• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PESERTA DIDIK Makalah ini di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERENCANAAN PESERTA DIDIK Makalah ini di"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PESERTA DIDIK

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen peserta didik Di susun Oleh:

KELOMPOK .3

ANTO FITRA SABARIAH

UNIT/PRODI : A/ MPI

Dosen Pengampu: NURMALINA, M.Pd

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

GAJAH PUTIH TAKENGON ACEH TENGAH, ACEH

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kehadirat Allah Swt. Atas berkat dan karunianya sehingga kita dalam keadaan sehat, salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.

makalah ini saya buat dalam rangka menyelesaikan tugas, yang berjudul manajemen perencanaan peserta didik. Didalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwasannya isi dari makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Takengon, 12 november 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...i

Daftar Isi ...ii

BAB I : PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Masalah...1

BAB II : PEMBAHASAN...2

A. Kedudukan Hadis...2

B. Fungsi hadis terhadap Al-Qur’an...2

BAB III : PENUTUP...6

A. Kesimpulan...6

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam materi ini, membahas tentang kedudukan hadis dalam ajaran islam, Seluruh umat islam, tanpa kecuali, telah sepakat bahwa hadist merupakan salah satu sumber ajaran islam. Ia menempati kedudukan nya yang sangat penting setelah Al-Qur’an. Kewajiban mengikuti hadist bagi umat islam sama wajibnya dengan mengikuti Al-Qur’an. Hal ini karena hadist merupakan mubayyin terhadap Al-Qur’an. Tanpa memahami dan menguasai hadis, siapa pun tidak akan bisa memahami Al-Qur’an. Sebaliknya, siapa pun tidak akan bisa memahami hadis tanpa memahami Al-Qur’an, karena Al-Qur’an merupakan dasar hukum pertama, yang didalam nya berisi garis besar syariat, dan hadis merupakan hukum kedua , yang didalamnya berisi penjabaran dan penjelasan Al-Qur’an, dengan demikian, antara hadis dan Al-Qur’an memiliki kaitan yang sangat erat, yang satu sama lain tidak bisa dipisah-pisahkan atau berjalan sendiri sendiri.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah kedudukan hadis dalam ajaran islam ?

2. Apa fungsi hadis terhadap Al-Qur’an?

(5)

3. Untuk mengetahui kedudukan hadis dalam ajaran islam 4. Untuk mengetahui fungsi hadis terhadap Al-Qur’an

PERENCANAAN PESERTA DIDIK A. Teknik ramalan

 Analisis trend yaitu yang dimulakan dengan kajian perancangan sumber manusia keatas

organisasinya sendiri berdasarkan pengalaman. Perlu untuk menganalisis jumlah sumber manusia mengikut unit atau jabatan contohnya kenaikan sumber manusia dalam jabatan tertentu mungkin menyebabkan kekurangan pula dalam jabatan yang lain.

 Analisis regresi linear

Merupakan teknik kuantitatif dan statistik berdasarkan perkaitan Antara Dua variabel contohnya jika perkaitan dapat diadakan antara jujurual dan volum jualan, maka ramalan jualan masa hadapan akan diasaskan kepada jumlah jurujualnya.

 Analisis berdasarkan pengalaman

Yang juga dikenali sebagai kaedah. Hanya dimulakan dengan perbincangan berkumpulan pengurusan yang mendiskusikan keperluan sumber manusia mengikut tanggapan dan ramalan. Ramalan dan tanggapan masing-masing akan dimaklumkan untuk mencari persamaan dan perbedaan.

B. Jenis perencanaan

Dalam setiap organisasi rencana disusun sejalan dengan struktur organisasinya. Pada setiap jenjang, rencana mempunyai fungsi ganda

1. Rencana strategik, yang di susun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi

2. Rencana oprasional, yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana stratetegik dilaksanakan.

 Rencana oprasional

Rencana operasional terdiri atas bentuk yaitu; 1. Rencana sekali pakai (single use plan)

Yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai

2. Rencana permanen (standing plans)

(6)

C. Model-model perencanaan pendidikan 1. model perencanaan komperehensif

model ini trutama digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam system pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesipik kearah tujuan-tujuan yang lebih luas.

2. Model target setting

model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam persiapan-nya dikenal:

 Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk

 Model untuk memproyeksikan enrollmen (jumlah siswa terdaftar) sekolah.

 Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja 3. Model costing dan keefektipan biaya

Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek- proyek dalam kriteria efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang paling fleksibel dan dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi alternatif penanggulangan masalah yang dihadapi.

Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dan dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu. 4. Model PPBS (planning, programming, budgeting system)

Bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan dipandang sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu sama lain-nya. PPBS merupakan suatu proses yang komperhensif untuk pengambilan keputusan yang lebih epektif.

5. Menuju otonomi pada tingkat sekolah-sekolah

Untuk sampai pada kemampuan untuk mengurus dan mengatur penyelenggaraan pendidikan disetiap satuan pendidikan, diperlukan program yang sistematis dengan melakukan “capacity building” program ini bertujuan untuk untuk meningkatkan kemampuan setiap satuan pendidikan secara berkelanjutan baik untuk melaksanakan peran-peran manajmen pendidikan maupun peran-peran pembelajaran, sesuai dengan butir-butir yang disebut diatas. Namun, kegiatan “capacity building” tersebut perlu dilakukan secara sistematis melalui tahapan, sehingga menjadi proses yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga arahnya menjadi jelas dan terukur.

(7)

atau tahap perkembangan yang setara. Capaty building dilakukan untuk

meningkatkan suatu kelompok satuan pendidikan pada tahap perkembangan tertentu ketahap berikutnya.

pra-formal

satuan-satuan pendidikan yang termasuk kedalam kelompok ini adalah yang belum memenuhi standar teknis yaitu belum dapat memiliki sumber-sumber pendidikan (misalnya guru, prasarana, sarana pendidikan) yang memadai untuk menyelenggarakan penyelenggaraan pelayanan pendidikan secara minimal.

1. Tahap formalitas

Mereka yang sudah memiliki sumber-sumber pendidikan yang memadai secara minimal.pendidikan ini sudah mencapai starnarteknis secara minimal, seperti dalam jumlah dan kualifikasi guru, jumlah dan kualitas ruang kelas, jumlah dan kualitas buku pelajaran serta jumlah dan kualitas fasilitas pendidikan lain-nya.

2. Transisional

Yang sudah mampu memberikan pelayanan minimal pendidikan yang bermutu, seperti kemampuan mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara optimal, Meningkatnya kreativitas guru, pendayagunaan perpustakaan sekolah secara optimal, kemampuan untuk menambah anggaran dan dukungan fasilitas pendidikan dari sumber masyarakat.

3. Otonomi

Tahap penyelesaian menuju frofesionalisasi satuan pendidikan menuju pelayanan pendidikan yang bermutu. Jika sudah mencapai tahap otonomi, setiap satuan pendidikan sudah mampu memberikan pelayanan diatas SPM sekolah (standar kompetensi minimum) dan akan bertanggung jawab terhadap klien pendidikan lain-nya.

D. Pengelolaan Pendidikan Pada Tingkat Sekolahs

(8)

1. Menetapkan visi, misi, strategi, tujuan, logo, dan tata tertib sekolah. Urusan ini amat penting sebagai modal dasar yang harus dimilii sekolah.

2. Memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa baru sesuai dengan ruang kelas yang tersedia , fasilitas yang ada, jumlah guru, dan tenaga administrative, yang dimiliki. Berdasarkan sumber daya pendukung yang dimilikinya, sekolah bertanggung jawab harus dapat menentukan sendiri jumlah siswa yang akan diteriama, syarat siswa yang akan diterima, dan persyaratan lain yang terkait.

3. Menetapkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang akan di adakan dan dilaksanakan oleh sekolah. Dalam hal ini, dengan mempertimbangkan kepentingan daerah dan masa depan lulusanya, sekolah perlu diberikan kewenangan untuk

melaksanakan kurikulum nasional dengan kemungkinan menambah atau mengurangi muatan kurikulum dengan meminta pertimbangan kepada komite sekolah

4. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk buku pelajarandapat diberikan kepada sekolah, dengan memperhatikan standar dan ketentuan yang ada. Misalnya, buku murid tak seenaknya diganti sertiap tahun oleh sekolah, atau buku murid yang akan dibeli oleh sekolah.

5. Penghapusan barang dan jasa dapat dilaksanakan sendiri oleh sekolah, dengan mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah, provinsi, dan kabupaten. 6. Proses pengajaran dan pembelajaran ini merupakan kewenangan frofesional sejati

yang dimiliki oleh lembaga pendidikan sekolah. Kepala sekolah dan guru secara bersama-sama merancang proses pengajaran dan pembelajaran yang kemungkinan peserta didik dapat belajar dengan lancer dan berhasil.

7. Urusan teknis edukatif yang lain sejalan dengan konsef manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah merupakan urusan yang sejak awal harus menjadi tanggung jawab dan kewenangan setiap satuan pendidikan.

E. Pemberdayaan komite sekolah dewan dan pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat Rohiat (2008:47) mengartikan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih

Manajemen Bebasis Sekolah (MBS) sebagai model pengelolaan sekolah yang memberi kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kepala sekolah, mendorong

Manajemen Bebasis Sekolah (MBS) sebagai model pengelolaan sekolah yang memberi kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kepala sekolah, mendorong partisipasi

sebagai berikut: Tanggung jawab manajemen Implementasi Sistem Manjemen Mutu Peningkatan kinerja karyawan OPC Jahit (OUTPUT) Peninjauan kesesuaian implementasi

Dalam menerapkan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 diperlukan suatu perencanaan yang baik.. Perencanaan yang baik merupakan awal keberhasilan dalam menjalankan

manajemen berbasis sekolah dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah), memberikan

Manajemen Berbasis Sekolah pada hakikatnya juga merupakan model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kepala

berprestasi melalui kegiatan pengembangan diri. Kegiatan pembinaan peserta didik menjadi tanggung jawab semua tenaga kependidikan terutama guru, karena guru merupakan sosok