• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fase Perkembangan Budaya bagi Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fase Perkembangan Budaya bagi Manusia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fase Perkembangan Budaya Manusia

Posted by ilham irwansyah Sunday, May 19, 2013 0 comments

Membicarakan tentang budaya tidak lepas dari pembahasan arkeologi, saling berkaitan satu sama lain. Para arkeologi atau prasejarah berusaha tidak hanya untuk merekonstruksi atau menyusun kembali cara hidup sehari-hari dan adat istiadat dari bangsa-bangsa masa prasejarah, tetapi juga menulusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterangan tentang kemungkinan sebab dari perubahan-perubahan kebudayaan itu. Pokok perhatiannya sama dengan perhatian seorang ahli sejarah , tetapi ia menulusuri masa lalu yang lebih jauh . seorang ahli sejarah hanya mempelajari kebudayaan yang mempunyai catat-catatan tertulis, dan dengan demikian membatasi diri pada 5.000 tahun terakhir dari sejarah manusia. Untuk semua kebudayaan yang telah berlalu dan yang tidak pernah memiliki tulisan, didalamnya termasuk banyak kebudayaan yang hidup dalam 5.000 tahun terakhir ini, seorang ahli arkeologi bertindak sebagai seorang ahli sejarah. Karena catatan-catatan tertulis untuk penelitian tidak ada , maka ia terpaksa menyusun kembali sejarah berdasarkan sisa-sisa kebudayaan manusia yang didapatinya. Ada sisa budaya semegah kuil-kuil Maya, yang ditemukan di Chichen Itza di Yucatan, Meksiko, tetapi lebih sering berupa sisa budaya sederhana saja seperti pecahan dari tembikar, alat-alat dari batu dan bahkan timbunan-timbunan sampah. Sisa seprti ini memungkinkan seorang ahli prasejarah, untuk menciptakan kembali satu sejarah untuk masyarakat-masyarakat manusia yang tidak meninggalkan catatan lain. Seorang ahli prasejarah bekerja di berbagai daerah di dunia, karena sisa-sisa dari kebudayaan zaman dulu telah ditemukan disemua benua. Satu tempat yang kaya dengan data-data zaman prasejarah adalah Prancis, di mana kebudayaan Neandertal meninggalkan catatan-catatan luar biasa di dinding-dinding gua dan di dalam tanah. Penggalian dekat Les Eyzies menghasilkan catatan dari orang-orang yang hidup 17.000-12.000 tahun yang lalu, yaitu bangsa Magdalen. Dari lukisan-lukisan di gua dan dari sejumlah alat-alat beraneka macam yang diperoleh dari penggalian-penggalian di sekeliling gua-gua, ahli-ahli prasejarah menarik kesimpulan bahwa bangsa Magdalen pada mulanya merupakan orang-orang yang stabil dan makmur.

(2)

daerah-daerah yang tinggi di Timur Tengah menunjukkan tanda-tanda pertama dari pemeliharaan tumbuh-tumbuhan dan penjinakan hewan dan apa sebabnya kota-kota di Timur Tengah pertama-tama timbul di lembah-lembah sungai yang setengah kering yang sekarang disebut Irak. Ringkasnya, ahli-ahli arkeologi harus menyusun kembali apa yang terjadi pada masa prasejarah sebelum mereka dapat mencoba memahami apa sebabnya perubahan itu terjadi.

A. BUDAYA

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

B. Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya. Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh

rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

C. Fase Perkembangan Budaya Manusia

(3)

logam.

1. ZAMAN BATU

Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah yang luas, ketika manusia menciptakan alat dari batu karena tak memiliki teknologi yang lebih baik. Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu terutama flint dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Zaman Batu sekarang dipilah lagi menjadi masa Paleolitikum, Mesolitikum,megalithikum dan Neolitikum, yang masing-masing dipilah-pilah lagi lebih jauh.

a. Zaman Palaeolitikum

Zaman batu tua (palaeolitikum), Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus. Dalam bahasa Inggris Paleolithic atau Palaeolithic, dalam bahasa yunani palaios yang berarti purba dan lithos yang berarti batu adalah zaman yang bermula kira-kira 50.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Periode zaman ini adalah antara tahun

50.000 SM - 10.000 SM.

Pada zaman ini, manusia Peking dan manusia Jawa telah ada. Di Afrika, Eropa dan Asia, manusia Neanderthal telah hidup pada awal tahun 50.000 SM, manakala pada tahun 20 000 SM, manusia Cro-magnon sudah menguasai kebudayaan di Afrika Utara dan Eropa.

Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden atau berpindah-pindah dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan. Mereka memburu binatang, menangkap ikan dan mengambil hasil hutan sebagai makanan. Mereka tidak bercocok tanam. Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan memburu. Alat-alat ini juga digunakan untuk mempertahankan diri dari musuh. Mereka membuat pakaian dari kulit binatang. Selain itu, mereka juga pandai menggunakan api untuk memasak, memanaskan badan dan menakutkan binatang.

b. Zaman Mesolitikum

Pada Zaman batu tengah mesolitikum, alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens, yaitu ras Austromelanosoid (mayoritas) dan Mongoloid (minoritas). Mesolitikum dalam bahasa Yunani mesos yang berarti tengah, dan lithos yang berarti batu atau zaman batu pertengahan adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau zaman batu

tua dan Neolitik atau zaman batu muda.

Istilah ini diperkenalkan oleh John Lubbock dalam makalahnya "Jaman Prasejarah" dalam bahasa Inggris: Pre-historic Times yang diterbitkan pada tahun 1865. Namun istilah ini tidak terlalu sering digunakan sampai V. Gordon Childe mempopulerkannya dalam bukunya The

(4)

c. Zaman Megalitikum

Megalit adalah batu besar yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalitik adalah struktur yang dibuat oleh batu besar. Megalit berasal dari kata dalam bahasa Yunani megas berarti besar, dan lithos berarti batu. Kebudayaan Megalitikum bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu hasil budaya yang timbul pada zaman Neolitikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Setiap bangunan yang diciptakan oleh masyarakat

tentu memiliki fungsi.

d. Zaman Neolitikum

Neolitik adalah fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar. Kebudayaan yang dihasilkan pada zaman ini adalah

peralatan dari batu yang sudah dihaluskan.

2. HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN BATU

a. Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)

Pada zaman ini alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh

alat-alat tsb adalah:

1. Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut

"Chopper" (alat penetak/pemotong).

2. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi.

3. Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk

mengupas makanan.

Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan dan Ngandong

b. Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)

Ciri zaman Mesolithikum :

1. Alat-alat pada zaman ini hampir sama dengan zaman Palaeolithikum.

(5)

1. Kapak genggam (peble)

2. Kapak pendek (hache Courte)

3. Pipisan (batu-batu penggiling)

4. Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah

Alat-alat di atas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Flores

Alat-alat Kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua-gua yang disebut "Abris Sous Roche

" Adapun alat-alat tersebut adalah :

1. Flaces (alat serpih) , yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk

mengupas makanan.

2. Ujung mata panah,

3. batu penggilingan (pipisan),

4. kapak,

5. alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.

Tiga bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu :

1. Peble-Culture (alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger

2. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)

3. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche

c. Neolithikum (Zaman BatuMuda)

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.

Contoh alat tersebut :

1. Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah.

2. Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya

diberi leher.

(6)

4. Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah),

5. Pakaian (dari kulit kayu)

6. Tembikar (periuk belanga)

d. Megalithikum (Zaman Batu Besar )

Hasil kebudayaan zaman Megalithikum adalah sebagai berikut :

1. Menhir , adalah tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk memperingati

arwah nenek moyang

2. Dolmen, adalah meja batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek

moyang, Adapula yang digunakan untuk kuburan

3. Sarchopagus atau keranda, bentuknya seperti lesung yang mempunyai tutup

4. Kubur batu/peti mati yang terbuat dari batu besar yang masing-masing papan batunya lepas

satu sama lain

5. Punden berundak-undak, bangunan tempat pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat

3. ZAMAN LOGAM

Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas.

a. Zaman tembaga

Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) tidak dikenal istilah zaman tembaga.

b. Zaman Perunggu

(7)

subsahara, Zaman Neolitikum langsung diikuti Zaman Besi.Sebagian besar perkakas perunggu yang tersisa adalah alat atau senjata, meskipun ada beberapa artefak ritual yang tersisa. Waktu dimulainya Zaman Perunggu berbeda-beda pada setiap kebudayaan.

c. Zaman Besi

Dalam arkeologi, Zaman Besi adalah suatu tahap perkembangan budaya manusia di mana penggunaan besi untuk pembuatan alat dan senjata sangat dominan. Penggunaan bahan baru ini, di dalam suatu masyarakat sering kali mencakup perubahan praktik pertanian, kepercayaan agama, dan gaya seni, walaupun hal ini tidak selalu terjadi. Zaman Besi adalah periode utama terakhir dalam sistem tiga zaman untuk mengklasifikasi masyarakat prasejarah, yang didahului oleh Zaman Perunggu. Waktu berlangsung dan konteks zaman ini berbeda, tergantung pada negara atau wilayah geografis. Secara klasik, Zaman Besi dianggap dimulai pada Zaman Kegelapan Yunani pada abad ke-12 SM dan Timur Tengah Kuno, abad ke-11 SM di India, dan antara abad ke-8 SM (Eropa Tengah) dan abad ke-6 SM (Eropa Utara) di Eropa. Zaman Besi dianggap berakhir dengan kebangkitan kebudayaan Hellenisme dan Kekaisaran Romawi, atau Zaman Pertengahan Awal untuk kasus Eropa Utara.Zaman Besi berhubungan dengan suatu tahap di mana produksi besi adalah salah satu bentuk paling rumit dari kerajinan logam. Kekerasan besi, titik lebur yang tinggi, dan sumber bijih besi yang melimpah, membuat besi lebih dipilih dan murah dari pada perunggu, yang memengaruhi dipilihnya besi sebagai logam yang paling umum digunakan. Karena kerajinan besi diperkenalkan secara langsung ke Amerika dan Australasia oleh kolonisasi Eropa, daerah-daerah tersebut tidak pernah mengalami Zaman Besi.

4. HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN LOGAM

Dengan berkembangnya tingkat berpikir manusia, maka manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam yaitu perunggu dan besi untuk membuat alat-alat yang diperlukan.

dengan adanya migrasi bangsa Deutro Melayu/Melayu muda ke Indonesia maka masyarakat prasejarah Indonesia mengenal logam perunggu dan besi secara bersamaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kebudayaan logam yang dikenal di Indonesia berasal dari Dongson, nama kota kuno di Tonkin yang menjadi pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara. Karena itu kebudayaan perunggu di Indonesia disebut juga dengan Kebudayaan Dongson.

Munculnya kepandaian mempergunakan bahan logam, tentu dikuti dengan kemahiran teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul-pukul atau dipecah seperti batu untuk mendapatkan alat yang dikehendaki, melainkan harus dilebur terlebih dahulu baru

kemudian dicetak.

Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah terdiri dari 2 cara yaitu:

1. Teknik a cire perdue

(8)

dari lilin maka ditutup dengan menggunakan tanah, dan dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu, dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang dikehendaki.

2. Teknik bivalve

Caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka, sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut

terbuat dari batu ataupun kayu.

Dari penjelasan di atas, diskusikanlah bersama teman-teman Anda untuk menentukan diantara 2 teknik tersebut yang lain lebih efektif dan efisien, dan kemukakan alasannya. Hasil diskusi Anda, dapat Anda tunjukkan pada Guru Bina! Untuk selanjutnya hasil terpenting kebudayaan logam/perunggu di Indonesia akan disajikan pada uraian materi berikut ini.

A. Kapak Corong

Pada dasarnya bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong. Corong tersebut dipakai untuk tempat tangkai

kayu .

Kapak corong disebut juga kapak sepatu, karena seolah-olah kapak disamakan dengan sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki. Pada dasarnya bentuk kapak corong sangat beragam jenisnya, salah satunya ada yang panjang satu sisinya yang disebut dengan candrosa yang bentuknya sangat indah dan dilengkapi dengan hiasan.

Kalau dilihat dari bentuknya, tentu candrosa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/ pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tAnda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan. Daerah penyebaran kapak corong di Indonesia adalah Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, pulau

Selayar serta Irian dekat Danau Sentani.

B. Nekara

Nekara dapat juga disebut Genderang Nobat atau Genderang Ketel, karena bentuknya semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu yang berpinggang dibagian tengahnya, dan sisi atasnya tertutup. Bagi masyarakat prasejarah, nekara dianggap sesuatu yang suci. Dari pernyataan tersebut, tentunya Anda bertanya mengapa nekara dianggap suci?

Di daerah asalnya Dongson, pemilikan nekara merupakan simbol status, sehingga apabila pemilikya meninggal, maka dibuatlah nekara tiruan yang kecil yang dipakai sebagai bekal kubur.

Sedangkan di Indonesia nekara hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja antara lain ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang, dipakai sebagai genderang perang dan

(9)

Daerah penemuan Nekara di Indonesia antara lain, pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau Selayar. Di antara nekara-nekara yang ditemukan di Indonesia, biasanya beraneka ragam sehingga melalui hiasan-hiasan tersebut dapat diketahui gambaran kehidupan dan kebudayaan yang ada pada masyarakat prasejarah. Pada umunya nekara yang ditemukan di Indonesia ukurannya besar-besar, contoh nekara yang ditemukan di desa Intaran daerah Pejeng Bali, memiliki ketinggian 1,86 meter dengan garis tengahnya 1,60 meter, nekara tersebut dianggap suci, sehingga ditempatkan di Pure Penataran Sasih. Dalam bahasa bali sasih artinya bulan, maka nekara tersebut dinamakan nekara Bulan Pejeng. Nekara yang ditemukan di pulau Alor selain bentuknya kecil juga ramping, disebut dengan Moko. Fungsi Moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai

mas kawin atau jujur.

Nekara yang ditemukan di Indonesia tidak semua berasal dari daratan Asia, tetapiada pula yang berasal dari Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan cetakan nekara yang terbuat dari batu di desa Manuaba, Bali. Dan cetakan tersebut kini disimpan di dalam pure desa tersebut. Setelah pembahasan tentang kapak dan nekara, mudah-mudahan konsep pemahaman Anda tentang sejarah sebagai sebuah ilmu tentang waktu semakin jelas. Karena apa yang dihasilkan oleh masyarakat terus mengalami perkembangan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Hal ini dapat Anda ketahui melalui hasil-hasil budaya perunggu yang akan

disajikan pada materi berikut ini.

C. Arca perunggu

Referensi

Dokumen terkait

tempat asal pegawai (tentunya dengan memperhatikan beban kerja, waktu serta ketersediaan anggaran pada masing-masing unit kerjal kantor) yang ditunjukan dengan

Hal ini dapat dilihat dari bermunculannya berbagai program acara televisi khususnya pertunjukan musik dangdut yang lebih berorientasi untuk meraih audiens sebanyak-banyaknya,

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan tersebut keberadaan Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Kehutanan) diperlukan untuk

Apabila telah didapatkan daerah genangan, maka kemudian dapat diekplorasi lebih lanjut mengenai resiko banjir yang akan terjadi seperti beberapa banyak rumah atau bangunan

Berdasarkan tabel uji F diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA atau dapat

SNP g.125550A>T gen FTO bersifat polimorfik pada bangsa sapi potong Indonesia yang terdiri atas: sapi madura, sapi pesisir, sapi katingan, sapi PO, sapi pasundan,