kata yang berkonstruksi predikatif. 4. Frase.
>>Adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih dan tidak mempunyai unsure predikat.
4. Semantik.
7. Sifat-sifat Bahasa ,terdiri dari:
1. Bahasa itu adalah sebuah system 2. Bahasa itu berwujud lambing. 3. Bahasa itu berupa bunyi. 4. Bahasa itu bersifat arbitrer. 5. Bahasa itu bermakna.
6. Bahasa itu bersifat konvensional. 7. Bahasa itu bersifat unik.
8. Bahasa itu bersifat universal. 9. Bahasa itu bervariasi.
10. Bahasa itu bersifat dinamis. 11. Bahasa itu bersifat produktif. 12. Bahasa itu bersifat manusiawi.
8. Hakikat Bahasa .
*Bahasa adalah ujaran yang bermakna.sedangkan hakikatbahasa adalah ujaran yang sebenarnya yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
9. Unsur-Unsur Bahasa.
Terdiri dari:
1. Unsur bentuk, terdiri dari : a. Bahasa lisan (objek primer) b. Bahasa tulisan (objek sekunder) 2. Unsur makna.
10. Aliran-Aliran Linguistik.
Sejarah linguistic yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistic. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa.
Aliran linguistic terdiri dari : a. Aliran tradisional.
>>Adalah melahirkansekumpulan penjelasan dan aturan tata bahasa yang dipakai kurang lebih selama dua ratus (200) tahun lalu.
Aliran ini merupakan warisan dari studi preskriptif abad kr-18. b. Aliran structural.
>>Adalah aliran linguistic yang berpengaruh sejak tahun 1930-an sampai akhir 1950-an.
Syarat-syarat tata bahasa yaitu :
a. Kalimat yang di hasilkan oleh kata bahasa itu harus diterima oleh pemakai bahwa kalimat tersebut sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.
b. Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa sehingga satuan atau istilah yang di gunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya harus sejajar dengan teori linguistic tertentu.
tersebut merupakan awal yang menjadi titik tekan dari buku berjudu “Linguistik ( Sebuah Pengantar ) ” karya Dr. Mansoer Padeta.
Dalam paparannya, Martinet mengemukakan secara jelas bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
Pada dasarnya setiap ilmu, termasuk juga ilmu linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan sebagai berikut :
1. Tahap Spekulasi. Dalam tahap ini pembicaraan mengenai sesuatu dan cara mengambil kesimpulan dilakukan dengan sikap spekulatif
2. Tahap Observasi dan Klasifikasi. Pada tahap ini para ahli dibidang bahasa baru
mengumpulkan dan menggolongkan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi teori atau kesimpulan apapun.
3. Tahap Perumusan Teori. Pada tahap ini setiap displin ilmu merusaha memahami masalah-masalah dasar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah-masalah-masalah itu berdasarkan data empiris yang dikumpul.
Analisis linguistik dilakukan terhadap bahasa atau lebih tepat terhadap semua tataran tingkat bahasa, yaitu Fonetik, Fonemik, Morfologi, Sintaksis dan Semantik. Bapak linguistik modern, Ferdin de Saussure ( 1857 – 1913 ) dalam bukunya Course de Linguisticue
Generation ( terbit pertama kali 1916, terjemahannya dalam bahasa Indonesia terbit 1988 ). Membedakan adanya kedua jenis hubungan atau relasi yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu relasi sintagmatik dan relasi asosiatif.
Yang dimaksud dengan relasi sintagmatik adalah hubungan yang terdapat antara satuan bahasa didalam kalimat yang konkret tertentu, sedangkan relasi asosiatif adalah hubungan yang terdapat dalam bahasa namun tidak tampak dalam susunan satuan kalimat. Setiap ilmu, betapapun teoritisnya, tentu mempunyai manfaat praktis bagi kehidupan
manusia. Begitu juga bahwa ilmu linguistik akan membawa manfaat langsung kepada mereka yang berkecimpung dalam kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, seperti linguis itu sendiri, guru bahasa, penerjemah, penyusun buku pelajaran dan sebagainya. Dari dua pasal telah disebutkan bahwa bahasa adalah sistem, dan bahasa adalah lambang; dan kini, bahasa adalah bunyi. Kata bunyi, yang sering suka dibedakan dengan kata suara, sudah bisa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kridalaksana ( 1983 : 27 ) bunyi adalah kesempurnaan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.
Bahasa itu arbiter. Yang dimaksud dengan istilah arbiter itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa ( yang berwujud bunyi itu ) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
Sebetulnya yang membuat alat komunikasi manusia itu, yaitu bahasa, produktif dan dinamis, dalam arti dapat dipakai untuk menyatakan sesuatu yang baru. Manusia sering disebut-sebut sebagai Homo Sapien “ Makhluk Berfikir ”, Homo Sosio “ Makhluk yang Bermasyarakat ”, Homo Faber “ Makhluk Pencipta Alat ”, dan juga Animal Rationale “ Makhluk Rasional yang Berakal Budi ”. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa alat
komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia itu sendiri. Yang ingin dibicarakan dan yang memang erat kaitannya dengan bahasa adalah bahasa dalam kaitannya dengan kegiatan sosial didalam masyarakat atau lebih jelasnya hubungan dengan masyarakat itu :
1. Masyarakat Bahasa
4. Kontak Bahasa 5. Bahasa dan Budaya.
Tatanan linguistik dalam ilmu linguistik umum dapat dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Tatanan linguistik ( 1 ) : Fonologi
2. Tatanan linguistik ( 2 ) : Morfologi 3. Tatanan linguistik ( 3 ) : Sintaksis 4. Tatanan linguistik ( 4 ) : Semantik
Dalam tatanan Morfologi kata merupakan satuan terbesar ( satuan terkecilnya ialah Morfem ). Dalam sejarah studi linguistik istilah frase banyak digunakan sebagai satuan sintaksis yang satu tingkat berada dibawah satuan klausa atau satu tingkat berada diatas satuan kata. Bukan hanya itu dalam tataran linguistik juga terdapat relasi makna.
Yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya. Satuan bahasa disini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat dan relasi semantik itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertengahan makna, ketercakupan makna, kegandaan makna atau juga kelebihan makna.
Andreas Kemke, seorang ahli Filologi dari Swedia pada abad ke-17 yang menyatakan bahwa Nabi Adam dulu di Surga berbicara dalam bahasa Demnark, sedangkan ular berbicara dalam bahasa Prancis, adalah tidak dapat dibuktikan kebenarannya karena tidak didukung oleh bukti empiris. Studi bahasa pada zaman Yunani mempunyai sejarah yang sangat panjang, yaitu kurang lebih sekitar 600 tahun. Studi bahasa pada zaman Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman Yunani sampai dengan munculnya kerajaan Romawi. Boleh dikatakan orang Romawi mendapat pengalaman dalam bidang linguistik dari orang Yunani.
Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintahan kolonial. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 pemerintah kolonial sangat memerlukan informasi mengenai bahasa-bahasa yang ada dibumi Indonesia untuk melancarkan jalannya pemerintahan kolonial di Indonesia.
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi seperti dikatakan Martinet ( 1987 : 19 ), telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Beliau memandang Linguistik umum adalah Linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum.
Sejalan dengan pendapat diatas, Ferdinad de Saussure ( 1988 ) menyatakan bahwa Linguistik umum adalah ilmu Linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah umum, kaidah bahasa secara umum. Kesimpulan dari definisi ini yaitu kajian ini dapat dilakukan terhadap keseluruhan sistem bahasa atau juga hanya pada satu tataran dari system bahasa itu. Sebuah tulisan dibuat untuk dipahami maksud dan tujuannya sehingga proses yang dilakukan penulis tidaklah sia-sia. Walaupun teori tentang ilmu Linguistik ( sebuah pengantar ) yang dikemukakan oleh Dr. Mansoer Pateda memiliki kelemahan, secara umum ide untuk
menumbuhkan kemampuan dalam berbahasa yang dituangkan telah cukup memadai. Hal ini berarti bahwa beberapa metode sederhana yang dikemukakan memang merupakan metode dasar guna menumbuhkembangkan kemampuan berbahasa dalam ilmu Linguistik.
Sekali dengan kenyataan diatas, konsep dasar untuk berbahasa dalam metode ilmu Linguistik yang dikemukakan oleh para ahli memang sudah cukup baik. Sampai saat ini penulis belum menemukan bukti Linguistik umum yang demikian jeli dalam membina keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik,
Linguistik adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan. Dibicarakan subdisiplin Linguistik itu secara garis besar dari segi :
c. Pendekatan Objeknya d. Instrumen
e. Ilmu-ilmu lain f. Penerapannya
g. Aliran dari teori yang mendasarinya.
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian atau lebih tepat lagi seperti dikuatkan Martinet.
Linguistik sendiri menerangkan tentang : - Objek Linguistik
- Kegunaan Mempelajari Linguistik - Bahasa sebagai Objek Linguistik - Linguistik dari segi Sejarah - Linguistik dan Subdisiplinnya.