CARA MENCARI HARI BAIK UNTUK KEPERLUAN MANTU ,
KHITAN DAN LAIN-LAIN BERDASARKAN KITAB PRIMBON
BETALJEMUR ADDAMAKNA
KITAB PRIMBON BETAL JEMUR ADAMMAKNA
bagi orang Jawa saat
ini masih dijadikan dasar penghitungan berbagai macan keperluan.
Utamanya dalam hal pernikahan primbon ini masih dijadikan acuan dalam
menentukan berbagai hal .
Diantara yang sering ditanyakan adalah hari dan weton si calon pengantin.
Hari dan weton ini adalah berkaitan dengan watak, dan juga peruntungan .
Sehingga sering kali perjodohan gagal dikarenakan tidak ada kecocokan
dan hari dan weton.
Memang dalam buku kitab
KITAB PRIMBON BETAL JEMUR
ADAMMAKNA
ini ada bab khusus yang menerangkan tentang hari dan
Salah satu yang terpenting lagi adalah menentukan hari ijab Kabul . Orang
jawa juga tidak sembarang menentukan kapan akan dilaksanakan. Mereka
juga akan mencari referensi dalam menentukan hari baik itu.
Kebanyakan mereka yang tidak mempunyai pedoman sering meminta
tolong pada orang pintar atau orang yang dituakan. Dengan mencari hari
baik tersebut mereka berharap kelak perjodohan mereka akan langgeng
,beroleh anak dan rejeki yang banyak.
Memang hari untuk gawe semua nya baik , namun dari 365 hari dalam satu
tahun tentunya ada yang lebih baik. Kadang-kadang ini menjadi salah
kaprah katanya semua hari baik . Namun pada kenyataannya ada
bulan-bulan yang jarang punya gawe. Tetapi ada juga bulan-bulan-bulan-bulan yang penuh
dengan orang punya gawe.
Intinya kita masih mempergunakan perhitungan leluhur kita yang tertera
dalam buku primbon. Ada banyak buku primbon yang beredar saat ini .
Namun salah satu primbon yang menjadi dasar perhitungan orang jawa
adalah
“ SERIAL KITAB PRIMBON ADDAMMAKNA”.
Kitab primbon yang saat ini berjumlah 7 jilid berisikan bermacam-macam
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan manusia dari lahir
sampai dengan meninggal dunia. Salah satunya adalah menghitung hari
baik untuk orang punya hajat ,gawe atau berbagai macam keperluan.
Sering orang harus ke sana kemari untuk mencari referensi.
Dalam satu serial Primbon Adammakna ini ada primbon yang berjudul “
Kitab Primbon Betaljemur Adammakna. Nah di dalam kitab inilah kita bisa
menghitung hari baik tersebut. Hari baik itu ditentukan berdasarkan
tanggal , bulan , serta tahunnya.
Dalam menentukan hari baik dalam satu tahun itu harus dihindari hal
seperti , dina ala, dina tali wangke , dina sampar wangke,. Untuk
menentukan bulan kita harus menghindari laranganing sasi , sangaring
sasi, patining sasi. Tahun juga begitu kita harus menghindari kunarpaning
warsa , sangaring warsa.
Namun demikian tidak semua orang bisa memahami perhitungan primbon
secara cepat. Oleh karena itu kami pengelola
BLOG PUSAT INFORMASI
MASYARAKAT PESISIR
/
www.for-mass.blogspot.com
.
Yang salah satu programnya adalah melestarikan warisan leluhur kita
berupa kita “ Kitab Primbon “ dan juga Kamus Jawa. Memberikan
pengetahuan tentang bagaimana menghitung hari baik berdasarkan
KITAB
PRIMBON BETAL JEMUR ADAMMAKNA .
Setelah kami pelajari secara seksama maka perhitungan hari baik itu
diawali dalam menentukan bulan terlebih dahulu . Bulan ini hitungannya
bukan bulan Masehi ( januari – Desember ) namun bulan Hijriyah
( Muharam atau Suro – Ddulhijjah atau Besar ). Adapun perhitungan
bulan-bulan untuk keprluan ijabing pengantin adalah sebagai berikut:
NO
BULAN
URAIAN
REKOMENDASI
1
Suro
Tukar padu , nemu kerusakan
X
2
Sapar
Kekurangan , banyak hutang
V
3
Mulud
Mati salah satu
X
4
Bakda mulud Sering digunjingkan orang
V
5
Jumadil Awal Sering tertipu, kehilangan , banyak
7
Rejeb
Selamat serta banyak anak
V
8
Ruwah
Selamat dan selalu damai
V
9
Poso
Akan mendapat kecelakaan
X
10 Syawal
Kekurangan dan banyak hutang
V
11
Apit
Sering sakit,bertengkar dengan
tetangga
ijab Kabul. Dalam perhitungan ini kita harus menghindari hari dan tanggal
yang termasuk dalam pantangan .
Dari hasil penghitungan yang dilakukan mengacu pada
KITAB PRIMBON
BETAL JEMUR ADAMMAKNA
tersebut diatas maka diperoleh pasaran ,
hari dan tanggal pantangan . Maksudnya pada hari pasaran , hari serta
tanggal di bawah ini
TIDAK DIREKOMENDASIKAN
untuk pelaksanaan
akad nikah atau ijab Kabul . Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut
:
10
Syawal
Hari : JUM’AT, SABTU,AHAD
Tanggal : 2, 10, 20
SABTU KLIWON
11
Apit
Hari : JUM’AT , SABTU,AHAD
Tanggal : 2,9,13, 22, 24, 28
SENIN KLIWON
12
Besar
Hari : SABTU , AHAD, SENIN, SELASA
Tanggal : 6, 10, 12, 20,25
SELASA LEGI
LALU BAGAIMANA CARA MENERAPKANNYA DI KALENDER ??????
Kita ambil contoh salah satu bulan di tahun 2014 misal
JUNI
BERTEPATAN DENGAN BULAN RUWAH 1435
setelah dihitung
ketemu gambar seperti di bawah ini :
BULAN JUNI 2014 / RUWAH 1435
SENIN
4 PAHING
11 WAGE
18 LEGI
25 PON
SELASA
5 PON
12 KLIWON
19 PAHING
26 WAGE
RABU
6 WAGE
13 LEGI
20 PON
27 KLIWON
KAMIS
7 KLIWON
14 PAHING
21 WAGE
28 LEGI
JUM'AT
8 LEGI
15 PON
22 KLIWON
29 PAHING
SABTU
9 PAHING
16 WAGE
23 LEGI
30 PON
Keterangan :
1.
Yang berwarna Merah tidak direkomendasikan untuk ijab Kabul
2.
Yang berwarna hijau di rekomendasikan untuk ijab Kabul atau akad
nikah
Ini mengacu pada data dibawah ini :
8
Ruwah
Hari : RABU, KAMIS ,
JUM’AT
Untuk bulan-bulan berikutnya dari SYAWAL – REJEB Penghitungannya
juga sama mengacu pada data HARI , TANGGAL YANG
TIDAK
DIREKOMNDASIKAN
UNTUK IJAB KABUL /AKAD NIKAH
diatas .
Dari hasil penghitungan di bab hari baik untuk boyongan atau pindah
rumah dan juga membuat atau memindah rumah admin telah
menghasilkan hari yang direkomendasikan seperti di bawah ini :
Hari baik untuk pindahan atau boyongan:
Selain itu saya juga akan memberi bonus lagi yaitu perhitungan begja
cilaka ( Peruntungan) berdasarkan neptu dan hari kelahirannya
seseorang seperti di bawah ini . Hasil ini berdasarkan kesimpulan
yang diambil dari kitab KITAB PRIMBON BETAL JEMUR ADAMMAKNA
:
DINA KELAIRAN
SERTA KABEGJAN LAN KACILAKANE
NO
Dina+Neptu
Begja lan cilaka
1
7
Sandhang, Akeh Rijekine Jembar Budine
2
8
Rejeki, Akeh Rijekine , Sugih, Dadi Pangaubaning Wong
Akeh
3
9
Lara , Kangelan Pangupa Sandhang Pangan ,Dadi Wong
Kuat
6
12
Sandhang, Akeh Rijekine Jembar Budine
7
13
Rejeki, Akeh Rijekine , Sugih, Dadi Pangaubaning Wong
Akeh
8
14
Lara , Kangelan Pangupa Sandhang Pangan ,Dadi Wong
Kuat
9
15
Pati , Ala Karusakan Gedhe
10
16
Lair , Kuwat Sabarang Gawe
11
17
Sandhang, Akeh Rijekine Jembar Budine
12
18
Rejeki, Akeh Rijekine , Sugih, Dadi Pangaubaning Wong
Akeh
1.
Anda lahir pada tanggal 17 Agustus 1982 maka harus dicari neptu dan hari
lahirnya . Setelah dicari ketemu : SELASA KLIWON , SELASA : 3 DAN KLIWON 8 =
11 jadi orang yang lahir pada tanggal itu mempunyai watak lair yang artinya akan
memiliki kekuatan di seluruh pekerjaannya
2.
Pacar anda misalnya lahir pada tanggal 12 Maret 1985 kemudian dicari neptu dan
hari lahirnya ketemu SELASA PON , SELASA = 3 PON = 7 jumlah jadi 10 jadi
watak pacar anda jatuh pada Pati yaitu kerusakan yang besar jadi harus banyak
hati-hatinya begitu seterusnya
PETUNG SALAKI RABI
Untuk petung salaki rabi inilah perhitungan untuk perjodohan dua
anak manusia yang didasarkan atas weton masing-masing yang
dijadikan satu kemudian ketemu berapa . Dan jumlah hasil
perhitungan mengacu pada table di bawah ini yang telah disarikan
dari
KITAB PRIMBON BETAL JEMUR ADAMMAKNA
NO
NEPTU Pria +
Wanita
TIBA
1
17
7
Lebu Katiup Angin
11
27
7
Lebu Katiup Angin
12
28
7
Lebu Katiup Angin
13
29
1
Wasesa Segara
Keterangan : 1.
Wasesa segara, kamot, jembar budine,sugih pangapura , gedhe
prebawane
Adapun cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
1.
Anda lahir pada tanggal 17 Agustus 2014 wetonnya :
SELASA KLIWON =
Maka kesimpulannya perjodohan jatuh pada :
WASESA SEGARA
( Kamot, jembar budhine , sugih pangapura lan gedhe prebawane)
Begitu seterusnya ………
Disarikan dari : Buku Betal Jemur Addammakna
Untuk Keterangan lebih lanjut Hubungi :
FATKHUL MUIN
PUSAT INFORMASI MASYARAKAT PESISIR
www.for-mass.blogspot.com
Demak Jateng 59554
HP: 085641629350 )
pakardans@gmail.com
Diposkan oleh falikhatul Ibriza di 21.57
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Label: BETALJEMUR ADAMMAKNA
1 komentar:
1.
winarto Ngalam 8 Januari 2015 16.05
KejawenMantap Gan.. Terimakasih sudah share artikel ini...
Balas
RAMALAN NASIB MENURUT TANGGAL LAHIR HARI PASARAN
RAMALAN NASIB MENURUT TANGGAL LAHIR - di ambil dari kitab primbon bekti jamal dengan judul asli " DINA KELAIRAN SARTA KABEGJANE LAN KACILAKANE" . Berikut ini adalah hitungan hari kelahiran yang bisa memprediksi beruntung atau celakanya nasib seseorang, di ambil dari neptunya hari dan pasaran lalu di jumlahkan , dan hasil penjumlahan di cocokan dengan prediksi di bawah ini :
11 atau 16 : Jatuh pada hitungan : Lahir , wataknya kuat dalam segala hal
7,12 atau 17 : Itu jatuh pada : Sandhang , watakanya adalah banyak rejeki dan murah hati
8,13 atau 18 : Itu jatuh pada hitungan : Rejeki , watak banya rejeki, kaya dan jadi pengayom orang banyak
9,14 : Jatuh pada hitungan , Sakit , wataknya serba kesusahan sandang pangan , tapi pribadinya jadi orang yang wegig ( penulis belum tahu artinya wegig )
10,15 : Jatuh pada hitungan Pati , Wataknya buruk kerusakan besar seperti halnya orang mati ,Tapi jika sudah tiba saatnya dapat kemulyaan sebab usaha dan jerih payahnya , dia akan mendapatkan kemulyaan yang besar .
Cara mengetahui jatuh di angka berapa hari kelahiran kita , silahkan lihat gambar di bawah ini :
Keterangan lebih lanjut tentang Jumlah hari dan pasaran bisa di baca di sini Gabungan Neptunya Hari Dan Pasaran
Posted by ABU NAWAS
Tweet
0 inShare
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.
Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan;
Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu
•Kliwon jumlah neptunya 8 •Legi jumlah neptunya 5 •Pahing jumlah neptunya 9 •Pon jumlah neptunya 7 •Wage jumlah neptunya 4
Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan
Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing-masing masing-masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1 Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1. Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini: Apabila sisa:
1 dan 4 : banyak celakanya 1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya 1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan 2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya 2 dan 3 : salah seorang cepat wafat 2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati 2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya 3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya 3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan 3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat 3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit 4 dan 5 : banyak godanya 4 dan 6 : banyak rejekinya 4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya 4 dan 9 : salah seorang kalah 5 dan 5 : tulus kebahagiaannya 5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya 5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya 6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh 6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya 7 dan 8 : celaka karena diri sendiri 7 dan 9 : tulus perkawinannya 8 dan 8 : dikasihi orang 8 dan 9 : banyak celakanya 9 dan 9 : liar rejekinya
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati 2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati
Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :
Ahad dan Ahad, sering sakit
HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN
(baik buruknya bulan untuk mantu):
1. Bulan Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai) 2. Bulan Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai) 4. Bulan Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai) 6. Bulan Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai) 12. Bulan Besar : senang dan selamat
BULAN TANPA ANGGARA KASIH
Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang. Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.
Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:
1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar 2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir 3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb 4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa 6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan 7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah
SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.
HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN
Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa: 1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit 3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur 5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan 6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah.
Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik.
Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam,
sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup
dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu
kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri
Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah
A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :
1. Bulan Sura = tidak baik 2. Bulan Sapar = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik 5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik 7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik 9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik 10. Bulan Sawal = sangat tidak baik 11. Bulan Dulkaidah = cukup baik 12. Besar = sangat baik
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973 - Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15
2. Istri = 21 Desember 1976 - Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36
C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat 3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan Primbon Jawa Lengkap 5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi) b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi) b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Terbaik 1 :
Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut adalah sebagai berikut:
1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati 2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa 3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti 4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur 5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju
8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi 9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu 10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana 11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja 12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera 13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala 14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama 15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna 16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra
17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu 18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana 19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah
20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki 21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri
22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera 23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra 24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma 25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma 27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri
28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana 29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri
30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga
Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut.
Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3). Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:
Orang yang tinggal saling berhadapan
Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)
RAHASIA PERHITUNGAN HARI JAWA
Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam peradaban "JAWA" banyak kita jumpai aturan-aturan yang bersifat mengikat. Hal ini karena aturan-aturan tersebut merupakan wawasan dari nenek moyang kita yang sudah turun temurun diyakini dan disosialisasikan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dilingkungan masyarakat suku Jawa. Wawasan nenek moyang tersebut dalam kehidupan bermasyarakat disebut dalam istilah " ILMU TITEN". Mengapa disebut demikian ? Hal ini karena aturan-aturan tersebut berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi pada perubahan alam yang dikaitkan dengan
kejadian yang berlaku dalam kehidupan mereka saat itu.
Salah satunya adalah perhitungan hari dalam menentukan perjodohan, membangun rumah atau neptu/ weton dari kelahiran seseorang. Saya mengajak para generasi muda, khususnya generasi-generasi suku jawa untuk mengingat kembali sekaligus melestarikan budaya Jawa agar pengetahuan terhadap budaya tersebut tidak hilang begitu saja terlindas oleh kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini. Jangan sampai kita sebagai generasi muda dikatakan tidak pecus atau apatis untuk tidak dapat melestarikan
budaya kita sendiri, terlebih kita hidup di pulau Jawa.
Pada kesempatan ini saya mencoba mengulas kembali bagaimana orang tua kita menghitung Neptu/ Weton hari lahir sebagai acuan untuk menentukan baik buruknya suatu rencana yang akan kita laksanakan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa hari lahir ( weton ) adalah merupakan awal dari manusia dalam kehidupannya di dunia ini, sangat diperlukan sekali bagi kita untuk mengetahui "Hari Lahir (Weton) " kita masing-masing. Sebagian besar suku Jawa menyakini bahwa merahasiakan hari lahir ( weton ) itu sangat penting, karena dengan diketahuinya hari lahir/ weton seseorang akan mudah bagi orang lain untuk berbuat hal-hal yang bersifat negatif, salah satunya santet atau teluh. Terlepas dari itu semua, tergantung pada
keyakinan kita masing-masing.
Untuk menghitung Neptu hari lahir ( weton ) berikut Pasarannya ada pedoman/ patokan angka yang digunakan oleh masyarakat orang jawa, berikut table hari, pasaran dan neptu seperti dibawah ini :
Cara penggunaan tabel adalah sebagai berikut : Misalnya kita lahir pada hari Minggu Kliwon, untuk mengethui berapa jumlah neptu kita maka kita lihat pada hari Minggu yang neptunya 5, kemudian kita tari ke arah pasaran Kliwon yang neptunya 8. Langkah
berikutnya kita jumlahkan kedua neptunya sebagi berikut : 5 + 8 = 13, jadi jumlah neptu untuk Minggu Kliwon adalah 13.
Penggunaan kedua tabel diatas adalah sebagai berikut :
Misal hari kemerdekaan bangsa Indonesia jatuh pada tanggaal 17 Agustus 1945. Tanggal tersebut jatuh pada hari apa ? Cara mencarinya adalah kita cari angka 45 pada tabel tahun, kita tarik gurus lurus ke kanan sampai bulan Agustus dan kita dapatkan angka 3.
Kemudian angka 3 dijumlahkan dengan angka 17 (tanggal) hasilnya adalah 20.
Kita cari angka 20 di tabel "Pencarian hari berdasarkan angka ", kita dapatkan angka 20 terletak pada baris "Jum'at".
Cara mengetahui Neptu/ Pasaran suatu Tanggal kelahiran dengan menggunakan tabel di atas adalah sebagai berikut :
Kita gunakan Contoh diatas yaitu tanggal 17 Agustus 1945 yang mana kita sudah mengetahui bahwa tanggal tersebut jatuh pada hari Jum'at. Disini kita tinggal mencari Neptu/ pasaran dari tanggal tersebut. Kita cari angka 45 pada tabel "Tahun" kemudian kita tarik garis lurus ke kanan sampai pada bulan Agustus yang didapatkan angka "1".
Kemudian kita jumlahkan angka "1" dengan 17 (tanggal ) hasilnya adalah "18".
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada
pasaran tertentu.
Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan; Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu
•Kliwon jumlah neptunya 8
•Legi jumlah neptunya 5
•Pahing jumlah neptunya 9
•Pon jumlah neptunya 7
•Wage jumlah neptunya 4
Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan
Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing-masing masing-masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1 Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1. Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:
1 dan 4 : banyak celakanya
1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan 2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya 2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya
3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya 4 dan 9 : salah seorang kalah 5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya 7 dan 8 : celaka karena diri sendiri 7 dan 9 : tulus perkawinannya
8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati 2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati 3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :
1 = Getho, jarang anaknya,
2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati
Ahad dan Ahad, sering sakit
HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN
(baik buruknya bulan untuk mantu):
1. Bulan Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai) 2. Bulan Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai) 3. Bulan Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai) 4. Bulan Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai) 5. Bulan Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai) 6. Bulan Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak 7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai) 10. Bulan Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai) 11. Bulan Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai) 12. Bulan Besar : senang dan selamat
Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang. Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang
diangggap penting.
Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:
1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar 2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir 3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb 4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar 5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa 6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan 7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal 8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah
SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting. Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12
nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.
HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah.
Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan) Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran
yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam
kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri
Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah
A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :
1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik 4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik 5. Bulan Jumadilawal = tidak baik 6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik 9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik 10. Bulan Sawal = sangat tidak baik 11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15
2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36
C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat 3. Gedhong = Kaya Harta Benda 4. Lara = Sakit-Sakitan Primbon Jawa Lengkap 5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
Terbaik 2 : a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi) b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage) b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair
13. Sabtu Pon,
Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut
adalah sebagai berikut:
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma 27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri 28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana 29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri 30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga
Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut.
Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3). Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai
perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu: