UJIAN AKHIR
JURNAL
“ KRIKULUM PAUD BEKUALITAS “
MATA KULIAH : DASAIN
KRIKULUM DOSEN PENGAMPU :
Dr DADAN
SURYA
OLEH
NAMA : ANIDA NIM : 17330006
PROGRAM STUDI S 2 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PAUD PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2018
KRIKULUM PAUD YANG BEKUALITAS ANIDA
PRIADI PAUD PASCA SARJANA UNP Gmail : Cakni71@gmail.com
Abstrak: Pendidikan anak usia dini diyakini menjadi dasar bagi penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di masa datang. Oleh karena itu layanan PAUD harus
ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya yang berkembang, memahami kondisi
tersebut, maka Peneliti memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat
Satuan PAUD untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada didaerah. . Penelitian ini ber-tujuan untuk mendeskripsikan pengaruh
Kriulum tematik yang berkualitas tehadap layanaan PAUD dan mampu membangun sikap dan karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, . Di TK Mawar Nan Sabaris: metode yang di gunakan Obsevasi .sampel yang di gunakan 10 Orang anak TK Mawar Nan Sabaris Data dikumpulkan dengan pengamatan dan penyebaran angket serta dukungan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendeskripsikan pengaruh Kriulum tematik yang berkualitas tehadap layanaan PAUD dan mampu membangun sikap dan karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan yang diperlukan dalam kelanjutan pendidikan dan kehidupannya.
Kata Kunci : Krikulum Berkualitas junal Edisi Mai 2018
A.PEDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia – manusia yang baik. Standar manusia yang baik berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa
akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan.
dalam semboyan. Bhineka tungkal ika yang maknanya berbeda tetapi satu dari semboyan tersebut bangsa indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak – hak individu sebagai makhluk tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai makhluk individu yang sangat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Melalui pendidikan yang dibangun atas dasar filsafah pancasila yang didasarkan pada semangat bhineka tunggal ika diharapkan bangsa indonesia dapat menjadi bangsa yang tau akan hak dan
kewajibannya untuk hidup
berdampingan, tolong menolong dan saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang bermartabat.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan rasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pertanyaan yang banyak diajukan oleh masyarakat adalah “mengapa kurikulum harus berubah?” Seperti yang diungkapkan pada bagian terdahulu bahwa kurikulum tidak bersifat statis. Kurikulum dipandang sebagai inti yang menggerakkan dan mengarahkan proses pendidikan.Kurikulum harus dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam kelanjutan pendidikan dan kehidupannya. Kurikulum harus memiliki jangkauan yang lebih luas dan jauh. Kurikulum harus menyiapkan anak untuk masa depan bukan hanya untuk masa kini. Masa kini tentu akan berbeda dengan masa lalu dan masa depan karena dunia selalu berubah. Kurikulum harus responsif terhadap kebutuhan dunia yang selalu berubah
B Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian penulis adalah apakah pengaruh Krikulum tematik yang berkualitas tehadap layanaan PAUD dan mampu membangun sikap dan karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, . Di TK Mawar Nan Sabaris
C.Tujuan Penelitian adalah.1.Untuk mengetahui Istilah Krikulum anak Usia Dini 2.Untuk mengetahu Tori Pembelajaran mematik 3.Untuk mengetahui batas Krikulum PAUD4.Untuk menganalisis Tujuan Pengembangan Krikulum PAUD 5.Untuk Pengetahui Pendekatan Krikulum.6.Untuk mengetahui apa apa saja pilar pengembangan krikulum 7.Untuk mengethaui prisip pengembangan krikulum Kajian Pustaka
A. Krikulum Tematik berkualitas
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan-bahan serta cara yang
digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-undang No: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional Pasal 32 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diveriifikasi sesuai dengan Satuan Pendidikan potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat satuan pendidkan. Kurikulum Tingkat Satuan PAUD disusun oleh Tim penyusun KTSP, keberadaannya sangat penting karena KTSP sebagai acuan penyelenggaraan dan pengelolaan keseluruhan program dan pelaksanaan pembelajaran. KTSP juga dijadikan sebagai patokan untuk melaksanakan pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan, program dan keseluruhan kegiatan pembelajaran. KTSP sebagai data bagi peningkatan dan perbaikan mutu satuan pendidikan secara bertahap dan berkesinambungan ‘Menurut Dr Yuliani Nurani Sujiono ( 2009 :198 ) Pengembangan krikulum adalah yang paling sesuai dengan pengembangan program kegiatan bermain .anak usia Dini
B.Tiori pembelajaran Tematik/ Ilmiah
untuk dibahas djadikan kegiatan bermain anak.Menurut pendapat Musbikin (2010:141), menyatakan bahwa pendekatan tematik merupakan suatu cara pandang dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menggunakan berbagai konteks dalam kehidupan sehari-hari. Konteks tersebut terdiri atas, benda, peristiwa, keadaan atau pengalaman yang dialami dalam kehidupan sehari-hari atau pada suatu waktu. Umumnya, tema-tema tersebut disampaikan dengan menggunakan pendekatan eksploratif yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa atau hal yang dekat. Cara tersebut sangat membantu anak menerima pembelajaran, dengan demikian anak-anak akan memperoleh hasil. Hasil dari proses itu adalah kepemilikan pengetahuan dasar (pengantar) yang terintegrasi satu sama lain. Untuk di PAUD, model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran terpadu jaring laba-laba (webbed) dimunculkan oleh Fogarty melalui Sujiono (2010:67). Model tersebut merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu. Lake, pada halaman yang sama menyoal hal terebut dari segi pengertiannya, bahwa jaring laba-laba merupakan model pembelajran terpadu yang
mempresentasikan pendekatan tematik utnuk mengintegrasikan subjek materi pembelajaran. Nilai-nilai agama dan moral Fisik /motorik / ( Kemapuan mengambar)bahasa.sosialemisional
,kemandirian,koqnitifDecker dan Decker melalui Sujiono (2010:73) menyatakan bahawa tema harus berkaitan dengan
pengalaman kehidupan anak setiap harinya, pengetahuan yang diberikan harus melalui objek yang nyata dan dapat diamati.
Menurut Sujiono (2009:212) Prinsip pemilihan tema merupakan wahana yang perlu dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program pengembangan. Tema dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
Pada Seri Bahan Ajar Diklat Berjenjang tingkat lanjut disebutkan bahwa pengembangan tema dalam program
PAUD dapat bersumber dari: a) anak atau diri sendiri, b) Keluarga dan c) lingkungan masyarakat.
pendidikan dalam standart pendidikan anak usia dini disebut sebagai lingkup perkembangan. Jika hal tersebut diterapkan pada model laba-laba (webbed), maka langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tema, lalu pada masing-masing.Pembalajaran merupakan
merupakan suatu starategi
pembelajaran
melibatkanbeberapabidangpengembang an untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak ( 1991:17 ) kutipan Dr Yuliani Nurani sujiono Konsep dasar PAUD ( 2009 -111) ketepaduan dalam pembelajaran ini dapat terlihat dari aspek proses waktu ,aspek krikulum ,dan aspek belajar mengajar pembelajaran tematik dapat diajarkan pada anak .karna anak Taman -kanak -kanak melihat segela sesuatu itu satu keutuhan ( holistik ) perkembangan pisik ,tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental sosial dan emosional. Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budaya. Pendidik harus peka terhadap karakteristik anak usia dini adalah (a )
menggunakan pendekatan
tematik.kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatantematik. Tema sebagai wadah mengenalkan konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitar. Tema dipilih dan dikembangkan dengan hal-hal yang paling dekat dengan anak sederhana serta menarik minat.(b ) Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Inovatif, Efektif dan
Menyenangkan,Proses pembelajaran ini dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tau anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran
hendaknya dilakukan secara
dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat berekspolasi dengan benda-bendasekitarnya.(d) mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup.Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar
yang menunjang
perkembangannyakemampuan
menolong diri sendiri, disiplin, dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.( e ) PemanfaatanTeknologiInformasi.Pelaks anaan Stimulasi pada anak usia dini
jika dimungkinkan dapat
memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar. (f ) Pembelajaran Bersifat DemokratisProses pembelajaran di PAUD memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir, bertindak, berpendapat, serta berekspesi secara bebas dan bertanggung jawab
C..Batas Krikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Yang paling utama dalam pengembangan program bagi anak usia dini adalah bermain .Pendidikan utama dimasa kanak-kanak diyakini memiliki peran yang amat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan pengethuan selanjutnya‘Menurut Albrecht dan miler ( 200 :2016-218 ) mengemukan pendapat bahwa pengembangan program kegiatan bermain ( krikulum )bagi anak usia dini seharusnya Erat dengan aktivitas bermain yang mengutamakan adanya kebebasan bagi anak usia dini untuk berksplorasi dan berkrativita ,sedangka orang dewasa lebih berpran sebagai pasilitator pada saat anak usia dini
membutuhkan batuan untuk
lanjut Asosiasi nasional untuk anak usia dini di Amerika yang lebih dikenal dengan nama NationalAsociation Early Child Years (NAECY) memberi batasan lingkup kurikulum sebagai berikut:1.) Kurikulum berisi materi yang dipelajari anak2. Kurikulum adalah proses yang diikuti oleh anak mencapai tujuan yang ditetapkan3. Kurikulum berisi dukungan guru kepada anak untuk mencapai tujuan4. Kurikulum perpaduan ketika proses belajar dan mengajar terjadi
Lebih lanjut NAECY menjabarkan ciri-ciri kurikulum PAUD yang baik adalah sebagai berikut:1. Direncanakan dengan sangat hati-hati2. Menarik3. Melibatkan banyak pihak 4. Sesuai dengan perkembangan anak 5. Menghargai budaya dan bahasa yang digunakan anak 6. Menyeluruh, mencakup seluruh aspek perkembangan 7. Mengarahkan pada capaian keluaran yang positif untuk semua anak 8. Dikembangkan berdasarkan atas hasil penelitian 9. Menekankan pada keterlibatan guru dan anak secara aktif 10. Memperhatikan pada aspek sosial dan keterampilan memenuhi aturan 11.
Menerapkan cara penilaian mutu, efektivitas guru, dan anak 12. Anak melakukan secara aktif 13. Pembelajaran konsep mengarahkan anak untuk memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar 14.Menekankan pada pembelajaran yang bermakna dan berkesesuaian.Dari Uraian diatas ciri dan lingkup kurikulum, jelas bahwa kurikulum bukan hanya dokumen yang berisi rencana pembelajaran sesuai dengan perkembangan anak, tetapi juga mencakup tujuan, konsep-konsep yang dikenalkan untuk memperluas pengalaman belajar anak, proses yang dilakukan untuk membangun pengalaman bermakna, penilaian sebagai kendali mutu untuk melihat ketercapaian tujuan, keterlibatan guru, orang tua, dan masyarakat yang
mendukung dan memastikan
pendidikan anak usia dini yang berkualitas.
C. Tujuan Pengembangan Krikulum 2013
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong berkembangnya potensi anak agar memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Memaknai kesiapan menempuh pendidikan
selanjutnyamencakupkemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan anak dalam mengikuti pendidikan di jenjang lebih tinggi. Kemampuan yang dimaksud terdiri atas kemampuan sikap, kemampuan pengetahuan, dan kemampuan keterampilan.Kemampuan sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Kedua sikap ini membangun kesadaran anak bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan, seorang individu yang memiliki kemampuan untuk pengembangan diri, dan bagian dari kelompok sosialnya. Pengembangan kemampuan sikap dilaksanakan melalui pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga muncul sikap dari menerima, merespons, memahami, menerapkan, hingga akhirnya menjadi
perilaku yang membentuk karakter tangguh sebagai penentu masa depan.
Berdasarkan Undang- undang No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 32 ayat (2) ditegaskan
bahwa dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip
diverfikasi sesuai dengan Satuan
Pendidikan potensi daerah, dan peserta
didik. Atas dasar pemikiran tersebut
maka perlu dikembangkan Kurikulum
TingkatSatuanPendidikan
,Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan pendidikan yang beragam
mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 dan didukung
oleh Peraturan Mentri Nomor 137
tahun 2014 tentang standar nasional
seta Peraturan Mentri Nomor 146 tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD
untuk menjamin pencapaian tujuan
Pendidikan Nasional. Pada dasarnya
pengembangan pada aspek struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian yang bersifat otentik. Kurikulum 2013 mengusung pada pengembangan kurikulum konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan tetapi lebih memberi ruang pada anak untuk mengembangkan potensi dan talentanya, yang terdiri dari
standar tingkat pencapaian
perkembangan anak usia dini, standar
isi, standar proses, standar penilaian,
standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan
prasarana ,standar pembiayaan dan
standar pengelolaan
D.PendekatanPengembangan Krikulum
Menurut pendapat Wina Sanjaya (2018:12) Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar Tema maupun dalam satu Tema .Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi.
Pembelajaran tematik berdasarpada filsafat konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki peserta didik merupakan hasil bentukan peserta didik sendiri. Peserta didik membentuk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasil bentukan orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik menjadi semakin lengkap.
dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Menurut pendapat dadan suryana dengan judul Pembelajaran tematik terpadu berbasis pendekatan Saitifik junal edisi 11 1 april 2017 bahwaPembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di TK akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih
dengan mengenalkan konsep konsep tentang diri dan lingkungannya, baik lingkungan mikro, messo, maupun makro. Merujuk pada tahap kognitif yang dikemukakan Bloom, proses pengenalan konsep dimulai dengan mengenal atau mengingat konsep – memahami – menerapkan – menganalisa – mengevaluasi – hingga menciptakan dari sebuah konsep menjadi hasil karya yang bermakna. Proses pengembangan kemampuan tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan berpikirnya anak usia dini yang masih berada di tahap berfi kir pra-operasional.Kemampuan keterampilan dikembangkan untuk mendukung kemampuan sikap dan
kemampuan pengetahuan.
Keterampilan untuk mendukung kemampuan sikap diterapkan melalui proses pembiasaan yang diawali dengan mengenalkan suatu sikap yang akan dibangun agar anak: (1) mengetahui hal-hal yang baik (knowing the good), kemudian anak diajak untuk (2) memikirkan apa untungnya jika sikap baik tersebut diterapkan dan kerugian bila sikap baik
tersebut ditinggalkan (thinking the good), langkah berikutnya anak diajak (3) merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan (feeling the good), dan guru bersama anak (4) melakukan perilaku yang baik (acting the good.) sebagai contoh baik, dan akhirnya anak(5) dibiasakan untuk menerapkan sikap
anak untuk menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap benda yang diamatinya. Rasa ingin tahu sebagai pendorong bagi anak untuk melakukan langkah berikutnya, yaitu (3) mengumpulkan informasi sebagai cara untuk menjawab rasa keingintahuannya. Proses pengumpulan informasi dilakukan dengan melibatkan seluruh sumber belajar yang ada di lingkungan, tidak hanya terbatas dari guru, tetapi dapat dari buku, internet, orang tua, pelaksana profesi, dan sebagainya. Langkah selanjutnya adalah (4) menalar,yakni mengolah informasi yang
sudahterkumpuluntukmenjawabpertany
aan-pertanyaan yang muncul
sebelumnya. Proses menalar
merupakan bagian penting dalam rangka membangun pengetahuan baru yang dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil proses menalar anak memiliki pemahaman baru tentang suatu konsep.
Tahap berikutnya (5)
mengomunikasikan gagasan dan pemahaman tentang pengetahuan tentang konsep baru yang dituangkan
ke dalam berbagai hasil karya berupa lisan, seni, balok, dan lainnya.
Menurut dadan suryana dari jurnal jilid 19 No 2 Tahun 2013 Pengetahuan
tentang Strategi Pembelajaran adalah Pembelajaran yang bermakna bagi anak usia dini harus dilihat dari beberapa prinsip, yaitu anak harus memiliki kesiapan secara umur, kemampuan fisik, kematangan mental dan emosional; dikemas dalam bentuk bermain dan permainan; banyak melibatkan anak; menyenangkan; dan ditunjang oleh lingkungan pembelajaran yang banyak memberikan pengalaman serta wawasan yang berkesan. Pembelajaran seperti itu akan berdampak terhadap perkembangan kognitif, perkembangan bahasa dan keaksaraan,fisik-motorik,sosial-emosional, serta nilai agama dan moral anak (Suryana, 2013; Purwati & Japar, 2013).
E.Prinsip Pengembangan Krikulum
‘‘ Kurikulum jatung Pendidikan yang perlu dikembangkan dengan prinsip diversifikasi. Dalam rangka pembangunan pendidikan, setiap daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagai jantung pendidikan
diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah dan anak di masa kini dan masa mendatang. Kurikulum nasional yang ditetapkan
dalam Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 bersifat rujukan yang harus dikembangkan menjadi kurikulum operasional oleh s
atuan pendidikan agar sesuai dengan kondisi dan kekhasan potensi daerah
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan berdasarkan berbagai teori yakni; (1) teori perkembangan anak yang menyatakan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang kompleks, tergantung pada kecepatan perkembangan masing-masing; (2) teori perkembangan otak, bahwa jejaring antarsel neuron menentukan kemampuan dan kecerdasan berpikir seseorang, tempat jejaring tersebut dibangun sangat cepat pada usia dini. Di samping itu, dinyatakan bahwa pembelajaran pada usia dini paling tepat dilakukan dengan cara melakukan langsung dengan benda nyata untuk merangsang sensitifi tas penginderaan; (3) teori pedagogis yang menekankan bahwa anak belajar dalam kondisi lingkungan yang aman, nyaman, yang dapat merangsang keinginan anak untuk mencari tahu dan melakukan sesuatu.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini mengembangkan
kompetensikompetensi
dasar yang dicapai melalui pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang direfl eksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
F.Muatan Krikulum
Muatan kurikulum berisi program-program pengembangan, yang terdiri atas: (1) program pengembangan nilai agama dan moral, (2) program pengembangan fi sik motorik, (3) program pengembangan kognitif, (4) program pengembangan bahasa, (5)
programpengembangan
bermain. Suasana belajar diartikan segala sesuatu yang dapat mendorong minatanak untuk belajar. Anak dapat belajar dengan baik apabila: 1. Orang-orang yang ada disekitarnya menyenangkan. Guru yang ramah, memperlakukan semua anak secara adil, teman bermain yang saling menerima, serta komunikasi yang hangat, terbuka, santun, dan terjadi dalam dua arah. 2. Lingkungannya menyenangkan. Tersedia alat main yang memadai, bersih, tertata dengan tepat sesuai dengan pertumbuhan fi sik anak, dan dapat digunakan oleh anak sesuai dengan pikirannya. Luas tempat di dalam dan di luar cukup untuk anak dapat melakukan kegiatan dengan nyaman adalah pijakan lingkungan yang sangat mendukung kebebasan anak berkreasi. 3. Proses pembelajaran yang mendukung kebebasan berpikir, tanpa tekanan, sedikit instruksi dan pembatasan dari guru. Guru memberi respons yang tepat saat anak bertanya, memberikan penguatan di saat anak
menemukan sesuatu/berhasil
melakukan sesuatu, memberikan bantuan saat anak memerlukan. Terkait
dengan pemaparan tersebut: a. Program pengembangan nilai agama berarti ada guru yang menjadi teladan bagi pengembangan perilaku yang bersumber dari nilai agama dan moral. Ditunjang dengan lingkungan belajar yang mencerminkan penerapan nilai agama dan morall nerta nilai-nilai lain yang berkembang dalam masyarakat. Dilaksanakan dalam Program pengembangan fi sik-motorik berarti ada guru yang mengerti kebutuhan dan memberikan kesempatan serta dukungan kepada anak untuk bergerak, berlatih motorik kasar dan halus, serta membiasakan menerapkan hidup sehat. Tersedia tempat alat dan waktu yang dapat digunakan anak untuk berlatih kekuatan, kecakapan, kelenturan, koordinasi tubuhnya untuk mencapai kematangan kinestetik dan pembiasaan hidup sehat. Dilaksanakan
dalam proses belajar yang menyenangkan.c.Program
dan melakukan/mencoba untuk mencari jawaban dari keingintahuannya. Mengoptimalkan setiap ruang, alat, bahan dan kejadian yang ada di lingkungan untuk mendorong
kematangan proses berpikir
anak.Dilaksanakan dalam proses belajar saintifikyang mendorong anak menjadi kritis, analitis, evaluasi dalam setiap tindakan utuk menghasilkan cara mengatasi permasalahannya atau berkreasi. d. Program pengembangan bahasa berarti ada guru yang menguasai teknik berkomunikasi yang tepat untuk membantu mencapai kematangan bahasa ekspresif dan reseptif. Tersedia tempat sumber, alat dan waktu yang dapat digunakan anak untuk berlatih berbahasa dan mengenal keaksaraan awal. Dilaksanakan dalam proses belajar yang menyenangkan. e. Program pengembangan sosial-emosional berarti ada guru yang memahami tahapan perkembangan sosial emosional anak, mendukung berkembangnya kesadaran mengenal perasaan diri, perasaan orang lain, menjadi contoh berperilaku prososial bagi anak. Terciptanya lingkungan
belajar yang membuat anak dapat tumbuh kematangan sosial emosional melalui proses belajar yang menyenangkan dengan dukungan pendidik yang memahami pengelolaan belajar dan pengelolaan konfl ik emosional anak.pengembangan seni bagi anak, memberi kesempatan, menyediakan tempat, waktu dan alat yang dapat digunakan anak untuk berekplorasi, berekspresi dan mengapresiasi hasil karya dirinya dan orang lain baik dalam bentuk gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya seni lukis, seni rupa, kerajinan dalam suasana yang menyenangkan. Dalam Mautan Krikulum ada KI dan Ada KD
1.Bagaimanakah Memahami Kompetensi Inti?
Inti yang disingkat menjadi KI. Secara terstruktur kompetensi inti1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan Pemetaan rumusan setiap Kompetensi Inti terlihat pada tabel di bawah ini: KOMPETENSI INTI KI- 1 .Menerima ajaran agama yang dianutnya KI-2Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik dan/ atau pengasuh, dan teman KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman, guru dan/atau pengasuh, lingkungan sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan cara: mengamati dengan indra (melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba); menanya; mengumpulkan
informasi; mengolah
informasi/mengasosiasikan,dan
mengomunikasikan melalui kegiatan bermainKI-4 Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan,dan dipikirkan melalui
bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, sertamencerminkan perilaku anak berakhlak mulia( , p, j y g y g 2.Bagaimakah Memahami Setiap Rumusan Kompetensi Dasar?
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik, kemampuan awal anak serta Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut: 1. Kompetensi Dasar sikap spiritual(KD-1) dalam rangka menjabarkan KI-1 2. Kompetensi Dasar sikap sosial(KD-2) dalam rangka menjabarkan KI-2 3. Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) dalam rangka menjabarkan KI-3 4. Kompetensi Dasar keterampilan KD-4) dalam rangka menjabarkan
3.Cara memahami setiap rumusan yang terdapat dalam Standar Kompetensi adalah sebagai berikut:
kurikulum yang diterapkan di satuan PAUD.Pencapaian KD-1 dan KD-2 dilakukan melalui kegiatan rutin yang diterapkan di satuan PAUD sepanjang hari dan sepanjang tahun dengan pembiasaan dan keteladanan daripendidik. 2)KD-3 dan KD-4 berupa kemampuan pengetahuan dan keterampilan dikembangkan melalui kegiatan berm ain yang terprogram melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang disusun oleh satuan PAUD
4.Apa yang harus dipahami guru dari setiap KD?
KD-1. Sikap spiritual1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
Sikap mempercayai adanya Tuhan ditenggarai dengan perilaku anak mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta, mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan, mengucapkan kalimat takjub saat melihat ciptaan Tuhan. Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya (1) pembiasaan mengenalkan ciptaan Tuhan yang ada di lingkungan, berupa benda, tumbuhan, orang-orang sebagai ciptaan Tuhan; (2) pembiasaan mengucapkan kalimat takjub melihat ciptaan Tuhan; (3) membiasakan ibadah sehari-hari.1.2
Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar sebagai rasa
syukurkepada Tuhan Sikap menghargai
diri, orang lain, dan lingkungan terlihat dari
perilaku anak yang menghormati
(toleransi) pada agama orang lain, terbiasa
mengucapkan keagungan Tuhan saat
melihat ciptaan-Nya, terbiasa merawat
kebersihan diri, tidak menyakiti diri atau
teman, menghargai teman (tidak
mengolok-olok), hormat pada guru dan orang tua,
menjaga serta merawat tanaman dan
binatang peliharaan. Upaya yang dapat
dilakukan guru di antaranya (1)
mengenalkan anak dengan agamanya dan
agama teman yang berbeda; (2)
membiasakan anak saling menghormati
teman saat melaksanakan ibadahnya; (3)
membiasakan mengucapkan pujian sesuai
dengan agama (misalnya Subhanallah
untuk islam, Puji Tuhan untuk Kristen) saat
melihat sesuatu yang menakjubkan; (4)
mengajak anak mengamati dan mengenal
dirinya dengan baik sebagai mahluk
ciptaan Tuhan yang sempurna dan
bermanfaat/berguna bagi orang lain serta
lingkungan sekitar; (5) berdiskusi dengan
anak untuk menumbuhkan kesadaran
sekitar adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
penting dan saling mempengaruhi; (6)
mengajak anak merawat, memelihara
danmengembangkan dirinya, orang lain
dan lingkungan sekitar sebagai wujud rasa
syukur kepada Tuhan; (7) Anak diajak
memikirkan apa yang akan dirasakannya
bila salah satu fungsi alat-alat tubuh sakit
atau tidak ada. Anak juga diajak merasakan
apa yang dirasakan jika tidak ada
tumbuhan, tidak ada binatang dan lainnya;
(8) pembiasaan mengucapkan rasa syukur
atas nikmat yang diberikan Tuhan atas diri,
orang lain dan lingkungan yang
bermanfaat; (9) pembiasaan menghargai
keberadaan orang lain (orang tua, keluarga,
teman); (10) pembiasaan menyayangi
binatang. KD-2 Sikap Sosial 2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan
hidup sehat Sikap hidup sehat tercermin
dari kebiasaan anak makan-makanan
bergizi seimbang, merawat kebersihan diri
seperti; mencuci tangan, menggosok gigi,
mandi, berpakaian bersih, menjaga
kebersihan lingkungan seperti; membuang
sampah, menyayangi tanaman, menjaga
keselamatan diri seperti; melindungi diri
dari percobaan kekerasan, serta
menghindari dari tempat dan benda
berbahaya. Upaya yang dapat dilakukan
guru, di antaranya (1) mengenalkan dan
membiasakananak makan makanan bergizi
seimbang (2) mencuci tangan yang benar
(3) menggosok gigi (4) mandi (5)
berpakaian bersih (6) membuang sampah
(7) menyayangi tanaman (8) melindungi
diri dari percobaan kekerasan (9) menjaga
keamanan diri dari tempat dan benda
berbahaya. 2.2 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap ingin tahu Sikap
ingin tahu ditenggarai dengan kebiasaan
anak yang selalu tertarik dan mencoba pada
sesuatu yang baru atau yang belum biasa
dia lihat (eksploratif), aktif bertanya,
berusaha mencoba atau melakukan sesuatu
untuk mendapatkan jawaban. Anak tumbuh
rasa ingin tahunya, terpelihara rasa ingin
tahunya, dan dapat mewujudkan rasa ingin
tahunya bila didukung oleh lingkungan
yang tepat. Upaya yang dapat dilakukan
guru untuk menumbuhkan dan memelihara
rasa ingin tahu anak dengan cara: (1)
membiasakan untuk mengamati, (2)
memberikan kesempatan kepada anak
untuk melakukan sesuatu dengan berbagai
cara, (3) merangsang anak untuk bertanya,
(4) mendoronganak untuk selalu mencoba,
(6) memfasilitasi kegiatan yang dapat
menarikminat untuk belajarMemiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif Sikap kreatif pada anak ditunjukkan pada kebiasaan anak yang memiliki daya cipta, banyak gagasan, selalu aktif untuk melakukan sesuatu, berupaya untuk mengatasi masalah yang ditemuinya, memiliki inisiatif dalam bermain, berani menghadapi tantangan, senang melakukan hal-hal baru, tidak puas bila selalu mengulang hal yang sama, menggunakan benda atau bahan belajar untuk membuat sesuatu yang baru, selalu optimis, senang pengalaman dalam situasi atau sesuatu yang baru. Upaya yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut: (1) Pendidik menyediakan alat dan bahan yang dapat digunakan dengan berbagai cara, (2) membolehkan anak untuk bermain dengan caranya sendiri, (3) tidak banyak memberi instruksi dan pembatasan pada saat anak beraktivitas dan berkarya, (4) membolehkan anak mencoba mengatasi masalah yang dihadapinya, dan (5) menghasilkan karya yang berbeda dari biasanya.2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikapEstetis Sikap estetis tampak pada perilaku anak yang peduli dan menghargai keindahan diri
dasar bagi keberhasilan anak di masa depan. 2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri Sikap percaya diri anak ditunjukkan dengan perilaku anak yang tidak ragu menyapa guru saat penyambutan, berani tampil di depan teman, guru, orangtua, dan lingkungan sosial lainnya, berani
mengemukakan pendapat,
beranimenyampaikan keinginan, berani berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal sebelumnya dengan pengawasan guru, bangga menunjukkan hasil karya, senang ikut serta dalam kegiatan bersama, tidak berpengaruh pada penilaianorang tentang dirinya.Upaya yang dapat dilakukan gurudi antaranya (1) membiasakan untuk menghargai pendapat anak, (2) menghargai hasil karyaanak tanpa dibandingkan dengan teman lainnya, (3) memberikan kesempatan kepada anak untuk tampil menunjukkan kemampuan dan hasil karyanya, (4) memberi kesempatan anak untuk melakukan sendiri bila anak tidak meminta bantuan.
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan Sikap taat terhadap aturan ditunjukkan dengan perilaku anak yang mengetahuiakan haknya, bersedia mengikuti aturan secara sadar tanpapaksaan,
mampumengatur diri sendiri, tidak marah ketika diingatkan aturan oleh temannya,mengingatkan temannya bila bertindak tidak sesuai dengan aturan.Upaya yang dapat dilakukan oleh guru di antaranya (1) membiasakanmembuat aturan bersama anak, (2) membiasakan mengulangaturan main bersama anak, (3)mengingatkan apa yang boleh dantidak boleh dilakukan anak, (4)mengingatkan kembali aturan padaanak yang bertindak tidak sesuaiaturan, (5) menerapkan aturansecara konsisten agar menjadipembiasaan sehingga terbentukperilaku anak sesuai dengan yang Diharapkan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
diri, keberanian dapat lebih terasah. Anak yang lain dapat memberikan komentar, saran atau perbaikan mengenai apa yang disampaikan oleh temannya.
RUJUKAN
Dadan Suryana Jurnal Pendidikan
anak usia Dini Volume 11 edesi1 April
2017
Dengan judul Pembelajaran Tematik
Terpadu Bebasis Pendekatan Saitifik di
Universitas Negeri Padang
Dadan Suryana ( Tiori dan Pratek Pembelajaran ) Edisi 19 tahun 2013 Univesitas Negari Padang
Dadan Surya Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 19 edisi 2 Desember 2013 Tentang Pengetahuan tentang Strategi
Pembelajaran ,Sikap dan Mativasi Guru .Universitas Negeri Padang, Kampus UNP Jl.Prof Hamka Air Tawar
Padang e-mail:
dadan.suryana@yahoo.com
Dr Yuliani Nuraini sujiono Konsep Dasar
Pendidikan anak Usia Dini 2009
Depdiknas . Kurikulum Hasil Belajar Anak Usia Dini
(Jakarta: Puskur.2002)Sugiyono. 2006. Dr A..Muri yusuf 2013 Metode Penelitian Kuantatif ,kualitafif dan penelitian Gabungan
Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hosnan. (2013) Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21
(Kunci Sukses Implementasi Kurikulu2103) Ghalia Indonesia,Bogor. Beaty, Janice J. 2010. Observing
Development of The Young Child. New Jersey:PearsonEducation, Inc. Dodge, Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman. 2002. Creative
Curriculum ForPreschool Fourth Edition, Washington DC : Cengage Learning.
Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood Curriculum