• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Reformasi Birokrasi Indonesia. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Reformasi Birokrasi Indonesia. pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“REFORMASI BIROKRASI DAN BIROKRASI DI ERA

REFORMASI”

OLEH :

ARIS MUNANDAR : 1205812 FREANGKY : 1201641 NAILUREDHA HERMANTO : 1201636 RIDHO ILHAM : 1201643

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Yang mana makalah ini diajukan untuk

memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Birokrasi, serta dapat mengetahui bagaimana keadaan

birokrasi di era reformasi dan apa sesungguhnya reformasi birokrasi itu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan,

hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang penulis miliki. Oleh

karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan

penyusunan makalah selanjutnya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Birokrasi,

semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kami dan juga para pembaca

lainnya.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan reformasi yang dipelopori oleh mahasiswa pada tahun 1998 menuntut perbaikan

kondisi Indonesia setelah hancur lebur ketika akhir era orde baru. Pada masa orde baru

birokrasi dijadikan premium mobile pemerintah untuk membangun kekuatan politik

sehingga Birokrasi yang seharusnya netral maka berubah menjadi monoloyalitas. Maka

gerakan reformasi 1998 menuntut reformasi birokrasi di Indonesia agar terwujud

tujuan-tujuan bangsa Indonesia. Makalah reformasi birokrasi ini kami susun dengan tujuan-tujuan

mengetahui konsep tentang reformasi birokrasi dan bagaimana keadaan birokrasi di era

reformasi saat ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh pemerintah ?

2. Bagaimana kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi ?

3. Bagaimana kilas balik reformasi birokrasi di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep-konsep reformasi birokrasi.

2. Untuk mengetahui bagaimana keadaan birokrasi di era reformasi, dan

3. Unutk pemenuhan tugas matakuliah birokrasi.

D. Metode Penulisan

Makalah ini ditulis dengan metode penulisan eksposisi deskripsi yang menggunakan studi

(4)

BAB II PEMBAHASAN

1. Reformasi Birokrasi

A. Pengertian Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi

seperti kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas,

aparatur, pengawasan dan pelayanan publik, yang dilakukan secara sadar untuk

memposisikan diri (birokrasi) kembali, dalam rangka menyesuaikan diri dengan

dinamika lingkungan yang dinamis. Perubahan tersebut dilakukan untuk

melaksanakan peran dan fungsi birokrasi secara tepat, cepat dan konsisten, guna

menghasilkan manfaat sesuai diamanatkan konstitusi. Perubahan kearah yang lebih

baik, merupakan cerminan dari seluruh kebutuhan yang bertitik tolak dari fakta

adanya peran birokrasi saat ini yang masih jauh dari harapan.

Reformasi birokrasi merupakah salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good

governance. Melalui reformasi birokrasi, dilakukan penataan terhadap system

penyelangggaraan pemerintah uang tidak hanya efektif dan efisien, tetapi juga

reformsi birokrasi menjadi tulang punggung dalam perubahan kehidupan berbangsa

dan bernegara. Menurut KEMENPAN, reformasi birokrasi merupakan langkah

sreategis membangun sumber daya aparatur Negara yang professional, memliki daya

guna dan hasil guna yang professional dalam rangka menunjang jalannya pemerintah

dan pembangunan social.

B. Penyebab Munculnya Reformasi Birokrasi

Menurut Miftah Thoha (2008:106-108), ia mengatakan bahwa ada beberapa factor

yang bisa mendorong terjadinya reformasi birokrasi, yaitu :

a. Adanya kebutuhan melakukan perubahan dan pembaharuan.

Adanya kebutuan melakukan perubahan dan pembaharuan aparatur Negara dan

pemerintah itu sangat tergantung dari kebutuhan dari pimpinan nasioanal kita.

(5)

perubahan itu akan terwujud. Kebutuhan itu didukung oleh kebjakan politik yang

strategis dan dijadikan suatu program nasional dengan dukungan seluruh

komponen rakyat.

b. Memahami perubahan yang terjadi di lingkungan strategis nasional.

Perubahan lingkungan strategis nasional Indonesia adalah, terjadi krisis

ekonomi/moneter dan perubahan system politik nasional. Dua kejadian ini yang

perlu dijadikan dorongan dan rencana adanya perubahan dan pembaruan aparatur.

c. Memahami perubahan yang terjadi di lingkungan strategis global.

Perubahan lingkungan strategis global tidak berdiri sendiri, ia memperhatikan

factor perubahan global. Perubahan global antara lain system desentralisasi dan

demokrasi yang sedang banyak dipakai oleh Negara Negara yang menginginkan

juga terjadinya kepemerintahan yang baik.Selain itu, perkembangan teknologi

informasi yang mulai diterapkan dalam pemerintahan yang elektronik.

d. Memahami perubahan yang terjadi dalam paradigma manajemen pemerintahan.

Perubahan global sangat erat kaitannya dengan paradigm tata kelola pemerintah

yang baik. Desentralisasi, otonomi, demokrasi, akuntabilitas public, transparansi,

dan ditegakkannya hukum merupakan dorongan-dorongan yang kuat terhadap

lahirnya perubahan dalam lahirnya manajemen pemerintah.

C. Visi dan Misi Reformasi Birokrasi

Adapun visi reformasi birokrasi yang tercantum dalam lembaran Grand design

Reformasi Birokrasi Indonesia adalah “terwujudnya pemerintahan kelas dunia”. Visi

tersebut menjadi acuan dalam mewujudkan pemerintahan kelas dunia, yaitu

pemerintahan yang professional dan berintegritas tinggi yang mampu

menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat dan manajemen

pemerintahan yang demokratis agar mampu menghadapi tantangan pada abad ke 21

melalui tata pemerintahan yang baik pada tahun 2025.

Sedangkan Misi reformasi birokrasi Indonesia adalah :

a. Membentuk/ menyempurnakan peraturan perundang-undnagan dalam rangka

(6)

b. Melakukan penataan dan penguatan organisasi, tatalaksana, manajemen sumber

daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kualitas pelayanan public,

mindset, dan cultural set.

c. Mengembangkan mekanisme control yang efektif

d. Mengelola sengketa administrated secara efektif dan efisien.

D. Tujuan Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

profersional dengan karakteristik adapif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan

bebas KKN, mampu melayani public, netral, sejahtera, berdedikasi dan memegang

teguh nilai-nilai dasar dank ode etik aparatur Negara. Adapun area perubahan yang

menjadi tujuan reformasi birokrasi meliputi seluruh aspek manajemen pemerintahan,

seperti yang dikemukanan pada table dibawah ini :

Area Hasil yang diharapkan

Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran

Tatalaksana Sistem , proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip prinsip good governance

SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profersioanl, berkinerja tinggi, dan sejahtera Pengawasan Meningkatnya kapasistas dan akuntabilitas kinerja

birokrasi

Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Pelayanan Publik Pelayanan prima sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat

Pola pikir dan Budaya Aparatur

Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi

Tabel 1 : Area tujuan reformasi birokrasi

E. Kunci keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi

Beberapa kunci keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi terletak pada beberapa

(7)

a. Komitmen Nasioanal untuk mewujudkan birokrasi yang lebih biak

b. Penggerak Reformasi Birokrasi

c. Muatan Reformasi birokrasi yang bermutu, terarah dan rasional

d. Proses reformasi Birokrasi yang berjalan lancar

F. Kilas Balik Reformasi Birokrasi Indonesia

Pertama kali Reformasi birokrasi pemerintah dahulu pernah dilakukan di zaman

pemerintahan Bung Karno denga slogan yang sangat terkenal yang disebut dengan

retooling aparatur. Retooling walaupun mempunyai konotasi untuk melakukan

penyingkiran aparatur yang kontra revolusi, tetapi kementrian itu pada niatnya ingin

melakukan pembaruan pegawai. Hasil dari perutusan beberapa ahli yang didatangkan

Soekarno ke Indonesia yaitu dilakukannya reformasi administrasi pemerintahan.

Susunan organisasi kementrian mulai ditata, didirikan lembaga administrasi Negara

yang menjadi pusat pelatihan dan pengembangan tenaga-tenaga administrasi Negara,

didirikannya fakultas dan universitas yang mengajarkan ilmu administrasi Negara,

dan dibangunnya badan perencanaan nasional (BAPPENAS).

Reformasi Birokrasi yang kedua, dilakukan yaitu pada masa pemerintahan Soeharto.

Dorongan untuk melakukan reformasi inipun diawali oleh keinginan untuk

membangun bangsa dan Negara yang dimulai untuk menyelenggarakan stabilitas

diberbagai sector. Pembagunan ini membutuhkan pertumbuhan ekonomi dan untuk

menumbuhkannya diperlukan stabilitas politik, pertahanan, keamanan, social dan

sector lainnya. Dari keinginan presiden Soeharto ini, maka visi pemerintahan

dilakukan secara sentralistis. Untuk menata kelembagaan dan system birokrasi

pemerintah maka presiden soeharto mengeluarkan PP No. 44 dan 45 tahun 1974

sebagai tonggak reformasi birokrasi saat itu. Dan pada tahun 2010, presiden SBY

mulai menggagas kembali reformasi birokrasi di Indonesia. Gagasan Presiden SBY

pada tahun 2010 ini tertuang dalam Grand Design reformasi Birokrasi Indonesia

2010-2025 yang saat ini masih berjalan.

(8)

Gerakan reformasi yang digulirkan oleh berbagai kekuatan dalam masyarakat, yang di

pelopori mahasiswa pada tahun 1998, bertujuan untuk memperbaiki kondisi bangsa yang

terpuruk akibat krisis ekonomi yang berlarut-larut. Gerakan reformasi diharapkan dapat

memberikan pengaruh bagi penyelesaian berbagai penyelesaian bangsa selama masa

pemerintahan Orde Baru berkuasa, seperti kasus-kasus korupsi,nepotisme dan kolusi.

Berbagai kasus yang mengenai penyalahgunaan jabatan dan kekuasaan yang dilakukan

oleh elite-elite oleh polotik dan birokrasi Orde Baru diyakini merupakan salah satu factor

yang memperparah krisis ekonomi di Indonesia.

Public mengharapkan bahwa terjadinya reformasi,akan diikuti pula dengan perubahan

mendasar pada desain kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik yang

menyangkut dimensi kehidupan berpolitik,social,ekonomi, maupun kultur. Perubahan

struktur,kultur dan paradigm birokrasi dalam berhadapan dengan masyarakat menjadi

suatu yang mendesak untuk dilakukan mengingat birokrasi mempunyai kontribusi

terhadap terjadinya krisis multidimensional yang tengah terjadi sampai saat ini.

Persoalan birokrasi di Negara berkembang, seperti merajalelanya korupsi, pengaruh

kepentingan politik partisan, sistem Patron-client yang menjadi norma birokrasi sehingga

pola perekrutan lebih banyak berdasarkan hubungan personal daripada faktor kapabilitas,

serta birokrasi pemerintah yang digunakan oleh masyarakat sebagai tempat favorit untuk

mencari lapangan pekerjaan merupakan sebagian fenomena birokrasi yang terdapat di

banyak Negara yang berkembang termasuk Indonesia.

Beberapa kecendrungan birokrasi yang terjadi di era reformasi, adalah sebagai berikut :

a. Kecenderungan birokrasi untuk bermain politik pada masa reformasi. Keadaan ini

tampaknya belum sepenuhnya dapat dihilangkan dari kultur birokrasi di Indonesia.

Perkembangan birokrasi kontemporer memperlihatkan bahwa arogansi birokrasi

sering kali masih terjadi. Birokrasi yang seharusnya bersifat apolitis, dalam

kenyataannya masih saja dijadikan alat politik yang efektif bagi

(9)

b. Masih terdapat kecenderungan dari aparat yang kebetulan memperoleh kedudukan

atau jabatan strategis dalam birokrasi, terdorong untuk bermain dalam kekuasaan

dengan melakukan tindak KKN. Mentalitas dan budaya kekuasaan ternyata masih

melingkupi sebagian besar aparat birokrasi pada masa reformasi.

c. Kultur kekuasaan yang telah terbentuk semenjak masa birokrasi kerajaan dan kolonial

ternyata masih sulit untuk dilepaskan dari perilaku aparat atau pejabat birokrasi.

Masih kuatnya kultur birokrasi yang menempatkan pejabat birokrasi sebagai

penguasa dan masyarakat sebagai pengguna jasa sebagai pihak yang dikuasai,

bukannya sebagai pengguna jasa yang seharusnya dilayani dengan baik, telah

menyebabkan perilaku pejabat birokrasi menjadi bersikap acuh dan arogan terhadap

masyarakat. Dalam kondisi pelayanan yang sarat dengan nuansa kultur kekuasaan,

publik menjadi pihak yang paling dirugikan. Kultur kekuasaan dalam birokrasi yang

dominan membawa dampak pada terabaikannya fungsi dan kultur pelayanan birokrasi

sebagai abdi masyarakat. Pada tataran tersebut sebenarnya berbagai praktik

penyelewengan yang dilakukan oleh birokrasi terjadi tanpa dapat dicegah secara

efektif.

d. Penyelewengan yang dilakukan birokrasi terhadap masyarakat pengguna jasa

menjadikan masyarakat sebagai objek pelayanan yang dapat dieksploitasi untuk

kepentingan pribadi pejabat ataupun aparat birokrasi.

e. Inefisiensi kinerja birokrasi dalam penyelengaraan kegiatan pemerintahan dan

pelayanan publik masih tetap terjadi pada masa reformasi. Birokrasi sipil termasuk

salah satu sumber terjadinya inefisiensi pemerintahan. Inefisiensi kegiatan

pemerintahan dan pelayanan publik terlihat dari masih sering terjadinya kelambanan

dan kebocoran anggaran pemerintah. Jumlah aparat birokrasi sipil yang terlampau

besar merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap inefisiensi

pelayanan birokrasi. Lambannya kinerja pelayanan birokrasi dimanifestasikan pada

lamanya penyelesaian urusan dari masyarakat yang membutuhkan prosedur perizinan

(10)

f. Sebagian besar aparat birokrasi masih memiliki anggapan bahwa eksistensinya tidak

ditentukan oleh masyarakat dalam kapasitasnya sebagai pengguna jasa. Persepsi yang

masih dipegang kuat aparat birokrasi adalah prinsip bahwa gaji yang diterima selama

ini bukan dari masyarakat tetapi dari pemerintah sehingga konstruksi nilai yang

tertanam dalam birokrasi yang sangat independen terhadap publik tersebut

menjadikan birokrasi memiliki anggapan bahwa masayarakat-lah yang membutuhkan

birokrasi, bukan sebaliknya.

g. Kontraproduktif dalam birokrasi tersebut sangat berpotensi untuk terjadinya

penularan ke seluruh jaringan birokrasi pemerintah baik Pusat maupun Daerah, baik

di kalangan pejabat tinggi maupun di kalangan aparat bawah. Masih belum efektifnya

penegakkan hukum dan kontrol publik terhadap birokrasi, menyebabkan berbagai

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi seperti

kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, aparatur,

pengawasan dan pelayanan publik, yang dilakukan secara sadar untuk memposisikan diri

(birokrasi) kembali, dalam rangka menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan yang

dinamis. Menurut Grand design reformasi birokrasi Indonesia 2025 maka tujuan dari

pelaksanaan reformasi birokrasi adalah untuk mewujudkan birokrasi yang akuntabel,

efisien, efektif yang didukung oleh SDM berkualitas.

Kondisi birokrasi di era reformasi pun belum bisa dikatakan baik, karena masih banyak

ditemukan birokrat yang arogan dan menganggap rakyatlah yang membutuhkannya,

praktik KKN yang masih banyak terjadi, dan mentalitas birokrat yang masih jauh dari

harapan. Untuk melaksanakan fungsi birokrasi secara tepat, cepat, dan konsisten guna

mewujudkan birokrasi yang akuntabel dan baik, maka pemerintah telah merumuskan

sebuah peraturan untuk menjadi landasan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di

Indonesia, yaitu peraturan nomor 80 tahun 2011 tentang Grand Design Reformasi

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Thoha, Miftah. 2008. Reformasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi. Jakarta: Prenada Media

Group

Buku 5: Kriteria Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi Indonesia. 2011. KEMENPAN RB

Peraturan Presiden RI nomor 80 tahun 2011 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

Indonesia 2010-2025.

Gambar

Tabel 1 : Area tujuan reformasi birokrasi

Referensi

Dokumen terkait

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis data model interaktif Miles dan Huberman (2015:12). Langkah- langkah analisis data yaitu pengumpulan

Dilihat dari aspek penyediaan RTH untuk tingkat RW dan tingkat RT berdasarkan hasil survei didapatkan, selain RW dan RT yang ditempati RTH tingkat kelurahan di Kelurahan

Setelah penulis melakukan survei pada PT SARI Teknologi para calon pelanggan akan mengalami banyak kesulitan seperti, untuk memesan produk konsumen dapat langsung

Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen. baik konsumen tegangan rendah (TR)

Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan berbalik ke arah timur untuk kembali menuju Desa Tokawi, lalu menuju ke Desa Pakis dan menetap di Dusun Sobo selama 98 hari

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Apabila sub tema terdiri dari satu ayat dan ayatnya cukup panjang, maka digunakan pupuh yang jumlah barisnya lebih banyak, yang dalam pola berurutan K-S-A-D pupuh yang jumlah

Yang pertama akan disajikan adalah gambaran deskriptif tentang ketiga konstruk yang akan dianalisis dalam model prestasi belajar, yaitu self efficacy, attitude, dan