PADUAN OLAHRAGA
UNTUK USIA SEKOLAH
SECARA UMUM
Pendidikan Jasmani
TUMBUH KEMBANG ANAK - DEWASA
TUMBUH KEMBANG ANAK - DEWASA
1. pada tahun pertama kelahiran, pertumbuhan tinggi
badan bisa mencapai 25 cm.
2. pada usia 12-14 tahun, pertumbuhan akan sangat
pesat. Pada masa seperti ini pertumbuhan tinggi
badan bisa mencapai 25-30 cm.
3. puncak kepadatan tulang optimal di usia 25 sampai
30 tahun Dan setelah melalui masa akil balig, maka
tulang dalam kerangka tulang mulai merapat,
kemudian pertumbuhan tinggi badan juga akan
terhenti
Kebutuhan kalsium bagi anak usia 6 sampai 12 tahun adalah 800 sampai
1.300 mg/hari
KOMPOSISI TULANG
Tulang terdiri dari 2 bahan:
1. Matrik yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah
matang)
2. Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari:
a. Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel
pembentuk tulang.
b.Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang.
c. Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi)
bahan tulang (matrik) / sel yang menyerap
tulang.
GIZI
GIZI
Sistem energi
ATP-PC ATP-PC
Glikolisis anaerobik Glikolisis anaerobik
Pengertian gizi
Pengertian Kecukupan tentang zat gizi
Klasifikasi kebutuhan energi olahraga dan sistem energi
Standart kebutuhan gizi
Kebutuhan gizi
Kecukupan zat gizi (recomemded diatery allowance/RDA) adalah jumlah
masing-masing zat gizi yang dianjurkan dipenuhi oleh seseorang agar hampir
semua orang (sekirat 97,5 % populasi) hidup sehat. Kebutuhan dan kecukupan
zat gizi disusun untuk kelompok umur dan berat badan tertentu menurut jenis
ANGKA KECUKUPAN GIZI
Usia Berat Tinggi AKE kkal/hr
0-6 bulan 6 kg 60 cm 547 kkal/hr 7-11 bulan 8,5 kg 71 cm 550 kkal/hr
1-3 tahun 12 kg 90 cm 1000
tahun 37 kg 145 cm 2000 kkal/hr 13-15
tahun 43 kg 153 cm 2300 kkal/hr 16-18
tahun 35 kg 138 cm 2000 kkal/hr 13-15
tahun
46 kg 150 cm 2400
kkal/hr 16-18
Usia Berat AKP
0-6 bulan 6 kg 9 gram
7-11 bulan 8,5 kg 15 gram
1-3 tahun 12 kg 19 gram
4-6 tahun 18 kg 22 gram
7-9 tahun 25 kg 29 gram
10-12 tahun 35 kg 40 gram
13-15 tahun 46 kg 47 gram
16-18 tahun 55 kg 56 gram
AKP
AKV
AKV
LARUT LEMAK LARUT AIR
VITAMIN A,D,E K
VITAMIN A,D,E
K (TIAMIN)VIT B1
VIT B2 (RIBOFLAFIN)
NIASIN
FOLAT B6
SPESIFIKASI PROGRAM LATIHAN SPESIFIKASI PROGRAM LATIHAN
•
Prinsip pembebanan (
loading
sepanjang tahun pelatihan )
•
Prinsip periodisasi dan penataan beban selama peredaran waktu
pelatihan tertentu.
•
Prinsip hubungan antara persiapan yang bersifat umum dan
khusus dengan kemajuan spesialisasi.
•
Prinsip pendekatan individu dan pembebanan individu.
•
Prinsip hubungan yang terbalik antara kondisi fisik, teknik,
taktik, dan intelektual termasuk kemauan.
•
Prinsip kenaikan beban sedikit demi sedikit.
•
Prinsip pembebanan banyak dengan pergantian beban sistematis
prinsip pemulihan,
•
Prinsip adaptasi (penyesuaian) beban terhadap standar unjuk
INTENSITAS
LAMA PELATIHAN
exampl e
•
Latihan kekuatan otot lengan
•
Model pelatihan: Push Up
RM
: 10 kali
90 % : 9 kali
Set
: 1-2 set
Rest
: 2 minute
1RM% Rating Quality developed
90+ Very heavy Strenght
80 to 90 Heavy Strenght and strenght endurance
70 to 80 Medium Power and strenght endurance
60 to 70 Medium light Power and muscle endurance
50 to 60 Light Power and muscle endurance
Penyebab Cidera dalam Olahraga Penyebab Cidera dalam Olahraga
Terdapat tiga faktor yang menyebabkan terjadinya cidera, seperti : 1. Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam diri sendiri. Salah satu
penyebabnya adalah atlet yang kurang melakukan pemanasan. Saat melakukan gerakan, tubuh bisa terkena cedera karena fleksibilitas [kelenturan] yang kurang terlatih.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasal dari luar, seperti karena lingkungan ataupun sarana dan prasarana. Contohnya seperti atlet bulu tangkis yang
raketnya terlalu berat, atau lapangan yang kurang memadai dan aman.
3. Faktor Over Used
MACAM MACAM CIDERA
1. Cedera lutut
2. Cedera bahu
3. Cedera otot pergelangan kaki 3. Cedera otot pergelangan kaki
4. Cedera siku 4. Cedera siku
5. Otot tertarik
55 % cedera akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut .
Pusat tumpuan beban tubuh
20 % cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah posisi, salah urat, dan ketegangan otot
20 % cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah posisi, salah urat, dan ketegangan otot
Terjadi karena gerakan seperti melompat, berlari, dan berhenti mendadak
menyebabkan tendon terjepit.
Terjadi karena gerakan seperti melompat, berlari, dan berhenti mendadak
menyebabkan tendon terjepit.
Penyebabnya karena beban berlebihan dan terus menerus di daerah siku sebagai tumpuan.
Penyebabnya karena beban berlebihan dan terus menerus di daerah siku sebagai tumpuan.
Tidak melakukan pemanasan cukup, kelelahan otot, dan otot lemah, adalah beberapa sebabnya
6. Sakit punggung bagian bawah
7. Cedera tulang kering
8. Cedera paha 8. Cedera paha
9. Gegar otak 9. Gegar otak
10. Salah urat 10. Salah urat
Banyak dialami oleh orang yang duduk terlalu lama dan
penderita obesitas
Biasa menyerang pemula, yang berambisi ingin meningkatkan tahap latihan. Memakai alas kaki yang tidak
sesuai dengan aktivitas. Termasuk melompat dan berlari di landasan yang
keras
Biasa menyerang pemula, yang berambisi ingin meningkatkan tahap latihan. Memakai alas kaki yang tidak
sesuai dengan aktivitas. Termasuk melompat dan berlari di landasan yang
keras
paha terasa nyeri yang sangat, juga terjadi pembengkakan pada
otot paha.
paha terasa nyeri yang sangat, juga terjadi pembengkakan pada
otot paha.
Biasa terjadi akibat kontak fisik, benturan
Biasa terjadi akibat kontak fisik, benturan
Cedera ini timbul karena salah gerak atau kelelahan pada tendon karena
aktivitas berlebih. Paling banyak dialami pelari karena gerakan lari
dan lompat.
Cedera ini timbul karena salah gerak atau kelelahan pada tendon karena
aktivitas berlebih. Paling banyak dialami pelari karena gerakan lari
dan lompat. 9. Gegar otak
9. Gegar otak
Biasa terjadi akibat kontak fisik, benturan
Apabila telah terjadi cedera akibat olahraga, baik itu cedera yang
dialami oleh amatir maupun profesional, penanganan awal yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan prinsip RICE, agar akibat
cedera tersebut dapat segera pulih kembali. Adapun RICE adalah singkatan dari:
1.
Rest
: mengistirahatkan bagian yang cedera
2.
Ice
: pendinginan (bisa menggunakan kompres es) untuk
mencegah perdarahan
3.
Compression
: memberikan balutan tekan sehingga dapat
mengurangi pembengkaka
4.
Elevation
: bagian yang cedera diangkat, dapat juga untuk
mengurangi pembengkakan.
FASE PENYEMBUHAN / REHABILITASI FASE PENYEMBUHAN / REHABILITASI
GRADE 1 GARDE 2
Fase ringan Fase akutFase akut
pemulihan pemulihan
Proses rehabilitasi cedera melalui dua fase
Proses rehabilitasi cedera melalui dua fase
1. Fase Akut 1. Fase Akut
2. Fase Pemulihan 2. Fase Pemulihan
Saat awal
terjadinya cedera lakukanlah metode RICE, kemudian berikan obat-obatan guna
mengurangi rasa nyeri, serta
menggunakan alat bantu.
Saat awal
terjadinya cedera lakukanlah metode RICE, kemudian berikan obat-obatan guna
mengurangi rasa nyeri, serta
menggunakan alat bantu.
a. Terapi dengan
menggunakan alat-alat modalitas seperti :
MWD [MicroWave Diathermy]
USD [Ultra Sound Diathermy]
Laser
TENS [Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation]
EKG [Elektro Kardio Graph]
Alat-alat tersebut
bertujuan agar otot-otot yang kaku mampu
kembali berelaksasi. Misalnya alat MWD yang bertugas untuk
memberikan efek
relaksasi pada otot serta mengurangi rasa nyeri. a. Terapi dengan
menggunakan alat-alat modalitas seperti :
MWD [MicroWave Diathermy]
USD [Ultra Sound Diathermy]
Laser
TENS [Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation]
EKG [Elektro Kardio Graph]
Alat-alat tersebut
bertujuan agar otot-otot yang kaku mampu
kembali berelaksasi. Misalnya alat MWD yang bertugas untuk
memberikan efek
relaksasi pada otot serta mengurangi rasa nyeri.
melakukan terapi
latihan beban sebagai penguatan atas
cidera yang diderita sebagai penyempurna rehabilitasi.
Alat-alat serta berat beban bergantung pada berat /
ringannya cedera, serta bagian mana yang terkena cedera. Pasien yang diberikan treatment dengan alat fisioterapi di atas akan sembuh lebih cepat.
melakukan terapi
latihan beban sebagai penguatan atas
cidera yang diderita sebagai penyempurna rehabilitasi.
Alat-alat serta berat beban bergantung pada berat /
NUTRISI UNTUK PEMULIHAN CEDERA
NUTRISI UNTUK PEMULIHAN CEDERA
Eicosapentaenoic Acid (EPA) Eicosapentaenoic Acid (EPA)
Docosa Hexaeonic Acid (DHA) Docosa Hexaeonic Acid (DHA)
Gamma Linolenic Acid (GLA) Gamma Linolenic Acid (GLA)
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
B6
B6 Metabolisme sel darah
merah
Metabolisme sel darah merah
Vit C Vit C
Pembentukan kolagen untuk kekuatan dan fleksibilitas dan membantu
memperbaiki urat dalam daging ( tendon). Ikatan sendi tulang (ligaments),
dan menguatkan tulang Pembentukan kolagen
untuk kekuatan dan fleksibilitas dan membantu
memperbaiki urat dalam daging ( tendon). Ikatan sendi tulang (ligaments),
SELENIUM SELENIUM
Membantu peran vital dalam
glutathione peroxidase dan
thioredoxin reductase pathways.
Berfungsi perlindungan terhadap cedera oxsiadtive
Membantu peran vital dalam
glutathione peroxidase dan
thioredoxin reductase pathways.
Berfungsi perlindungan terhadap cedera oxsiadtive
VITAMIN E
VITAMIN E Mengurangi jumlah kerusakan dari tekanan oksidatif saat melakukan latihan olahtraga Mengurangi jumlah kerusakan
dari tekanan oksidatif saat melakukan latihan olahtraga