• Tidak ada hasil yang ditemukan

kerusakan ban akibat salah spooring

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kerusakan ban akibat salah spooring"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

15 Penyebab Kerusakan Ban Kerusakan pada Ban

1. Tekanan angin

Ban harus memiliki tekanan angin sesuai spesifikasi dan rekomendasi produsen. Informasi tekanan ban terletak di bagian bawah kanan dan pada buku manual. Tidak diperbolehkan untuk melebihi atau kurang dari rekomendasi yang tertera. Jika tekanan terlalu tinggi atau keras, daya cengkeram ban pun tidak maksimal yang juga mengorbankan kenyamanan berkendara. Tekanan terlalu rendah pun akan menjadi masalah, dinding ban bekerja lebih keras dan dapat mengakibatkan defleksi berlebih.

Kurangnya tekanan dapat pula menyebabkan ban meletus. Benang pada dinding ban pun akan putus setelah beberapa waktu. Mengakibatkan ban benjol dan

kekuatan pun terpangkas. Semakin rendah tekanan ban dari rekomendasi, semakin pendek pula usianya.

Solusi: Minimal periksa kondisi fisik dan tekanan ban seminggu sekali. Pastikan ukuran tekanan sesuai rekomendasi pabrik.

2. Batu, pecahan kaca atau benda keras

Pada permukaan ban terdapat sela kembangan, batu, pecahan kaca atau benda keras dapat terselip di dalamnya. Itu cukup berbahaya. Ketika mobil melaju, ban seperti dipalu dan ditekan secara berulang.

Sebut saja lingkar ban 1 meter dan mobil melaju sejauh 1 kilometer, itu berarti bahwa ban mendapat "pukulan" sebanyak 1.000 kali.

Solusi: Segera bebaskan sela kembangan ban dari objek keras. 3. Paku

Pada ban tubeless, paku yang menancap dapat mengurangi tekanan angin secara perlahan. Paku harus segera dibuang, selain dapat membuat ban rusak; akan menyababkan karat pada pelat baja.

(2)

Arah roda tidak selaras secara horizontal, ke dalam (in) atau keluar (out). Ini dapat menyebabkan ban tergerus lebih cepat. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, akan

menyebabkan tapak ban gundul bagian dalam (toe in) atau gundul pada bagian luar (toe out). Dilakukan juga proses balancing agar roda berputar mulus.

Solusi: Spooring dan Balancing 5. Sudut camber negatif/positif

Tie-rod, as rod atau bearing yang bermasalah bisa mengakibatkan tidak selarasnya roda secara vertikal (camber). Bisa camber negatif atau positif. Dapat berakibat seperti toe in/out, menyebabkan tapak ban gundul bagian dalam (negatif) atau gundul pada bagian luar (positif).

Solusi: Spooring dan Balancing 6. Parkir dalam jangka waktu lama

Beban pada satu sisi ban secara terus menerus dapat membuat ban berubah bentuk. Mobil dalam keadaan parkir selama beberapa hari dapat menyebabkan perubahan bentuk dan itu akan menjadi tidak nyaman, serta menyebabkan ban bersuara gluduk-gluduk pada saat mobil melaju. Hal tersebut dapat kembali normal jika mobil diparkir tidak terlalu lama, yang sulit untuk ban normal kembali adalah jika mobil parkir terlalu lama.

Solusi: Gunakan jackstand pada keempat roda pada saat parkir dengan jangka waktu yang lama.

7. Pengereman dan akselerasi kasar

Pengereman secara kasar, terutama pada mobil yang belum dilengkapi ABS dan juga akselerasi yang kasar akan membuat ban lebih cepat gundul. Hal ini tidak membuat gundul secara merata, tetapi hanya bagian tertentu saja. Akan cepat rusak dan juga mengurangi kenyamanan.

Solusi: Hindari rem mendadak jika tidak dalam keadaan darurat dan berakselerasi secara lembut.

8. Melindas lubang

Lubang menjadi salah satu hal yang dapat merusak ban. Lubang tersebar dimana-mana terutama setelah musim hujan. Jika ban menghantam lubang dengan daya benturan kuat dapat membuat ban sobek.

Solusi: Perlahan laju mobil saat akan menghantam lubang. Lepas pedal rem sebelum menghantam lubang agar beban tersalur ke ban belakang.

9. Beban berlebih (overload)

Setiap ban memiliki batas toleransi dalam menopang bobot. Contoh, indeks beban 70, berarti ban tersebut memiliki batas toleransi beban seberat 335 kg. Ban pada mobil ada empat, berarti 335kg dikali empat roda menjadi 1.340 kg. Misal berat kendaraan kosong 1.075 kg, sisa beban yang dapat ditopang berarti 255 kg. Jika mobil berisi 5 penumpang, dengan masing-masing berat 75 kg per orang, artinya dibebankan seberat 375 kg. Berarti kelebihan 120 kg. Jika ini berlangsung terus-menerus, maka dinding ban dapat mudah retak dan bahkan lapisan luar terkelupas. Ini akan menjadi lebih parah jika tekanan angin dibawah rekomendasi pabrik.

(3)

Karet mempunyai segenap musuh, salah satunya adalah minyak fosil. Ban yang kerap terkena minyak atau oli, akan mudah melar dan kekuatan ban menurun. Solusi: Hindari minyak atau oli terkena ban.

11. Mengemudi agresif

Tata cara mengemudi pun berpengaruh kepada ban. Agresivitas berpotensi besar merusak ban. Kerusakan yang kerap terjadi dapat dipantau pada tapak ban yang terkelupas, dinding sobek atau retak pada tapak ban yang tidak merata.

Solusi: Hindari mengemudi agresif. 12. Pemasangan ban tidak sempurna

Pemasangan ban yang tidak benar dapat membuat ban rusak. Khususnya pada bagian dalam ban.

Solusi: Pastikan ban terpasang dengan benar. 13. Pelek tidak sesuai ukuran ban

Pelek dan ban tidak boleh terlalu ketat atau longgar jika disatukan. Pelek yang terlalu ramping atau lebar, bentuk ban seperti donat. Dapat membuat dinding ban kerja lebih berat. Sudut ban yang menyempit disebabkan hal tersebut. Dinding ban mudah retak, pecah atau benjol. Sebaliknya pelek terlalu lebar, dinding ban tersiksa saat menikung dan dinding adalah titik terlemah pada ban.

Solusi: ukuran pelek dan ban harus sesuai. 14. Pelek cacat

Pelek yang penyok atau benjol dapat merusak ban terutama pada sekitar dinding ban cacatnya.

Solusi: Perbaiki pelek jika masih bisa. Jika tidak, harus ganti pelek. 15. Suspensi tidak berfungsi optimal

Suspensi yang bermasalah dapat mempengaruhi ban. Sokbreker yang rusak menyebabkan per bekerja sendiri dan tidak mampu menahan ayunan dari

gelombang permukaan jalan. Alhasil dapat menyebabkan tapak ban bergelombang. Sumber : autobildindonesia.com

Diposkan oleh danial mandala di 05.48

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

SEPUTAR OTOMOTIF DLL WHEEL Reaks

i:

(4)

Ban merupakan salah satu bagian terpenting pada sebuah kendaraan baik sepeda motor maupun mobil. Namun sering kali bagian terpenting dan juga merupakan bagian paling kotor pada kendaraan ini diabaikan serta kurang perhatian dan pemahaman khusus. Untuk itu perlu memahami arti kode pada sebuah ban. Pemilihan ban yang sesuai dan tepat dapat mendukung faktor keselamatan, pengendalian, akselerasi, pengereman dan keamanan saat berkendara. Untuk itu mari bersama-sama mempelajari arti kode yang terdapat pada ban kendaraan. Sehingga saat penggantian ban baik untuk modifikasi maupun karena ban sudah aus Anda tidak sembarangan membeli.

1. Ukuran Ban

Untuk kode ukuran ban yang beredar di pasaran dibedakan menjadi dua macam. Yang pertama ada kode ban imperial dan yang kedua kode ban metric. Sebagai contoh kode ukuran 120/70-17 67H ini merupakan kode dengan sistem metrik dan kode ban 4.60-H-18 4PR ini menggunakan sistem imperial.

Contoh membaca kode ban misal berukuran 120/70-17 67H: -. 120 menunjukkan kode untuk lebar ban dalam satuan milimeter

-. 70 menunjukkan kode perbandingan tinggi ban terhadap lebar ban. 70% x 120mm = 85,2 mm, semakin kecil aspect ratio maka sebuah ban akan memiliki stabilitas serta handling kendaraan lebih baik.

-. 17 menunjukkan diameter Velg dalam satuan inchi

-. 67 menunjukkan kode untuk beban maximum yang dapat ditanggung. Dari data load index / LI untuk kode 67 berarti beban maksimum yang dapat ditanggung oleh sebuah ban sebesar 307 kg.

-. H menunjukkan batas kecepatan pemakaian

Untuk kode ban imperial ini bedanya hanya menggunakan satuan ukur inchi. Sehingga untuk membaca kode ban 4.60-H-18 4PR sebagai berikut:

(5)

-. 18 menunjukkan kode untuk diameter velg juga dalam satuan inchi

-. 4PR menunjukkan kode untuk kekuatan ban yang berdasarkan pada kekuatan serat kain ban atau ply rating. Sehingga 4PR berarti penggunaan lapisan kain yang terbuat dari bahan nilon di dalam sebuah carcass yang juga berindikasi kekuatan ban setara dengan 4 lapisan kain ban.

2. Batas Kecepatan

Seperti yang sebelumnya, pada kode ukuran ban juga ikut disertakan kode batas kecepatan sebuah roda. Hal ini yang sangat penting diperhatikan saat mengganti ban, khususnya dalam hal modifikasi. Semakin tangguh performa mesin tentu akan memerlukan ban dengan performa tinggi saat melaju dengan kecepatan tinggi. Berikut kode dan batas kecepatan penggunaan sebuah roda:

Q adalah kode untuk kecepatan maksimal = 160 km/h S adalah kode untuk kecepatan maksimal = 180 km/h T adalah kode untuk kecepatan maksimal = 190 km/h U adalah kode untuk kecepatan maksimal = 200 km/h H adalah kode untuk kecepatan maksimal = 210 km/h V adalah kode untuk kecepatan maksimal = 240 km/h W adalah kode untuk kecepatan maksimal = 270 km/h Y adalah kode untuk kecepatan maksimal = 300 km/h Z adalah kode untuk kecepatan di atas = 240 km/h 3. Umur Produksi

Tidak hanya makanan yang diberi label tanggal kadaluarsa, tapi ban kendaraan juga. Untuk itu pentingnya mengetahui dan cara membaca kode tersebut pada sebuah ban. Ban akan kedaluwarsa (expired) dalam kurun waktu 3 tahun setelah ban tersebut diproduksi.

Kode produksi dicetak di bagian samping ban dekat dengan velg. Setiap pabrik ban memiliki jumlah kode digit tersendiri untuk menandai ban hasil produksinya dari 5-8 digit. Tetapi 4 digit angka dari belakang adalah standard international yang

menunjukkan Minggu dan Tahun ban tersebut diproduksi.

Contoh seperti pada BPY0806 maka dapat dapat diartikan ban tersebut diproduksi minggu ke-8 tahun 2006. Sedang seperti pada kode CJJ5101 berarti ban diproduksi pada minggu ke-51 tahun 2001.

4. Batas Pemakaian

Pemakaian roda pada kendaraan jangan tunggu sampai ban terlihat gundul atau tidak lagi memiliki pola garis kembangan lagi. Setiap pabrikan ban telah

memberikan kode sebuah tanda pada roda baik berupa bentuk segitiga maupun berbentuk garis dalam pola ban.

Untuk bentuk segitiga isa dijumpai atau didapat pada samping ban yang

berdekatan dengan tepi akhir pola kembangan. Sedangkan untuk garis tebal yang melintang di tengah antara belahan kembangan ban.

5. Kode Compound

Kode Compound sebuah ban ditulis dengan kode huruf. Dengan tujuan

(6)

hard berarti compound ban keras.

Pemilihan jenis compoun ban tergantung dari kebutuhan misal untuk balapan biasanya akan menggunakan jenis compound soft. Dengan menggunakan ban jenis lebih empuk akan terasa grip roda lebih mencengkram pada aspal. Tetapi karena sifatnya lunak maka ban akan lebih cepat habis.

Sedangkan jenis medium dan hard biasanya dipakai untuk kendaraan yang

dipergunakan sehari-hari baik untuk motor maupun mobil. Contoh pada ban motor merek Batllax kode BT 92 F Radial 120/70 ZR17 M/C, dan kode M/C itulah yang menunjukkan kode M = medium, C = Compound.

Sumber : Kapanlagi.com

Diposkan oleh danial mandala di 05.41

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

SEPUTAR OTOMOTIF DLL WHEEL Reaks

i:

Senin, 16 Desember 2013 FRONT WHEEL ALIGNMENT Front Wheel Alignment ( FWA)

Sumber :(http://yamatoikwan.blogspot.co.uk/2013/03/mengenal-wheel-alignment-spooring.html)

(7)

Kata wheel aligment mungkin masih aneh atau mungkin janggal terdengar di telinga kita, apakah itu wheel alignment? Tetapi bila mendengar kata spooring mungkin lebih Sering dan lebih kita sebutkan. Sebenarnya wheel aligment

merupakan kata lain dari spooring. Spooring atau wheel aligment ini pada dasarnya merupakan proses setting keempat roda supaya kembali pada posisi dan setelan normalnya dan handling menjadi lebih baik. Karena pada keempat roda ini rentan terjadi perubahan geometri maupun posisi yang membuat pengendalian dan kenyamanan kendaraan menjadi berkurang, nah spooring inilah yang

mengembalikan kenyamanan dan handling seperti biasanya. Pada proses spooring biasanya ada 3 hal yang sangat diperhatikan yaitu CAMBER, CASTER dan TOE, karena sebelum melakukan penyetelan maka roda dicek dan dilihat seberapa jauh melenceng dari standar pabrikan nah ketiga hal inilah biasanya yang lebih

diutamakan daripada setelan yang lain.

Mari Kita Lebih Lanjut Mempelajari Apa Itu CAMBER, CASTER dan TOE

Keuntungan-keuntungan Front Wheel Alignment ( FWA ) : 1. meringankan kemudi

2. menstabilkan kemudi 3. mengembalikan kemudi 4. memperkecil keausan ban

Faktor-faktor Front Wheel Alignment ( FWA ) : 1. sudut caster

2. sudut camber 3. king pin inclination 4. toe-in

5. turning radius ( sudut belok )

CAMBER

Camber adalah kemiringan roda bagian atas kearah dalam/ luar terhadap garis sumbu vertikal jika kendaraan kita lihat dari depan. Besar sudut kemiringannya diukur dalam derajat. Bila kemiringan roda bagian atas ke arah luar disebut

camber positif. Bila sudut camber positif terlalu besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian luar roda.

Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan

(8)

Bila kemiringan roda bagian atas kearah dalam disebut camber negatif.

Camber negatif membuat kendaraan cenderung lurus dan stabil. Bila sudut camber negatif terlalu besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian dalam roda. Camber negatif menyebabkan pengemudian berat. Camber negatif menyebabkan efek kebebasan bantalan roda bertambah dan dapat memperbesar momen bengkok spindle.

Bila garis tengah roda sejajar dengan garis sumbu vertikal,maka disebut camber 0. Camber 0 dapat mencegah keausan ban yang tidak merata. Camber 0

menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang, menyebabkan getaran pada roda kemudi besar dan tidak stabil.

Lebih Jelasnya Bila Roda berposisi seperti

/ \ = Camber Negatif ( Ban Aus ditelapak bagian dalam) \ / = Camber Positif ( Ban akan aus dibagian Luar ) ! ! = Camber Nol

(9)

Jenis - jenis sudut camber :

1. Sudut camber positif apabila bagian atas dari ban arahnya keluar

2. Sudut camber nol terjadi apabila garis simetris dari ban berimpit dengan garis vertikal

(10)

CASTER

Sudut Caster adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan garis sumbu. kedua buah ball joint ( garis king pin ) dengan garis vertikal bila dilihat dari samping kendaraan jarak antara titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan dengan titik pusat persinggungan ban , dan jalan disebut trail/tread.

Keterangan :

a. ( + ) titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan b. ( 0 ) titik pusat persinggungan dengan jalan

(11)

Caster adalah kemiringan steering axis bagian atas kearah depan atau belakang terhadap garis sumbu vertikal bila

dipandang dari samping kendaraan.

Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda kemudi dilepas dan pada saat kendaraan membelok ban menopang pada permukaan jalan dengan baik.

Trail adalah jarak antara dari titik potong garis tengan steering axis dengan jalan dan titik pusat singgung ban dengan jalan.

Caster positif adalah bila kemiringan steering axis bagian atas ke arah belakang. Kendaraan pada umumnya menggunakan caster positif karena menghasilkan kestabilan kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok. Jenis-jenis sudut caster :

1. caster positif dimana titik potong perpanjangan garis pin dengan jalan berada di depan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + di depan 0 ) , dilihat dari samping kendaraan.

2. caster nol adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin dengan jalan , segaris dengan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + segaris dengan 0 ) dilihat dari samping.

(12)

TOE-IN dan TOE-OUT

Adalah perbedaan antara jarak bagian depan dan jarak bagian belakang roda kanan dan kiri bila kendaraan dilihat dari atas.

Bila bagian depan roda lebih kecil ke arah dalam dari pada bagian belakang roda (dilihat dari atas), ini disebut toe-in. sebaliknya susunan yang berlawanan disebut toe-out.

Bila bagian depan roda sama dengan bagian belakang roda,disebut toe-0

(13)

Beberapa Istilah Lain yang sering Kita Dengar

Steering Axis Inclination (Kingpin Inclination)

Steering axis adalah garis sumbu tempat roda berputar saat berbelok kekiri atau kekanan dan bisa digambarkan antara bagian atas dari shock absorber upper support bearing sampai lower suspension arm ball joint. Steering axis inclination adalah kemiringan steering axis bagian atas ke arah dalam bila dipandang dari depan kendaraan.Steering axis inclination juga menghasilkan daya balik kemudi dengan cara memanfaatkan berat kendaraan.

(14)

Offset (Nilai ET)

adalah jarak antara titik potong steering axis dengan jalan dan titik potong garis tengah ban dengan jalan. Offset yang lebih kecil akan membuat kemudi menjadi lebih ringan dan kejutan akibat pengereman dan percepatan berkurang. tapi kestabilan menjadi berkurang. dan sebaliknya

(15)

Menandakan seberapa besar permukaan tengah velg menjorok ke dalam atau ke luar. Hal itu ditandai dengan bilangan angka plus kode berjuluk ET. Semisal ET25, ET45, dan seterusnya. Semakin kecil angka maka penampang tengah velg makin celong ke dalam dan bibir velg lebar.

"Kalau dipasang, velg jadi makin ke luar fender," Sebaliknya, semakin besar angka, penampang tengah makin ke luar dari bibir velg. Berarti, posisi velg masuk ke dalam fender.

PCD (pitch circle diameter)

Ukuran yang berkaitan dengan diameter pola baut roda. Pengukurannya dengan mengambil titik terlurus dari masing-masing lubang baut roda.

Bila 4 baut yang diukur antara titik berseberangan dan satuan milimeter.

Kalau 5 baut, penarikan garis PCD ada di antara dua titik lubang baut yang ada di seberang lubang baut roda yang ditarik ukurannya,

Kalau 6 Baut Macam Isuzu Panther Jenis Kapsul (TBR 541) dan SUV2 maka yang diukur tentunya jarak terjauh.

Jarak PCD

(16)

SUDUT BELOK ( TURNING ANGLE )

Adalah besarnya sudut belok pada roda depan .sudut belok tersebut dapat dibedakan menjadi 2 bagian , yaitu :

1. Sudut Inner

yaitu sudut belok yang di buat oleh roda depan , dimana pada saat belok bagian belakang dari pada roda depan tersebut mengarah ke dalam.

2. Sudut Outer

Yaitu sudut belok yang dibuat oleh roda depan , dimana pada saat membelok , bagian belakang dari roda depan tersebut mengarah ke luar.

Diposkan oleh danial mandala di 02.55

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

SEPUTAR OTOMOTIF DLL WHEEL Reaks

i:

Minggu, 15 Desember 2013

Materi pengertian, fungsi, komponen, cara kerja Roda dan Ban RODA DAN BAN

(17)

Roda sebagai bagian vital kendaraan atau mesin, mula pertama ditemukan oleh orang Sumeria pada 3.500 tahun SM. Di Mesopotamia, ditemukan pula sebuah benda bulat dengan poros di bagian tengahnya, diperkirakan sebuah tatakan untuk membuat tembikar dari masa yang sama. Ini membuktikan bahwa pada saat itu orang mulai tahu prinsip kerja gerak lingkaran.

Selanjutnya, pada 3000 SM, kereta dorong mulai dikenal di Asiria, kemudian

berlanjut di Lembah Indus. Sedangkan masyarakat Eropa Daratan dan Tengah baru mengenal kereta dorong sekitar 1000 SM, malah Inggris baru pada tahun 500 SM. Pada tahun 1515 orang menemukan wheel-lock, roda yang bisa diputar dan berhenti oleh sebuah benda pengganjal. Prinsip ini kemudian dikembangkan menjadi roda gerigi pemantik bom - dan korek api.

Dunia teknik sangat terbantu oleh penemuan roda. Dari mesin es krim sampai PLTA, menis jahit sampai pesawat ulang-alik, sepeda sampai mobil balap formula.

Perkembangan roda sebagai penggerak kendaraan kemudian tak dapat dilepaskan dari perkebangan ban, yang ditentukan oleh peran Robert William Thomson dan John Boyd Dunlop.

Misalnya ban berkode 215/65R15 89H. Angka '215' adalah lebar telapak ban dalam satuan ukuran milimeter. '65' (Aspek Rasio), adalah rasio/perbandingan antara ketebalan profil ban dengan lebar telapak ban. Angka 65 di sini mengisyaratkan tinggi/tebal ban adalah 65% dari lebar telapak ban.

'R' (konstruksi), adalah pola jalinan benang/kawat yang memperkuat konstruksi ban. 'R' di sini berarti ban tersebut memiliki pola jalinan berpola radial. Jika 'B' berarti ban tersebut mempunyai konstruksi sabuk bias (bias belted). Untuk 'D' maka berarti konstruksinya adalah bias diagonal (diagonal bias).

(18)

angka '89' mengisyaratkan beban maksimal (load index) yang diizinkan pada ban bersangkutan. Sesuai dengan standar industri ban maka kode tersebut memiliki kapasitas beban maksimal sebesar 580 kilogram di tiap ban. Huruf "H' terakhir merupakan indikator kecepatan maksimal.

Jadi ban berkode 215/65R15 89H adalah ban dengan lebar telapak 215mm,

ketebalan ban dengan aspek rasio 65%x215(mm)=129(mm), berjenis radial untuk rim atau pelek berdiameter 15 inci, mampu dibebani seberat 580 kg dengan batas kecepatan aman maksimal 210 km.

Fungsi

1. Menahan seluruh berat kendaraan

2. Memindahkan tenaga ke permukaan jalan

3. Memindahkan gaya pengereman ke permukaan jalan 4. Menjadikan sistem kemudi dapat bekerja

5. Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata

Fungsi Utama Ban

1. Menahan beban Dalam hal menahan beban, yang paling berpengaruh adalah tekanan angin, karena angin dalam ban berfungsi untuk Tekanan angin dan type ban (radial/ bias) sangat berpengaruh dalam meredam guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe radial mampu meredam guncangan lebih baik daripada ban tipe bias.

3. Meneruskan tenaga dari mesin

Ban berfungsi untuk meneruskan gaya gerak dan

pengeraman ke

(19)

permukaan jalan, hal ini berkaitan dengan kinerja traksi dan pengereman. Yang berpengaruh dalam hal ini adalah pattern atau kembangan dari ban.

bermanuver dan kestabilan dalam berkendara.

Bahasa Ban

Ban mempunyai ‘bahasa’ sendiri untuk berkomunikasi dengan penggunanya. Bahasa ban yang berupa serangkaian angka dan huruf menunjukkan data-data spesifikasi, merek dan tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh semua produsen ban di seluruh dunia.

Berikut adalah arti dari kode tersebut:

1. Lebar ban (dalam mm)

2. Aspek rasio (%) tinggi sidewall terhadap lebar ban

3. Diameter ban / velg (dalam inch) 4. Indeks beban / Load Index

5. Simbol kecepatan / Speed Index Memahami Indeks Beban dan Simbol Kecepatan

Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah disepakati bersama seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan maksimum yang aman, yang juga berhubugan dengan indeks beban. Lihat tabel indeks beban dan simbol kecepatan di bawah ini.

Kedua unsur dibawah ini disebut juga keterangan penggunaan ban dan saling berhubungan. Tabel di bawah ini memberikan informasi nilai indeks beban dan simbol kecepatan untuk masing-masing simbol atau nilai.

Indeks Beban (simbol and beban maksimum dalam Kg)

LI Kgs LI Kgs LI Kg LI Kg LI Kg LI Kg

(20)

70

Simbol Kecepatan (simbol and kecepatan maksimum dalam km/jam)

J K L M N P Q R S T H V W Y

KmH 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 210 240 270 300 Keterangan: Simbol "ZR" berarti aman dipacu lebih dari 240km/jam

Saat Tepat Mengganti Ban

Setiap ban memiliki tread wear indicator (TWI), yang berbentuk segitiga dan terdapat pada sisi samping ban (side wall). TWI ini merupakan indikator tingkat keausan ban dan bisa juga menjadi patokan untuk mengganti ban. Saat tapak ban sudah melampaui indikator tersebut, terlihat garis melintang antara tapak ban, yang berarti ban tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan.

Ban yang sudah botak sangat mempengaruhi pengendalian dan jarak pengereman!

(21)

Benjolan pada ban

Sebaiknya segera ganti ban yang benjol dengan yang pada sisi samping ban

Hubungi gerai ban terdekat jika anda manemui tanda-tanda kerusakan atau kelainan pada ban anda.

Pola Telapak Ban

Saat ini merek dan kembangan ban begitu bervariasi. Apakah anda sudah memilih ban yang tepat untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan anda?

Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni Searah(Directional),Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric).

Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pengemudi yang berbeda-beda.

Searah

(Directional)

Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau pola kembangannya berbentuk huruf "v".

Fitur:

(22)

baik di permukaan basah maupun kering

• Performa dan pengereman yang lebih baik • Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15"

keatas) dan memiliki indeks kecepatan yang tinggi

Cocok untuk:

Pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan tinggi.

Simetris (Symmetric)

Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan desain rib yang berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun luar memiliki fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan pola simetris memiliki alur yang

menyerupai gelombang.

Fitur:

• Nyaman dan sangat hening • Alur utama untuk menepis air Cocok untuk:

Pengemudi yang menyukai kenyamanan dan keheningan dalam berkendara.

Asimetris/ (Asymmetric)

Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk

membedakan kedua bagian sisinya. Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar untuk menepis air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah. Sedangkan bagian dalam ban memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas bidang yang berhentuhan dengan jalan sehingga ban lebih stabil.

Fitur:

(23)

• Pengendalian yang baik pada saat membelok pada

kecepatan tinggi

Cocok untuk:

Pengemudi yang menyukai performa tinggi.

Tips Merawat Ban Agar Berfungsi Maksimal dan Tahan Lebih Lama

• Perhatikan tekanan angin pada ban sekurangnya dua minggu sekali. Sesuaikan dengan

petunjuk pabrikan tekanan angin

• Upayakan ban di-balancing dan spooring agar pengendalian dan performa tetap maksimal

saat beraksi di jalan

• Bila kotor, sebaiknya hanya gunakan sabun atau sampo mobil untuk membersihkan ban

Tekanan Angin

Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam perawatan ban. Artinya, ban harus diberi tekanan angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan bisa

didapatkan di berbagai area kendaraan Anda, seperti di ujung pintu pengemudi, di bagian bawah pintu atau di bagian dalam kotak penyimpanan di pintu kendaraan.

(24)

Perhatikan:

Memeriksa tekanan angin ban sebaiknya pada saat ban dalam keadaan dingin. Bila kendaraan baru saja dipakai, biarkanlah suhu ban turun sebelum diperiksa tekanan anginnya.

Tekanan angin yang tidak tepat dapat membuat ban aus tidak merata. Keausan di tengah disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu tinggi karena pemakaian kembangan ban bagian tengah yang berlebihan. Sebaliknya, tekanan yang terlalu rendah mengakibatkan keausan pada kedua sisi bahu ban.

(25)

Mengapa menggunakan angin nitrogen?

• Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2)

• Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar,

membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga tidak

membutuhkan pengisian yang terlalu sering • Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena sifatnya yang dingin

• Mengurangi keausan ban yang tidak merata • Lebih hemat BBM

• Memperbaiki manuver

Rotasi Bikin Awet

Sehebat apapun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau paling tidak, ban di kedua poros - depan dan belakang - tidak berfungsi maksimal dan mengakibatkan keausan tidak merata dan usia pakai menjadi lebih pendek.

Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah mencapai

7.500 - 10.000 km.

Ada 2 sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu menggunakan empat roda dan menggunakan lima roda, termasuk ban cadangan.

Diagonal Horisontal

Rotasi dengan 4 roda

Dapat digunakan dengan cara diagonal, horisontal atau vertikal.

Untuk rotasi diagonal,rotasi dilakukan dengan menukar ban depan kiri dengan belakang kanan dan ban depan kanan dengan belakang kiri.

Untuk rotasi horisontal,roda kanan depan ditukar dengan roda kiri depan. Demikian juga dengan roda belakang, ban kanan belakang ditukar dengan kiri belakang.

(26)

Vertikal

dengan roda kiri belakang. Demikian juga dengan roda kanan depan ditukar dengan roda kanan belakang.

Rotasi dengan 5 roda (dengan ban serep) Sistem rotasi dengan menggunakan 5 ban relatif mirip dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke depan kiri. Ban depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan kanan belakang pindah ke depan kanan. Dan terakhir, ban depan kananlah yang menjadi ban serep.

Peringatan:

Jangan gunakan rotasi dengan 5 roda jika ban serep berlainan merek atau model dengan 4 ban lainnya.

Bagian Ban 1. Tapak (Tread) 2. Belt (rigid breaker) 3. Carcass

(27)

Carcass merupakan rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup flexibel untuk meredam perubahan beban dan benturan

Tread berfungsi untuk melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang dsebabkan oleh permukaan jalan

Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar

Breaker terletak antara carcass dan tread yang memperkuat daya rekat keduanya, dan meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke carcass

Bead berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh oleh karena berbagai gaya yang bekerja

Karakteristik Ban Bias dan Radial Ban Bias

Kenyamanan cukup baik

Umur dan kemampuan lebih rendah

Ban Radial

Umur pemakaian lebih lama Peningkatan panas kecil Stabilitas pengendalian baik Daya pengereman lebih baik

Rolling resistance (hambatan gesekan) kecil

(28)

Keuntungan Ban Tubeless

Jika ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes secara sekaligus, karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri.

Sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol kendaraan

Transfer radiasi panas akan lebih baik, karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan pelek

Tipe Tapak Ban

Rib > Jalan rata, kecepatan tinggi> berbagai jenis mobil Tahanan putar (rolling resistance) lebih kecil

Kendaraan mudah dikendalikan Suara yang ditimbulkan kecil Tenaga tariknya kurang baik

Lug >jalan tidak rata, dan lunak > truk dan industri Tenaga tarik baik

Rolling resistance cukup tinggi Tread lebih mudah aus tidak merata Suara lebih besar

Rib and lug > jalan rata maupun tidak rata> sedan, truk kecil bus Kendaraan lebih stabil

Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik

Block > jalan berlumpur dan bersalju

Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik Mengurangi slip pada jalan berlumpur/ bersalju

Lebih cepat aus

Rolling resistance lebih besar

(29)

Baja Press

Biaya pembuatan lebih murah Lebih tahan lama

Lebih mudah dalam pemasangan dan pelepasannya Kualitasnya lebih merata

Logam campuran (alloy steel)

Biasanya campuran dari alumunium atau magnesium Memiliki bentuk/ tampilan yang lebih menarik

Tipe Penampang Rim

Divide type rim (DT) >mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dll)

Drop center rim (DC) > mobil sedan dan truk kecil

Wide drop center rim (WDC) > mobil sedan dan truk kecil Semi drop center rim (SDC) > truk kecil

Flat base rim (FB) > truk dan bus Interim rim (I) > truk dan bus

Sumber : http://anistkr.blogspot.co.uk/2012/09/roda-n-ban.html

Baca Juga :

Melepas, Memasang dan Menyetel Roda *DESCRIPSI*

Melepas, Memasang dan Menyetel Roda digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu:

Melepas, Memasang dan Menyetel Roda. Modul ini dapat digunakan untuk peserta diklat Program Keahlian Mekanik Otomotif.

Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari melepas, memasang dan menyetel roda. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan

belajar :

(30)

4 membahas tentang memasang roda.

*PERISTILAHAN / GLOSSARY*

1. PR (Play Rating) yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat

katun yang ditentukan oleh JIS.

2. Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk

meredam perubahan beban dan benturan.

3. Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan.

4. Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.

5. Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang memperkuat daya rekat keduanya.

6. Belt yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan

carcass dengan kuat.

7. Bead yaitu untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi

oleh kawat baja yang disebut kawat bead.

*DESKRIPSI*

Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat

melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi : (a) mengidentifikasi konstruksi jenis roda,

(31)

(c) pemeriksaan roda, (d) memasang roda.

Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar: 1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda. 2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar. 3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar. 4 membahas tentang memasang roda.

Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda.

*PRASYARAT*

Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul.

*PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL* 1. Petunjuk Bagi Peserta diklat

menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau

instruktur yang mengampu kegiatan belajar.

b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :

1).Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2).Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.

3).Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.

4).Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.

5).Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.

6).Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

(32)

2. Petunjuk Bagi Guru, Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :

a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar

b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar

c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat

d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan

f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan

*TUJUAN AKHIR*

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan :

1. Memahami cara mengidentifikasi konstruksi jenis roda dengan baik. 2. Memahami cara melepas roda-roda dengan baik.

3. Memahami cara memeriksa roda dengan baik. 4. Memahami cara memasang roda dengan baik.

*RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT*

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.

1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda. 2. Melepas roda-roda.

3. Pemeriksaan roda. 4. Memasang roda.

*KEGIATAN BELAJAR*

1. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

1). Peserta diklat dapat menjelaskan pengkonstruksian roda dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

2). Peserta diklat dapat menjelaskan informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

3). Peserta diklat dapat memeriksa roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik pemasangannya.

4). Peserta diklat dapat mengklasifikasikan konstruksi roda dan metode pemasangannya.

(33)

*PELEK DAN BAN*

Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.

1). PELEK RODA (DISC WHEEL)

Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang

menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.

(34)

a). TIPE PELEK RODA

Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang

banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan

pemasangan

ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros ( axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek

dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang

(35)

*PELEK BAJA PRESS*

Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim

yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.

Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah

yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini

karena tahan lama dan kualitasnya merata.

*PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG*

Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari

bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan.

Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium adalah

(36)

dipasang periksalah kekerasan mur rodanya. ? Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium. ? Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.

? Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik atau karet dan bukan logam untuk memasangnya. ? Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium secara teratur.

b). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK

Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek.

Misalnya: 5.50 F x 15 SDC

Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi) F : Bentuk flens pelek

15 : Diameter pelek (dalam inchi) SDC : Tipe rim

c). Pelek (Rim)

(37)

mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang (JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut : Nama Singkatan

Divided Type Rim D.T. Drop Center Rim D.C.

Wide Drop Center Rim W.D.C. Semi Drop Center Rim S.D.C. Flat Base Rim I.R.

? Divide Type Rim

Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah.

Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.

? Drop Center Rim

(38)

Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.

Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu,

memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.

? Semi Drop Center Rim

(39)

truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk

memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring). ? Flat Base Rim

(40)

Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan

merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan

dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).

d). Ukuran Pelek

Contoh : 5.00 S x 20 F.B. Keterangan :

5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi. S = bentuk flens dari pelek.

(41)

Balancing

Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang

menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan

mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment. Sehingga ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan.

(42)

seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan. Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya

sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan

merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance.

Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi parallel. Seiring dengan waktu pemakaian, untuk menjaga agar roda dalam keadaan

seimbang membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih nyaman dan pengemudi tidak mengalami kelelahan. Roda akan dipasang pada alat wheel balancer kemudian akan diketahui titik-titik berat pada roda yang

mengakibatkan roda tidak balance. Kemudian alat akan menunjukkan seberapa besar beban yang harus diberikan pada roda agar roda kembali menjadi balance. Selanjutnya roda akan diberikan pemberat (weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan, weight balance dipasang pada pelek roda.

Weight balance

Spooring

Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan

keamanan atau safety untuk pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri ataupun terhadap kendaraan lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik. Salah satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi steering/kemudi kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai

pengatur arah kendaraan yang dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi mempengaruhi driver dalam rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi kemudi yang kurang baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver,

sehingga cepat lelah dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan. Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung pada kondisi dari penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun roda belakang (wheel alignment). Tujuan spooring adalah untuk menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil sedang

melaju pada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari komponen roda depan, sehingga

(43)

Spooring merupakan pekerjaan penyetelan front wheel alignment (penyetelan roda depan) yang meliputi: chamber, caster, toe angle (toe-in/toe-out), dan turning radius. Fungsi spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan meliputi: kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas. Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan ban/roda. Untuk syarat kedaraan dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus keadaan kaki-kaki kendaraan dalam kondisi yang normal. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat gambar berikut:

1. Chamber merupakan kemiringan roda bila dilihat dari depan, chamber (+) bila roda miring keluar, chamber(-) bila roda miring ke dalam.

2. Caster merupakan kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping. Ada dua jenis caster:

a. Caster Positif

Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah belakang b. Caster Negatif

(44)

a. Toe-In : Panjang roda bagian depan (A) lebih pendek dibanding pajang roda bagian belakang (B)

b. Toe-Out : Panjang roda bagian depan (A) lebih panjang dibanding pajang roda bagian belakang (B)

4. Turning Radius

(45)

Referensi

Dokumen terkait

5.Seluruh anggota Gereja pada dasarnya memiliki martabat yang sama sebagai anggota umat Allah, sebagai hierarki, biarawan-biarawati, dan kaum awam!. Namun ada perbedaan

Manfaat yang didapatkan ketika selektif dalam memberi adalah terhindarnya duplikasi atau penumpukan bantuan kepada mustahiq yang sama. Di samping itu, kesalahan dalam

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden yang berpengetahuan baik (71,9%), responden yang memiliki sikap baik (65,6%), yang patuh dengan standar prosedur

Jika kita mempersiapkan kegiatan atau acara- acara yang biasa atau duniawia saja begitu baik, maka hendaknya dalam rangka mempersiapkan kedatangan Penyelamat Dunia

anggota-anggotanya yang ”kurang berarti”. Prinsip solidaritas juga memuat tuntutan, bahwa perwu- judan keadilan sosial menjadi tujuan pertama pembangunan. Dewasa ini

Berbeda dengan sistem Relay konvensional, harus dilakukan tes di lapangan secara langsung, dan tentunya akan dibutuhkan banyak waktu pada saat mendesain

Program LINUS  Penguasaan konstruk dalam kedua-dua literasi membaca dan menulis diambil kira bagi menentukan murid memasuki Program..  Murid yang belajar di kelas biasa..